Studi Pemisaan Thorium Dari Besi Dan Log PDF
Studi Pemisaan Thorium Dari Besi Dan Log PDF
Studi Pemisahan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam
Larutan Asam Nitrat dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan
Trioctylphosphine Oxide
Study of Thorium Seperation from Iron and Rare Earth Metals in Nitric Acid
Solution by Solvent Extraction Using Trioctylphosphine Oxide
Naskah diterima: 25 November 2017, direvisi: 28 November 2017, disetujui: 30 November 2017
DOI: https://doi/org/10.17146/eksplorium.2017.38.2.3924
ABSTRAK
Serangkaian percobaan ekstraksi pelarut untuk memisahkan thorium dari besi (Fe) dan logam tanah jarang
(LTJ) menggunakan trioctylphosphine oxide (TOPO) dilakukan dengan variasi konsentrasi asam nitrat, waktu
ekstraksi, nisbah ekstraktan terhadap diluen (g/mL), dan variasi nisbah volume larutan organik terhadap volume
larutan aqueous (O/A) serta variasi konsentrasi asam pada proses stripping. Konsentrasi awal thorium, besi, dan
LTJ dalam larutan umpan diukur masing-masing dengan Inductively Coupling Plasma (ICP), Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS), dan Ultraviolet Visible Spectroscopy (Spektro UV-VIS). Konsentrasi asam nitrat
divariasikan pada 1M, 2M, 3M, 4M, dan 5M. Waktu ekstraksi divariasikan pada 2, 5, 10, 15, dan 20 menit,
sementara nisbah ekstraktan terhadap diluen (g/mL) divariasikan pada 2:100, 3:100, 4:100, 5:100, dan 6:100
dengan variasi nisbah O/A yaitu 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, dan 3:1. Pada tahap stripping dilakukan variasi konsentrasi
asam nitrat pada 0,1 M; 0,2 M; 0,3 M; 0,4 M; dan 0,5 M. Hasil percobaan menunjukkan kondisi terbaik dicapai
pada konsentrasi asam nitrat 3M, waktu ekstraksi 10 menit, nisbah ekstraktan terhadap diluen sebesar 5:100
(g/mL), dan nisbah O/A sebesar 1:1 sehingga didapatkan persen ekstraksi Th sebesar 97,26%, Fe sebesar 7,97%,
dan LTJ sebesar 62,15% dengan nilai βTh-Fe dan βTh-LTJ masing-masing sebesar 273,62 dan 14,43. Pada percobaan
stripping didapatkan persen stripping Th tertinggi sebesar 51,37% pada konsentrasi asam nitrat 0,3M dengan
persen stripping Fe dan LTJ masing-masing sebesar 2,72% dan 2,55%.
Kata kunci: ekstraksi pelarut, thorium, besi, logam tanah jarang, trioctylphospine oxide
ABSTRACT
A series of solvent extraction experiment to separate thorium(Th) from iron (Fe) and rare earth metals
(REE) using trioctylphosphine oxide (TOPO) conducted with variations of nitric acid concentration, extraction
time, ratio between exctractan and diluent (g/mL), and ratio between organic solution and aqueous solution
volumes (O/A), and variation of nictric acid concentration in stripping process. Thorium, iron and rare earth
metals early concentration in solution feed were measured by using Inductively Coupling Plasma (ICP), Atomic
Absorption Spectroscopy (AAS), dan Ultraviolet Visible Spectroscopy (UV-VIS Spectro) respectively. The nitric
acid concentration was varied at 1M, 2M, 3M, 4M, and 5M. The extraction time was varied at 2, 5, 10, 15, and 20
minutes, meanwhile the ratio between extractan and diluent (g/mL) was varied at 2:100, 3:100, 4:100, 5:100, and
6:100 with O/A ratio at 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, and 3:1. At stripping stage, the nitric acid concentration was varied at
0.1M; 0.2M; 0.3M; 0.4M; and 0.5M. The result of the experiments show that the best condition was obtained on
133
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
3M nitric acid concentration, 10 minutes extraction time, 5:100 (g/mL) extractan and diluent ratio, and 1:1 O/A
ratio, that resulted in 97.26% Th extraction, 7.97% Fe extraction, and 62.15% rare earth metals extraction with
βTh-Fe and βTh-REE value 273.62 and 14.43 respectively. On the stripping experiment, the highest Th stripping
percentage obtained as much as 51.37% at 0.3M nitric acid concentration with Fe and REE stripping percentage
up to 2.72% and 2.55% respectively.
