Anda di halaman 1dari 14

Eksplorium p-ISSN 0854-1418

Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

Studi Pemisahan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam
Larutan Asam Nitrat dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan
Trioctylphosphine Oxide

Study of Thorium Seperation from Iron and Rare Earth Metals in Nitric Acid
Solution by Solvent Extraction Using Trioctylphosphine Oxide

Briliant1*, Mohammad Zaki Mubarok1, Kurnia Trinopiawan2, Riesna Prassanti2


1
Program Studi Teknik Metalurgi, ITB, Jl. Ganesha No.10, Bandung, Indonesia, 40132
2
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir–BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya No.9, Ps. Jumat, Jakarta, Indonesia, 12440
*E-mail: briliantlie@gmail.com

Naskah diterima: 25 November 2017, direvisi: 28 November 2017, disetujui: 30 November 2017
DOI: https://doi/org/10.17146/eksplorium.2017.38.2.3924

ABSTRAK
Serangkaian percobaan ekstraksi pelarut untuk memisahkan thorium dari besi (Fe) dan logam tanah jarang
(LTJ) menggunakan trioctylphosphine oxide (TOPO) dilakukan dengan variasi konsentrasi asam nitrat, waktu
ekstraksi, nisbah ekstraktan terhadap diluen (g/mL), dan variasi nisbah volume larutan organik terhadap volume
larutan aqueous (O/A) serta variasi konsentrasi asam pada proses stripping. Konsentrasi awal thorium, besi, dan
LTJ dalam larutan umpan diukur masing-masing dengan Inductively Coupling Plasma (ICP), Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS), dan Ultraviolet Visible Spectroscopy (Spektro UV-VIS). Konsentrasi asam nitrat
divariasikan pada 1M, 2M, 3M, 4M, dan 5M. Waktu ekstraksi divariasikan pada 2, 5, 10, 15, dan 20 menit,
sementara nisbah ekstraktan terhadap diluen (g/mL) divariasikan pada 2:100, 3:100, 4:100, 5:100, dan 6:100
dengan variasi nisbah O/A yaitu 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, dan 3:1. Pada tahap stripping dilakukan variasi konsentrasi
asam nitrat pada 0,1 M; 0,2 M; 0,3 M; 0,4 M; dan 0,5 M. Hasil percobaan menunjukkan kondisi terbaik dicapai
pada konsentrasi asam nitrat 3M, waktu ekstraksi 10 menit, nisbah ekstraktan terhadap diluen sebesar 5:100
(g/mL), dan nisbah O/A sebesar 1:1 sehingga didapatkan persen ekstraksi Th sebesar 97,26%, Fe sebesar 7,97%,
dan LTJ sebesar 62,15% dengan nilai βTh-Fe dan βTh-LTJ masing-masing sebesar 273,62 dan 14,43. Pada percobaan
stripping didapatkan persen stripping Th tertinggi sebesar 51,37% pada konsentrasi asam nitrat 0,3M dengan
persen stripping Fe dan LTJ masing-masing sebesar 2,72% dan 2,55%.
Kata kunci: ekstraksi pelarut, thorium, besi, logam tanah jarang, trioctylphospine oxide

ABSTRACT
A series of solvent extraction experiment to separate thorium(Th) from iron (Fe) and rare earth metals
(REE) using trioctylphosphine oxide (TOPO) conducted with variations of nitric acid concentration, extraction
time, ratio between exctractan and diluent (g/mL), and ratio between organic solution and aqueous solution
volumes (O/A), and variation of nictric acid concentration in stripping process. Thorium, iron and rare earth
metals early concentration in solution feed were measured by using Inductively Coupling Plasma (ICP), Atomic
Absorption Spectroscopy (AAS), dan Ultraviolet Visible Spectroscopy (UV-VIS Spectro) respectively. The nitric
acid concentration was varied at 1M, 2M, 3M, 4M, and 5M. The extraction time was varied at 2, 5, 10, 15, and 20
minutes, meanwhile the ratio between extractan and diluent (g/mL) was varied at 2:100, 3:100, 4:100, 5:100, and
6:100 with O/A ratio at 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, and 3:1. At stripping stage, the nitric acid concentration was varied at
0.1M; 0.2M; 0.3M; 0.4M; and 0.5M. The result of the experiments show that the best condition was obtained on

133
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

3M nitric acid concentration, 10 minutes extraction time, 5:100 (g/mL) extractan and diluent ratio, and 1:1 O/A
ratio, that resulted in 97.26% Th extraction, 7.97% Fe extraction, and 62.15% rare earth metals extraction with
βTh-Fe and βTh-REE value 273.62 and 14.43 respectively. On the stripping experiment, the highest Th stripping
percentage obtained as much as 51.37% at 0.3M nitric acid concentration with Fe and REE stripping percentage
up to 2.72% and 2.55% respectively.
Keywords: solvent extraction, thorium, iron, rare earth metals, trioctylphosphine oxide

