Anda di halaman 1dari 3

Pengujian Triangle atau uji pembedaan segitiga merupakan salah satu bentuk pengujian

pembeda, dimana dalam pengujian ini sejumlah contoh disajikan tanpa menggunakan
pembanding (Kartika,1988). Uji segitiga ini digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan yang
kecil. Uji segitiga ini bersifat sederhana karena hanya untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan antara sampel, tetapi ada pula yang lebih terarah yaitu mengetahui sejauh mana
perbedaan sampel-sampel yang disediakan. Tujuan dari uji segitiga adalah untuk menguji
kemampuan fisiko-psikologis panelis, khususnya kemampuan untuk membedakan. Selain itu
digunakan untuk memilih atau menyeleksi panelis. Dalam uji segitiga disajikan tiga sampel
sekaligus dan tidak dikenal adanya sampel pembanding atau sampel baku. Dalam uji ini sampel
disajikan secara acak setiap panelis. Panelis diminta untuk mengidentifikasi sampel mana yang
berbeda dan memberikan nilai. Nilai yang diberikan adalah 1 untuk jawaban panelis yang benar
dan 0 untuk jawaban panelis yang sama. Jika nilai jawaban yang benar lebih banyak dari
jawaban yang salah maka melalui perhitungan akan didapatkan kesimpulan nilai taraf sampel
berbeda nyata (Kurnia, 2014).

Uji pembedaan segitiga kali ini menggunakan bahan minuman soda (soft drinks)
sebagai sampel. Panelis akan diberikan 3 sampel minuman soda dengan kode yang berbeda
yaitu 345, 012, dan 789 dimana pada 3 sampel tersebut terdapat 2 sampel yang sama dan 1
sampel yang berbeda. Parameter yang diamati dalam uji pembedaan organoleptik adalah
warna, aroma, dan rasa. Panelis berjumlah 15 untuk menguji pembedaan segitiga ini. Dari hasil
yang didapat bahwa terdapat 5 panelis yang memilih warna dari sampel kode 345 berbeda
dengan kedua sampel lainnya, dan 2 panelis yang memutuskan bahwa warna dari sampel 012
berbeda dengan sampel lainnya dan 1 panelis yang memutuskan bahwa sampel 789 memliki
warna yang berbeda sengan sampe lainnya. Pada parameter aroma terdapat 7 panelis yang
menyatakan bahwa sanpel 345 memiliki aroma yang berbeda dengan sampel lainnya, 3 panelis
memutuskan sampel 012 berbeda dengan sampel lainnya dan juga 3 panelis memilih aroma
dari 789 berbeda. Pada parameter rasa, terdapat 6 panelis yang memutuskan sampel 345
berbeda dengan yang lainnya, 4 panelis yang memilih 012 berbeda dengan sampel lainnya dan
juga terdapat 4 panelis yang memutuskan bahwa sampel 789 memiliki perbedaan terhadap
sampel lainnya. Sampel yan digunakan yaitu Big Cola dan Coca Cola.

Berdasarkan hasil data yang didapat dapat disimpulkan bahwa kriteria warna, aroma,
dan rasa pada Big Cola dan Coca Cola tidak menyatakan adanya perbedaan (pada tingkat 5%,
1%, 0.1%), karena jumlah panelis yang Menjawab dengan tepat contoh yang berbeda belum
memenuhi jumlah yang ditetapkan (9, 10, 12). Hal ini dapat dikatakan bahwa ke 15 panelis
masih belum terlalu peka dalam melakukan uji organoleptik pada pembdaan segitiga.

Uji duo trio termasuk di dalam salah satu uji pembedaan yang digunakan untuk
mendeteksi perbedaan yang kecil dengan menggunakan sampel pembanding. Uji ini digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara beberapa
contoh produk. Pembedaan di dalam uji duo trio tidak terarah dan tidak perludisertai penyataan
sifat yang satu lebih dari yang lainnya namun hanya perlu menyatakan adaatau tidaknya
perbedaan antara sampel yang diujikan dengan sampel kontrol yangdisediakan (Kartika, 1988).
Prinsip pengujian dengan metode duo trio adalah memberikan 3 sampel dimana 1 dari 3 sampel
tersebut merupakan sampel pembanding (D) sedangkan 2 sampel yang lain salah satunya
memiliki intensitas parameter uji yang sama sama dengan D dan yang salah satu yang lainnya
berbeda dengan R sehinggadiharapkan ketika dilakukan pengujian, panelis dapat membedakan
sampel mana yang paling berbeda dengan sampel pembanding. Uji ini relatif lebih mudah
karena pada uji duo trio digunakan sampel pembanding pada pengujian (Afrianto, 2008).

Uji duo trio dilakukan dengan menggunakan sampel susu Frisian Flag dengan susu
Ultra Milk. Berdasarkan hasil data yang didapat pada uji pembedaan duo trio yaitu pada
parameter warna terdapat 3 panelis yang menyatakan sampel 123 berbeda dengan sampel
pembanding atau sampel baku, dan terdapat 9 panelis yang menyatakan bahwa sampel 456
berbeda dengan sampel baku. Pada parameter aroma terdapat 5 panelis yang menyatakan
sampel 123 berbeda dengan sampel pembanding atau sampel baku, serta 7 panelis yang
menyatakan sampel 456 berbedan dengan sampel baku. Pada parameter rasa terdapat 4 panelis
yang menyatakan sampel 123 berbeda dengan bahan baku dan 10 panelis menyatakan sampel
456 berbeda dengan sampel pembanding atau sampel baku. Hal ini dapat disimpulkan sama
dengan uji pembedaan segitiga dimana kriteria warna, aroma, dan rasa antara susu Frishian
Flag dan Ultra Milk tidak menyatakan adanya perbedaan (pada tingkat 5%, 1%, 0.1%), karena
jumlah panelis yang menyatakan sama masih dibawah persyaratan. Hal ini belum mendapatkan
hasil konkrit karena beberapa panelis masih ada yang belum peka dalam melakukan uji
organoleptik pada uji pembedaan duo trio
Dapus

Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan Atau Produk Pangan Jilid 2. Jakarta (ID) :
Direktorat Pembinaan.

Kartika, Bambang. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta (ID) : Penerbit
Pusat Antar Universitas pangan dan Gizi
Kurnia, Pramudya. 2014. Uji Mutu Organoleptik. Surakarta (ID) : Kuliah Pangan.

Anda mungkin juga menyukai