Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Di susun Oleh :

1. Atika Mayasari
2. Cahyo Sulaksono
3. Desvia Ramdani
4. Ditawati Putriani D
5. Eva Elya Fauziyah
6. Frieska Pusparini
7. Harun Bagus P
8. Indah Setyawati
9. Khoirunnisa’
10. Rohmatul Aimah
11. Yoga Dzaky M
Kelas : 3B S1 Keperawatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

JL GANESHA 01 PURWOSARI KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien


bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan
oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman
Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007).

Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi
syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu
gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007).

Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
orientasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2006)

I.2 RUMUSAN MASALAH

a. apa pengertian, indikasi dan kontraindikasi dari TAK?


b. apa tujuan TAK?

c. apa manfaat TAK?

d. apa macam-macam TUK?

e. apa tahapan TUK?

f. apa peran dan tugas perawat dalam TUK?

I.3 TUJUAN

a. Untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi dari TAK

b. Untuk mengetahui tujuan TAK

c. Untuk mengetahui manfaat TAK

d.Untuk mengetahui macam-macam TUK


e. Untuk mengetahui tahapan TUK

f. Untuk mengetahui peran dan tugas perawat dalam TUK


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN, INDIKASI, DAN KONTRAINDIKASI

A. PENGERTIAN

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan
(Kelliat, 2005)

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien


bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan
oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Sedangkan pengertian TAK orientas realitas
menurut Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan
klien terhadap situasi nyata (realitas).

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien


bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan
oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman
Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007).

B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997)
adalah :

1) Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok
kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak
terkontrol, mudah bosan.

2) Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas kelompok
antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah,
agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan
tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.

3) Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan


pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis klien
dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman relatif setara,
sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan problem yang sama.
II.2 TUJUAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

Depkes RI mengemukakan tujuan terapi aktivitas kelompok secara rinci sebagai


berikut:

a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman
dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
2. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,
berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan ortang lain.
3. Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
prilaku defensif yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak karena
merasa diri tidak berharga atau ditolak.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
fungsi kognitif dan afektif.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi
diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
2. Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada waktu
bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh
anggota kelompok lainnya.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari,
terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang
memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.

II.3 MANFAAT TAK

Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat yaitu :

a. Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Membentuk sosialisasi
3. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan
terhadap stress) dan adaptasi.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
kognitif dan afektif.

b. Khusus
1. Meningkatkan identitas diri.
2. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
4. Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan
sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang
masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.

II.4 MACAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu :

a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004). Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi dengan
karakteristik: pasien dengan gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri dengan
realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi
verbal (Yosep, 2007).

Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Sementara, tujuan khususnya: pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan
kepadanya dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami (Darsana, 2007).

Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan, khususnya untuk pasien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam empat sesi yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu :
1) Sesi pertama : mengenal halusinasi
2) Sesi kedua : mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi
3) Sesi ketiga : menyusun jadwal kegiatan
4) Sesi keempat : cara minum obat yang benar

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori

TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubhan perilaku.

Bentuk stimulus :

1) Stimulus suara: musik


2) Stimulus visual: gambar
3) Stimulus gabungan visual dan suara: melihat televisi, video

Tujuan dari TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami :

1) Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.


2) Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
3) Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan

Jenis TAK yaitu :

1) TAK Stimulasi Suara


2) TAK Stimulasi Gambar
3) TAK Stimulasi Suara dan Gambar
c. Terapi aktivitas orientasi realita

Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu.

Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan
kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:

1) Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada


2) Klien mengenal waktu dengan tepat.
3) Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.

Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan
waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi,
dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan
waktu.

Tahapan kegiatan :

1) Sesi I : Orientasi Orang


2) Sesi II : Orientasi Tempat
3) Sesi III : Orientasi Waktu

II.5 TAHAPAN DALAM TAK

Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh


dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase
prakelompok; fase awal kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi
kelompok (Stuart & Laraia, 2001 dalam Cyber Nurse, 2009).

a. Fase Prakelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota,


kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan.
Menurut Dr. Wartono (1976) dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang
ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan
maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah :
sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak
terlalu berat (Yosep, 2007).

b. Fase Awal Kelompok


Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru.
Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu
orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965) dalam Stuart dan Laraia
(2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming, dannorming.

1) Tahap Orientasi

Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader


menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota.

2) Tahap Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi


ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok mengenali
penyebab konflik. Serta mencegah perilaku perilaku yang tidak produktif
(Purwaningsih & Karlina, 2009).

3) Tahap Kohesif

Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu
sama lain (Keliat, 2004).

c. Fase Kerja Kelompok

Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis
(Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas
dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep,
2007).

d. Fase Terminasi

Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok
akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat
bersifat sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).

II.6 PERAN DAN TUGAS PERAWAT DALAM TUK

Peran perawat jiwa profesional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada
penderita skizofrenia adalah :
a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok sebelum melaksanakan terapi
aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu harus membuat proposal. Proposal
tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok,
komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah
keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu
pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.

b. Tugas sebagai leader dan coleader

Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi


dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisnya
kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat
peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok

c. Tugas sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan.

d. Tugas sebagai observer

Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon penderita,


mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/ anggota kelompok
yang drop out.

e. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi

Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub kelompok,


kurangnya keterbukaan , resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota
kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis
kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.

f. Program antisipasi masalah

Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang


bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok.

Dari uraian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai fasilitator.
Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan dan
perubahan.

Menurut Stuart & Sundeen (1995), mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai leader/ co leader, sebagai observer dan
fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok.
BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

a. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001
dikutip dari Cyber Nurse, 2009).

b. Manfaat TAK yaitu: Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality


testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.

c. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,


berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan ortang lain.

d. Menanamkan harapan, sebagian diperantarai dengan menemukan yang lain yang


telah dapat maju dengan masalahnya, dan dengan dukungan emosional yang diberikan
oleh kelompok lainnya.

e. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok
kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak
terkontrol, mudah bosan.

f. Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan


keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga
stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi.

g. Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang


tingkat kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuik membuka diri dan tidak
menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri.

h. Tahapan TAK yaitu: fase prakelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok,
dan fase terminasi.

i. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004).
III.2 SARAN

a. Perawat harus memberikan rasa nyaman pada pasien.


b. Perawat harus membantu pasien dalam memenuhi aktifitas kebutuhan sehari-
hari.
c. Perawat harus memotivasi pasien agar pasien cepat sembuh dan tidak terpuruk
dengan penyakitnya
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, Wahyu & KarlinaIna. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta:


Nuha Medika.

KeliatB.A,2006.ProsesKeperawatanKesehatanJiwa.Edisi2.Jakarta.EGC.

Stuart,G.W.2007.BukuSakuKeperawatan.Jakarta:EGC

Yosep,Iyus.2007.KeperawatanJiwa.Bandung:ReflikaAditama.

Anda mungkin juga menyukai