DOSEN PENGAMPU:
ULYARTI, S.TP., M.Sc.
Dr. Ir. LAVLINESIA, M.Si.
MURSYID, S.Gz., M.Si.
ASISTEN DOSEN :
DINI LINDA APRIYANTI (J1A116004)
PUTI NANDA NURUNNISA (J1A116039)
DISUSUN OLEH :
MARDIATUL ULYA (J1A117011)
IGA PANGESTIKA (J1A117012)
IKA NUR PATJRIAH (J1A117021)
FATIHA NIKMALIA (J1A117034)
MUHAMMAD TAUFIK HARAHAP (J1A117049)
R-001
SHIFT 1/KELOMPOK 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Evaluasi Biologis Komponen Pangan ini dengan sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. Kami berterima kasih kepada Ibu Ulyarti, S.TP.,
M.Sc., Ibu Dr. Ir. Lavlinesia, M.Si., dan Bapak Mursyid, S.Gz., M.Si., selaku
dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Biologis Komponen Pangan dan Asisten
Dosen Puti Nanda Nurunnisa dan Dini Linda Aryanti yang telah membantu kami
dalam proses praktikum berlangsung.
Kami sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya.Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat banyak sekali kekurangan.Untuk
itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Glukosa
2.1.1 Pegertian glukosa
Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh. Hormon yang
mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin dan glukagon yang berasal dari
pankreas. Insulin dibutuhkan untuk permeabilitas membran sel terhadap glukosa
dan untuk transportasi glukosa ke dalam sel. Glukosa merupakan salah satu
karbohidrat yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai sumber energi dan
merupakan bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah. Glukosa dapat
diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat (Marks, 1996).
Kadar glukosa dalam tubuh dapat meningkat apabila pankreas mengalami
gangguan dalam memproduksi insulin sehingga mengganggu kerja dari sistem
pankreas tersebut. Kadar glukosa darah dikatakan abnormal apabila terjadi
peningkatan ataupun penurunan dari nilai rujukan kadar glukosa. Nilai rujukan
pada glukosa darah sekitar 60 – 110 mg/dL (Widmman, 1995).
Penurunan kadar glukosa darah disebut dengan hipoglikemia yang terjadi
akibat tidak edekuatnya asupan makanan atau darah banyak mengandung insulin.
Peningkatan kadar glukosa darah disebut dengan hiperglikemia yang terjadi akibat
insulin yang beredar tidak mencukupi atau kekurangan insulin yang diproduksi
oleh pankreas. Nilai rujukan kadar gula darah dalam serum atau plasma adalah 70
- 110 mg/dL, gula 2 jam post prandial ≤140 mg/dL, dan gula darah sewaktu
adalah ≤110 mg/dL (Joyce, 2013).
2.1.2 Metabolisme Glukosa
Karbohidrat yang berada dalam makanan berupa polimer heksana yaitu
glukosa, galaktosa dan fruktosa masuk melalui dinding usus halus kedalam aliran
darah, kemudian fruktosa dan galaktosa akan diubah di dalam tubuh menjadi
glukosa. Glukosa tersebut merupakan hasil akhir dari pencernaandan dan
diabsorbsi secara keseluruhan menjadi karbohidrat. Kadar glukosa yang terdapat
di dalam darah bervariasi tergantung dari daya penyerapan. Peningkatan kadar
glukosa terjadi setelah makan dan penurunan kadar glukosa terjadi jika tidak ada
makanan yang masuk selama beberapa jam. Glukosa disimpan sebagai glikogen
di dalam hati oleh insulin yang merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh
pankreas. Apabila hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan maka gula
darah akan menumpuk pada sirkulasi darah sehingga glukosa pada darah akan
meningkat (Jan, 2001).
2.1.3 Sumber Glukosa Darah
Tubuh mendapatkan glukosa dari beberapa sumber, diantaranya adalah
Karbohidrat makanan. Sebagian besar karbohidrat yang terdapat dalam makanan
akan membentuk glukosa, galaktosa, dan fruktosa pada pencernaan. Zat–zat ini
kemudian diabsorbsi kedalam vena porta, galaktosa dan fruktosa diubah menjadi
glukosa di dalam hati (Irawan, 2007).