PENDAHULUAN meningkatnya jumlah industri dan penduduk


Thorium merupakan logam yang bersifat di Indonesia. Berdasarkan data dari
radioaktif dan memiliki waktu paruh sangat Kementerian ESDM, pada tahun 2012 total
panjang, yaitu sekitar 14,05 juta tahun [1]. kebutuhan listrik di Indonesia mencapai 174
Saat ini, thorium banyak digunakan sebagai TWh, meningkat 10,1% dibandingkan dengan
campuran dengan gas tungsten untuk kebutuhan listrik periode sebelumnya.
pengelasan, paduan pada pembuatan keramik, Berdasarkan data tersebut, dapat diprediksi
dan alat-alat optik dimana penggunaan bahwa kebutuhan tenaga listrik pada tahun
thorium pada aplikasi tersebut dalam bentuk 2025 akan mencapai 520 TWh dan akan terus
oksidanya. Salah satu keunggulan meningkat hingga 2.200 TWh pada tahun
penggunaan thorium dioksida, yaitu titik 2050 [2].
lelehnya yang sangat tinggi hingga mencapai Thorium menjadi alternatif untuk bahan
3.3000C [1]. Selain itu, thorium juga dapat bakar nuklir karena keberadaannya di alam
digunakan sebagai bahan bakar nuklir lebih melimpah dibandingkan dengan
alternatif pengganti uranium. uranium, yaitu sekitar 6,6–7,4 juta ton yang
Penggunaan bahan bakar nuklir yang ada di seluruh dunia [3]. Indonesia
paling umum adalah sebagai pembangkit diperkirakan memiliki cadangan thorium
tenaga listrik. Pada pembangkit listrik tenaga sebesar 130.974 ton yang tersebar di beberapa
nuklir (PLTN) bahan bakar nuklir yang wilayah seperti Pulau Singkep, Bangka
bersifat fisil (dapat membelah) akan Belitung, Kalimantan Barat, dan Mamuju [4].
direaksikan dengan neutron sehingga terjadi Selain itu, jumlah thorium yang dapat
reaksi fisi yang akan menghasilkan energi bereaksi sebagai bahan bakar tenaga nuklir
panas dalam jumlah yang besar. Panas yang mencapai 90% dari total beratnya dan lebih
dihasilkan dari reaksi fisi ini dimanfaatkan efektif dibandingkan dengan uranium yang
untuk memutar turbin dan menghasilkan hanya sebesar 3–5% sehingga dapat
energi listrik.Pembangkit listrik tenaga nuklir mengurangi limbah radioaktif yang dihasilkan
ini dapat menghasilkan energi listrik yang setelah proses berlangsung. Oleh karena itu,
cukup besar persatuan berat bahan bakar thorium sangat berpotensi untuk menjadi
nuklir yang digunakan dibandingkan bahan alternatif bahan bakar nuklir untuk PLTN.
bakar lainnya, misalnya batubara dan minyak. Sebelum dapat digunakan sebagai bahan
Pengembangan pembangkit listrik tenaga bakar untuk PLTN, thorium yang berada
nuklir ini menjadi sangat penting khususnya dialam harus diolah terlebih dahulu menjadi
untuk Indonesia karena kebutuhan listrik di thorium oksida dengan kadar tertentu. Karena
Indonesia terus meningkat seiring dengan keberadaannya di alam seringkali berikatan

134
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

dengan logam tanah jarang, metode struktur molekulnya dapat dilihat pada
pengolahan thorium hampir sama dan seiring gambar 1.
dengan pengolahan logam tanah jarang.
Proses yang sering digunakan yaitu melalui
jalur hidrometalurgi. Proses hidrometalurgi
telah terbukti efektif untuk mengolah logam
tanah jarang dan thorium. Hal ini disebabkan
karena sifat kimia dari logam-logam ini Gambar 1. Struktur molekul TOPO
mudah untuk dilarutkan dan dipresipitasi
secara selektif [5]. Dalam penelitian ini, dipelajari metode
Salah satu daerah yang cukup berpotensi pemisahan thorium dari besi dan logam tanah
memiliki cadangan thorium adalah Kabupaten jarang (LTJ) dengan ekstraksi pelarut
Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Hasil menggunakan TOPO. Larutan umpan
analisis Pusat Teknologi Bahan Galian ekstraksi pelarut yang digunakan diperoleh
Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional dari hasil pelarutan kembali presipitat Th, Fe,
(PTBGN-BATAN) kadar Th dalam bijih dan LTJ-hidroksida dalam larutan asam nitrat.
thorit dari Mamuju sebesar 71.726 ppm Presipitat hidroksida tersebut diperoleh dari
dengan kandungan silika yang cukup tinggi, proses digesti asam bijih thorit dari Mamuju
yaitu sebesar 32,46%. Selain itu, kandungan yang diikuti pelindian dalam air dan
besinya juga tinggi hingga mencapai 24,67% netralisasi menggunakan larutan amonium
sehingga menimbulkan permasalahan dalam hidroksida.
proses pengolahan dan pemurnian thorium.
Hal ini karena besi ikut terpresipitasi dengan TEORI
thorium pada tahap presipitasi setelah proses Bijih thorium keberadaannya di alam
pelindian. Salah satu metode yang efektif biasanya berikatan dengan logam tanah jarang
untuk digunakan dalam proses pemurnian sehingga metode pengolahan thorium hampir
thorium adalah ekstraksi pelarut. Beberapa sama dan beriringan dengan pengolahan
jenis ekstraktan yang telah diteliti ataupun logam tanah jarang. Proses pengolahannya
digunakan secara komersial diantaranya meliputi proses fisik dan proses kimia yang
tributylphosphate (TBP), Cyanex302 dilakukan untuk mendapatkan logam yang
[bis(2,4,4-trimethylpentyl) thiophosphinic diinginkan dari bijih. Proses pengolahan
acid], Cyanex272 [bis (2,4,4-trimethylpentyl) secara fisik biasanya dilakukan dengan
phosphinic acid], Adogen-383 (secondary gravity separation, magnetic separation,
amine), Prime JM-T (primary amine) [6]. electrostatic separation, dan flotasi. Setelah
Penelitian pemurnian thorium melalui proses fisik, konsentrat diproses lebih
menggunakan ekstraktan Trioctylphosphine lanjut untuk mengekstraksi thorium dan LTJ
Oxide (TOPO) juga telah dilakukan pada di dalamnya, baik dengan jalur pirometalurgi
larutan hasil pelindian mineral monasit. Hasil maupun hidrometalurgi. Jalur hidrometalurgi
penelitian menunjukkan bahwa persentase lebih banyak digunakan karena thorium dan
ekstraksi thorium yang dihasilkan lebih tinggi LTJ relatif mudah dilarutkan dalam asam dan
bila dibandingkan dengan ekstraktan lain [7]. basa dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan
TOPO merupakan senyawa organophosporus metode-metode seperti proses presipitasi
dengan rumus molekul (C8H17)3PO. Adapun

