Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI SENSORI

UJI PERBANDINGAN JAMAK

Disusun oleh
Latar Belakang

Dilakukan uji perbandingan jamak pada sampel bolu


dimana ingin mengetahui bagaimana perbedaan jumlah butir telur
yang dipakai untuk membuat adonan bolu, apakah berbeda nyata
antara sampel perlakuan dengan sampel baku. kami memilih bolu
kukus karena bolu kukus merupakan produk olahan yang sering
kita jumpai dipasaran, dan termasuk salah satu produk yang
dikonsumsi baik untuk dijadikan sarapan ataupun cemilan.
Telur memiliki peranan yang cukup penting dalam penilaian
baik atau tidaknya sebuah bolu. Dari sinilah kami berfikir untuk
membuat variasi dari jumlah telur yang dipakai untuk membuat
adonan roti, apakah penambahan atau pengurangan telur akan
dapat diketahui atau dirasakan berbeda oleh konsumen atau
sebaliknya.
Latar Belakang

Pemilihan uji perbandingan jamak sebagai uji


yang kami rasa tepat pada kasus ini adalah karena
uji ini dapat membantu kami untuk dapat
mengetahui apakah penambahan atau pengurangan
jumlah telur didalam proses pembuatan adonan
bolu kukus ini dapat dirasakan, atau dibedakan
dengan nyata oleh konsumen atau tidak terjadi
perbedaan yang begitu nyata sehingga tidak
mempengaruhi penampakan bahkan cita rasa dari
produk ini.
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada perbedaan diantara satu atau lebih sampel uji
dengan sampel baku dan untuk memperkirakan besarnya
perbedaan yang ada.
TINJAUAN
PUSTAKA
Uji perbandingan jamak (multiple comparison test) adalah uji yang
digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan di antara satu atau
lebih contoh dengan contoh baku (kontrol) dan untuk memperkirakan
besarnya perbedaan yang ada.
Pada umumnya, satu contoh dijadikan sebagai kontrol atau baku
dan contoh yang lain dievaluasi seberapa berbeda masing-masing contoh
dengan kontrol.
Pada uji ini, panelis disajikan satu buah contoh baku sebagai
control. Contoh dinilai dengan menggunakan skala yang menunjukkan
tingkat perbedaan dengan contoh baku.
Skala yang diterapkan mulai dari tidak ada perbedaan sampai amat
sangat berbeda. Panelis juga dapat diminta untuk memberikan alasan
mengapa mereka menganggap contoh ini berbeda dari kontrol. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan anova (Setyaningsih
dkk, 2010).
TINJAUAN
PUSTAKA

Prinsip pada uji perbandingan jamak yaitu satu sampel


dijadikan sebagai kontrol atau baku dan sampel yang lain
dievaluasi seberapa berbeda masing-masing sampel dengan
sampel kontrol. Pada uji ini, panelis disajikan satu buah sampel
baku sebagai kontrol. Setelah itu, sampel uji dinilai dengan
menggunakan skala yang menunjukkan tingkat perbedaan dengan
sampel baku. Skala yang diterapkan mulai dari tidak ada
perbedaan sampai amat sangat berbeda.
Tipe pengujian perbandingan jamak dirancang untuk
masalah khusus, yakni standar yang disajikan tidak dapat hanya
satu sampel, tetapi lebih dari satu, umumnya 3 sampai 5 sampel
(Kartika dkk, 1988).
TINJAUAN PUSTAKA

Panelis juga dapat diminta untuk memberikan alasan


mengapa mereka menganggap contoh ini berbeda dari
kontrol. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan anova (Setyaningsih dkk, 2010).
Analisis ragam menggunakan ANOVA menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan
(signifikansi 0,000). Uji lanjut yang dilakukan adalah
Duncan Multiple Range Test menunjukkan perlakuan
mana yang memberikan pengaruh. Selain itu, uji tersebut
juga dapat perlakuan mana yang tidak memberikan
pengaruh (Asih, 2014).
METODE PELAKSANAAN

 3.1 panelis pengujian


Pengujian ini dilakukan menggunakan panelis terlatih sebanyak 25
orang. Jumlah panelis ini adalah jumlah panelis yang dianjurkan untuk pengujian
pada uji perbandingan jamak. Dimana panelis yang digunakan adalah mahasiswa
yang telah mengontrak mata kuliah evaluasi sensori dan telah dilatih terlebih
dahulu.
 3.2 Cara Penyajian sampel
Disajikan 3 buah sampel uji dengan satu buah sampel baku sekaligus.
Sampel uji diletakkan secara acak. Sedangkan sampel baku diletakkan diawal.
Sampel berupa bolu kukus disajikan sebanyak satu buah perkode sampel begitu
juga dengan sampel baku. Sampel diletakkan diatas piring saji dengan diberi label
berupa kode dimana sampel baku diberi kode R, sampel urutan pertama dengan
kode 741, urutan kedua329 , dan urutan ketiga 692. Selain dari sampel dimeja
penilaian juga disediakan air mineral sebagai penetral dan quisoner sebagai kertas
penilaian.
METODE PELAKSANAAN
 3.3 Cara Penilaian panelis terhadap sampel
Penilaian dilakukan dengan mencicip sampel baku
terlebih dahulu kemudian mengingat rasanya dan mencicip
sampel uji untuk dibandingkan kedua sampel tersebut,
penilaian dilakukan pada lembar kuisioner yang telah
disajikan. Panelis harus memilih secara tepat tidak boleh
dipengaruhi oleh penguji bahkan panelis lainnya.
 3.4 quisioner

