Di susun Oleh :
1. Atika Mayasari
2. Cahyo Sulaksono
3. Desvia Ramdani
4. Ditawati Putriani D
5. Eva Elya Fauziyah
6. Frieska Pusparini
7. Harun Bagus P
8. Indah Setyawati
9. Khoirunnisa’
10. Rohmatul Aimah
11. Yoga Dzaky M
Kelas : 3B S1 Keperawatan
PENDAHULUAN
Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi
syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu
gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
orientasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2006)
I.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan
(Kelliat, 2005)
Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997)
adalah :
1) Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok
kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak
terkontrol, mudah bosan.
2) Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas kelompok
antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah,
agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan
tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman
dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
2. Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul,
berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan
terhadap pandapat maupun perasaan ortang lain.
3. Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan
prilaku defensif yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak karena
merasa diri tidak berharga atau ditolak.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
fungsi kognitif dan afektif.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi
diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
2. Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada waktu
bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh
anggota kelompok lainnya.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari,
terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang
memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.
a. Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Membentuk sosialisasi
3. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan
terhadap stress) dan adaptasi.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti
kognitif dan afektif.
b. Khusus
1. Meningkatkan identitas diri.
2. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
4. Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan
sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang
masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004). Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi dengan
karakteristik: pasien dengan gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri dengan
realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi
verbal (Yosep, 2007).
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Sementara, tujuan khususnya: pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan
kepadanya dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami (Darsana, 2007).
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan, khususnya untuk pasien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam empat sesi yang
tidak dapat dipisahkan, yaitu :
1) Sesi pertama : mengenal halusinasi
2) Sesi kedua : mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi
3) Sesi ketiga : menyusun jadwal kegiatan
4) Sesi keempat : cara minum obat yang benar
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubhan perilaku.
Bentuk stimulus :
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-orang di
sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di
sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan
kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan
waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi,
dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan
waktu.
Tahapan kegiatan :
a. Fase Prakelompok
1) Tahap Orientasi
2) Tahap Konflik
3) Tahap Kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu
sama lain (Keliat, 2004).
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis
(Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas
dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian (Yosep,
2007).
d. Fase Terminasi
Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok
akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat
bersifat sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).
Peran perawat jiwa profesional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada
penderita skizofrenia adalah :
a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok sebelum melaksanakan terapi
aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu harus membuat proposal. Proposal
tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok,
komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah
keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu
pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat
mengikuti jalannya kegiatan.
Dari uraian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai fasilitator.
Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan dan
perubahan.
Menurut Stuart & Sundeen (1995), mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai leader/ co leader, sebagai observer dan
fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
a. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001
dikutip dari Cyber Nurse, 2009).
e. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok
kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak
terkontrol, mudah bosan.
h. Tahapan TAK yaitu: fase prakelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok,
dan fase terminasi.
KeliatB.A,2006.ProsesKeperawatanKesehatanJiwa.Edisi2.Jakarta.EGC.
Stuart,G.W.2007.BukuSakuKeperawatan.Jakarta:EGC
Yosep,Iyus.2007.KeperawatanJiwa.Bandung:ReflikaAditama.