Keywords: solvent extraction, thorium, iron, rare earth metals, trioctylphosphine oxide
134
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X
dengan logam tanah jarang, metode struktur molekulnya dapat dilihat pada
pengolahan thorium hampir sama dan seiring gambar 1.
dengan pengolahan logam tanah jarang.
Proses yang sering digunakan yaitu melalui
jalur hidrometalurgi. Proses hidrometalurgi
telah terbukti efektif untuk mengolah logam
tanah jarang dan thorium. Hal ini disebabkan
karena sifat kimia dari logam-logam ini Gambar 1. Struktur molekul TOPO
mudah untuk dilarutkan dan dipresipitasi
secara selektif [5]. Dalam penelitian ini, dipelajari metode
Salah satu daerah yang cukup berpotensi pemisahan thorium dari besi dan logam tanah
memiliki cadangan thorium adalah Kabupaten jarang (LTJ) dengan ekstraksi pelarut
Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Hasil menggunakan TOPO. Larutan umpan
analisis Pusat Teknologi Bahan Galian ekstraksi pelarut yang digunakan diperoleh
Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional dari hasil pelarutan kembali presipitat Th, Fe,
(PTBGN-BATAN) kadar Th dalam bijih dan LTJ-hidroksida dalam larutan asam nitrat.
thorit dari Mamuju sebesar 71.726 ppm Presipitat hidroksida tersebut diperoleh dari
dengan kandungan silika yang cukup tinggi, proses digesti asam bijih thorit dari Mamuju
yaitu sebesar 32,46%. Selain itu, kandungan yang diikuti pelindian dalam air dan
besinya juga tinggi hingga mencapai 24,67% netralisasi menggunakan larutan amonium
sehingga menimbulkan permasalahan dalam hidroksida.
proses pengolahan dan pemurnian thorium.
Hal ini karena besi ikut terpresipitasi dengan TEORI
thorium pada tahap presipitasi setelah proses Bijih thorium keberadaannya di alam
pelindian. Salah satu metode yang efektif biasanya berikatan dengan logam tanah jarang
untuk digunakan dalam proses pemurnian sehingga metode pengolahan thorium hampir
thorium adalah ekstraksi pelarut. Beberapa sama dan beriringan dengan pengolahan
jenis ekstraktan yang telah diteliti ataupun logam tanah jarang. Proses pengolahannya
digunakan secara komersial diantaranya meliputi proses fisik dan proses kimia yang
tributylphosphate (TBP), Cyanex302 dilakukan untuk mendapatkan logam yang
[bis(2,4,4-trimethylpentyl) thiophosphinic diinginkan dari bijih. Proses pengolahan
acid], Cyanex272 [bis (2,4,4-trimethylpentyl) secara fisik biasanya dilakukan dengan
phosphinic acid], Adogen-383 (secondary gravity separation, magnetic separation,
amine), Prime JM-T (primary amine) [6]. electrostatic separation, dan flotasi. Setelah
Penelitian pemurnian thorium melalui proses fisik, konsentrat diproses lebih
menggunakan ekstraktan Trioctylphosphine lanjut untuk mengekstraksi thorium dan LTJ
Oxide (TOPO) juga telah dilakukan pada di dalamnya, baik dengan jalur pirometalurgi
larutan hasil pelindian mineral monasit. Hasil maupun hidrometalurgi. Jalur hidrometalurgi
penelitian menunjukkan bahwa persentase lebih banyak digunakan karena thorium dan
ekstraksi thorium yang dihasilkan lebih tinggi LTJ relatif mudah dilarutkan dalam asam dan
bila dibandingkan dengan ekstraktan lain [7]. basa dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan
TOPO merupakan senyawa organophosporus metode-metode seperti proses presipitasi
dengan rumus molekul (C8H17)3PO. Adapun
135
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
kimia, ekstraksi pelarut, adsorpsi selektif Nilai Wo adalah berat logam pada fase
dengan resin, dan metode lainnya [9]. organik, O adalah volume larutan organik, Wr
Ekstraksi pelarut merupakan suatu adalah berat logam mula-mula dalam larutan
metode untuk memurnikan larutan kaya hasil aqueous, dan A adalah volume larutan
dari pelindian dengan menggunakan larutan aqueouos.