Panelis diminta untuk mengisi formulir isian tersebut


dengan memberikan memberi tanda centang.
quisioner
Tabel Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak

perlakuan Kode sampel keterangan


1 692 Beda
2 741 Beda
3 329 beda

Keterangan : kode 692 = komposisi 4 butir telur


kode 741 = komposisi 6 butir telur
kode 329 = komposisi 10 butir telur
Pembahasan
Pada praktikum uji perbandingan jamak ini panelis diminta untuk
membandingkan antara sampel baku dengan sampel uji. Masing masing sampel
dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantaranya, terdapat satu buah
sampel baku dan 3 buah sampel uji. Setiap sampel bolu kukus memiliki komposisi telur
yang berbeda pula. Sampel yang digunakan adalah kode 741 dengan komposisi 6 butir
telur, kode 329 dengan komposisi 10 butir telur, dan kode 692 dengan komposisi 4 butir
telur. Dan sampel baku (R) terdiri dari 6 butir telur. uji pembanding jamak ini dengan
jumlah panelis sebanyak 25 orang. Panelis diminta untuk memberikan penilaian berupa
skor, ada 9 tingkatan skor yang harus dipilih panelis untuk menilai sampel. Diantaranya,
Amat sangat lebih buruk dari R, Sangat lebih buruk dari R, Lebih buruk dari R, Agak
lebih buruk dari R, Sama dengan R, Agak lebih baik dari R, Lebih baik dari R, Sangat
lebih baik dari R, Sangat lebih baik dari R, dan Amat sangat lebih baik dari R.
Kemudian panelis diminta untuk memberikan tanda √ pada tingkat perbedaan yang ada.
Tabel ANOVA

Tabel Hasil Pengujian Uji Perbandingan Jamak

Sumber Ftabel
Db JK JKR Fhitung
Varian 5% 1%
209,6 104,81 4,22
Sampel 2 65,3 2,08
267 33
Panelis 24 32,88 1,37
Error 48 77,04 1,605
319,5
Total 74
467
Pada tabel didapatkan Fhitung > Ftabel = 65,3 > 2,08 pada skala 5% dan Fhitung >
Ftabel = 65,3 >4,22 pada skala 1%. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, ada
perbedaan nyata antara sampel baku dan sampel uji. Dikarenakan hasilnya berbeda
nyata sehingga perlu dilakukan uji lanjutan dmrt untuk mengetahui tingkat perbedaan
yang terdapat antara sampel,mana yang lebih baik.
Pembahasan

 Dari tabel hasil diperoleh hasil rata-rata kode 692 sebesar 2,08, kode
741 sebesar 4,69, dan kode 329 sebesar 6,12. Dari ketiga sampel yang
diujikan kode 329 menunjukkan tingkat perbedaan paling tinggi
sedangkan kode 692 menunjukkan tingkat perbedaan paling rendah.
Kemudian dilakukan perhitungan anova, dari hasil perhitungan anova
dapat diketahui bahwa nilai Fhitung diperoleh sebesar 65,3 kemudian
dibandingkan dengan Ftabel dengan nilai 2,08 (taraf 5%) dan nilai
4,22 (taraf 1%). Pada tabel didapatkan Fhitung > Ftabel = 65,3 > 2,08
pada skala 5% dan Fhitung > Ftabel = 65,3 >4,22 pada skala 1%.
Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, ada perbedaan nyata antara
sampel baku dan sampel uji. Dikarenakan hasilnya berbeda nyata
sehingga perlu dilakukan uji lanjutan dmrt untuk mengetahui tingkat
perbedaan yang terdapat antara sampel mana yang lebih baik
Pembahasan

 Untuk mengetahui tingkat hubungan antar sampel adalah sebagai


berikut,
 692 – 329 = [ 2,08 – 6,12 ] = 4,04 > 0,53*
 692 – 741 = [ 2,08 – 4,68 ] = 2,6 > 0,51*
 741 – 329 = [ 4,68 – 6,12 ] = 1,44 > 0,51*

 Diketahui bahwa kode sampel 692 dengan kode sampel 329 memiliki
hubungan berbeda nyata atau dapat dianggap tidak sama. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa bolu kukus dengan adonan 4 butir
telur dianggap berbeda dengan bolu kukus dengan 10 butir telur.
Kode sampel 692 dengan kode sampel 741 memiliki hubungan
berbeda nyata atau dapat dianggap tidak sama
Pembahasan
 Hal tersebut dapat diartikan bahwa bolu kukus dengan
adonan 4 butir telur dianggap berbeda dengan bolu kukus
dengan adonan 6 butir telur. Sedangkan kode sampel 741
dengan kode sampel 329 memiliki hubungan berbeda nyata
atau dapat dianggap tidak sama. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa bolu kukus dengan adonan 6 butir telur dianggap
berbeda dengan bolu kukus dengan adonan 4 butir telur.
Dari uji DMRT diperoleh kesimpulan bahwa sampel kode
629 dan kode 741 berbeda atau dapat dianggap tidak sama
dan sampel kode 741 dan kode 329 berbeda atau dapat
dianggap tidak sama.
kesimpulan

 Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dengan uji


perbandingan jamak pada komposisi jumlah butir telur
adonan bolu kukus dapat disimpulkan bahwa dengan 25
panelis terlatih yang melakukan pengujian yang memberikan
penilaian bahwa sampel berupa bolu kukus yang disajikan
memiliki perbedaan yang nyata antara satu dengan yang
lainnya. Untuk itu dalam pembuatan bolu kukus perlu
diperhatikan komposisinya terutama dalam penambahan telur.

Anda mungkin juga menyukai