Anda di halaman 1dari 7

Laporan Analisis Sistem Hari/tanggal : Senin/11 Maret

2019

Pengambilan Keputusan Kelas : K1 TIN 53

Dosen : Prof.Dr.Ir.
Marimin, MSc

KOMODITI PERTANIAN

Oleh:

1. Aulya Syafli N (F34160038)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018
A. PENGERTIAN

Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan salah satu tanaman obat temu-
temuan yang berpotensi untuk dibudidayakan (Syukur et al 2006). Rimpang kunyit dapat
digunakan antara lain mengobati gusi bengkak, luka, sesak nafas, sakit perut, bisul, sakit
limpa, usus buntu, encok, gangguan pencernaan, perut kembung dan menurunkan tekanan
darah. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna, bahan campuran
kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulan. Kunyit merupakan salah satu jenis
tanaman obat yang banyak memiliki manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia.

Tanaman kunyit merupakan komoditas rimpang-rimpangan yang kesediaannya


melimpah dan mudah dijumpai di Indonesia. Menurut Meiyanto (2003), kunyit
merupakan tanaman rimpang-rimpangan sejenis jahe, bentuknya seperti tabung, berwarna
putih hingga kuning dan daunnya berwarna hijau. Berdasarkan warnanya, kunyit dibagi
menjadi dua jenis yaitu kunyit putih dan kunyit kuning. Kunyit memiliki rasa getir dan
bagian dalamnya berwarna putih hingga kuning. Rimpang ini memiliki peranan penting
dalam pembuatan aneka jenis makanan tradisional maupun minuman kesehatan (jamu
dan produk turunannya). Beberapa masakan tradisional menggunakan kunyit untuk
menetralisir bau amis atau anyir bahan pangan hewani (misalnya ikan laut). Menurut
Winarti dan Nurdjanah (2005), penggunaan kunyit dalam bidang pangan tidak hanya
sebatas sebagai bumbu untuk menambah rasa dan memberi warna, tetapi juga sebagai
bahan baku minuman sehat seperti kunyit asam atau kunyit instan.

Kunyit merupakan jenis rumput – rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan


bunganya muncul dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10 – 15 cm dan
berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning tua, berbau wangi aromatis dan rasanya
sedikit manis. Bagian utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada
didalam tanah. Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang
induk biasanya berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna jingga kekuning –
kuningan (Hartati & Balittro., 2013).

B. TAKSONOMI

Berdasarkan penggolongan dan tata tanama tumbuhan, tanamanan kunyit


termasuk ke dalam klasifikasi sebagai berikut (Rukamana):

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)


Divisi :Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica VALET
C. POHON INDUSTRI KUNYIT

Jamu

Simplisia Bumbu makanan

Pewarna makanan

KUNYIT Minyak atsiri Obat-obatan

Kurkumin

Kurkuminoid Desmethoxycurcumin

bisdesmethoxycurcumin
D. KANDUNGAN KIMIA DALAM CURCUMA LONGA L

Kandungan kimia yang terdapat di rimpang kunyit akan lebih tinggi apabila
berasal dari dataran rendah dibandingkan dengan kunyit yang berasal dari dataran tinggi.
Kandungan kimia yang penting dari rimpang kunyit adalah kurkumin, minyak atsiri,
resin, desmetoksikurkumin, oleoresin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak,
protein, kalsium, fosfor dan besi. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari
artumeron, α dan β-tumeron, tumerol, αatlanton, β-kariofilen, linalol dan 1,8 sineol.
Minyak esensial dihasilkan dengan destilasi uap dari rimpang kunyit, mengandung a-
phellandrene (1%), sabinene (0.6%), cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberene (25%) and
sesquiterpines (53%). Kurkumin (diferuloylmethane) (3–4%) merupakan komponen aktif
dari kunyit yang berperan untuk menghasilkan warna kuning, dan terdiri dari kurkumin I
(94%), kurkumin II (6%) dan kurkumin III (0.3%)[3].

Kunyit memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh


danmengandung senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yaitu kurkuminoid yang terdiri
dari (kurkumin atau 1,7-bis(4-hidroksi-3- metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,6-dion, 10%
desmetoksikumin atau 1-(4-hidroksi3-metoksifenil)-7-(4-hidroksifenil)-1,6- heptadiena-
3,5-dion dan 1-5% bisdesmetoksikurkumin atau 1,7-bis(4-hidroksifenil)-1,6-heptadiena-
3,5-dion) dan zat- zat manfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari (keton
sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan
sineil).