organik. Selama proses berlangsung, larutan Parameter lain yang dapat menunjukkan
kaya akan dikontakkan dengan larutan keberhasilan proses ekstraksi adalah faktor
organik, kemudian logam tertentu akan pemisahan (β). Faktor pemisahan
bereaksi dengan larutan organik dan menunjukkan seberapa banyak logam N yang
membentuk senyawa komplek ikut terbawa oleh larutan organik atau
organometallic. Proses ekstraksi pelarut terekstraksi bersama dengan logam M
umumnya terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap sehingga dapat mengindikasikan keterpisahan
ekstraksi, scrubbing, dan stripping. Pada dari dua logam tersebut. Persamaan dari
tahap ekstraksi, logam tertentu dalam larutan faktor pemisahan logam M dan N (βM-N)
kaya yang dikontakkan dengan larutan adalah sebagai berikut [9]:
organik akan bereaksi dan berpindah ke fase
organik. Reaksi sederhana yang terjadi dalam DM
β𝑀−𝑁 = (4)
DN
proses ini dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
M + 𝐸 ↔ 𝑀𝐸 (1) METODOLOGI
Percobaan yang dilakukan pada
Nilai M adalah logam yang berada pada fase penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
aqueous, E adalah ekstraktan organik yang dimulai dengan proses preparasi bijih yang
digunakan, dan ME adalah komplek dilanjutkan dengan proses digesti asam
organometallic yang terbentuk. menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi
Selama proses ekstraksi, logam yang 98%. Proses digesti asam menghasilkan gray
tidak diinginkan dapat terbawa ke larutan mud yang terdiri dari Th, Fe, dan LTJ-sulfat
organik atau terko-ekstraksi. Hal ini yang masih bercampur dengan silika dan
berhubungan dengan selektivitas dari larutan pengotor lainnya. Gray mud tersebut
organik itu sendiri. Keberhasilan dari proses kemudian dilarutkan dalam air untuk
ekstraksi logam dapat dilihat dari beberapa memisahkan silika dan pengotor lainnya yang
hal, antara lain persentase ekstraksi (%E) dan tidak larut dalam air dengan Th, Fe, dan LTJ-
koefisien distribusi (D). Persentase ekstraksi sulfat yang larut dengan cara filtrasi. Larutan
logam dapat didefinisikan sebagai banyaknya yang mengandung Th, Fe, dan LTJ-sulfat
logam yang berpindah dari larutan kaya kemudian dilakukan netralisasi dengan
(aqueous) ke larutan organik. Persamaannya menambahkan larutan amonium hidroksida
dapat dituliskan sebagai berikut: untuk mempresipitasi Th. Oleh karena Fe dan
LTJ juga ikut terpresipitasi, selanjutnya
𝑤𝑜 𝑤𝑎 − 𝑤𝑟
%𝐸𝑀 = 𝑥 100 % = 𝑥 100% (2) dilakukan serangkaian percobaan pemisahan
𝑤𝑎 𝑤𝑎
𝑊𝑜 𝑤𝑎 − 𝑤𝑟 ketiga logam ini dengan ekstraksi pelarut.