135
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

kimia, ekstraksi pelarut, adsorpsi selektif Nilai Wo adalah berat logam pada fase
dengan resin, dan metode lainnya [9]. organik, O adalah volume larutan organik, Wr
Ekstraksi pelarut merupakan suatu adalah berat logam mula-mula dalam larutan
metode untuk memurnikan larutan kaya hasil aqueous, dan A adalah volume larutan
dari pelindian dengan menggunakan larutan aqueouos.
organik. Selama proses berlangsung, larutan Parameter lain yang dapat menunjukkan
kaya akan dikontakkan dengan larutan keberhasilan proses ekstraksi adalah faktor
organik, kemudian logam tertentu akan pemisahan (β). Faktor pemisahan
bereaksi dengan larutan organik dan menunjukkan seberapa banyak logam N yang
membentuk senyawa komplek ikut terbawa oleh larutan organik atau
organometallic. Proses ekstraksi pelarut terekstraksi bersama dengan logam M
umumnya terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap sehingga dapat mengindikasikan keterpisahan
ekstraksi, scrubbing, dan stripping. Pada dari dua logam tersebut. Persamaan dari
tahap ekstraksi, logam tertentu dalam larutan faktor pemisahan logam M dan N (βM-N)
kaya yang dikontakkan dengan larutan adalah sebagai berikut [9]:
organik akan bereaksi dan berpindah ke fase
organik. Reaksi sederhana yang terjadi dalam DM
β𝑀−𝑁 = (4)
DN
proses ini dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:

M + 𝐸 ↔ 𝑀𝐸 (1) METODOLOGI
Percobaan yang dilakukan pada
Nilai M adalah logam yang berada pada fase penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
aqueous, E adalah ekstraktan organik yang dimulai dengan proses preparasi bijih yang
digunakan, dan ME adalah komplek dilanjutkan dengan proses digesti asam
organometallic yang terbentuk. menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi
Selama proses ekstraksi, logam yang 98%. Proses digesti asam menghasilkan gray
tidak diinginkan dapat terbawa ke larutan mud yang terdiri dari Th, Fe, dan LTJ-sulfat
organik atau terko-ekstraksi. Hal ini yang masih bercampur dengan silika dan
berhubungan dengan selektivitas dari larutan pengotor lainnya. Gray mud tersebut
organik itu sendiri. Keberhasilan dari proses kemudian dilarutkan dalam air untuk
ekstraksi logam dapat dilihat dari beberapa memisahkan silika dan pengotor lainnya yang
hal, antara lain persentase ekstraksi (%E) dan tidak larut dalam air dengan Th, Fe, dan LTJ-
koefisien distribusi (D). Persentase ekstraksi sulfat yang larut dengan cara filtrasi. Larutan
logam dapat didefinisikan sebagai banyaknya yang mengandung Th, Fe, dan LTJ-sulfat
logam yang berpindah dari larutan kaya kemudian dilakukan netralisasi dengan
(aqueous) ke larutan organik. Persamaannya menambahkan larutan amonium hidroksida
dapat dituliskan sebagai berikut: untuk mempresipitasi Th. Oleh karena Fe dan
LTJ juga ikut terpresipitasi, selanjutnya
𝑤𝑜 𝑤𝑎 − 𝑤𝑟
%𝐸𝑀 = 𝑥 100 % = 𝑥 100% (2) dilakukan serangkaian percobaan pemisahan
𝑤𝑎 𝑤𝑎
𝑊𝑜 𝑤𝑎 − 𝑤𝑟 ketiga logam ini dengan ekstraksi pelarut.
𝑂 𝑂
𝐷𝑀 = 𝑊𝑟 = 𝑊𝑟 (3) Dalam proses ekstraksi pelarut ini,
𝐴 𝐴

136
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

diharapkan thorium dapat berpindah ke fase Preparasi Bijih


organik sementara Fe dan LTJ tetap berada Bijih yang berasal dari daerah Mamuju,
pada fase aqueous. Pelepasan kembali Sulawesi Barat dipreparasi di laboratorium
thorium dari fase organik dilakukan dengan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir
proses stripping menggunakan larutan asam (PTBGN). Pertama, bijih dihomogenisasi
nitrat. Untuk mengetahui kandungan logam terlebih dahulu kemudian dilakukan proses
thorium, besi, dan LTJ pada setiap larutan peremukan dengan menggunakan jaw
aqueous yang dihasilkan dilakukan analisis crusher. Selanjutnya, dilakukan penggerusan
masing-masing dengan Inductively Coupling dengan rod mill dengan perbandingan berat
Plasma (ICP), Atomic Absorption antara bijih dengan batang penggerus adalah
Spectroscopy (AAS), dan Ultraviolet Visible 1:4 selama 1 jam. Setelah proses
Spectroscopy (Spektro UV-VIS). Prosedur penggerusan, dilakukan proses pengayakan
percobaan yang dilakukan ditunjukkan secara untuk mendapatkan bijih yang lolos ayakan
skematik pada Gambar 2. berukuran 200 mesh yang akan digunakan
sebagai umpan proses digesti asam dan
sebagian untuk karakterisasi dengan X-Ray
Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluoresence
(XRF).

Percobaan Digesti Asam


Digesti asam dilakukan di dalam gelas
beaker berukuran 300 mL dengan penutup
polimer. Alat yang digunakan pada proses
digesti asam adalah mechanical stirrer
sebagai pengaduk dan hotplate sebagai
pemanas seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3. Proses digesti asam dilakukan
secara batch dimana 50 gram bijih dilarutkan
di dalam 100 mL H2SO4 95%. Proses digesti
asam diawali dengan memanaskan H2SO4
hingga suhunya mencapai 1600C, kemudian
bijih dimasukkan dan diaduk selama satu jam.
Selanjutnya, gray mud yang terbentuk dari
proses digesti asam dilarutkan di dalam air
untuk memisahkan silika dan pengotor
lainnya dengan Th, Fe, dan LTJ-sulfat dengan
metode filtrasi menggunakan vacuum filter.

Gambar 2. Diagram alir prosedur percobaan.

137
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

Gambar 4. Rangkaian alat pada percobaan presipitasi


filtrat hasil digesti asam (1) pH meter; (2) Probe pH
meter; (3) Gelas kimia; dan (4) magnetic stirrer.

