Anda di halaman 1dari 6

Budidaya Tanaman Sayur Bayam

I. BAYAM

Bayam menjadi salah satu sayuran bervitamin yang sudah tidak asing bagi masyarakat
Indonesia. Berdaun hijau dan memiliki lebar daun yang besar dengan batang tidak begitu
tinggi merupakan ciri fisik dari bayam. Harga murah dan mudah didapatkan juga merupakan
beberapa keunggulan dari bayam. Meskipun begitu, bayam memiliki beberapa khasiat yang
mengejutkan bagi kesehatan tubuh anda. Lalu, apa saja khasiat mengejutkan bayam bagi
tubuh tersebut...???.

Sahabat, tips kesehatan. Faktanya, bayam memiliki berbagai kandungan nutrisi yang di
butuhkan oleh tubuh. Berbagai nutrisi dan vitamin yang terkandung dalam bayam yaitu
sumber vitamin A dan K, mangan, folat, magnesium, serat, kalsium dan protein serta rendah
kalori. Berbagai kandungan nutrisi tersebut menjadikan bayam menjadi salah satu makanan
bernutrisi lengkap yang pernah ada di bumi ini.

Tanaman Bayam memiliki Nama Latin Amaranthus dab Berasal dari Amerika Tropik
akan tetapi pada perkembangannya kini tumbuhan bayam sudah tersebar ke seluruh belahan
belahan Dunia. bayam sangat di kenal karena merupakan suber zat Besi yang peting sekali
untuk tubuh Manusia.

Nah berikut ini Kandungan Gizi yang terdapat Pada 100 g Bayam :

1. Energi : 36 kal
2. Protein : 3,5 g
3. Lemak : 0,5 g
4. Karbohidrat :6,5 g
5. Serat : 0,8g
6. Kalsium : 267mg
7. Fosfor : 67mg
8. Besi : 3,9mg
9. Vitamin A : 6.090 IU
10. Vitamin B1 : 0,08mg
11. Vitamin C : 80mg
12. Air : 86,9 g

II. Dan Berikut Manfaat Bayam Untuk Tubuh

Melawan Sel Kanker


Vitamin A dan C serta serat, asam folat dan 13 flavonoid dalam bayam sangat bermanfaat
dalam memerangi sel kanker. Sebuah penelitian menunjukkan, kandungan tersebut pada
bayam menurunkan risiko kanker sebesar 34% terutama pada kanker payudara, kanker rahim,
kanker prostat, kanker kulit dan kanker perut.

Sumber Anti-inflamasi
Bayam mengandung sifat alkalinitas yang tinggi sehingga membuat sayur ini pilihan yang
sempurna bagi penderita penyakit inflamasi, seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.

Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular


Bayam merupakan sumber folat yang baik, yang dapat mengurangi homosistein, asam amino
yang ditemukan dalam darah. Tingginya tingkat homosistein dalam darah menyebabkan
tingginya risiko penyakit jantung. Bayam juga mengandung choline dan inositol, yang
membantu mencegah pengerasan pembuluh darah.

Menurunkan tekanan darah tinggi


Bayam kaya akan kalium dan rendah sodium. Tingkat mineral yang seimbang ini sangat
bermanfaat bagi pasien dengan tekanan darah tinggi. Selain itu, folat dalam bayam juga dapat
membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan melemaskan pembuluh darah, dengan
demikian mempertahankan kelancaran aliran darah.

Mencegah Osteoporosis
Secangkir daun bayam segar memenuhi 200% kebutukan nilai harian akan vitamin K.
Vitamin ini amat penting dalam pencegahan keropos tulang. Selain itu, mineral lainnya
seperti magnesium, seng, tembaga dan fosfor dalam bayam juga membantu penguatan tulang.

Mencegah Diabetes
Bayam sangat berguna bagi orang yang menderita diabetes juga. Magnesium ditemukan
dalam bayam membantu untuk mencegah komplikasi yang terjadi setelah diabetes. Konsumsi
rutin bayam membantu menstabilkan gula darah dan mencegah dari berfluktuasi terlalu
banyak.
Mencegah Anemia
Bayam adalah sumber zat besi yang diperlukan dalam mencegah anemia. Zat besi membantu
meregenerasi atau memperbanyak sel darah merah, yang membawa oksigen ke seluruh
bagian tubuh, Meningkatkan kualitas penglihatan
Bayam merupakan sumber lutein, karotenoid yang dikenal membantu melindungi mata
terhadap katarak. Bayam juga kaya akan vitamin A, yang membuatnya sangat bermanfaat
untuk penglihatan.