𝑂 𝑂
𝐷𝑀 = 𝑊𝑟 = 𝑊𝑟 (3) Dalam proses ekstraksi pelarut ini,
𝐴 𝐴
136
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X
137
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
Percobaan Presipitasi
Proses presipitasi dilakukan dengan
menambahkan larutan ammonium hidroksida
25% tetes demi tetes ke dalam larutan filtrat
digesti asam hingga pHnya mencapai 4,5.
Setelah pH larutan mencapai 4,5, larutan Gambar 5. Prespitat hasil presipitasi larutan hasil
digesti asam pada pH 4,5.
didiamkan sebentar lalu difiltrasi dengan
vacuum filter untuk diambil padatannya lalu
Percobaan Ekstraksi Pelarut
dikeringkan dengan menggunakan oven
Sebelum digunakan dalam percobaan
selama 8 jam pada suhu 1050C. Kemudian,
ekstraksi pelarut, presipitat dilarutkan dalam
presipitat hasil proses presipitasi dilarutkan
asam nitrat yang konsentrasinya divariasikan
kembali dalam asam nitrat dan digunakan
pada 1M, 2M, 3M, 4M, dan 5M. Ekstraktan
sebagai umpan percobaan ekstraksi pelarut.
yang digunakan adalah Trioctylphosphine
Rangkaian alat untuk percobaan presipitasi
Oxide (TOPO) yang diencerkan dalam
dan contoh foto presipitat yang diperoleh
kerosen. Nisbah ekstraktan terhadap diluen
masing masing ditunjukkan pada Gambar 4
divariasikan pada 2:100, 3:100, 4:100, 5:100,
dan Gambar 5.
dan 6:100 (g/mL). Proses ekstraksi dilakukan
pada suhu 800C dengan cara memanaskan
ekstraktan dan larutan umpan terlebih dahulu
hingga mencapai temperatur tersebut secara
terpisah. Kemudian, ekstraktan dan larutan
umpan dicampurkan lalu diaduk selama 2, 5,
10, 15, dan 20 menit. Dalam proses ekstraksi
138
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X
139
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
persentase ekstraksi thorium menurun. Hasil 31,39 dan DFe sebesar 0,11. Nilai DTh yang
percobaan ini mirip dengan hasil percobaan besar menunjukkan jumlah Th yang berada
ekstraksi thorium dengan TOPO yang dalam fase organik jauh lebih banyak
dilarutkan dengan toluene [9]. Penurunan dibandingkan dengan yang ada di fase
persentase ekstraksi thorium dapat terjadi aqueous pada keadaan kesetimbangan.
karena asam ikut terekstraksi oleh TOPO Sebaliknya, nilai dari nilai DFe yang kecil
pada konsentrasi asam yang melebihi level menunjukkan jumlah Fe yang berada pada
tertentu. Ekstraksi asam oleh TOPO fase aqueous lebih banyak dibandingkan
ditunjukkan pada persamaan berikut [10]: dengan yang ada di fase organik pada
keadaan kesetimbangan. Profil dari D untuk
Th, Fe dan LTJ sebagai fungsi konsentrasi
H + + NO−
3 + 𝑇𝑂𝑃𝑂 ↔ HNO3. TOPO (5)
asam (pada suhu 800C, waktu ekstraksi 10
menit, nisbah ekstraktan terhadap diluen
Berdasarkan hasil percobaan tersebut
sebesar 5:100, dan nisbah O/A sebesar 1:1)
maka konsentrasi asam nitrat 3M merupakan
dapat dilihat pada gambar 8.
konsentrasi terbaik untuk melakukan proses
35
ekstraksi thorium dengan TOPO dengan D Th
30
Koefisien Distribusi
60
140
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X
100 35
30 D Th
90
Koefisien Distribusi
Persentase Ekstraksi
80 25 D Fe
Th 20
70
D LTJ
60 Fe 15
50 LTJ 10
40 5
30 0
20
0 5 Waktu
10(Menit)15 20 25
10
0 Gambar 10. Profil DTh, DFe, dan DLTJ, pada suhu 80oC,
0 10 20 30 konsentrasi asam 3M, nisbah ekstraktan terhadap
Waktu (Menit) diluen 5:100, dan nisbah O/A sebesar 1:1.