Gambar 3. Rangkaian alat proses digesti asam: (1)


Mechanic stirrer; (2) Gelas kimia; dan (3) Hot plate.

Percobaan Presipitasi
Proses presipitasi dilakukan dengan
menambahkan larutan ammonium hidroksida
25% tetes demi tetes ke dalam larutan filtrat
digesti asam hingga pHnya mencapai 4,5.
Setelah pH larutan mencapai 4,5, larutan Gambar 5. Prespitat hasil presipitasi larutan hasil
digesti asam pada pH 4,5.
didiamkan sebentar lalu difiltrasi dengan
vacuum filter untuk diambil padatannya lalu
Percobaan Ekstraksi Pelarut
dikeringkan dengan menggunakan oven
Sebelum digunakan dalam percobaan
selama 8 jam pada suhu 1050C. Kemudian,
ekstraksi pelarut, presipitat dilarutkan dalam
presipitat hasil proses presipitasi dilarutkan
asam nitrat yang konsentrasinya divariasikan
kembali dalam asam nitrat dan digunakan
pada 1M, 2M, 3M, 4M, dan 5M. Ekstraktan
sebagai umpan percobaan ekstraksi pelarut.
yang digunakan adalah Trioctylphosphine
Rangkaian alat untuk percobaan presipitasi
Oxide (TOPO) yang diencerkan dalam
dan contoh foto presipitat yang diperoleh
kerosen. Nisbah ekstraktan terhadap diluen
masing masing ditunjukkan pada Gambar 4
divariasikan pada 2:100, 3:100, 4:100, 5:100,
dan Gambar 5.
dan 6:100 (g/mL). Proses ekstraksi dilakukan
pada suhu 800C dengan cara memanaskan
ekstraktan dan larutan umpan terlebih dahulu
hingga mencapai temperatur tersebut secara
terpisah. Kemudian, ekstraktan dan larutan
umpan dicampurkan lalu diaduk selama 2, 5,
10, 15, dan 20 menit. Dalam proses ekstraksi

138
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

diharapkan pemakaian larutan organik sekecil


mungkin namun tetap mendapatkan
persentase ekstraksi Th yang maksimal.
Dalam percobaan yang dilakukan, dipelajari
pengaruh dari variasi nisbah O/A terhadap
persentase ekstraksi Th, dimana variasi
nisbah O/A dilakukan pada 1:3; 1:2; 1:1; 2:1;
dan 3:1. Selama proses ekstraksi berlangsung,
temperatur larutan dijaga tetap dengan
mengatur temperatur pemanasan dari hot
plate.
Gambar 6. Pemisahan fase organik dengan fase
Percobaan Stripping aqueous.
Percobaan dilakukan untuk mengevaluasi
pengaruh konsentrasi asam nitrat terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
persentase stripping Th, Fe, dan LTJ. Analisis dengan menggunakan XRF
Percobaan stripping dilakukan di dalam gelas dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur
kimia dengan volume 150 mL. Larutan dominan yang terkandung di dalam presipitat
organik yang digunakan adalah larutan sebelum dilarutkan dalam asam nitrat. Hasil
organik yang dihasilkan dari kondisi terbaik analisis konsentrasi unsur-unsur dominan
pada percobaan ekstraksi pelarut sebelumnya, dalam presipitat dengan XRF tesebut
yaitu pada konsentrasi asam nitrat 3M, waktu ditunjukkan pada tabel 1.
ekstraksi 10 menit, nisbah ekstraktan terhadap
Tabel 1. Hasil analisis konsentrasi unsur-unsur dominan
diluen 5:100, dan nisbah O/A 1:1. Larutan dalam presipitat menggunakan XRF.
aqueous yang digunakan sebagai stripping Unsur Konsentrasi
agent adalah larutan asam nitrat dengan
Si 1,087 ppm
konsentrasi yang divariasikan pada 0,1 M, 0,2 Mg 53,8 ppm
M, 0,3 M, 0,4 M, dan 0,5 M. Fe 108,300 ppm
Setiap percobaan dilakukan dengan Cu 45,6 ppm
menggunakan 20 ml larutan organik hasil Zn 13,3 ppm
Pb 111,4 ppm
ekstraksi dan 80 ml larutan aqueous. Larutan
Th 50,040 ppm
diaduk selama 10 menit menggunakan U 730,7 ppm
magnetic stirrer pada temperatur ruangan. LTJ 6807,84 ppm
Setelah proses stripping selesai, larutan
aqueous dipisahkan dari larutan organik
dengan menggunakan separatory funnel Pengaruh Konsentrasi Asam Nitrat
seperti ditunjukkan pada Gambar 6. terhadap Ekstraksi Logam
Grafik persentase ekstraksi logam Th, Fe,
dan LTJ sebagai fungsi konsentrasi asam
ditunjukkan pada gambar 7. Persentase
ekstraksi thorium meningkat seiring dengan
meningkatnya keasaman larutan. Namun, saat
konsentrasi asam nitrat melebihi 3M,

139
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

persentase ekstraksi thorium menurun. Hasil 31,39 dan DFe sebesar 0,11. Nilai DTh yang
percobaan ini mirip dengan hasil percobaan besar menunjukkan jumlah Th yang berada
ekstraksi thorium dengan TOPO yang dalam fase organik jauh lebih banyak
dilarutkan dengan toluene [9]. Penurunan dibandingkan dengan yang ada di fase
persentase ekstraksi thorium dapat terjadi aqueous pada keadaan kesetimbangan.
karena asam ikut terekstraksi oleh TOPO Sebaliknya, nilai dari nilai DFe yang kecil
pada konsentrasi asam yang melebihi level menunjukkan jumlah Fe yang berada pada
tertentu. Ekstraksi asam oleh TOPO fase aqueous lebih banyak dibandingkan
ditunjukkan pada persamaan berikut [10]: dengan yang ada di fase organik pada
keadaan kesetimbangan. Profil dari D untuk
Th, Fe dan LTJ sebagai fungsi konsentrasi
H + + NO−
3 + 𝑇𝑂𝑃𝑂 ↔ HNO3. TOPO (5)
asam (pada suhu 800C, waktu ekstraksi 10
menit, nisbah ekstraktan terhadap diluen
Berdasarkan hasil percobaan tersebut
sebesar 5:100, dan nisbah O/A sebesar 1:1)
maka konsentrasi asam nitrat 3M merupakan
dapat dilihat pada gambar 8.
konsentrasi terbaik untuk melakukan proses
35
ekstraksi thorium dengan TOPO dengan D Th
30
Koefisien Distribusi