Mengobati Pendarahan Gusi


Campuran bayam dan jus wortel sangat membantu dalam mengobati gusi berdarah yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin C dan asupan terlalu banyak gula halus.

III. CARA MENANAM SAYUR BAYAM YANG BAIK DAN BENAR

Diantara berbagai macam jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi masyarakat,
bayam adalah salah satu diantaranya. Bayam yang memiliki nama ilmiah Amaranthus spp,
berasal dari daerah Amerika tropis. Tanaman ini awalnya hanya dimanfaatkan sebagai
tumbuhan hias. Namun dalam perkembangannya, tanaman bayam beralih fungsi menjadi
bahan pangan yang kaya akan protein dan zat besi. Tanaman bayam diperkirakan masuk ke
Indonesia sekitar abad XIX di saat lalu lintas perdagangan internasional mulai berjalan dan
banyak orang luar negeri yang datang ke wilayah Indonesia.

Saat ini total lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya bayam di Indonesia mencapai
31.981 hektar yang tersebar di beberapa wilayah, yakni di Jawa Timur 3.022 hektar, di Jawa
Tengah 3.479 hektar, di Jawa Barat 4.273 hektar, sedang di propinsi lainnya sekitar 2.376
hektar. Produk bayam nasional saat ini mencapai 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal/
hektar.

Tanaman dari family Amaranthaceae ini meski memiliki sekitar 800 spesies bayam, namun
seringkali hanya dibedakan atas 2 jenis, yakni bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar
sendiri terdiri atas 2 macam, yakni bayam tanah (A. blitum L.) serta bayam berduri (A.
spinosus L.). Ciri utama dari bayam liar, warna batangnya merah dengan daun yang kaku
(kasap).

Sedang untuk jenis bayam budidaya juga dibedakan atas 2 macam, yakni: Bayam cabut yang
juga dikenal dengan bayam sekul atau bayam putih (A. tricolor L.), dengan ciri warna
batangnya kemerah-merahan atau hijau keputih-putihan, dan bunganya keluar dari ketiak
cabang. Bayam cabut yang berbatang merah kerap disebut bayam merah, sedang yang
berbatang putih sering disebut bayam putih.

Jenis bayam budidaya yang kedua adalah bayam tahun yang sering disebut bayam skop atau
bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri-ciri dari bayam ini, daunnya lebar-lebar. Bayam skop ini
memiliki 2 spesies, pertama hybridus caudatus L., yang mempunyai daun agak panjang
berujung runcing, dengan warna hijau kemerah-merahan atau merah tua. Kedua, hibridus
paniculatus L., dengan ciri memiliki dasar daun yang lebar sekali, warnanya hijau, serta
rangkaian bunganya panjang tersusun teratur dan besar-besar yang tumbuh pada ketiak daun.
Untuk dapat mengetahui budidaya dan cara menanam bayam yang baik simak beberapa
tahapan berikut ini:

1. Syarat Pertumbuhan

Tanaman bayam paling cocok jika ditanam di daerah dataran dengan curah hujan
yang juga cukup tinggi hingga mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun. Selain itu, tanaman
bayam juga membutuhkan sinar matahari penuh, sehingga jika tempat tumbuhnya ternaungi,
maka pertumbuhannya tidak akan dapat maksimal. Namun demikian, untuk tanaman bayam
yang pertumbuhannya sudah cukup tinggi, angin kencang dapat menjadi musuh utamanya
karena dapat merobohkan tanaman. Suhu yang ideal untuk tumbuh kembangnya tanaman ini
berkisar antara 16o – 20o Celcius, dengan kelembaban udara antara 40 – 60%.

