SKRIPSI
Oleh
ANGGER AFREGA
NPM 142012017093P
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Oleh
ANGGER AFREGA
NPM 142012017093P
Angger Afrega
ABSTRAK
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada pengaruh senam diabetes melitus
terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes melitus dengan nilai p-value
sebesar 0,000 pada kelompok intervensi dan 0,027 pada kelompok kontrol. Ada
perbedaan kadar gula darah kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-
value 0,003. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk
melakukan pendidikan kesehatan kepada masayarakat pentingnya aktifitas fisik
terhadap pengontrolan kadar gula darah terutama pada penderita diabetes melitus
tipe 2.
Angger Afrega
ABSTRACT
The results of this study found that there was an effect of diabetes mellitus
exercise on blood sugar in patients suffering diabetes mellitus with a p-value of
0,000 for the intervention group and 0.027 for the control group. There were
differences in blood sugar levels in the intervention group and the control group
with a p-value of 0.003. Therefore, be expected for medics at public health of
Gadingrejocan give health education to Society, about bennefit of physical
activity to control blood sugar, especially for people suffering with type 2
diabetes mellitus.
Ujian Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui di hadapan TIM penguji
NPM : 142012017093P
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
Skripsi oleh Angger Afrega ini telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan tim
penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal Juli 2019
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Peringsewu
NPM : 142012017093P
1. Skripsi yang saya buat tidak pernah atau belum pernah di buat oleh orang lain
2. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya tulis ilmiah
Angger Afrega
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang menyatakan
Angger Afrega
NPM. 142012017093P
RIWAYAT HIDUP PENULIS
NPM : 142012017093P
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
2018
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan puji syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya. Skripsi ini penulis persembahkan
kepada :
1. Kedua orang tuaku tercita Bapak Suparwanto dan Ibu Kusinah ayng begitu
sabarnya mendengar keluh kesahku, serat selalu memberi dukungan
ssampai pada tahap ini.
2. Kakakku Dechintia Eka dan Adikku Aginda Danuarta yang tak hentinya
mendukung kesuksesanku.
3. Ns. Tri Wijayanto, M.Kep, Sp.KMB., Ns. Tiara, MNS.,dan Ns. Pira
Prahmawati, S. Kep., M. Kes, yang telah memberikan bimbingan dan
telah banyak menambah ilmu kepada penulis.
4. Seluruh dosen S1 Keperawatan STIKes Muhamadiyah Pringsewu yang
telah memberikan ilmu yang mereka miliki dengan tulus dan semaksimal
mungkin.
5. Teman-teman Seperjuanganku kelas S1 Konversi A tercinta terima kasih
telah menemani perjuanganku dari awal hingga akhir.
6. Keluarga keduaku Puskesmas Gadingrejo terimakasih atas dukunganya.
7. Almamater STIkes muhamadiyah Pringsewu yang penulis cintai.
8. Semua pihak yang sangat mendukung unutk membantu penyelesaian
skripsi ini, sekali lagi penulis ucapkan terimkasih.
MOTTO
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan doa. Karena seseunggunya nasib seorang manusia
tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha
(Penulis)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Diabetes Melitus terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2
di UPT Puskesmas Gading Rejo Tahun 2019”, dapat saya selesaikan. Penelitian
ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program
studi sarjana keperawatan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
1. Ns. Arena Lestari, M. Kep., SP. Kep. J. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
kepada penulis.
5. Ns. Pira Prahmawati, S. Kep., M. Kes., selaku penguji yang telah memberikan
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Ermalena, 2017).
bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun
2015. Penyakit tidak menular juga merupakan masalah kesehatan utama yang
(Perkenni, 2015).
