Anda di halaman 1dari 6

Traumatic Brain Injury

ICH Contusio Cerebri DAI


Patofisiologi Perdarahan yang terjadi di jaringan Luka memar pada kulit terjadi DAI terjadi karena akson mengalami
/MOI otak karena adanya rupture apabila kerusakan jaringan subkutan tarikan atau robekan pada daerah
pembuluh darah yang ada di dalam dimana pembuluh darah (kapiler) perbatasan antara substansia alba dengan
otak. pecah sehingga darah meresap ke substansia grisea pada saat otak mengalami
Akselerasi dan deselerasi pada jaringan sekitarnya, kulit tidak akselerasi, deselerasi, atau rotasi. Segera
kepala saat terjadi trauma yang rusak, menjadi bengkak dan setelah trauma, terjadi depolarisasi diikuti
menyebabkan terjadinya berwarna merah kebiruan. Luka cedera intraseluler langsung akibat
pergesekan cerebral pada tulang memar pada otak terjadi apabila gangguan mekanik pada sitoskeleton dan
yang prominen (frontal, temporal, otak menekan pembuluh darah sitoplasma sel, sehingga terjadi gangguan
parietal, occipital) pada bagian kapiler pecah. fungsi transport aksonal. Proses ini diikuti
coup dan contracoup. Paling sering Patofisiologi serangkaian reaksi biokimia yang berujung
terjadi di lobus frontal dan benturan kepala dengan benda padat pada kerusakan sel lebih lanjut dan
temporal. pada kecepatan yang cukup, beban aksonotmesis. Efek trauma terhadap
impulsif memproduksi gerak tiba- mitokondria menimbulkan gangguan pada
tiba kepala tanpa kontak fisik yang pembentukan ATP di dalam sel, diikuti
signifikan, dan statis beban kegagalan dari pompa natrium, kalium, dan
kompresi statis atau kuasi kepala kalsium yang menyebabkan gangguan
dengan kekuatan bertahap. homeostasis pada akson
Kekuatan kontak biasanya
mengakibatkan cedera fokal seperti
memar dan patah tulang tengkorak.
kekuatan inersia terutama translasi
mengakibatkan cedera fokal, seperti
kontusio, cedera akibat akselerasi
dan deselerasi yang dapat
menyebabkan kerusakan parenkim
otak dan perdarahan mikro di sekitar
kapiler pembuluh darah otak
Gejala Klinis/ Penurunan kesadaran denga nada A(x) : Mekanisme cidera 1. terjadi koma yang lebih dari 6 jam
Anamnesis riwayat trauma beberapa waktu o Adanya kelemahan fokal 2. ekstensi abnormal dari ekstremitas
yang lalu (gejala bisa muncul o Afasia 3. disfungsi autonomic seperti bradikardi,
setelah 1-4 hari setelah trauma o Gangguan memori hipertensi,hiperhidrosis
bahkan 2 minggu setelah trauma) 4. demam.
o Gangguan kognisi (retrograde /
anterograde), jika ada, tanyakan
sudah berapa lama gejala
timbul
o Kejang epileptikus

