Anda di halaman 1dari 20

Nilai

Lembar Kegiatan Siswa

EKSPERIMEN

Oleh : Laurenza Laras Wati

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa memahami langkah-langkah dalam melakukan suatu eksperimen.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Siswa dapat mengidentifikasi variabel dari suatu rumusan masalah.
2. Siswa dapat mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari suatu
rumusan masalah.
3. Siswa dapat mengidentifikasi variabel kontrol dari rumusan masalah.
4. Siswa dapat membedakan antara rumusan hipotesis dan bukan rumusan hipotesis.
5. Siswa dapat membedakan rumusan hipotesis secara induktif dan hipotesis secara
deduktif.
6. Siswa dapat menulis Tinjauan pustaka dengan baik dan benar.
7. Siswa dapat merumuskan definisi operasional variabel.
8. Siswa dapat merencanakan eksperimen untuk menguji suatu hipotesis.
9. Siswa dapat melaksanakan eksperimen sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Kegiatan 1 (Tujuan 1)

Siswa dapat mengidentifikasi variabel dari suatu rumusan masalah.

Ringkasan Materi

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu
eksperimen atau penelitian. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang
bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara
memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri. Dalam mengidentifikasi atau
menuliskan variabel harus disebutkan atau dituliskan bagaimana tiap variabel akan
diukur. Misalnya, “Ketinggian roket saat meluncur bergantung pada volume air dalam
roket dan pengontrolan gaya yang tetap dari pompa” maka “Ketinggian roket saat
meluncur” merupakan variabel dan “Ketinggian” bukan variabel.

Bacalah teks berikut ini agar konsep variabel menjadi lebih jelas.

Page
“Ketinggian roket saat meluncur bergantung pada volume air dalam roket dan
pengontrolan gaya yang tetap dari pompa”

Pada pernyatan di atas dikemukaan dua variabel, yaitu :

a. Ketinggian roket saat meluncur


b. Volume air dalam roket
 Ingat bahwa anda harus memasukkan bagaimana setiap variabel diukur.
Merupakan hal yang salah apabila hanya mangatakan Ketinggian dan Volume
sebagai variabel, yang benar yaitu Ketinggian roket saat meluncur dan Volume
air dalam roket.

Tugas

“Ketinggian roket saat meluncur bergantung pada volume air dalam roket dan
pengontrolan gaya yang tetap dari pompa”

Pada pernyataan diatas dikemukaan dua variabel, yaitu :

a. Ketinggian roket saat meluncur


b. Volume air dalam roket

Kegiatan 2 (Tujuan 2)

Siswa dapat mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari suatu
rumusan masalah.

Ringkasan Materi

Variabel manipulasi adalah variabel yang secara sengaja dibuat berbeda. Variabel
respon adalah variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasi variabel manipulasi.

Tugas

Andaikan anda telah melakukan eksperimen yang menghasilkan kesimpulan bahwa :

“Ketinggian roket saat meluncur bergantung pada volume air dalam roket dan
pengontrolan gaya yang tetap dari pompa”

Variabel-variabel yang anda teliti dalam eksperimen itu adalah :

a. Ketinggian roket saat meluncur


b. Volume air dalam roket

Apabila suatu variabel secara sengaja dibuat berbeda, variabel tersebut disebut variabel
manipulasi. Pada eksperimen, mestinya secara sengaja anda telah mengubah volume air
dalam roket (misalnya 200ml, 250ml cm dan 300ml) maka diantara dua variabel diatas,
variabel manipulasinya adalah Volume air dalam roket.

Page
Variabel yang lain yaitu Ketinggian roket saat meluncur disebut variabel respon. Variabel
respon adalah variabel yang berubah sebagai akibat pemanipulasi variabel manipulasi.

Kegiatan 3 (Tujuan 3)

Siswa dapat mengidentifikasi variabel kontrol dari rumusan masalah.

Ringkasan Materi

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu eksperimen selain
variabel manipulasi. Dalam suatu eksperimen, kita ingin dapat mengatakan bahwa variabel
manipulasi itu adalah satu-satunya variabel yang berpengaruh terhadap variabel respon. Oleh
karena itu, kita harus yakin bahwa faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap hasil
eksperimen dapat dicegah.

Variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi dijaga agar tidak
memberikan pengaruh disebut variabel kontrol. Eksperimen yang dilakukan dengan
pengontrolan variabel seperti itu disebut prosedur eksperimen yang benar.

Dengan demikian dapat didefinisikan variabel kontrol adalah variabel yang dijaga
agar tidak mempengaruhi hasil eksperimen atau dengan kata lain variabel yang dibuat
sama (tidah diubah).

Tugas

Bacalah dengan seksama eksperimen berikut ini :

Sebuah eksperimen dilakukan untuk mengetahui penerapan hukum Bernoulli.


Eksperimen itu dilakukan dengan prosedur seperti berikut ini :
Memasang botol kebagian pipa peluncur dengan cara menancapkan bagian bawah
roket hingga mulut botol tertancap kuat ke lakban yang telah dipasang pada pipa, ini
bertujuan supaya air tidak keluar dari roket. Mengisi botol dengan air sampai setengah atau
sepertiga dari keseluruhan isi botol (jangan lupa kran ditutup terlebih dahulu). Memberikan
gaya tekanan udara pada pipa bagian bawah kran melalui pompa yang dihubungkan
melalui pentil. Setelah udara cukup ,melepaskan roket dengan membuka keran. Roket akan
meluncur.
Variabel apa saja yang dikontrol dalam eksperimen diatas?
Gaya tekanan udara yang tetap dari pompa.

Kegiatan 4 (Tujuan 4)

Siswa dapat membedakan antara rumusan hipotesis dan bukan rumusan hipotesis.

Page
Rangkuman Materi

Hipotesis adalah dugaan sementara tentang pengaruh apa yang akan diberikan
variabel manipulasi terhadap variabel respon. Oleh karena itu di dalam rumusan hipotesis
harus terdapat variabel manipulasi dan variabel respon. Hipotesis diremuskan dalam
bentuk pernyataan bukan pertanyaan. Hipotesis dinyatakan sebagai pengaruh yang
diramalkan akan dimiliki satu variabel yang lain.

Tugas
Diantara pernyataan berikut ini, manakah yang merupakan hipotesis?
1. Jika volume air pada roket diubah, maka akan menyebabkan ketinggian roket saat
meluncur juga berubah.
2. Fluida adalah zat dapat mengalir.
3. Berdasarkan pergerakannya fluida dapat dibedakan menjadi dua,yaitu fluida dinamis
dan fluida statis.
4. Kehidupan sehari-hari banyak hal-hal yang dapat kita kerjakan yang berkaitan dengan
fluida.
5. Semakin besar luas penampang, maka kecepatan fluida semakin kecil dan tekanannya
semakin besar.

Pada pernyataan 1 dan 5


Pada pernyataan 1 dan 5 pengaruh variabel manipulasi (volume air pada roket) terhadap
variabel respon (ketinggian roket) diprediksi atau dihipotesiskan, oleh karena itu pernyataan
1 dan 5 merupakan hipotesis.
Pada pernyataan 2 dan 3
Pada pernyataan 2 dan 3 merupakan suatu teori, oleh karena itu bukan hipotesis.
Pada pernyataan 4
Pada pernyataan 4 hanya mendeskribsikan fakta

Kegiatan 5 (Tujuan 5)

Siswa dapat membedakan rumusan hipotesis secara induktif dan hipotesis secara
deduktif.

Ringkasan Materi

Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan maslah yang diperoleh dari
penalaran deduktif berdasarkan teori atau penalaran induktif dari data yang ada.
Hipotesis dapat dirumuskan dengan penalaran induktif berdasarkan data hasil
pengamatan atau dirumuskan dengan penalran deduktif berdasarkan teori. Penalaran
induktif adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan data atau kasus menuju ke suatu
keimpulan umum yang dapat berbentuk hipotesis atau teori sementara. Penalaran deduktif

Page
adalah penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju kesimpulan yang bersifat spesifik.
Tugas (a) berikut ini merupakan latihan penlaran induktif, sedangkan tugas (b) meruapakan
latihan Penalaran deduktif.
Tugas a (Pealaran induktif)
Andaikan Anda melakukan eksperimen seperti prosedur pada kegiatan 3, hasilnya
dicatat seperti tabel berikut ini.
TABEL
Hasil Eksperimen