Gambar 9. Persentase ekstraksi Fe, Th, dan LTJ pada
suhu 80oC, konsentrasi asam nitrat 3M, nisbah Pengaruh Nisbah Ekstraktan terhadap
ekstraktan terhadap diluen 5:100, dan nisbah O/A
sebesar 1:1. Diluen terhadap Ekstraksi Logam
Hasil percobaan menunjukkan
Hasil percobaan ini mengindikasikan peningkatan persentase ekstraksi Th seiring
bahwa reaksi ekstraksi Th oleh TOPO bersifat dengan peningkatan nisbah ekstraktan
reversible dimana setelah kesetimbangan terhadap diluen (g/mL), seperti ditunjukkan
tercapai dan proses pengadukan dilakukan pada Gambar 11. Namun, terjadi penurunan
dalam waktu yang lebih lama maka kompleks ketika nisbah ekstraktan terhadap diluen
Th(NO3)4.nTOPO kembali terurai menjadi sebesar 6:100. Hal ini terjadi karena dengan
Th4+ dan NO3- yang kembali ke fase aqueous, konsentrasi ekstraktan yang tinggi, viskositas
seperti yang ditunjukkan pada persamaan larutan organik semakin tinggi sehingga
berikut: menurunkan laju perpindahan massa ion
logam dari fase aqueous ke fase organik.
𝑇ℎ4+ + 4𝑁𝑂3− + 𝑛 𝑇𝑂𝑃𝑂 Kecenderungan ini juga ditunjukkan oleh
𝐾𝑇ℎ hasil percobaan ekstraksi pelarut thorium
𝑇ℎ(𝑁𝑂3 )4 . 𝑛 𝑇𝑂𝑃𝑂 (6)
dengan menggunakan ekstraktan TOPO-
kerosin menggunakan bijih awal monasit
Berdasarkan hasil percobaan yang
[11]. Pada percobaan dengan variasi nisbah
diperoleh waktu 10 menit adalah waktu
ekstraktan terhadap diluen ini, hasil yang
terbaik yang digunakan untuk percobaan
terbaik diperoleh pada nisbah ekstraktan
selanjutnya dengan variasi nisbah ekstraktan
dengan diluen sebesar 5:100 dengan Th yang
terhadap diluen (g/mL). Pada kondisi terbaik
terekstraksi sebesar 97,26%; Fe dan LTJ yang
ini diperoleh persentase ekstraksi thorium
ikut terekstraksi masing masing sebesar
sebesar 97,26% dengan besi dan LTJ yang
7,97% dan 62,15%. Profil dengan nilai dari
ikut terekstraksi masing masing sebesar
koefisien distribusi Th yang memiliki nilai
7,97% dan 62,15%. Profil DTh, DFe, dan DLTJ
tertinggi pada persentase ekstraktan sebesar
pada kondisi terbaik ini ditunjukkan pada
5:100 ditunjukkan pada gambar 11. Profil
gambar 10.
DTh, DFe, dan DLTJ sebagai fungsi nisbah
ekstraktan terhadap diluen ditunjukkan pada
gambar 12.
141
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
Log DTh
0 0,02 0,04 0,06 0,08 2,5
Nisbah Ekstraktan terhadap diluen (g/mL)
Gambar 11. Persentase ekstraksi Fe, Th, dan LTJ pada 1,5
suhu 80oC, konsentrasi asam nitrat 3M, waktu 0,5
ekstraksi 10 menit, dan nisbah O/A sebesar 1:1.