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa dalam dalah terdiri
dari : Makanan, Alkohol, Merokok, Obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa
darah diantaranya adalah obat dirutik, obat kartison dan tiazid. Trauma atau stress
dapat meningkatkan kadar glukosa darah, Olahraga dapat menurunkan kadar
glukosa darah dan juga mengurangi resistensi insulin sehingga kerja insulin
menjadi lebih baik dan mempercepat pengangkutan glukosa untuk masuk ke
dalam sel sebagai kebutuhan energi, Penundaan pemeriksaan dapat menurunkan
kadar glukosa darah dalam serum diakibatkan karena adanya aktifitas yang
dilakukan oleh sel darah (Tandra, 2008).
2.2 Karbohidrat
2.2.1 Pengertian karbohidrat
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur
utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan atom-atom
tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya,
sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur sederhana seperti
monosakarida dan disakarida dan dengan struktur kompleks atau polisakarida
seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa. Analisis kualitatif karbohidrat
umumnya didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-
produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai senyawa
organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan
hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat,
hidroklorat dan fosfat pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk
terurai yang berwarna. beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering
dilakukan adalah uji molish, uji seliwanof, uji antrone, dan uji fenol (Andarwulan
et al., 2011).
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang
mengandung atomkarbon, hidrogen dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan
oksigen dalamkomposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat
dibentuk dari beberapaasam amino dan sebagian dari gliserol lemak.Akan tetapi
sebagian besar karbohidratdiperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-
hariterutama sumber bahan makanyang berasal dari tumbuh-tumbuhan.Sumber
karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hatidan
karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan,karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto
sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil)
(Burhanuddin, 2012).
2.2.2 Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan jumlah molekul gula sederhana penyusunnya, karbohidrat
dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: monosakarida (1 molekul), disakarida (2
molekul), oligosakarida (3-10 molekul), dan polisakarida (> 10 molekul). Gula
sederhana penyusun karbohidrat umumnya adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa
(Lehninger, 1982).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis
karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana. Karbohidrat
kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul
(Almatsier, 2010).
2.3 Kentang
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai kentang merupakan
tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat menjalar.
Batangnya berbentuk segi empat, panjang bisa mencapai 50 – 120 cm dan tidak
berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan.
Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat halus. Selain
mempunyai organ-organ di atas, kentang juga mempunyai organ umbi. Umbi
tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini
merupakan tempat untuk menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa
dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang-
cabang baru. Kentang termasuk tanaman setahun yang ditanam untuk dipanen
umbinya. Umbi kentang merupakan ujung stolon yang membesar dan merupakan
organ penyimpanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi . Sebagai bahan
makanan, kentang banyak mengandung karbohidrat, sumber minerl (fosfor, besi,
dan kalium), mengandung vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6), vitamin C,
antosianin, dan sedikit vitamin A. Selain itu, kentang juga mengandung protein,
asam amino esensial, elemen-elemen mikro, Mg, dan lain sebagainya. Senyawa
antioksidan yang terdapat pada kentang yaitu antosianin, asam klorogenat, dan
asam askorbat (Hartus, 2001).
Berikut merupakan manfaat kentang untuk kesehatan menurut (Hartus,
2001);
a. Kaya akan serat, Oleh karena itu kentang disarankan sebagai menu alternatif
pengganti karbohidrat bagi mereka yang sedang berdiet.
b. Memerangi beberapa penyakit, karena kentang adalah sumber serat yang
baik, maka kentang juga dapat bermanfaat bagi sistem pencernaan Anda.
c. Kandungan vitamin B6 di dalamnya juga dapat membantu Anda melawan
gangguan saraf.
d. Baik untuk penderita diabetes, kandungan glukosa di dalamnya baik untuk
mengontrol kadar gula darah penderita diabetes.
e. Menyehatkan kulit, kentang mengandung vitamin C yang sangat baik untuk
tubuh anda terutama kulit.
f. Baik untuk kesehatan otak, kentang kaya akan zat besi dan tembaga yang
baik untuk kesehatan otak Anda.
g. Mengurangi peradangan, Jika anda rajin mengonsumsi kentang, maka dapat
mencegah sistem pencernaan Anda dari peradangan dan juga dapat terhindar
dari sakit usus.