Percobaan Ketinggian roket saat


Volume air pada roket Tekanan pompa
ke- meluncur (m)
Langsung dipompa /
1 2 20
tanpa air
250ml badan roket
2 10 23
langsung dipompa
300ml badan roket
3 20 30
langsung dipompa
Berdasarkan tabel diatas secara induktif rumuskanlah hipotesis tentang hubungan volume air
pada roket dan ketinggian roket saat meluncur :

Dimana semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin rendah jarak tempuh
roket di udara. Misalnya saja saat badan roket diisi 250ml air jarak tempuhnya hanya 10 m
dan tekanan yang diberikan sebesar 23. Sedangkan jarak yang terjauh ditunjukkan pada
roket saat diisi 300ml air dengan jarak sejauh 20 m dan tekanan yang diberikan 30.

Tugas b (Penalaran deduktif)


Salah satu teori fisika menyatakan bahwa semakin besar tekanan yang diberikan maka
semakin rendah jarak tempuh roket di udara. Berdasarkan teori ini sacara deduktif dapat
dirumuskan beberapa hipotesis.

Contoh :
Besar tekanan yang dibrikan akan menyebabkan semakin rendah jarak tempuh roket
di udara.
Sekarang merumuskan sendiri hipotesis anda yang sesuai dengan teori diatas.
Hipotesis : Semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin rendah jarak tempuh roket
di udara.

Kegiatan 6 (Tujuan 6)

Siswa dapat menulis Tinjauan pustaka dengan baik dan benar.

Ringkasan Materi

Page
Kajian pustaka pada prinsipnya berisi teori-teori yang relevan dengan masalah
penelitian dan atau data atau temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah
penelitian. Pada bagian kajian pustaka ini, peneliti berupaya untuk secara teoritik menjawab
masalah yang dikemukakan pada bab pendahuluan. Jawan teoritik itulah yang tersimpulkan
pada hipotesis. Oleh karena itu, hipotesis dapat dipandang sebagai simpulan dari kajian teori
pada umumnya ditulis setelah kajian teori. Karena hipotesis baru meruapakan jawaban
teoritik, maka hipotesis dapat juga dikatakan sebgai jawaban sementara adari suatu rumusan
masalah.. hipotesis itu menjadi jawaban akhir setelah hipotesis itu teruji oleh data empirik
yang diperoleh dari penelitian tersebut.
Contoh
Rumusan Masalah :
Bagaimana pengaruh volume air dalam badan roket terhadap jarak tempuh roket ke udara?
Tinjaun Pustaka :
Roket air merupakan suatu permainan yang menggunakan prinsip tekanan udara. Jika
dimanfaatkan pada tekanan tertentu udara mempunyai energi untuk mendorong sesuatu.
Udara yang dimanfaatkan pada roket air akan mendorong air keluar, karena lubang untuk
keluarnya air yang terdorong oleh udara kecil maka mempunyai kecepatan dan energi yang
cukup besar. Hal ini sesuai dengan rumus debit air.
Air yang terdorong keluar akan mendorong udara bebas sehingga roket bisa meluncur.
Komposisi air dan udara juga mempunyai perbandingan tertentu agar menghasilkan dorongan
yang maksimal. Karena besarnya tekanan udara yang dimanfaatkan harus sesuai dengan air
yang diisi, sehingga pada akhirnya udara yang dimanfaatkan cukup untuk mendorong air
yang diisikan ke dalam badan roket.

Hipotesis :
Semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin rendah pula jarak tempuh roket di
udara.

Kegiatan 7 (Tujuan 7)

Siswa dapat merumuskan definisi operasional variabel.


Rangkuman materi
Pada saat peneliti memilih prosedur pengukuran suatu variabel sesungghunya
peneliti sedang membuat definisi operasiaonal. Mendefiniskan secara operasional suatu
variabel berati suatu variabel berarti menetapkan bagaimana peneliti akan mengukur
variabel itu. Peneliti yang berbeda dapat menggunakan definisi operasional yang

Page
berbeda untuk variabel yang sama. Misalya, jenis lensa yang digunakan terhadap sifat
bayangan yang terbentuk. Variabel sifat bayangan yang terbentuk dapat didefinisikan
menurut banyak cara yang berbeda, sebagai misal :
1. Tembus cahaya
2. terdiri dari dua lengkungan atau satu lengkungan dan bidang datar
3. tidak menghambat jalannya cahaya.
Tiap – tiap pernyataan diatas merupakan definisi operasional untuk variabel yang
sama.

