Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun;
Pada tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibanding perempuan, dengan
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 180.535 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 183.220
jiwa, sehingga sex rasio sebesar 98,53.
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Karo umumnya dari sektor agraris atau pertanian
dan ada juga dari sektor peternakan. Pertanian meliputi tanaman pangan, sayur, dan buah.
Peternakan biasanya dikelola sebagai pekerjaan sampingan namun ada juga peternakan besar di
Kabupaten Karo (Mbal-Mbal Petarum). Hasil peternakan berupa ayam, lembu, kambing, babi, dan
kerbau.
Kondisi Infrastruktur/Sarana Prasarana Umum
2.1.2.1. Permukiman
Rumah adalah aset terbesar yang dimiliki sebuah keluarga, hal ini menjadikan keterikatan
lebih tinggi terhadap tempat tinggal. Rasa keterikatan kepada aset ini bisa memotivasi
2.1.3. Energi
Pada tahun 2011, rata-rata 96,9% rumah tangga di wilayah Kabupaten Karo adalah
pengguna listrik dari PLN. Angka pelanggan PLN terendah terdapat di Kecamatan Tiganderket,
pelanggan yang mendapatkan listrik dari PLN hanya sebesar 75.4% rumah tangga, masih ada
24.6% rumah tangga yang belum mendapatkan listrik dari PLN maupun sumber lain/non PLN.
Gambar 2.1
Jumlah Siswa Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karo Tahun 2011, 2012, 2013
Sumber: Karo Dalam Angka 2014 - BPS Kab. Karo
Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor untuk perbaikan kualitas
hidup. Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit di Kabupaten Karo sebanyak 5 unit berada di
Kecamatan Kabanjahe sebanyak 3 unit dan Berastagi sebanyak 2 unit. Pada kecamatan lainnya
hanya terdapat sarana kesehatan berupa Puskesmas, Puskesmas pembantu dan rumah bersalin.
Di Kabupaten Karo terdapat 19 unit Puskesmas, 201 Puskesmas Pembantu, 53 unit Balai
Pengobatan Umum dan 324 unit Posyandu. Ketersediaan tenaga medis di Kabupaten Karo
sebanyak 83 dokter umum, 18 dokter spesialis, dan 32 dokter gigi. Selain itu terdapat 70 dokter
umum/PTT dan 22 dokter gigi PTT yang bertugas di desa-desa.
2.1.6. Agama
Beribadah merupakan suatu kebutuhan rohani bagi setiap umat beragama. Mayoritas
penduduk di Kabupaten Karo menganut agama Nasrani (Kristen Protestan, Katolik), hal ini
tergambar dari banyaknya rumah ibadah berupa gereja di daerah ini. Pada tahun 2012, tercatat
sebanyak 408 unit Gereja Protestan dan 121 unit Gereja Katolik, jumlah ini belum termasuk
2.1.7. Pariwisata
Daerah sekitar Gunungapi Sinabung adalah daerah berhawa dingin yang kaya dengan
objek wisata, khususnya objek wisata alam pemandian air panas di Kecamatan Payung dan Desa
Semangat (Sidebuk-debuk, Gunung Sibayak), dan danau alam di Dusun Lau Kawar. Selain itu di
Kota Kabanjahe juga terletak museum Batiren Purba dan situs wihara terbesar se-Asia Tenggara
(Kecamatan Tongkoh).
Industri pariwisata di wilayah Gunungapi Sinabung didukung dengan keberadaan
berbagai sarana penginapan berupa hotel-hotel pariwisata internasional, juga terdapat ratusan
fasilitas penginapan skala kecil seperti losmen dan homestay, yang terpusat di kawasan
Kecamatan Berastagi dan Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Kondisi Sosial Budaya
Suku Karo adalah suku yang mendiami dataran tinggi dan dataran rendah di Sumatera
Utara. Kota yang terkenal di wilayah ini adalah Berastagi dan Kabanjahe. Berastagi merupakan
salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal dengan produk pertaniannya yang
unggul. Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan, tepatnya di daerah Gunungapi
Sinabung dan Gunungapi Sibayak yang sering disebut sebagai "Taneh Karo Simalem".
Setiap orang dalam Suku Karo terikat oleh sistem adat yang disebut dengan merga silima,
rakut si telu dan tutur si waluh. Jadi dimanapun mereka berada pasti memiliki marga, dan jalan
persaudaraan tersendiri. Penduduk Kabupaten Karo adalah masyarakat yang dinamis dan
patriotis serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo berpegang kuat kepada adat
istiadat yang luhur, hal tersebut merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh
peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian tiga hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan
Mejuah-juah.
Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak
kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang. Sangap berarti mendapat rejeki,
kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan
datang. Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta
keseimbangan dan keselarasan antara manusia dan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan
antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan satu sama lain.
Beberapa tradisi yang sampai saat ini masih tetap eksis dan terjaga kelangsungannya di
Kabupaten Karo adalah Kerja Tahun (merdang merdem). Kerja Tahun merupakan kegiatan rutin
setiap tahun yang biasanya dilaksanakan setelah acara menanam padi di sawah selesai. Perayaan
tersebut merupakan bagian dari ucapan syukur kepada Sang Pencipta karena kegiatan menanam
KRB III: Sangat berpotensi terancam awan panas, gas beracun, guguran lava, aliran lava, dan berpotensi sangat terancam
lontaran batu pijar (diameter > 6cm)
KRB II: Berpotensi terancam awan panas, gas beracun, guguran lava, aliran lava, dan berpotensi sangat terancam lontaran
batu pijar (diameter 2-6 cm)
KRB I: Berpotensi terlanda lahar hujan dan perluasan awan panas, terancam hujan abu, material pijar (diameter <2 cm)
Gambar 2.3
Peta Kawasan Rawan Bencana
Gambar 2.4
Peta Sebaran Lokasi Pengungsian dan Jumlah Korban Akibat Awan Panas
Pada akhir Januari 2014 PVMBG menyatakan tidak ada peningkatan dan ancaman yang
signifikan dari erupsi Gunungapi Sinabung dalam radius 5 km sehingga terhitung 31 Januari 2014
pukul 14.00 WIB, pengungsi yang tinggal di luar radius 5 km dari puncak Gunungapi Sinabung,
kecuali Desa Kutatengah dapat dipulangkan ke rumahnya. Adanya rekomendasi ini maka
pengungsi yang berasal dari 16 desa di luar radius 5 km dipulangkan. Saat itu pengungsi yang
berasal dari 32 desa berjumlah 30.117 jiwa (9.388 KK) berada di 42 titik pengungsian.
Sehubungan dengan Gunungapi Sinabung dalam tingkat aktivitas Awas (Level IV), maka
pada tanggal 21 Juni 2015 PVMBG merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
Penanganan Darurat