perolehan persentase ekstraksi thorium D Fe


25
sebesar 97,26%. Selektivitas ekstraksi D LTJ
terhadap besi cukup baik dimana pada kondisi 20

terbaik tersebut diperoleh persentase ekstraksi 15


besi sebesar 7,97%. Sementara selektivitas 10
ekstraksi terhadap LTJ kurang baik dimana 5
pada kondisi tersebut didapatkan persentase 0
ekstraksi LTJ sebesar 62,15%. 0 2 4 6
Konsentrasi asam (M)
Gambar 8. Profil DTh, DFe, dan DLTJ pada suhu 80oC,
100
waktu ekstraksi 10 menit, nisbah ekstraktan terhadap
80 diluen sebesar 5:100, dan nisbah O/A sebesar 1:1.
% Ekstraksi

60

40 Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap


20 Ekstraksi Logam
0 Th Fe LTJ
Profil persentase ekstraksi Th, Fe, dan
0 1 2 3
(M) 5
Konsentrasi Asam4 6 LTJ sebagai fungsi waktu pada suhu 80oC,
Gambar 7. Persentase ekstraksi Fe, Th, dan LTJ pada konsentrasi asam nitrat 3M, nisbah ekstraktan
suhu 80oC, waktu ekstraksi 10 menit, nisbah ekstraktan terhadap diluen 5:100 (g/mL), dan nisbah
dengan diluen 5:100 (g/mL), dan nisbah O/A sebesar
1:1. O/A 1:1 ditunjukkan pada gambar 9. Dapat
dilihat bahwa persentase ekstraksi thorium
Berdasarkan data-data persentase meningkat dari menit ke-2 sampai ke-10 dan
esktraksi Th, Fe, dan LTJ pada kondisi mulai menurun pada saat menit ke-15.
terbaik diperoleh nilai βTh-Fe dan βTh-LTJ Kecenderungan persentase ekstraksi seperti
masing-masing sebesar 273,62 dan 14,43. ini mirip dengan hasil ekstraksi pelarut
Sementara itu, nilai koefisien distribusi thorium menggunakan TOPO dengan larutan
thorium (DTh) pada kondisi tersebut sebesar thorium artifisial berbasis nitrat [7].

140
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

100 35
30 D Th
90

Koefisien Distribusi
Persentase Ekstraksi

80 25 D Fe
Th 20
70
D LTJ
60 Fe 15
50 LTJ 10
40 5
30 0
20
0 5 Waktu
10(Menit)15 20 25
10
0 Gambar 10. Profil DTh, DFe, dan DLTJ, pada suhu 80oC,
0 10 20 30 konsentrasi asam 3M, nisbah ekstraktan terhadap
Waktu (Menit) diluen 5:100, dan nisbah O/A sebesar 1:1.
Gambar 9. Persentase ekstraksi Fe, Th, dan LTJ pada
suhu 80oC, konsentrasi asam nitrat 3M, nisbah Pengaruh Nisbah Ekstraktan terhadap
ekstraktan terhadap diluen 5:100, dan nisbah O/A
sebesar 1:1. Diluen terhadap Ekstraksi Logam
Hasil percobaan menunjukkan
Hasil percobaan ini mengindikasikan peningkatan persentase ekstraksi Th seiring
bahwa reaksi ekstraksi Th oleh TOPO bersifat dengan peningkatan nisbah ekstraktan
reversible dimana setelah kesetimbangan terhadap diluen (g/mL), seperti ditunjukkan
tercapai dan proses pengadukan dilakukan pada Gambar 11. Namun, terjadi penurunan
dalam waktu yang lebih lama maka kompleks ketika nisbah ekstraktan terhadap diluen
Th(NO3)4.nTOPO kembali terurai menjadi sebesar 6:100. Hal ini terjadi karena dengan
Th4+ dan NO3- yang kembali ke fase aqueous, konsentrasi ekstraktan yang tinggi, viskositas
seperti yang ditunjukkan pada persamaan larutan organik semakin tinggi sehingga
berikut: menurunkan laju perpindahan massa ion
logam dari fase aqueous ke fase organik.
𝑇ℎ4+ + 4𝑁𝑂3− + 𝑛 𝑇𝑂𝑃𝑂 Kecenderungan ini juga ditunjukkan oleh
𝐾𝑇ℎ hasil percobaan ekstraksi pelarut thorium
𝑇ℎ(𝑁𝑂3 )4 . 𝑛 𝑇𝑂𝑃𝑂 (6)
dengan menggunakan ekstraktan TOPO-
kerosin menggunakan bijih awal monasit
Berdasarkan hasil percobaan yang
[11]. Pada percobaan dengan variasi nisbah
diperoleh waktu 10 menit adalah waktu
ekstraktan terhadap diluen ini, hasil yang
terbaik yang digunakan untuk percobaan
terbaik diperoleh pada nisbah ekstraktan
selanjutnya dengan variasi nisbah ekstraktan
dengan diluen sebesar 5:100 dengan Th yang
terhadap diluen (g/mL). Pada kondisi terbaik
terekstraksi sebesar 97,26%; Fe dan LTJ yang
ini diperoleh persentase ekstraksi thorium
ikut terekstraksi masing masing sebesar
sebesar 97,26% dengan besi dan LTJ yang
7,97% dan 62,15%. Profil dengan nilai dari
ikut terekstraksi masing masing sebesar
koefisien distribusi Th yang memiliki nilai
7,97% dan 62,15%. Profil DTh, DFe, dan DLTJ
tertinggi pada persentase ekstraktan sebesar
pada kondisi terbaik ini ditunjukkan pada
5:100 ditunjukkan pada gambar 11. Profil
gambar 10.
DTh, DFe, dan DLTJ sebagai fungsi nisbah
ekstraktan terhadap diluen ditunjukkan pada
gambar 12.