Tugas a
Berikut ini diberikan deskripsi singkat suatu penyelidikan
Penyelidikan : suatu penelitian dilakukan untuk menentukan hubungan ketinggian
roket saat meluncur bergantung pada volume air dalam roket dan pengontrolan gaya yang
tetap dari pompa serta menyatakan bahwa semakin besar tekanan yang diberikan maka
semakin rendah jarak tempuh roket di udara. Suatu ketika badan roket diisi 250ml dan
diberikan tekanan dan kemudian mencatat jarak tempuhnya (apa yang diamati)

Definisi tiap variabel secara operasional

Definisi operasional variabel manipulasi :


Volume air pada roket merupakan variabel manipulasi. Variabel ini di ukur dengan cara yang
sama yaitu dengan menggunakan gelas ukur. (apa yang diamati)
Definisi operasional variabel respon :
Ketinggian roket saat meluncur disebut variabel respon. Variabel ini diukur dengan tekanan
gaya yang tetap dari pompa (tindakan yang dilakukan) dan mengukurnya dengan hasil dari
tekanan gaya dan voume air (apa yang diamati).

Kegiatan 8 (Tujuan 8 dan 9)

Tujuan 8 : Siswa dapat merencanakan eksperimen untuk menguji suatu hipotesis.

Page
Tujuan 9 : Siswa dapat melaksanakan eksperimen sesuai dengan rencana yang telah
dibuat
Rangkuman materi
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai usaha sistematik yang direncanakan
untkmenghasilkan sata untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.
Apabila cara bagaimana suatu variabel akan dimanipulasi dan jenis respon yang
diharapkan dinyatakan secara jelas dalam bentuk definisi operasional, maka sebagian
besar pekerjaan perencanaan eksperimen sebagai persiapan pengumpulan data telah
terselesaikan, yang tersisa hanya menetapkan kondisi-kondisi eksperimen lain dalam
pengontrolan variabel kontrol.

Berikut ini diberikan sebuah hipotesis dan contoh rancangan eksperimennya

Hipotesis
Semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin rendah jarak tempuh roket di udara.
Rancangan eksperimen :
1. Volume air pada roket merupakan variabel manipulasi. Variabel ini di ukur dengan
cara yang sama yaitu dengan menggunakan gelas ukur. (tindakan yang dilakukan)
ubahlah voume air pada roket. (definisi operasional variabel manipulasi)
2. Ketinggian roket saat meluncur disebut variabel respon. Variabel ini diukur dengan
tekanan gaya yang tetap dari pompa (tindakan yang dilakukan) dan mengukurnya
dengan hasil dari tekanan gaya dan voume air (apa yang diamati). (definisi
operasional variabel respon)
3. Gaya tekanan udara yang tetap dari pompa. (variabel yang dikontrol)

Perhatikanlah bahwa itu terdiri dari pendefinisian secara operasional variabel nanipulasi dan
respon yang menyatakan bagaimana variabel yang lain akan dikontrol.
Eksperimen di atas menggunakan satu harga untuk variabel manipulasi,jumlah ini tidak
harus sekian. Jumlah titik pengamatan yang akan dicatat sepenuhnya bergantung kepada
peneliti.
Tugas (1)
Berikut ini adalah rumusan hipotesis yang harus dibuat rancangan eksperimennya untuk
menguji hipotesis.