Diabetes melitus (DM) menjadi salah satu jenis penyakit yang mengalami
penderita DM pada usia 20-79 tahun pada tahun 2017 sebanyak 8,8% dari
total penduduk dunia dan diprediksi terjadi peningkatan menjadi 9,9% pada
tahun 2045. Angka penderita DM di Asia pada tahun 2017 sebanyak 82 juta
dan juga akan terus meningkat dan diprediksi akan mencapai angka 15 juta
2014 mencapai 9,1 juta dan diprediksi menjadi 14,1 juta pada tahun 2035
penduduk usia umur ≥ 15 tahun sebesar 0,7% tahun 2013 dan menjadi 1,6%
Rejo didapatkan hasil bahwa diebetes melitus menempati urutan ke-4 dari 10
melitus yang melakukan pengobatan pada tahun 2017 sebanyak 564 dari
12.900 (4,37%) kunjungan dan pada tahun 2018 sebanyak 589 dari 12.100
diabetes melitus tipe 2 pada periode bulan Januari sampai Maret 2019
Puskesmas Gading Rejo rutin datang 1 bulan atau 2 bulan sekali untuk
namun observasi dan evaluasi pengaruh senam terhadap Kadar gula darah
lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau
efek insulin atau sering kali disebut resisten insulin. Resistensi insulin dapat
Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan akan atau memiliki timbunan
lemak visera, akan beresiko lebih tinggi mengalami DM tipe II (Guyton &
Hall, 2014).
kehilangan jaringan tubuh dan berujung pada kematian (Guyton & Hall,
2014).
dari 5 pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi, jasmani, farmakologis dan
Kegiatan jasmani atau olah raga menjadi faktor penting dari 5 pilar
olah raga bagi penderita DM (Budi & Nugrahini, 2011). Senam diabetes
merupakan aktifitas fisik yang dirancang berdasarkan usia dan status fisik dan
Teori ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salindeho, Mulyadi &
Rottie (2016) dengan judul pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar
perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah dilaksanakan senam diabetes
melitus dengan nilai p-value sebesar 0,001. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Nugraha, Kusnadi & Subagja (2016) dengan judul Kadar Gula Darah
Melitus Tipe II di Poliklinik penyakit dalam RSUD dr. Slamet Garut. Hasil
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan p-value sebesar 0,0005.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sharoh (2017) dengan judul pengaruh
senam diabetes terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes bmellitus
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan p-value sebesar 0,004.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Rehmaita, Mudatsir & Tahlil (2018)
dengan judul pengaruh senam diabetes dan jalan kaki terhadap penurunan
kadar gula darah pada pasien DM Tipe II Di Puskesmas Krueng Barona Jaya
type II akibat kegiatan senam diabetes dengan p-value 0.002. Penelitian lain
dilakukan oleh Sigal, dkk (2018) dengan judul aktifitas fisik dan Diabetes,
kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Adakah pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah pada
2019?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tahun 2019.
2. Tujuan khusus
2019
D. Ruang lingkup
gula darah
diabetes melitus.
seperti faktor-faktor lain yang dapat menurunkan kadar gula darah pada
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetus Mellitus
1. Pengertian
2. Klasifikasi
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi
karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara
b. Diabetes tipe 2
c. Diabetes gestational
dan saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih
3. Etiologi
1) Faktor genetic
2) Faktor imunologi :
(Corwin, 2009).
3) Faktor lingkungan
dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi
pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3-7 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki yaitu 2-3 kali terhadap
4) Riwayat keluarga
5) Kelompok etnik
(Corwin, 2009).
6) Aktifitas Fisik
4. Patofisiologi
Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas
Belakangan diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan lebih
berat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan sel
berkurang. Obat anti diabetik yang bekerja melalui jalur ini adalah
b. Liver
gluconeogenesis.
c. Otot
d. Sel lemak
insulin di liver dan otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin.
e. Usus
amylin.
g. Ginjal
Sembilan puluh persen dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali
h. Otak
akibat adanya resistensi insulin yang juga terjadi di otak. Obat yang
(Perkenni, 2015).
5. Manifestasi klinis
diantaranya :
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada
2011).
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan
(Subekti, 2009).