141
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

100 Dari Persamaan (8) dapat dibuat grafik


Th hubungan antara Log D dengan Log nisbah
80
Persentase EKstraksi

Fe ekstraktan terhadap diluen seperti yang


60
LTJ
ditunjukkan pada gambar 13.
6,5
40
5,5
20 y = 4,755x + 5,618 4,5
R² = 0,991
0 3,5

Log DTh
0 0,02 0,04 0,06 0,08 2,5
Nisbah Ekstraktan terhadap diluen (g/mL)
Gambar 11. Persentase ekstraksi Fe, Th, dan LTJ pada 1,5
suhu 80oC, konsentrasi asam nitrat 3M, waktu 0,5
ekstraksi 10 menit, dan nisbah O/A sebesar 1:1.
-0,5
-1,5 -1 -0,5 0 0,5
35 Log Nisbah ekstraktan terhadap diluen
30 D Th
25 Gambar 13. Grafik antara nilai log DTh terhadap log
Koefisien Distribusi

D Fe nisbah ekstraktan terhadap diluen.


20
D LTJ
15
Dari grafik diatas didapatkan kemiringan
10
5 garis yang mendekati 5. Hal ini menunjukkan
0 bahwa 5 mol dari TOPO digunakan untuk
0 0,02 0,04 0,06 0,08 mengikat 1 mol dari Th menjadi kompleks
Nisbah Ekstraktan terhadap diluen (g/mL) organometallic, atau dapat ditulis persamaan
Gambar 12. Profil DTh, DFe, dan DLTJ, pada suhu 80oC, reaksinya sebagai berikut:
konsentrasi asam 3M, waktu ekstraksi 10 menit, dan
nisbah O/A sebesar 1:1.
𝑇ℎ4+ + 4𝑁𝑂3− + 5 𝑇𝑂𝑃𝑂
Dari Persamaan (6), dapat dituliskan 𝐾𝑇ℎ
𝑇ℎ(𝑁𝑂3 )4 . 5 𝑇𝑂𝑃𝑂 (9)
koefisien kesetimbangan dari proses ekstraksi
thorium dengan TOPO sebagai berikut:
Pengaruh Nisbah O/A terhadap Ekstraksi
K Th = [Th (N O 3 )4 .n TOPO ] (7) Logam
Th 4+ [N O − 4
3 ] [TOPO ]
n
Profil persentase ekstraksi logam pada
Apabila harga nisbah konsentrasi Th dalam berbagai nisbah O/A ditunjukkan pada
fase organik terhadap kosentrasi Th dalam gambar 14. Dari grafik tersebut diperoleh
fase aqueous dalam Persamaan (7) nisbah O/A (v/v) sebesar 1:1 merupakan
disubstitusi dengan DTh maka akan diperoleh nisbah O/A (v/v) yang terbaik karena pada
persamaan logaritmik sebagai berikut: nisbah O/A ini nilai persentase ekstraksi Th
hampir sama dengan nisbah O/A, yaitu 2:1
𝐿𝑜𝑔 𝐷𝑇ℎ = 𝐿𝑜𝑔 𝐾𝑇ℎ 𝑁𝑂3− 4 + sedangkan volume organik yang digunakan
𝑛 𝐿𝑜𝑔 [𝑇𝑂𝑃𝑂] (8) pada nisbah O/A 1:1, lebih sedikit
dibandingkan volume organik pada nisbah
O/A yang sebesar 2:1. Pada nisbah tersebut,

142
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

diperoleh persentase ekstraksi Th sebesar Penentuan Jumlah Tahapan Ekstraksi


97,42 % dengan persentase ekstraksi Fe dan Hipotetik Berdasarkan Konstruksi
LTJ masing masing sebesar 7,7% dan Diagram McCabe-Thiele
62,15%. Diagram McCabe-Thiele dapat
dikonstruksi dengan menggunakan kurva
100 isotermal ekstraksi yang diperoleh dari data
Persentase Ekstraksi

80 percobaan variasi nisbah fase yang


ditunjukkan pada Tabel 2.
60
Th
40 Tabel 2. Kadar Th setelah proses ekstraksi di larutan
Fe aqueous dan larutan organik.
20 LTJ Setelah proses ekstraksi
Nisbah
O/A Th yang tersisa Th di larutan
0
di aqueous (g/l) organik (g/l)
0 1 2 3 4
Nisbah O/A 1/3 1,4749 6,578858
Gambar 14. Persentase ekstraksi Fe, Th, dan LTJ pada 1/2 1,00025 5,27165
suhu 80oC, kosentrasi asam nitrat 3M, waktu ekstraksi 1/1 0,08055 3,229271
10 menit, dan nisbah ekstraktan terhadap diluen
2/1 0,0766 1,63353
sebesar 5:100.
3/1 0,073975 1,089808

Untuk profil nilai DTh, DFe, dan DLTJ sebagai


fungsi nisbah O/A ditunjukkan pada gambar Diagram isotermal yang terbentuk
15. Pada nisbah O/A sebesar 1:1 diperoleh ditunjukkan pada gambar 16. Dengan kurva
nilai DTh dan DFe, yaitu masing-masing tersebut dapat dibuat diagram McCabe-Thiele
sebesar 31,388 dan 0,115. seperti yang ditunjukkan pada gambar 16.
Pertama, garis vertikal ditarik ke atas sejajar
dengan sumbu konsentrasi logam pada fase
50
organik dari titik konsentrasi awal umpan
Koefisien Distribusi

40 (2,98 g/l) sejajar dengan sumbu konsentrasi


30 D Th logam pada fase organik ditunjukkan dengan
D Fe garis berwarna hijau pada Gambar 17.
20
D LTJ Selanjutnya, dibuat garis operasi dengan
10 gradient A/O, yaitu sebesar 1:1 yang
ditunjukkan dengan garis berwarna hitam.
0
Konsentrasi Th setelah satu tahapan ekstraksi
0 1 2 3 4
ditunjukkan oleh garis putus-putus berwarna
Nisbah O/A
merah. Prosedur yang sama dapat dilakukan
Gambar 15.Profil DTh, DFe, dan DLTJ pada suhu 80oC,
konsentrasi asam 3M, waktu ekstraksi 10 menit, dan untuk menentukan konsentrasi Th setelah
nisbah ekstraktan terhadap diluen sebesar 5:100. tahap kedua dan tahap selanjutnya.