Page
Hipotesis :
Semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin rendah jarak tempuh roket di udara.
1. Definisi operasional variabel manipulasi (volume air pada roket) sudah dirumuskan
pada kegiatan 7 tugas (a).
2. Definisi operasioanl variabel respon (ketinggian roket saat meluncur) ditentukan
dengan tekanan gaya yang tetap dari pompa dan mengukurnya dengan hasil dari
tekanan gaya dan voume air.
3. Pengontrolan variabel dilakukan dengan gaya tekanan udara yang tetap dari pompa.
4. Harga-harga variabel yang dipilih adalah volume air pada roket (250ml,300ml)

Apabila Anda telah menyelesaikan suatu rancangan yang baik,berarti rancangan itu
seharusnya sedemikian jelas sehingga Anda dapat meminta orang lain untuk melaksanakan
rancangan itu tanpa petunjuk tambahan. Orang itu, dapat melaksanakan penyelidikan tepat
seperti seandainya Anda sendiri yang melakukannya. Definisi operasional dimaksudkan
sebagai sarana untuk memudahkan komunikasi antar ilmuwan.

Tugas (2)
Laksanakan ekperimen sesuai dengan rancangan eksperimen pada Tugas (1)

A. Judul
Pembuatan Roket Air
B. Standart kompetensi
- Mengetahui apa itu roket air dan cara membuatnya
- Mengetahui cara kerja roket air
C. Kompetensi Dasar
Menyelidiki pengaruh volume air dalam badan roket terhadap jarak tempuh roket ke
udara.
D. Indikator
1. Mengenal hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengaplikasikn hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan
roket air.
E. Dasar Teori
Roket air merupakan suatu permainan yang menggunakan prinsip tekanan
udara. Jika dimanfaatkan pada tekanan tertentu udara mempunyai energi untuk
mendorong sesuatu. Udara yang dimanfaatkan pada roket air akan mendorong air

Page
keluar, karena lubang untuk keluarnya air yang terdorong oleh udara kecil maka
mempunyai kecepatan dan energi yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan rumus
debit air.
Air yang terdorong keluar akan mendorong udara bebas sehingga roket bisa
meluncur. Komposisi air dan udara juga mempunyai perbandingan tertentu agar
menghasilkan dorongan yang maksimal. Karena besarnya tekanan udara yang
dimanfaatkan harus sesuai dengan air yang diisi, sehingga pada akhirnya udara yang
dimanfaatkan cukup untuk mendorong air yang diisikan ke dalam badan roket.
Prinsip dasar roket merupakan implemantasi dari perubahan momentum serta
Hukum III Newton mengenai aksi-reaksi. Dalam dunia pendidikan, berbagai
percobaan bisa dilakukan untuk memahamkan kepada peserta didik mengenai prinsip
dasar roket mulai dari percobaan yang sederhana menggunakan botol-botol bekas
minuman soda.
Bagaimana roket air bisa meluncur?
1. Udara tekan yang ditambahkan menggunakan pompa akan menciptakan
gelembung-gelembung yang mengambang diatas air dan kemudian menekan volume
udara di bagian atas botol.
2. Botol dilepaskan dari pompa.
3. Air didorong keluar nossel oleh udara terkompresi.
4. Botol bergerak menjauh dari air karena mengikuti hukum Newton III.
F. Alat dan Bahan
a. 2 botol bekas air mineral lebih baik yang bersoda karena lebih kuat.
b. Pipa Paralon ½ inch 2 meter.
c. Lembaran polycarbonat (dipakai untuk atap atap kanopi)
d. 7-10 cable teast.
e. 3 penutup pipa paralon ( Dop tanpa ulir) ukuran ½ inc.
f. Pentil ( air intake) sepeda motor.
g. Lembaran fiber atau kertas tebal (bc ivory)
h. Sambungan pipa berbentuk T.
i. Kerikil atau kelereng.
j. Sambungan pipa paralon 1 inc.
k. Gunting, lem paralon, lakban bening, lakban hitam, cutter, dan double tape.

G. Prosedur eksperimen
• Cara Membuat Roket Air :
a. Ambil satu botol kemudian potong bagian bawahnya. Masukan alas botol yang
belum dipotong ke dalam botol yang sudah berlubang dan rekatkan dengan lakban
bening.
b. Buatlah sayap menggunakan lembaran polycarbonate dengan bentuk sesuai selera
dan ukurannya sama. Bisa bentuk segitiga siku-siku , bujur sangkar, atau setengah
bulan sabit. Kemudian rekatkan pada ujung botol yang tidak dipotong menggunakan
lakban bening.
c. Buatlah bagian nosecone menggunakan fiber. Caranya buatlah lingkaran dengan
diameter yang diinginkan. Tergantung dari ujung botol lancip atau tumpul. Apabila
ujung botol semakin lancip maka diameter lingkarannya harus semakin lebih lebar.
Kemudian buatlah bentuk kerucut. Rekatkan sisinya menggunakan doubletape.
Masukan pemberat ke dalam kerucut dan rekatkan di ujung kerucut dengan double
tape agar posisinya tetap saat meluncur. Kemudian satukan nosecone dengan botol
mengunakan lakbanbening.