2.4 Gula Pasir
Indonesia memiliki bermacam- macam jenis gula yaitu gula merah, gula
aren,gula batu, gula pasir dan masih banyak lagi. Secara khusus gula pasir atau
gula putih, keberadaannya sudah merupakan sesuatu hal yang sangat dekat dengan
kehidupan kita, mengingat gula pasir atau gula putih banyak dipakai dalam
berbagai makanan seperti kue, permen, nasi, biskuit atau beberapa minuman.
Banyak orang terkecoh dengan mengira wama putih pada gula lebih baik. Gula
putih berasal dari tebu (Saccharum offlcinale) yang berasal dari famili Poaceae
dan juga tanaman (Beta vulgaris) atau umbi-umbian. Gula Pasir termasuk dalam
disakarida sukrosa yang dapat menyebabkan transport gula pada darah. pada gula
pasirindeks glikemik-nya sebesar 58 (Andarwulan, 2011).
Dalam penuaan,konsumsi gula berlebihan menyebabkan kandungan gula
dalam darah meningkat, sehingga terjadi sejumlah reaksi kimia yang
rnengakibatkan peradangan. Awalnya gula darah akan bereaksidengan mineral
dalam tubuh, seperti zat besidan tembaga, dimana menghasilkan radikal bebas
yang kemudian akan menyerang selaput lemak gel. Akibatnya, tirnbu1 aliran zat
kimiawi penyebab peradangan sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih parah
dan mempercepat penuaan. Membanjirnya gula dalam darah dapat mengakibatkan
kolagen (satu protein yang menyusun tubuh manusia yang bersifat lekat) pada
kulit jadi saling silang, sehingga memicu tirnbulnya kerutan, kulit kendur, dan
memudamya wama kulit. Molekul gula dapat pula mengikatkan dirinya pada
serat-serat kolagen. Ini dapat menimbulkan serangkaian reaksi kimia spontan.
Reaksi ini akan berujung pada pembentukan dan akumulasi ikatan saling. silang
antara molekul koIagen. Saling silang yang terjadi pada kolagen ini menyebabkan
hilangnya elastisitas kulit (Tsujii, 2004).
2.5 Ubi Jalar
Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu umbi penting di seluruh
dunia dengan produksi lebih dari 133 juta ton, dikonsumsi oleh berjuta manusia,
serta termasuk ke dalam tujuh tumbuhan penting sumber karbohidrat setelah
gandum, beras, jagung, kentang, barley dan singkong (Waramboi dkk, 2011).
Ubi jalar sebagai sumber makanan pokok contohnya di Jaya Wijaya Irian
Jaya dan di daerah lainnya sebagai makanan camilan. Selain karbohidrat sebagai
kandungan utamanya, ubi jalar mengandung vitamin, mineral, fitokimia
(antioksidan : β-karoten, Antosianin) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).
Selain sebagai bahan pangan, ubi jalar sangat potensial digunakan sebagai bahan
pembuatan tepung, pati dan pangan fungsional (Hidayat, 2007).
Kandungan amilosa ubi jalar berkisar antara 20 persen sampai 33 persen.
Kebanyakan varietas ubi jalar mempunyai kandungan pati di bawah 30 persen,
ukuran, bentuk granula,struktur, perbandingan amilosa amilopektin dan tingkatan
crystallinity mempengaruhi sifat fungsional dari pati. Karakteristik pati pada
bahan makanan akan mempengaruhi sifat fungsional seperti swelling,
gelatinisation, pasting properties, retrogradasi, digestibility dan suitability untuk
proses (Waramboi dkk, 2011)
Sebagian besar karbohidrat pada pati ubi jalar terdapat dalam bentuk pati.