143
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

𝑤𝑎
7 𝑤𝑟 = (9)
Kadar Th pada fase organik

𝐷𝑂
( +1)
𝐴
6
5
Untuk tahap ekstraksi selanjutnya, wr’
4
(g/l)

didefinisikan sebagai berat logam terlarut


3
yang tersisa dalam larutan aqueous setelah
2
tahap ekstraksi. Maka, konsentrasi dalam
1
0
larutan aqueous dapat dinyatakan dengan
0 0,5 1 1,5 2
wr’/A sedangkan konsentrasi logam dalam
fase organik dapat dinyatakan dengan wr –
Kadar Th pada fase aqueous (g/l)
wr’/O. Maka dapat diturunkan lagi persamaan:
Gambar 16. Diagram isotermal pada konsentrasi asam
nitrat 3M, waktu ekstraksi 10 menit, dan nisbah
ekstraktan terhadap diluen (g/mL) 5:100. 𝑤𝑟 − 𝑤𝑟′
𝐷𝑀 = 𝑂
𝑊𝑟 ′
7 𝐴
Kadar Th pada fase organik

6 𝐷𝑤𝑟′ 𝑤𝑟 − 𝑤𝑟′
5 =
𝐴 𝑂
4 𝐷𝑤𝑟′ . 𝑂 = 𝐴. 𝑤𝑟 − 𝐴. 𝑤𝑟′
(g/l)

3 𝑤𝑟′ (𝐷𝑂 + 𝐴) = 𝐴 𝑤𝑟
Garis Operasi A/O = 1/1
2 𝐷𝑂
𝑤𝑟 ′( + 1) = 𝑤𝑟
1 𝐴
𝑤𝑟
𝑤𝑟′ = 𝐷𝑂 (10)
0 ( +1)2
𝐴
0 1 2 3 4
Kadar Th pada fase aqueous (g/l)
Sehingga untuk ekstraksi sejumlah n tahap,
Gambar 17. Diagram McCabe-Thiele untuk ekstraksi
Th pada konsentrasi asam nitrat 3M, waktu pelarutan
dapat digunakan persamaan:
10 menit, dan nisbah ekstraktan terhadap diluen
sebesar 5:100. 𝑤𝑎
𝑤𝑛 = 𝐷𝑂 (11)
( +1)𝑛
𝐴
Selain dengan menggunakan diagram
McCabe-Thiele, tahapan ekstraksi dapat Nilai wn adalah berat logam terlarut dalam
ditentukan juga dengan menurunkan fase aqueous setelah dilakukan n tahap
persamaan berikut: ekstraksi, atau dapat diturunkan lagi
𝑤𝑎 − 𝑤𝑟 persamaannya untuk mengetahui konsentrasi
𝐷𝑀 = 𝑂
𝑊𝑟 logam setelah n tahap ekstraksi menjadi:
𝐴
𝑤𝑎
𝐷𝑊𝑟 𝑤𝑎 − 𝑤𝑟 𝑤𝑛
= = 𝐷𝑂 𝐴
𝐴 𝑂 𝐴 ( 𝐴 + 1)𝑛
𝐷𝑊𝑟 . 𝑂 = 𝐴. 𝑤𝑎 − 𝐴. 𝑤𝑟
𝐶𝑎
𝑤𝑟 (𝐷𝑂 + 𝐴) = 𝐴 𝑤𝑎 𝐶𝑛 = 𝐷𝑂 (12)
( +1)𝑛
𝐷𝑂 𝐴
𝑤𝑟 ( + 1) = 𝑤𝑎
𝐴

144
Eksplorium p-ISSN 0854-1418
Volume 38 No. 2, November 2017: 133–146 e-ISSN 2503-426X

Nilai Cn adalah konsentrasi logam dalam fase ikut ter-stripping masing-masing sebesar
aqueous setelah dilakukan n tahap ekstraksi 2,72% dan 2,55%, seperti ditunjukkan pada
dan Ca adalah konsentrasi awal logam pada gambar 18.
fase aqueous.
Dari Persamaan (12) dapat dilakukan 100
simulasi perhitungan untuk mendapatkan 90 Th

Persentase Stripping
80
persentase ekstraksi yang diinginkan dengan Fe
70
nisbah O/A tertentu. Hasil simulasi 60 LTJ
perhitungan dengan D yang didapat dari hasil 50
percobaan dengan nisbah O/A 1:1 disajikan 40
30
pada tabel 3. 20
10
Tabel 3.Simulasi perhitungan ekstraksi bertahap untuk 0
nisbah O/A sebesar 1:1.
0 0,2 0,4 0,6
Ca Th Ca Th %Ekstraksi Konsentrasi Asam Nitrat (M)
D O/A n
(g/l) (g/l) Th Gambar 18. Persentase stripping Fe, Th, dan LTJ pada
2.98 1 31.39 1 0.0920 96.9 temperatur kamar, waktu stripping 10 menit, dan
nisbah O/A sebesar 1:4.
2.98 1 31.39 2 0.0028 99.9