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Glukosa Urine
Kadar glukosa darah puasa pada saat pagi hari, normalnya adalah 80
batas atas kadar glukosa normal. Kadar glukosa darah puasa diatas
nilai iin, sering kali menunjukan adanya penyakit diabetes melitus atau
Tabel 2.1
Gambaran klinis pasien dengan diabetes melitus tipe II
Gambaran Diabetes melitus tipe II
Usia onset Biasanya >30 tahun
Massa Tubuh Obese
Insulin Plasma Normal hingga tinggi pada awalnya
Glukagon Plasma Tinggi tidak dapat ditekan
Glukosa Plasma Meningkat
Sensitifitas Insulin Menurun
Terapi Penurunan berat badan, tiazolidinedion,
metformin, sulfonilurea, insulin
c. Tes Toleransi Insulin
puasa hampir selalu di atas 110 mg/100 ml dan sering di atas 140
mg/100 ml. Selain itu, uji tolerasni glukosa hampir selalu abnormal.
kadar glukosa darah jauh lebih besar dari pada peningkatan yang
normal.
dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan
aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti
Diabetes melitus terdiri dari 5 pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi,
a. Edukasi
lain serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM
dan latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali
latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani selain untuk
5 golongan yaitu :
(PERKENI, 2016).
a) Insulin
b) Agonis GLP-1
terapi
2) Pemeriksaan HbA1C
bulan atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (>
10%).
yang sederhana.
a) Sebelum makan
tinggi, pada keadaan krisis, atau pada pasien yang sulit mencapai
1. Pengertian
diabetes melitus, kadar gula darah dapat diperiksa saat pasien sedang
dalam kondisi puasa atau bisa juga saat pasien datang untuk periksa,
sedangkan untuk hasil kadar glukosa saat puasa >126 mg/dl (Waspadji,
2011).
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam
darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan
melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel- sel tubuh. Umumnya
(70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya berada
setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa
darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa
adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
tetapi bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang- orang yang
tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar glukosa darah setelah makan atau
Tabel 2.2
Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar glukosa darah (Sumber: Perkeni,
2015)
Metode Kadar Glukosa Darah
Pengukuran Normal DM IGT IFG
Glukosa darah < 6,1 mmol/L ≥7,0 mmol/L <7.0 mmol/L ≥7,0 mmol/L
Puasa (Fasting (<110 mg/dl) (≥126 mg/dl) (≤126 mg/dl) (≤10 mg/dl)
Glucose)
Glukosa darah 2 Nilai yang ≥11,1 ≥7,0 mmol/L <7,87,0
jam setelah sering dipakai mmol/L (≤200 mg/dl) mmol/L
makan (2- tidak spesifik (≥200 mg/dl) (<140 g/dl)
hglucose). ≥7,8 mmol/L Jika diukur
(<140 mg/dl)
1. Pengertian
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status
glukosa yang berasal dari glikogen di otot-otot pada waktu latihan jasmani
2. Manfaat
otot dan hati yang bisa menyebabkan penurunan pada dosis obat-obat
hipoglikemi oral atau insulin yang dibutuhkan orang tersebut, profil lipid
juga cendurung diperbaiki. Selain itu kadar kolestrol HDL yang sangat
terhadap insulin pada diabetes tipe 2, dan kemampuan fisik yang tetap
aktif selama hidup merupakan salah satu sarana bagi perlindungan dan
pencegahan penyakit.
pengaturan kadar glukosa darah. Pada tipe ini produksi insulin umumnya
insulin tidak dapat dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh kecuali otak. Otot
glukosa ke dalam sel karena pada otot yang aktif sensitivitas reseptor
insulin meningkat. Oleh karena itu latihan jasmani pada diabetes mellitus
diabetes mellitus tipe 2 diharapkan dapat menurunkan berat badan dan ini
merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai, bahkan sebagian ahli
akan lebih jelas bila disertai dengan penurunan berat badan (McWright,
Ada beberapa keadaan yang perlu diwaspadai akibat senam diabetes antara
suntikan insulin atau minum obat oral anti diabetik. Berhubungan dengan
sendi terutama pada orang tua, trauma tulang dan otot sehubungan dengan
a. Peregangan (Streching)
Pada tahap ini heart rate diusahakan mencapai target heart rate (THR)
laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolah
raga atau pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif.
