Oleh:
1. Aulya Syafli N (F34160038)
2. Kurniawan Pangarso P (F34160050)
3. Ni Nyoman Indah Adi P (F34160052)
4. Vicky Siahaan (F34160053)
5. Nadya Rizky Zahrani (F34150056)
METODOLOGI
Alat yang digunakan adalah timbangan, pemanas air, labu ukur, alat ASS,
pipet, ruang asam, cawan, inkiubator, alat TPC, gelas plastic, sendok kecil, kertas
formulir organoleptic, pulpen. Bahan yang digunakan adalah yogurt, asam nitrat,
akuades, larutan sulfat, media, sampel susu, sampel sirup, sampel larutan gula,
sampel larutam garam.
Metode
1. Uji Cemaran Logam
Asam Nitrat
Akuades
Media
3. Uji Organoleptik Pembeda Segitiga
Pembahasan
Uji cemaran logam dilakukan untuk mengetahui kandungan logam berat pada
suatu bahan. Hasil uji akan dibandingkan dengan SNI 2981:2009 tentang yogurt. Hal
ini penting karena kontaminasi logam berat dengan jumlah yang melebihi batas aman
dapat berdampak buruk bagi konsumen, seperti masalah pencernaan terutama pada
anak-anak. Selain itu, logam berat tersebut bersifat akumulatif sehingga dapat
berdampak lebih buruk lagi (Dewi 2011). Pada uji ini, dilakukan hanya untuk
mengetahui logam Fe, Mn, Pb, dan Zn. Namun untuk pengujian Fe tidak dilakukan
karena terjadi error pada alat uji. Hasil yang didapatkan adalah konsentrasi Mn 0
ppm, konsentrasi Pb –2.615 ppm, dan konsentrasi Zn 8.4 ppm. Berdasarkan SNI
2981:2009, kandungan Pb yang didapatkan masih dibawah batas, yaitu 0.3 ppm.
Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi susu dengan bantuan bakteri
asam laktat (BAL). Menurut Astawan (2008) yoghurt mempunyai banyak manfaat
bagi tubuh antara lain mengatur saluran pencernaan, antidiare, antikanker,
meningkatkan pertumbuhan, membantu penderita lactose intolerance dan mengatur
kadar kolesterol dalam darah. Karakteristik yoghurt seperti rasa yang asam dan
tekstur yang kental menjadikan beberapa orang tidak menyukainya. Kemampuan
mikroorganismeuntuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting
untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba.Yoghurt merupakan produk
olahan susu dari hasil fermentasi Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus yang menghasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat memiliki kemampuan
antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Peningkatan produksi asam laktat akan menurunkan pH sehingga dapat menghambat
proses pertumbuhan mikroba patogen. Prinsip uji mikrobiologi atau TPC untuk
mengetahui berapa jumlah bakteri yang ada pada produk yoghurt. Uji mikrobiologi
atau TPC yang didapatkan dengan rata-ratan jumlah mikrobiologi dengan rentaan 30-
300 dan ada juga bakteri yang tidak tumbuh di beberapa cawan. Hasil dari uji
mikrobiologi atau TPC sudah sesuai dengan beberapa SNI yang ada dan bagi mikroba
yang tidak tumbuh ada beberapa faktor yang mempengaruhi mikroba tidak tumbuh.
Praktikum ini digunakan sirup sebagai media uji pembedaan segitiga. Panelis
diberikan 3 contoh sirup, dua contoh diantaranya merupakan sirup yang samaa, dan
satu contoh lainnya adalah sirup yang berbeda. Parameter yang diamati adalah warna,
aroma, dan rasa dari sirup. Uji dilakukan oleh 15 panelis dan didapat data hasil
praktikum pada parameter warna terdapat 7 panelis memberi keputusan warna sirup
dengan kode 345 berbeda dengan contoh lainnya, dan 6 panelis memberi keputusan
warna sirup dengan kode 012 berbeda dengan contoh lainnya, dan 1 panelis memberi
keputusan warna sirup dengan kode 789 berbeda dengan contoh lainnya. Parameter
aroma didapat data 5 panelis memberi keputusan aroma sirup dengan kode 345
berbeda dengan contoh lainnya, 7 panelis memberi keputusan aroma sirup dengan
kode 012 berbeda dengan contoh lainnya, dan 3 panelis memberi keputusan aroma
sirup dengan kode 789 berbeda dengan contoh lainnya. Parameter rasa didapat data 5
panelis memberi keputusan rasa sirup dengan kode 345 berbeda dengan contoh
lainnya, 7 panelis memberi keputusan rasa sirup dengan kode 012 berbeda dengan
contoh lainnya, dan 3 panelis memberi keputusan rasa sirup dengan kode 789 berbeda
dengan contoh lainnya.