Page
• Cara Membuat Peluncur (Launcher) :

a. Potong pipa paralon ½ inch menjadi 3 bagian dan rangkailah membentuk huruf T,
kemudian satukan dengan sambungan pipa, dan Bagian kepala rangkaian huruf T
diberi Dop yang nantinya berfungsi sebagai alas. Dan ujung yang berlawanan
disambung dengan pipa yang sama ukurannya tapi tanpa menggunakan sambungan
pipa. Agar bagian sambungan tersebut terlihat menggelembung. Fungsinya untuk
menahan roket saat akan diluncurkan. rekatkan sambungan-sambungan tersebut
menggunakan lem paralon.
b. Susun cable teast mengelilingi sambungan pipa yang menggelembung dan
rekatkan dengan lakban hitam supaya lebih kuat. Masukan sambungan pipa ukuran 1
inch sehingga posisi cable teast berada di dalam sambungan tersebut. fungsi dari
cable teast dan sambungan ini adalah sebagai penahan agar roket tidak terlepas
sebelum mencapai tekanan yang maksimal.
c. Ujung pipa bagian badan huruf T diberi Dop yang telah di pasang pentil (air intake
sepeda motor). Kemudian diberi lem paralon. Fungsinya adalah untuk
menghubungkan peluncur denga pompa.
d. Usahakan di setiap sambungan jangan sampai ada lubang supaya udara tidak
dapat keluar ataupun masuk.

H. Kesimpulan
Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan
pendorong air dan udara bertekanan. Seperti kita ketahui bersama bahwa udara dalam
suatu ruangan akan menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang
lebih rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi dengan udara dengan
tekanan tertentu maka udara dalam botol akan menekan ke segala arah dan jika botol
dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan
menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara.
Roket bekerja karena ada aksi dan reaksi (hukum Newton ketiga). Perubahan
momentum pada lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum yang
dialami roket, jadi air dan udara yang keluar dari dalam botol menyebabkan botol
terdorong berlawanan arah dari keluarnya air dan udara.

I. Gambar Rancagan Percobaan

J. Daftar Pustaka

John Graham. (2001). Jagoan Sains Gaya dan Gerak. Jakarta: Erlangga
Dewi Rieka. (2009). Bocah Bocah Galaksi. Bandung: Mizan Pustaka
J. Warren Young. (2006). Scouting. America: Boy Scout of America
Sumber artikel :

Page
https://asyikbelajarfisika.wordpress.com/2014/06/17/konsep-fisika-dari-roket-
air/
http://devitiyas.blogspot.com/2013/03/makalah-roket-air.html
https://www.scribd.com/doc/168000054/Prinsip-Kerja-Roket-Air
http://id.wikipedia.org/wiki/Roket_air
Diakses pada hari 16 maret pukul 21.42 WIB.

Nilai

Page
Lembar Kegiatan Siswa

PENGAMATAN

Oleh : Laurenza Laras Wati

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa memahami langkah-langkah dalam melaksanakan pengamatan

B. Tujuan pembelajaran khusus


1) Siswa dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif
2) Siswa dapat melakukan pengamatan terhadap obyek-obyek yang sifatnya
sedang berubah.