Komponen lain selain pati adalah serat pangan dari beberapa jenis gula yang
bersifat larut seperti maltosa, sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Sukrosa merupakan
gula yang banyak terdapat dalam ubi jalar. Total gula dalam ubi jalar berkisar
antara 0,38% hingga 5,64% dalam berat basah. Kandungan gula dalam ubi jalar
yang telah dimasak jumlahnya meningkat bila dibandingkan jumlah gula pada ubi
jalar mentah. Selain karbohidrat, ubi jalar juga mengandung lemak, protein, dan
betakaroten (Sulistiyo, 2006).
Tabel 1. Kompoosisi Kimia Ubi Jalar
Komposisi Jumlah
Ubi jalar putih Ubi jalar merah Ubi jalar kuning
Kalori (kal) 123,0 123,0 136,0
Protein (g) 1,8 1,8 1,1
Lemak (g) 0,7 0,7 0,4
Karbohidrat (g) 27,9 27,9 32,3
Kalsium (mg) 30,0 30,0 57,0
Fosfor (mg) 49,0 49,0 52,0
Zat Besi (mg) 0,7 0,7 0,7
Natrium (mg) - - 5,0
Kalium (mg) - - 393,0
Niacin (mg) - - 0,6
Vitamin A (SI) 60,0 7700,0 900,0
Vitamin B1 (mg) 0,90 0,90 0,10
Vitamin C (mg) 22,0 22,0 35,0
Air (g) 68,5 68,5 -
Serat Kasar (g) 0,9 1,2 1,4
Abu (g) 0,4 0,2 0,3
Kadar Gula (g) 0,4 0,4 0,3
Bagian Dapat
dimakan (%)
Sumber : (a). Direktorat Gizi Depkes RI, 1981
(b). Suismono, 1995
2.6 Indeks Glikemiks
2.6.1 Pengertian dan Konsep Indeks Glikemik
IG memberikan cara yang lebih mudah dan efektif dalam mengendalikan
fluktuasi kadar glukosa darah. Indeks glikemik pangan merupakan tingkatan
pangan menurut efeknya terhadap kadar gula darah. Pangan yang menaikkan gula
darah dengan cepat, memiliki IG tinggi. Sebaliknya pangan yang menaikkan gula
darah dengan lambat, memiliki IG rendah. Sebagai pembanding, IG glukosa
murni ialah 100. IG beberapa bahan sumber karbohidrat disajikan pada Tabel 3
dan Tabel Pengenalan karbohidrat berdasarkan efeknya terhadap kadar gula darah
dan respon insulin, yaitu karbohidrat berdasarkan IG-nya, dapat digunakan
sebagai acuan dalam menentukan jumlah dan jenis pangan sumber karbohidrat
yang tepat untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan (Amalia, 2011).
Konsep IG pertama kali dikembangkan pada tahun 1981 oleh Dr. David
Jenkins, seorang Profesor Gizi pada Universitas Toronto, Kanada, untuk
membantu menentukan pangan yang paling baik bagi penderita diabet. Pada masa
itu, diet bagi penderita DM didasarkan pada sistem porsi karbohidrat. Konsep ini
menganggap semua pangan berkarbohidrat menghasilkan pengaruh yang sama
pada kadar gula darah. Jenkins, salah seorang peneliti yang pertama kali
mempertanyakan hal tersebut. Jenkins menguji IG berbagai jenis pangan (Wallett
et al, 2002).
Demikian pula, banyak orang yang merasa telah berusaha keras
menurunkan berat badan dengan cara mengurangi konsumsi makanan, rela
menahan lapar, tetapi hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Informasi IG pangan
dapat membantu penderita DM dalam memilih makanan yang tidak menaikkan
kadar gula darah secara drastis sehingga kadar gula darah dapat dikontrol pada
tingkat yang aman. Makanan yang mempunyai IG rendah membantu orang untuk
mengendalikan rasa lapar, selera makan dan kadar gula darah (Wallett et al,
2002).