Berdasarkan data terhadap rasa asin, pada konsentrasi garam 0,25 didapat
rata-rata 0,046 dan daya deteksi 69,20% sehingga masuk dalam ambang mutlak yaitu
panelis sudah dapat membedakan sampel asin dengan air. Pada konsentrasi 0,5
didapat rata-rata 1,15 dengan daya deteksi 100% yaitu termasuk ambang batas. Pada
konsentrasi garam 1,0 didapat rata-rata 1,73 dengan daya deteksi 100% yaitu
termasuk ambang pembeda. Pada konsentrasi 1,5 didapat rata-rata 2,54 dengan daya
deteksi 100% yaitu ambang pembeda. Pada konsentrasi 2,0 didapat rata-rata 3,15
dengan daya deteksi 100% yaitu ambang pembeda, yaitu panelis dapat membedakan
tingkat keasinan masing-masing sampel. Grafik yang dihasilkan pada besaran kesan
terhadap konsentrasi menghasilkan grafik yang hampir menyerupai garis linier,
karena semakin tinggi konsentrasi garam, maka kesan terhadap rasa asin seharunsya
juga semakin besar.Grafik hubungan antara daya deteksi dengan konsentrasi tidak
linier. Hal tersebut dapat disebabkan suhu, medium rasa yang dipakai, dan adapatasi.
Suhu optimum untuk rasa asin adalah 18° - 35°C. Kenaikan temperatur akan
menurunkan rangsangan rasa asin dan sebaliknya. Intensitas rasa akan besar dalam
media air daripada dalam media yang lain. Diantara panelis berbeda tingkat
sensitivitasnya, sehingga rangsangan rasa belum tentu dapat diukur secara seragam
oleh panelis. Apabila semakin banyak sampel yang diuji oleh panelis, maka lama
kelamaan panelis akan dapat memberikan respons terhadap rangsangan yang diterima
panelis secara konstan (Kartika et.al 1988).
PENUTUP
Simpulan
Uji organoleptik terdiri dari tiga macam yaitu uji duo trio, uji segitiga dan uji
ambang rangsangan. Kehandalan dari uji organoleptik tergantung dari pengenalan
sifat masing-masing mutu yang diinginkan, tingkat latihan dan kepekaan masing-
masing panelis. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang
rangsangan antara lain tingkat kenaikan rasa, kesan, konsentrasi, atau rangsangan
telah terpikirkan dan atau dengan penalaran panelis sehingga tingkat nilai hasil
pengujian terlihat bagus.
Uji pembeda segitiga untuk kriteria warna, aroma, dan rasa tidak menyatakan adanya
perbedaan yang nyata pada tingkat 5%, 1%, dan 0,1% karena jumlah panelis yang
menjawab dengan tepat contoh yang berbeda belum memenuhi jumlah yang
ditetapkan (9, 10, 12). Uji mikrobiologi didapatkan data TBUD yaitu jumlah koloni
bakteri lebih dari 300. Uji mikrobiologi atau TPC dari yogurt didapatkan dengan rata-
ratan jumlah mikrobiologi dengan rentang 30-300 dan ada juga bakteri yang tidak
tumbuh di beberapa cawan. Hasil dari uji mikrobiologi atau TPC sudah sesuai dengan
SNI yogurt.
Saran
Pemberian arahan kepada panelis sangat penting karena pada uji pembedaan
panelis harus mengerti metode dan prosedur pengujian karena dapat mempengaruhi
hasil uji. Uji cemaran mikroba perlu dilakukan dalam suasana aseptis supaya tidak
ada kontaminan yang masuk ke dalam hasil uji sehingga data dapat benar dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2008. Susu Fermentasi untuk Kebugaran dan Pengobatan. Penerbit
Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Barasbanyu. 2011. Uji pembedaan, triangle dan duo – trio. Bandung (ID): Kencana.
Dewi. 2009. Analisis cemaran logam timbal (Pb), tembaga (Cu), dan cadmium (Cd)
dalam tepung gandum secara spektrofotometri serapan atom. [skripsi]. Depok
(ID) : Universitas Indonesia
Hastuti P. 1987. Pedoman uji indrawi bahan pangan. Yogyakarta (ID): PAU. Pangan
dan Gizi.
Ramadhani S, Theo FR, Nombiga TE. 2012. Uji Ambang Rangsang. Bogor(ID) :
Institut Pertanian Bogor.
Soekarto, Soewarno T.1985. Penilaian Orgaoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian . Jakarta (ID) :Bharatakarya Aksara.