E. KHASIAT DAN MANFAAT KUNYIT

Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan vital energi,
menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti–inflamasi), mempermudah
persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), peluruh kentut
(carminative)dan pelembab (astringent). Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan
obat tradisionaluntuk berbagai jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan
antikanker, antipikun, menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati,
antimikroba, antiseptic dan anti inflamasi(Hartati & Balittro, 2013).

Secara umum, bahan tambahan tersebut dikenal dengan nama curcuma. Kadar zat
antioksidan dalam rempah-rempah diketahui cukup tinggi. Kandungan curcumin oid
dalam pengobatan terutama sebagai antihepatoksik dan antikolesterol, serta obat tumor
dan kanker. Komponen fenolik dalam kunyit dapat menghambaat pertumbuhan kanker
dan mempunyai aktivitas antimutagenik. Selain itu, kunyit juga dapat menekan
pertumbuhan kanker usus, payudara, aru-paru dan kulit. Manfaat kunyit bagi kesehatan
yaitu mencegah diabetes melitus, mengobati usus buntu, mempermudah proses
persalinan, menyapih bayi, mengobati sariawan, menambah kadar darah merah,
mengobati amandel, mengobati jerawat, menghilangkan bau badan tidak sedap dan
mengobat gatal-gatal (Winarti dan Nurdjanah 2005).
F. PANEN

a. Ciri dan umur panen


Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang
terbaik adalah pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun
kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak bila
dibandingkan dengan masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman
kunyit yang siap panen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetatif,
seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang
semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).

b. Cara panen

Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang dengan


cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang dan daun dibuang terlebih dahulu.
Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat
lalu dimasukkan dalam karung agar tidak rusak.

c. Periode panen

Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat
yang terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam
rimpang sudah sedikit sehingga memudahkan proses pengeringannya.

d. Perkiraan Hasil Panen

Berat basah rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen


mencapai 0,71 kg. Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.
G. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman

Perkiraan analisis budidaya kunyit seluas 1000 m2 yang dilakukan pada


tahun 1999 di daerah Bogor.

1) Biaya produksi
a. Sewa lahan 1 musim tanah Rp. 150,000,-
b. Bibit 50 Kg
c. Pupuk
- Pupuk kandang 4.000 kg @ Rp. 150,- Rp. 600.000,-
- Pupuk buatan: Urea 32 kg @ Rp. 1.100,- Rp. 35.200,-
- TSP 16 kg @ Rp. 1800,- Rp. 28.800,-
- - KCl 16 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 25.600,-
d. Pestisida Rp. 100.000,-
e. Alat Rp. 60.000,-
f. Tenaga kerja Rp. 200.00,-
g. Panen dan pasca panen Rp. 100.00,-
h. Lain-lain Rp. 100.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 1.399.600,-
2) Pendapatan 2.500 Kg @ Rp. 750,- Rp. 1.875.000,-
3) Keuntungan Rp. 475.400,-
4) Parameter kelayakan usaha
a. Rasio output/input = 1,399

H. KETERSEDIAAN KUNYIT DI INDONESIA

Ketersediaan kunyit yang melimpah di Indonesia tidak didukung dengan


pengembangan obat luka herbal secara komersil, dengan berkembangnya metode di
bidang pengolahan obat tradisional diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan
kunyit sebagai penyembuh luka sehingga dapat menjadi produk siap pakai dalam upaya
peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Untuk keempat komoditas tersebut, terjadi
peningkatan produktivitas per tahun, masing-masing, temulawak 11%, kunyit 28%,
kencur 52% dan jahe 2,3%. Sedangkan serapan yang terdiri atas IOT/IKOT dan farmasi
mencapai rata-rata 63%, ekspor 14%, serta untuk konsumsi rumah tangga 23%.
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, C., O. Rostiana, Sukarman, N. Nova, D. Rusmin, Melati, D. Seswita, dan W.


Haryudin. 2011.
Laporan Akhir Konservasi 100 Jenis, Rejuvenasi, Karakterisasi dan Evaluasi 8
Jenis serta
Dokumentasi Plasma Nutfah Tanaman Obat dan Aromatik. BALITTRO. Hlm 47 –
53.
Winarti, C. Dan Nurdjanah. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat sebagai Sumber
Pangan
Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 24(2): 44-55
Hartati, S.Y., Balittro. (2013). Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat
Lainnya. Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal Pusat litbang
Perkebunan. 19 : 5 - 9.

Anda mungkin juga menyukai