Tabel 1. Indeks Glikemik Beberapa Pangan Sumber Karbohidrat
METODOLOGI
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengujian indeks glikemiks dengan sampel kentang rebus dan gula
pasir (shift 1)
Ika Nurpatjriah (Kentang Rebus) Firdinan Sawal (Gula Pasir)
Waktu Keterangan Waktu Keterangan
13.31 Pengambilan sampel darah 13.33 Pengambilan sampel darah
yaitu: 97 mg/dl yaitu: 95 mg/dl
13.32 Mulai makan kentang rebus 13.35 Mulai makan gula pasir
sebanyak 215 gram sebanyak 50,34 gram
13.44 Selesai makan 13.42 Selesai makan
+ +
19 15
menit menit
14.03 Pengambilan sampel darah 13.57 Pengambilan sampel darah
+ kadar gula darah yaitu: 123 + kadar gula darah yaitu: 136
15 mg/dl 15 mg/dl
menit menit
14.18 Pengambilan sampel darah 14.12 Pengambilan sampel darah
yaitu: 167mg/dl yaitu: 142 mg/dl
14.33 Pengambilan sampel darah 14.27 Pengambilan sampel darah
yaitu: 150 mg/dl yaitu: 156 mg/dl
14.48 Pengambilan sampel darah 14.42 Pengambilan sampel darah
yaitu: 124mg/dl yaitu: 143 mg/ dl
Tabel 2. Hasil pengujian indeks dengan sampel kentang rebus dan gula pasir (shift
2)
Tabel 3. Hasil pengujian indeks glikemiks dengan sampel ubi jalar kuning
Tabel 4. Hasil pengujian indeks glikemiks dengan sampel ubi jalar ungu
Arwanda Windarti
Waktu Keterangan Waktu Keterangan
10.21 Pengambilan sampel darah 10.24 Pengambilan sampel darah
sebelum makan yaitu: 75 sebelum makan yaitu: 81
mg/dl mg/dl
10. 23 Mulai makan ubi jalar ungu 10.25 Mulai makan ubi jalar ungu
rebus sebanyak 197 gram rebus sebanyak 197 gram
10. 33 Selesai makan 10.40 Selesai makan
+ +
15 15
menit menit
10.48 Pengambilan sampel darah 10.55 Pengambilan sampel darah
yaitu: 77 mg/dl yaitu: 130 mg/dl
11.03 Pengambilan sampel darah 11.10 Pengamblan sampel darah
yaitu: 128 mg/dl yaitu: 139 mg/dl
11.18 Pengambilan sampel darah 11.25 Pengambilan sampel darah
yaitu: 135 mg/dl yaitu: 123 mg/dl
11.33 Pengambilan sampel darah 11.40 Pengambilan sampel darah
yaitu: 117 mg/dl yaitu: 131 mg/dl
kurva 1. Refrens
kurva refrens
180
47, 167
160
62, 150
140
kadar gula mg/dl
Kurva 2. Bahan
kurva bahan
160
140 39, 136
24, 127 54, 131 69, 131
120
kadar gula mg/dl
100
80
0, 69
60 Y-Values
40
20
0
0 20 40 60 80
waktu
Kurva 3. Refrens
kurva refrens
180
160 54, 156
140 24, 136 39, 142
kadar gula mg/dl
Kurva 4. Bahan
kurva bahan
160
140 40, 141 70, 141
55, 135
120 25, 124
kadar gula mg/dl
100
0, 89
80
60 Y-Values
40
20
0
0 20 40 60 80
waktu
Partisipan 3. Arwanda
Kurva 5.refrens
kurva refrens
120
100 37, 101 57, 95
80 0, 81 22, 86
67, 78
60 kurva refrens
40
20
0
0 20 40 60 80
Kurva 6.bahan
kurva bahan
160
140
57, 135
42, 128
120 72, 117
100
80 27, 77
0, 75 kurva bahan
60
40
Partisipan.