a. Pemanasan 1
b. Pemanasan 2
kanan kiri tubuh hingga lurus bahu. Fase ini dilaksanakan dengan
selama 5 menit.
c. Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan, kaki kiri
selama 15 menit.
d. Inti 2
e. Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan
f. Pendinginan 2
menit
teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan
total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien
D. Kerangka Teori
Skema 2.1
Kerangka Teori
DMTI
1. Genetik
2. Immunologi
3. Lingkungan Penatalaksanan Penurunan kadar
Diabetes Melitus gula darah
1. Edukasi pada
2. Terapi Nutrisi
DMTII Senam Diabetes
3. Jasmani
Melitus
4. Farmakologi (OAD)
1. Usia
5. Monitoring Gula
2. Jenis Kelamin Darah
3. Obesitas
4. Riwayat
Keluarga
5. Kelompok etnik
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yang ingin di teliti
penelitian adalah sebagai berikut. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
Skema 2.2
Kerangka Konsep
Senam Diabetes Penurunan Kadar
Melitus Gula Darah
F. Hipotesis
Ha:
Ada pengaruh senam Diabetes melitus terhadap penurunan kadar gula darah
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Gading Rejo Tahun
2019.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang
telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada
penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di UPT
R1: 01 X1 O2
R
R2: 03 X0 O4
Keterangan:
diabetes melitus
B. Variabel Penelitian
satu orang dengan yang lainnya, dan di teliti dalam suatu penelitian yang
dikembangkan dari konsep atau teori dan hasil penelitian terdahulu (Dharma
oleh variabel bebas, dalam penelitian ini adalah penurunan kadar gula
darah sewaktu
diabetes melitus.
C. Defenisi Operasional
cermat terhadap suatu objek atau fenomena itulah yang merupakan kunci
Skema 3.1
Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variable Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
Operasional ukur
1 Senam Upaya Melakukan SOP 0 : Dilakukan Nominal
diabetes menggerakan tubuh senam diabetes Senam senam
melitus yang dilakukan melitus Diabetes diabetes
secara terus sebanyak 3 x melitus melitus
menerus yang dalam 1 1: Tidak
dilaksanakan minggu selama dilakukan
sebagai 2 minggu senam
penatalaksanan sesuai dengan diabetes
pada pasien SOP Senam melitus
diabetes melitus yg diabetes
terdiri dari melitus
pemanasan,
kegiatan inti dan
pendinginan selama
50 menit
1. Populasi
melitus tipe 2 yaitu semua penderita diabetes melitus tipe 2 yang ada di
kelompok prolanis selama 3 bulan terakhir di Puskesmas Gading Rejo
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
a. Kriteria Sampel
1) Kriteria inklusi
responden
2) Kriteria eksklusi
stroke dll.
b. Besar Sampel
2𝜎 2 (𝑧1−𝑎 + 𝑧1−𝛽 )2
2
𝑛=
(𝜇1 − 𝜇2 )2
Ket :
n : Besar perkiraan sampel
𝑧1−𝑎2 : Standar normal deviasi untuk σ =1,96
𝑧1−𝛽 : Standar normal deviasi untuk β =0,84
𝜇1 : Nilai mean yang didapat dari literatur/pengelaman peneliti
𝜇1 : Beda mean yang dianggap bermakna antara kedua kelompok
− 𝜇2
𝜎 : Standar deviasi dari beda mean dua kelompok menurut
literatur (164,50-145,13)
𝜎2 1
(𝜇 2 − 𝜇2 2)
2 1
2.36(1,96 ×0,842)2
n = (16−10)2
72 (7,85)
= 36
565,2
= 36
intervensi
c. Tekhnik Sampling
.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Etika penelitian artinya hak subjek penelitian dan yang lainnya harus
prinsip-prinsip etika penelitian jika hal ini tidak dilakukan maka peneliti
1. Prinsip manfaat
digunakan dalam hal – hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk
apapun.
c. Resiko (benefits ratio)
rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada
subjek
c. Informed consent
Subjek harus dilakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila
menggunakan inisial.