Hal ini dapat terjadi kemungkinan karena


Berdasarkan hasil perhitungan dengan
pada saat stripping, TOPO cenderung
Persamaan (12) diperoleh bahwa untuk
mengekstraksi asam nitrat yang digunakan
mendapatkan persentase ekstraksi Th lebih
sebagai stripping agent. Meskipun persentase
dari 99% dibutuhkan 2 tahap ekstraksi. Hal
stripping thorium rendah tetapi proses
ini sesuai dengan jumlah tahap ekstraksi
stripping yang dilakukan relatif selektif
untuk mencapai persentase ekstraksi Th lebih
terhadap besi dan LTJ. Peningkatan
dari 99% yang didekati dengan diagram
persentase stripping Th dapat dilakukan
McCabe-Thiele.
dengan proses stripping bertahap. Waktu
stripping perlu dibatasi untuk mencegah
Pengaruh Konsentrasi Asam Nitrat
terdekomposisi kembalinya kompleks
terhadap Stripping Logam
Th(NO3)4.nTOPO pada konsentrasi asam
Proses stripping dilakukan dengan
nitrat dan waktu stripping yang melebihi
menggunakan asam nitrat yang
ambang batas.
konsentrasinya lebih rendah dibandingkan
dengan konsentrasi asam nitrat yang
digunakan untuk melarutkan Th pada KESIMPULAN
presipitat. Dengan demikian diharapkan Peningkatan konsentrasi asam nitrat,
kesetimbangan dari reaksi yang ditunjukkan waktu ekstraksi, nisbah ekstraktan terhadap
pada Persamaan (6) dapat bergeser ke kiri diluen, dan nisbah O/A cenderung
sehingga logam bisa kembali ke larutan meningkatkan persentase esktraksi thorium
aqueous. Hasil percobaan menunjukkan oleh TOPO dalam larutan nitrat. Kondisi
persen stripping Th tertinggi, yaitu sebesar terbaik yang diperoleh untuk pemisahan
51,37% didapatkan pada konsentrasi asam thorium dari besi dan LTJ menggunakan
nitrat sebesar 0,3M dengan besi dan LTJ yang ekstraktan TOPO adalah pada konsentrasi

145
Studi Pemisaan Thorium dari Besi dan Logam Tanah Jarang dalam Larutan Asam Nitrat
dengan Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide
Oleh: Briliant, dkk.

asam nitrat 3M, waktu ekstraksi 10 menit, DAFTAR PUSTAKA


nisbah ekstraktan terhadap diluen 5:100 [1] “Thorium” [Daring]. Laman: http://www.world-
nuclear.org/information-library/current-and-
(g/mL), dan nisbah O/A 1:1 dengan ekstraksi
future-generation/thorium.aspx. [Diakses: 28
thorium dan besi masing-masing sebesar April 2017].
97,26% dan 7,97%. [2] Dewan Energi Nasional, Outlook Energi
Indonesia 2016, 2016.
Ekstraksi thorium dengan TOPO dalam
[3] H. Tulsidas., Nuclear Fuel Cycle and Materials
media nitrat kurang selektif terhadap LTJ Section, International Atomic Energy Agency,
dimana LTJ yang ikut terekstraksi mencapai Thorium reserves in the world.
[4] BATAN, Menguji Kesiapan Thorium sebagai
62,15% dengan βTh-LTJ sebesar 14,43. Sumber Energi Alternatif Pembangkit Listrik,
Berdasarkan konstruksi diagram McCabe- 2017.
Thiele dan prediksi teoritik berdasarkan data [5] G. M. Ritcey, Solvent Exctraction Principles and
Applications to Process Metallurgy, Vol 1, 2nd
koefisien distribusi Th, pada kondisi Edition, G.M. Ritcey and Associates
konsentrasi asam nitrat 3M, waktu ekstraksi Incorporated, pp. 1-225, 2006.
10 menit, nisbah ekstraktan terhadap diluen [6] M. E. Nasab, Solvent extraction separation of
uranium (VI) and thorium (IV) with neutral
sebesar 5:100, dan nisbah O/A sebesar 1:1, organophosphorus and amine ligands, In Fuel,
persentase ekstraksi thorium dapat mencapai Volume 116, 2014, Pages 595-600, ISSN 0016-
> 99% dengan dua tahap ekstraksi. 2361, https://doi.org/10.1016/j.fuel.2013.08.043.
[7] S. Y. Afifi, E. M. El Sheikh, M. A. S. Elsayed,
Hasil percobaan stripping thorium satu and M. M. Mustafa, “Extraction and
tahap dengan asam nitrat belum memberikan Determination of Thorium and its Application on
Geologic Samples using Trioctylphosphine
persentase stripping yang tinggi, dimana pada
Oxide,” Arab Journal of Nuclear Sciences and
konsentrasi asam nitrat 0,3M, waktu stripping Application, vol. 45(3), pp. 35–51, 2012.
10 menit, dan nisbah O/A sebesar 1:4 [8] M. V. Purwani dan Prayitno, “Pemisahan Th dan
Ce dari konsentrat serium nitrat hasil olah
diperoleh stripped Th sebesar 51,37% dengan monasit dengan cara ekstraksi bertingkat”, Jurnal
stripped besi dan LTJ masing-masing sebesar Teknologi Bahan Nuklir, Vol. 10, No. 1 (2014):
2,72% dan 2,55%. Januari 2014.
[9] A. Alin, M Miloud, A. E. Hossadi, and M
Khaliquzzaman, “Solvent Extraction of Thorium
UCAPAN TERIMA KASIH from Mixed Organic-Aqueous Nitric Acid Media
Penulis mengucapkan terimakasih kepada by Try-N-Octyloxinephosphine Oxide”, Journal
of Radioanalytical and Nuclear Chemistry, vol.
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir 116 (2), 1987.
(PTBGN-BATAN), yang telah menyediakan [10] F. Xie, T. A. Zhang, D Dreisinger, F Doyle, “A
bahan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk critical review on solvent extraction of rare earths
from aqueous solutions”, In Minerals
melakukan penelitian serta kepada para Engineering, Volume 56, 2014, Pages 10-28,
pegawainya yang telah membantu penulis ISSN 0892-6875,
dalam melakukan penelitian. https://doi.org/10.1016/j.mineng.2013.10.021.
[11] M. V. Purwani dan M. Setyadji, “Pengaruh Tri-n-
Oktil Posfin Oksida dan Tingkat Ekstraksi pada
Pemurnian Konsentrat Thorium,” Eksplorium,
vol. 36, no. 2, pp.109–124, 2015.

146

Anda mungkin juga menyukai