-0,5
-1,5 -1 -0,5 0 0,5
35 Log Nisbah ekstraktan terhadap diluen
30 D Th
25 Gambar 13. Grafik antara nilai log DTh terhadap log
Koefisien Distribusi
142
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X
143
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
𝑤𝑎
7 𝑤𝑟 = (9)
Kadar Th pada fase organik
𝐷𝑂
( +1)
𝐴
6
5
Untuk tahap ekstraksi selanjutnya, wr’
4
(g/l)
6 𝐷𝑤𝑟′ 𝑤𝑟 − 𝑤𝑟′
5 =
𝐴 𝑂
4 𝐷𝑤𝑟′ . 𝑂 = 𝐴. 𝑤𝑟 − 𝐴. 𝑤𝑟′
(g/l)
3 𝑤𝑟′ (𝐷𝑂 + 𝐴) = 𝐴 𝑤𝑟
Garis Operasi A/O = 1/1
2 𝐷𝑂
𝑤𝑟 ′( + 1) = 𝑤𝑟
1 𝐴
𝑤𝑟
𝑤𝑟′ = 𝐷𝑂 (10)
0 ( +1)2
𝐴
0 1 2 3 4
Kadar Th pada fase aqueous (g/l)
Sehingga untuk ekstraksi sejumlah n tahap,
Gambar 17. Diagram McCabe-Thiele untuk ekstraksi
Th pada konsentrasi asam nitrat 3M, waktu pelarutan
dapat digunakan persamaan:
10 menit, dan nisbah ekstraktan terhadap diluen
sebesar 5:100. 𝑤𝑎
𝑤𝑛 = 𝐷𝑂 (11)
( +1)𝑛
𝐴
Selain dengan menggunakan diagram
McCabe-Thiele, tahapan ekstraksi dapat Nilai wn adalah berat logam terlarut dalam
ditentukan juga dengan menurunkan fase aqueous setelah dilakukan n tahap
persamaan berikut: ekstraksi, atau dapat diturunkan lagi
𝑤𝑎 − 𝑤𝑟 persamaannya untuk mengetahui konsentrasi
𝐷𝑀 = 𝑂
𝑊𝑟 logam setelah n tahap ekstraksi menjadi:
𝐴
𝑤𝑎
𝐷𝑊𝑟 𝑤𝑎 − 𝑤𝑟 𝑤𝑛
= = 𝐷𝑂 𝐴
𝐴 𝑂 𝐴 ( 𝐴 + 1)𝑛
𝐷𝑊𝑟 . 𝑂 = 𝐴. 𝑤𝑎 − 𝐴. 𝑤𝑟
𝐶𝑎
𝑤𝑟 (𝐷𝑂 + 𝐴) = 𝐴 𝑤𝑎 𝐶𝑛 = 𝐷𝑂 (12)
( +1)𝑛
𝐷𝑂 𝐴
𝑤𝑟 ( + 1) = 𝑤𝑎
𝐴
144
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X
Nilai Cn adalah konsentrasi logam dalam fase ikut ter-stripping masing-masing sebesar
aqueous setelah dilakukan n tahap ekstraksi 2,72% dan 2,55%, seperti ditunjukkan pada
dan Ca adalah konsentrasi awal logam pada gambar 18.
fase aqueous.
Dari Persamaan (12) dapat dilakukan 100
simulasi perhitungan untuk mendapatkan 90 Th
Persentase Stripping
80
persentase ekstraksi yang diinginkan dengan Fe
70
nisbah O/A tertentu. Hasil simulasi 60 LTJ
perhitungan dengan D yang didapat dari hasil 50
percobaan dengan nisbah O/A 1:1 disajikan 40
30
pada tabel 3. 20
10
Tabel 3.Simulasi perhitungan ekstraksi bertahap untuk 0
nisbah O/A sebesar 1:1.
0 0,2 0,4 0,6
Ca Th Ca Th %Ekstraksi Konsentrasi Asam Nitrat (M)
D O/A n
(g/l) (g/l) Th Gambar 18. Persentase stripping Fe, Th, dan LTJ pada
2.98 1 31.39 1 0.0920 96.9 temperatur kamar, waktu stripping 10 menit, dan
nisbah O/A sebesar 1:4.
2.98 1 31.39 2 0.0028 99.9
145
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.
146