Tanaman bayam akan tumbuh dengan baik jika ditanam di tanah yang gembur dan
subur, dan kandungan haranya terpenuhi. Bayam tergolong peka terhadap pH tanah. Jika pH
tanah di atas 7 (alkalis), daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning – kuningan
(klorosis) dalam pertumbuhannya. Sebaliknya, jika pH di bawah 6 (asam), bayam tidak akan
tumbuh sempurna akibat kekurangan beberapa unsur. Karena itu pH tanah yang ideal bagi
tanaman bayam antara 6 – 7.

Bayam juga sangat membutuhkan air yang cukup dalam pertumbuhannya. Jika
sampai kekurangan air, maka pertumbuhannya akan terganggu. Untuk itu, tanamlah bayam
pada akhir musim kemarau atau di awal musim hujan.

2. Pembibitan/Pembenihan

Benih tanaman bayam harus berasal dari induk yang sehat, memiliki kemurnian benih
dengan daya berkecambah mencapai 80%, dengan tujuan agar dalam pertumbuhannya nanti
memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit. Untuk lahan seluas 1 hektar, benih yang
dibutuhkan berkisar antara 5 – 10 kg, atau 0,5 – 1,0 gram per m2 luas lahan.

Untuk proses pembibitan dilakukan beberapa proses, seperti :


a. Pilihlah tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya untuk lahan pembibitan, agar terbebas dari
hama dan penyakit tanaman. Lahan pembibitan harus diberi atap, bisa dibuat dari plastik atau
atap jerami padi. Benih bayam selanjutnya disebar secara merata atau disebar berbaris – baris
pada lahan persemaian sebelum ditutup dengan selapis tanah tipis.

b. Lakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati selama pemeliharaan benih / bibit. Jika
diperlukan, gunakan pupuk kandang untuk menjaga kesuburan tanah. Jika dalam
pertumbuhannya ada bibit yang terserang hama/penyakit, semprotlah dengan pestisida dosis
rendah.

c. Ketika bibit berumur 7 – 14 hari, pindahkan bibit-bibit tersebut ke dalam pot-pot yang
terbuat dari kantong plastik atau daun pisang yang sebelumnya diisi dengan media tanam
berupa campuran tanah dan pupuk organik halus (1:1). Siram dengan teratur bibit dalam pot
setelah berumur 7 – 14 hari, hingga siap untuk dipindahkan ke lahan tanam.
3. Pembuatan Media Tanaman

Pembuatan media tanam dilakukan dengan mencangkul/membajak tanah sedalam 30 – 40


cm. Seluruh sisa tanaman serta gulma disingkirkan, dan tanah diratakan. Biarkan lahan
tersebut selama beberapa hari agar tanah benar-benar matang.
Proses selanjutnya dari Pengolahan Media tanam adalah :

a. Membuat bedengan dengan lebar antara 120 – 160 cm, tergantung populasi tanaman yang
nantinya akan ditanam. Buat juga parit antar bedengan selebar 20 – 30 cm, dengan kedalaman
30 cm untuk drainase. Di atas bedengan itulah lubang – lubang tanam dibuat dengan jarak
antar barisan 60-80 cm, dan jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.

b. Jika pH tanah terlalu rendah, lakukanlah pengapuran dengan menggunakan kapur pertanian
seperti Calcit maupun Dolomit. Untuk tipe tanah pasir dan pasir berlempung, diperlukan ±
988 kg kapur pertanian / ha.Sedang kebutuhan kapur pertanian untuk tanah lempung berpasir
dan liat berlempung sekitar 1.730 – 4.493 kg / hektar.

Sebaliknya, jika ingin menurunkan pH tanah, gunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum
sebanyak 6 ton / hektar. Pemberian tepung belerang dilakukan dengan cara menyebarkannya
secara merata dan dicampur tanah sekitar sebulan sebelum tanam.

c. Sekitar 1 – 2 minggu sebelum tanam, berikan pupuk kandang yang telah masak dengan
cara menyebarkannya secara merata di atas bedengan, lalu diaduk dengan tanah lapisan atas.
Pemupukan diberikan per lubanng tanam dengan cara memasukkan pupuk ke dalam lubang
tanam. Untuk setiap lubang tanam dibutuhkan sekitar 1-2 kg pupuk kandang, sehingga untuk
setiap hektar diperlukan pupuk kandang sekitar 10 ton.