Gejala klinis :
Stupor→ koma
Pupil dilatasi, progresif hempiplegia
dan spastic,
Manifestasi klinis pada kontusio
seserebral bervariasi tergantung
letak lesi kontusi yang biasanya
mengenai area frontal dan
temporal. Manifestasi klinis yang
terdapat pada kontusi adalah
adanya kelemahan fokal, mati
rasa, afasia dan gangguan memori
maupun kongnisi. Adanya
gangguan memori (retrograde
biasanya diikuti dengan penurunan
kesadaran. dan anterograde
amnesia) Defisit neurologis
maupun kejang epileptikus juga
dapat ditemui pada pasien kontusio
serebral
Pemeriksaan Vital sign, Glasgow coma scale,  Pemeriksaan tingkat kesadaran Vital sign
Fisik NIHSS (Glassgow Coma Scale) Pemeriksaan kesadaran dengan GCS
Pemeriksaan neurologis :
 Kekuatan fungsi motorik
 Gangguan kognitif, dapat berupa
 Pemeriksaan pupil (ukuran,
gangguan pemusatan perhatian,
perlambatan respon cahaya)
gangguan memori dan gangguan fungsi
 Gerakan bola mata (refleks
eksekutif. Gangguan pemusatan
okulosefalik dan vestibuler)
perhatian dapat berakibat pasien
kesulitan melakukan aktivitas sehari-
hari. Luasnya gangguan kognitif
berkorelasi dengan keparahan cedera.
 Gejala perilaku yaitu berhubungan
dengan kepribadian pasien, antara lain
irritabilitas, gangguan mood, agresi,
impulsif, perilaku egois.
 Gejala lainnya yang berhubungan
adalah depresi, gangguan cemas, dan
post traumatic stress disorder.
Pemeriksaan Gold standart ialah CT scan. CT Pada kontusi serebral akan tampak CT Scan
Penunjang scan digunakan untuk mengetahui area heterogen dari nekrosis,
letak hematoma, edema, hemoragik dab infark yang
perdarahan di ventricular, dan menunjukan mixed akan
adanya heniasi atau tidak. menunjukkan gambaran “density
daru CT Scan. Kontusi salt and
pepper multipel fokal ” pada CT
Scan.

MRI

Penatalaksanaan - Stabilisasi airway, breathing  tindakan penurunan ICP 1. Magnesium


dan sirkulasi  osmoterapi
Pada DAI biasanya terjadi penurunan
- Jika terdapat tanda-tanda TIK  kraniektomi untuk
meningkat dan tidak ada membebaskan kompresi konsentrasi Mg sampai 1 minggu setelah
hipotensi atau gagal ginjal otak.
dan atau gagal jantung, injury. Pada sebuah penelitian didapatkan
diberikan manitol 20% 5
ml/kgBB, dilanjutkan 2 ml/ bahwa Mg dapat memberikan efek
kgBB dalam 20 menit setiap 6
jam, jaga osmolalitas darah < neuroproteksi pada injury dari akson.
320 mOsm.
- Bila kejang : Diazepam 10 mg Pemberian Mg ini paling berpengaruh pada
iv pelan, dapat ditambah
hingga kejang berhenti. < 24 jam setelah terjadinya trauma. Mg
Awasi depresi nafas,
memiliki kemampuan untuk mengaktfkan
dilanjutkan phenitoin
bolus15-20 mg/kgBB Na, K, ATP pump. Namun, disamping
encerkan dengan aqua steril
100 ml NaCl 0,9% iv pelan, semua itu efek paling penting dari Mg
dilanjutkan 8 mg/kgBB
- Infus cairan isotonis (NaCl adalah blocking pada Chanel NMDA.
0,9 %) 1,5 ml/kgBB/jam
2. Hipotermia
pertahankan
euvolume,pemasangan CVP Hipotermia memiliki efek perbaikan
atas indikasi.
- Pemeriksaan lab DL, BGA, sitoskeleton akson pada DAI. Hal ini
GDA, cross match
- Obat simptomatik analgetik, dibuktikan pada sebuah penelitian yang
antiemetic, H2 Reseptor
menyebutkan bahwa hipotermi sedang (32
antagonis, antibiotic IV atau
supp sesuai indikasi derajat) dapat memngurangi kehilangan
- Pasang kateter, catat keadaan
dan produksi urine microtubule dan neurofilamen terutama
- Perdarahan intracranial
pada 4 jam setelah injury.
dengan gejala herniasi atau
menyebabkan efek massa 3. Cyclosporin
dilakukan tindakan
pembedahan. Kontusio
serebri tanpa efek massa
dapat dilakukan pengobatan Influx Ca ke dalam mitokondria yang dapat
konservatif dengan observasi
ketat auatu CT Scan serial. menyebabkan terjadinya kegagalan

mitokondria yang pada akhirnya

menyebabkan terjadinya secondary

axotomy. Cyclosporine ini berfungsi untuk

menghambat influx Ca ke dalam

mitokondria.

Anda mungkin juga menyukai