Kegiatan 1

Tujuan 1 : Siswa dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif


Rangkuman materi
Pengamatan terhadap obyek dan gejala alam dilakukan dengan lima indera, yaitu
alat penglihatan (mata), alat pembau (hidung), alat peraba (kulit, alat pengecap (lidah), dan
alat pendengar (telinga). Pendeskrispsian obyek tersebut harus didasarkan atas
pengamatan. Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan indera tanpa
mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu disebut penalran kualitatif, sedangkan
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan
pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif.
Pengamatan kuantitatif didefiniskan sebagai pengamatan yang dilakukan dengan
beberapa atau seluruh indera, yaitu dengan mendeskrispsikan apa yang dilihat, apa yang
dirasa, apa yang tercium, apa yag didengar, apa yang di cicpi dari obyek yang diamati.
Pengamatan yang anya menggunakann suatu indera tidak dapat memberikan deskripsi yang
lengkap tentang obyek yang diamati.
Bentuk,warna, dan ukuran dapat dibedakan dan atau diklasifikasikan dengan indera
penglihat, tekstur dengan indera peraba, bau dengan indera pembau, bunyi oleh indera

Page
pendengar, dan manis, pahit, asin dan asam dengan indera pengecap. Pengecapan hanya
digunakan untuk zat atau benda yang telah dikenal. Berbahaya mencicipi benda-benda
yang belum dikenali.
Berdasarkan data hasil pengamatan, ciri-ciri zat yang diamati dapat dideskripsikan.
Empat butir panduan yang perlu dicatat agar dapat melakukan deskripsi secara efektif
adalah (1) deskripsikanlah hanya apa yang dapat diamati, (2) buatlah deskripsi yang singkat,
(3) gunakanlah bahasa yang tepat dan teliti, (4) hanya menuliskan desskripsi hasil
pengamatan bukan interferensi (penjelasan) atas hasil pengamatan.

Kegiatan 2

Tujuan 2 : Siswa dapat melakukan pengamatan terhadap obyek-obyek yang sifatnya sedang
berubah.
A. Judul
“perubahan wujud zat”

B. Standart Kompetensi
Memahami wujud zat dan perubahannya.

C. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

D. Indikator
1. Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui
penalaran.
2. Menyelidiki perubahan wujud suatu zat

E. Dasar Teori

1. Wujud Zat
 Zat menurut wujudnya terdiri dari zat padat, cair dan gas.
 Zat adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang.

Page
 Cara membuktikan zat memiliki massa dapat dilakukan dengan cara menimbang
atau mengukur massa dengan timbangan atau neraca. Cara membuktikan zat
menempati ruang dapat dilakukan denagn cara memasukkannya pada suatu
wadah.
 Zat dapat berubah wujudnya, seperti:
a. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas.
b. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
c. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
d. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas.
e. Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas.
f. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas.

 Perubahan zat secara fisika adalah perubahan zat yang tidak menyebabkan
terjadinya zat baru. Contohnya perubahanwujud,bentuk, dan melarut.

 Perubahan zat secara kimia adalah perubahan zat yang menyebabkan terjadinya
zat baru. Contohnya pembakaran, perkaratan, pelapukan, pernapasan, peragian,
dan pembusukan.
2. Alat dan Bahan
1. Es batu
2. Alat pendingin (freezer)
3. Kapur barus

Page
4. Kompor
5. Air
6. Wadah aluminium dan tutupnya
7. Frezeer
8. gelas

3. Langkah Kerja
1. Letakkan es batu pada wadah, kemudian diamkan beberapa saat dan amati
perubahan yang terjadi.
TABEL 1
Indera / alat yang digunakan dan deskripsi hasil pengamatan

Indera yang digunakan Deskripsi hasil pengamatan


1. es batu terlihat perlahan
Mata berubahmenjadi air
2. volume es batu semakin mengecil
suhu semakin menurun daripada saat
Tangan/kulit
memegang es batu.
Telinga tidak terdengar suara apapun
rasa es batu dan pada saat berubah
Lidah
menjadi air sama
Hidung Tidak tercium bau apapun

2. Letakkan kapur barus pada lemari Anda, kemudian diamkan beberapa hari,
amati perubahan yang terjadi.
TABEL 2
Indera / alat yang digunakan dan deskripsi hasil pengamatan

Indera yang digunakan Deskripsi hasil pengamatan


mata Volume kapur barus semakin keci
Tangan/kulit Tekstur kapur barus masih sama,
ukurannya lebih kecil
telinga Tidah terdengar suara apapun
Lidah Tidak dilakukan tes dengan indra
lidah karena termasuk bahan yang
tidak untuk dicicipi
Hidung Bau kapur barus dari awal hingga