4. Teknik Penanaman

Tanaman bayam dapat langsung di tanam di lahan tanpa melalui proses penyemaian.
Namun hasil yang diperoleh akan lebih baik jika melalui proses penyemaian karena benih
yang ditanam terlebih dahulu diseleksi kualitasnya. Untuk penanaman yang tanpa
penyemaian, biji bayam yang disebarkan langsung di atas bedengan, terlebih dahulu
dicampur abu. Penyebarannya dilakukan menurut barisan dengan arah membujur. Benih yang
telah disebar selanjutnya ditutup tanah halus dan disiram sampai basah. Waktu terbaik untuk
melakukan penanaman adalah awal musim hujan.

Jarak tanam berkisar antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm, atau disesuaikan dengan


tingkat kesuburan tanah serta varietas bayam. Untuk setiap 1 hektar lahan, populasi tanaman
berkisar antara 30.000 – 60.000 tanaman.

5. Pemeliharaan Tanaman

Untuk budidaya bayam yang penanamannya dilakukan dengan langsung menyebar benih,
pertumbuhannya seringkali tidak merata, diantaranya ada yang tumbuh mengelompok
sehingga menghambat pertumbuhan. Karena itu, harus dilakukan penjarangan yang juga
sekaligus panen pertama.
Untuk tanaman bayam yang dihasilkan dari persemaian, adakalanya beberapa diantara
tanaman yang ada mati atau terserang penyakit, sehingga harus dilakukan penyulaman
dengan mengganti tanaman tersebut dengan tanaman yang baru.

a. Lakukan penyiangan jika muncul gulma tanaman utamanya Gelang (Portulaca oleracea),
karena gulma gelang bisa menurunkan produksi bayam sampai dengan 30 – 65%. Ketika
melakukan penyiangan, lakukan pula penggemburan tanah secara bersamaan, dengan
menggunakan cangkul kecil atau sabit.

b. Karena bayam memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air, maka penyiraman harus
mendapat perhatian. Pada awal pertumbuhan lakukanlah penyiraman secara intensif sebanyak
1 -2 kali sehari, utamanya di musim kemarau. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari,
dengan memakai alat bantu gembor agar air yang disiramankan dapat merata.

c. Jika tanaman terserang hama, seperti ulat grayak, tungau dan kutu daun, semprotkan
pestisida yang mengandung margosin dan glikosdida flafonoid. Sedang untuk mengendalikan
penyakit, bisa digunakan obat-obatan yang mengandung unsur bunga Camomil
(Chamaemelum spp). Cara penggunaannya, campurkan pestisida dan obat-obatan sebanyak
60 cc untuk setiap 1 liter air, lalu semprotkan ke tanaman yang terserang hama pada daun dan
batangnya dengan rasio 1 minggu 1 kali.

6. Panen dan Pasca Panen

Tanaman bayam siap untuk dipanen pada umur 25 – 35 hari setelah tanam. Ketika itu,
tinggi tanaman antara 15 – 20 cm dan masih belum berbunga. Saat panen yang paling baik
adalah pada pagi atau sore hari, yakni di saat suhu udara tidak terlalu tinggi. Setelah panen
pertama, dilanjutkan dengan panen berikutnya setiap 3-5 hari sekali. Jika umur tanaman
sudah sampai 35 hari, maka seluruh tanaman bayam harus dipanen secara keseluruhan, sebab
jika melampaui umur tersebut, kualitas bayam akan menurun karena daun-daunnya menjadi
kasar. Untuk setiap hektar lahan, hasil panen bayam bisa mencapai 22.630 kg.

Bayam yang telah dipanen, harus diletakkan di tempat yang teduh atau tidak terkena sinar
matahari langsung, agar daunnya tidak layu. Setelah itu dilakukan penyortiran untuk
memisahkan bayam yang busuk atau rusak dengan bayam yang baik dan segar.
Penggolongan terhadap bayam juga dilakukan berdasarkan besar kecilnya daun. Selesai
penyortiran atau bersamaan dengan penyortiran, bayam diikat sesuai dengan kebutuhan
pemasaran.

Bayam yang tidak langsung dipasarkan dapat disimpan selama 12 jam pada tempat
terbuka, dan proses penyimpanan dapat diperpanjang hingga 12 – 14 hari pada suhu dingin
mendekati 0o Celcius.

Anda mungkin juga menyukai