20
4. Windarti
0
0 20 40 60 80
Kurva 7. Refrens
kurva refrens
160
140
51, 135
120 36, 124
81, 115
100
0, 91 66, 86
80
Series1
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
Kurva 8. Bahan
kurva bahan
160
140 46, 139
31, 130 76, 131
120 61, 123
100
80 0, 81
Series1
60
40
20
0
0 20 40 60 80
4.2 Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran
kadar gula darah yang menggunakan sampel kentang rebus, gula pasir, dan ubi
jalar rebus. Diketahui hasil kadar gula darah pada partisipan berbeda-beda, dengan
nilai IG pada partisipan shift 2 melebihi rentang 1,0 yang berarti data yang didapat
tidaklah sesuai dengan ketentuan sedangkan pada shift 1 IG yang didapat dibawah
1,0 yang berarti data tersebut relevan dengan rentang IG.
5.2 Saran
Pada praktikum ini sebaiknya partisipan yang dipilih yang mempunyai
kadar gula darah yang konsisten sehingga hasil yang didapat relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, S.N., Rimbawan, dan M. Dewi. 2011. Nilai indeks glikemik beberapa
jenis pengolahan jagung manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Gizi
dan Pangan 6(1): 36-41.
Andarwulan. 2011. Nilai indeks glikemik produk pangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Jurnal Litbang. 32(3): 91-99.
Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D,. 2011. Analisis Pangan, Dian
Rakyat, Jakarta
Hidayat.2007. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59
Tahun. Jurnal e Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Irawan, A.2007. Pengaruh Jenis Katallis Asam Terhadap Studi Kinetika Proses
Hidrolisis Pati dalam Ubi Kayu. Program Studi Teknik Kimia Universitas
Fajar. Jakarta
Miller JCB, Powel KF, Colagiuri S. 1997. The GI Factor : The GI Solution
Hodder and Stoughton. Australia : Hodder Headine Australia Pty Limited.
Sarwono, S. W. (2002). Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta:
PT. Balai Pustaka.
Suharmiati. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Penyakit Pada Usia Lanjut. Jakarta
:Agro Media Pustaka.
Sulistijani, DA. 1999. Sehat Dengan Menu Berserat. Trubus Agriwidya: Jakarta
Tsujii S. dan H. Kuzuya. (2004). The Significance of Lifestyle as a Risk Factor for
theMetabolic Syndrome. Nippon Rinsho. Jun; 62 (6):1047-52
Wallett W, Manson J, Liu S. 2002. Glycemic Index, Glycemic Load and Risk of
Type 2 Diabetes.Am J Clin Nutr 76(1):274S-280S.
Widmman, RL. 1995. Food Chemistry 3rd Ed. New York (US): Marcel Dekker
Inc.
Waramboi, J.G., Dennien, S., Gidley, J.M., Sopade, A.P. 2011. Characterisation
of sweetpotato from Papua New Guinea and Australia: Physicochemical,
pasting and gelatinisation properties. Food Chemistry 126: 1759–1770.
LAMPIRAN
Lampiran. Perhitungan
Panjang × Lebar
= (36x91) + (15x124) + (30x115)
= (3276 + 1860 + 3450)
= 8586
Total refrens
= 8586 + 976,5
= 9562,5
Panjang × Lebar
= (31x81)+(15x130)+(123x15)+(131x15)
= (2511+1950+1845+1965)
= 8271
Total bahan
= 8271+1007
= 9278
Total refrens
= 5567 + 340
= 5907
Total bahan
= 6855+597
= 7452
Total refrens
= 8295 + 889,5
= 9184,5
Panjang × Lebar
= (89x25)+(124x15)+(135x15)+(131x15)
= (2225+1860+2025+1965)
= 8075
Total bahan
= 8075+640
= 8715
Total refrens
= 9058 + 1068,5
= 10127,5
Panjang × Lebar
= (24x69)+(15x127)+(30x131)
= (1656+1905+3930)
= 7491
Total bahan
= 7491+801
= 8292