Page
kini masih sama

3. Tuangkan air secukupnya pada wadah aluminium, kemudian tutup wadah


sambil di panaskan di atas kompor.
TABEL 3
Indera / alat yang digunakan dan deskripsi hasil pengamatan

Indera yang digunakan Deskripsi hasil pengamatan


Mata 1. Air perlahan-lahan mulai
mendidih
2. Mulai terlihat bintik-bintik
air pada tutup wadah
Tangan/kulit Saat tangan di atas panci (tanpa
menyentuh) terasa suhu semakin
meningkat dari sebelumnya.
Telinga terdengar suara air mendidih
Bau kapur barus dari awal hingga
Hidung
kini masih sama
Setelah air yang mendidih mulai
Lidah
turun suhunya, rasa air tetap sama

4. Tuangkan air ke dalam wadah kemudian masukkan ke dalam frezeer dan amati
perubahan yang terjadi.
TABEL 4
Indera / alat yang digunakan dan deskripsi hasil pengamatan

Indera yang digunakan Deskripsi hasil pengamatan


Mata Air perlahan-berwarna putih keruh
dan mengeras.
Tangan/kulit Suhu berbeda, saat mengeras terasa
jauh lebih dingin
Telinga Tidak terdengar suara apapun.
Hidung Tidak tercium bau apapun
Rasa yang dimiliki masih sama
Lidah
dengan semula

5. Letakkan es batu dalam gelas, diamkan beberapa saat dan amati perubahan
yang terjadi.

Page
TABEL 5
Indera / alat yang digunakan dan deskripsi hasil pengamatan

Indera yang digunakan Deskripsi hasil pengamatan


Mata Terlihat es mulai menjadi air dan
terdapat bintik-bintik air di luar
gelas.
Tangan/kulit Suhu bintik-bintik air sama dengan
es di dalam gelas.
Telinga Tidak terdengar suara apapun.
Hidung Tidak tercium bau apapun
Rasa yang dimiliki masih sama
Lidah
dengan semula.

Dari data di atas, jelaskan istilah perubahan yang terjadi !


Es batu berubah menjadi air berarti perubahan dari padat menjadi cair yang disebut
mencair
Kapur barus berubah menjadi semakin kecil berarti perubahan dari padat menjadi
gas yang disebut menyublim
Air dipanaskan terdapat bintik-bintik air berarti perubahan dari cair menjadi gas yang
disebut menguap
Air didinginkan berubah menjadi es batu berarti perubahan dari cair menjadi padat
yang disebut membeku
Es batu yang di letakkan dalam gelas, pada gelas terdapat bintik-bintik air berarti
perubahan dari gas menjadi cair yang disebut mengembun.

4. Kesimpulan
Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat dapat terjadi karena peristiwa
pelepasan dan penyerapan kalor. Wujud zat merubah ketika titik tertentu tercapai
oleh atom/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu.

5. Diskusi Pertanyaan
1. Isilah kotak-kotak kosong di bawah ini dengan benar!

Page
1. Carilah contoh dalam kehidupan sehari yang termasuk zat padat, zat cair, dan
zat gas masing-masing 5!
No Zat padat Zat cair Zat gas
1
2
3
4
5

2. Dari gambar di atas tentang perubahan wujud zat, manakah perubahan yang
membutuhkan kalor? Berilah contoh masing-masing 2!
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Dari poin gambar di atas tentang perubahan wujud zat, manakah perubahan
yang melepaskan kalor? Berilah contoh masing-masing 2!
...................................................................................................................
4. Tuliskan manfaat yang dapat diperoleh dari masing-masing perubahan wujud
tersebut!
..................................................................................................................................

Page
..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Nur, dkk. 1997. LKS FU/1:1/K.3: Rancangan Pengamatan. Proyek Alat –Alat IPA dan PKG
Jakarta. Depdikbud. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Umum
Departemen Pendidikan Nasional. 2002, Pedoman Manajemen Sekolah, Seri School Reform
02, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Sumber Artikel : http://www.info-asik.com/2013/11/perubahan-wujud-
zat.html#ixzz2wtXgpykz. Diakses pada hari 16 maret pukul 19.04 WIB.

Page

Anda mungkin juga menyukai