1. Instrumen
digunakan dalam penelitian ini adalah glukometer dan stick GDS, serta
a. Uji Validitas
mengukur apa yang di ukur (Notoatmojo, 2010). Uji validitas pada alat
b. Uji Reliabilitas
2. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu merupakan data yang
diperoleh langsung dari responden berupa kadar gula darah sebelum dan sesudah
1. Metode pengolahan
uji statistic. Uji statistic adalah ilmu yang mempelajari tentang segala
a. Editing
b. Coding
kadar gula darah dengan kode : 0 bila kadar GDS >200 dan kode :1
c. Entry Data
gula darah sebelum dan sesudah dilakukan senam diabetes melitus di-
d. Cleaning
I. Analisis data
1. Analisis univariat
dalam penelitian ini yaitu penurunan kadar gula darah dan senam diabetes
variabel usia dan kadar gula darah pasien, sedangkan pada variabel jenis
2. Analisis bivariat
digunakan untuk mencari perbedaan rata-rata kadar gula darah pada pasien
J. Jalannya Penelitian
berikut :
1. Langkah persiapan
S1 Keperawatan.
Muhamadiyah Pringsewu.
c. Melakukan prasurvey di Puskesmas Gading Rejo.
pembimbing skripsi.
Keperawatan.
2. Langkah pelaksanaan
penelitian.
penelitian
minggu.
kelompok kontrol.
syarat pengisian.
Barat.
2. Letak Geografis
Selatan.
52
3. Topogarfi dan Demografi
No Uraian Jumlah
1 Apotik 3
2 Praktek Dokter Perorangan 7
3 Rumah Bersalin 1
4 Balai Pengobatan 1
5 Rumah Sakit 1
5. Tenaga Kerja
sebagai berikut :
No Uraian Jumlah
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 13
4 Bidan 33
5 Asisten Apoteker 1
6 Perawat Gigi 1
7 Tenaga Kesmas dan Kesehatan Lingkungan 3
8 Analis Kesehatan 1
9 Tenaga Penunjang Pendukung Kesehatan 2
Jumlah 59
B. Hasil Penelitian
1. Univariat
a. Usia
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di UPT Puskesmas
Gadingrejo Tahun 2019
Variabel Mean Median Min-max
Usia 54,97 54,00 44-67
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di UPT
Puskesmas Gadingrejo Tahun 2019
Jenis kelamin Jumlah Responden Presentase (%)
Perempuan 32 88,9
Laki-laki 4 11,1
Jumlah 36 100
Tabel 4.3
Rata-rata gula darah pada kelompok intervensi pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Gadingrejo 2019
Gula Darah Mean Std Deviation N
Sebelum Senam Diabetes 229,94 15,452 18
Sesudah Senam Diabetes 206,78 18,838 18
Pada tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata gula kadar darah pada
Tabel 4.4
Rata-rata gula darah pada kelompok kontrol pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Gadingrejo 2019
Gula Darah Mean Std Deviation N
Sebelum Minum Obat 230,22 19,637 18
Sesudah Minum Obat 227,11 19,208 18
Pada tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata kadar gula darah pada
2. Bivariat
Tabel 4.5
Pengaruh senam diabetes melitus terhadap penurunan kadar gula darah
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Gadingrejo
Tahun 2019
Senam Kelompok
Diabetes Intervensi (n=18) Kontrol (n=18)
Melitus Pre Post Test p-value Pre Test Pos Test p-value
Test
Hasil uji paired test menunjukan nilai p-value sebesar 0,000 yang
Tahun 2019.
C. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Usia
Diabetes biasanya dimulai pada saat seseorang lebih dari 30 Tahun dan
Sekitar 15% dari orang yang berusia lebih dari 70 Tahun menderita
b. Jenis Kelamin
32 responden (88,9%).
berat badan total) dengan kadar LDL wanita yang tinggi dibandingkan
dengan laki-laki (jumlah lemak berkisar 15-20% dari berat badan total)
Haryati, 2013).
diabetes melitus adalah 229,94 mg/dl dan rata-rata gula darah setelah
ke dalam sel. Hal tersebut berarti saat seseorang beraktivitas fisik, akan
melitus adalah 230,22 mg/dl dan rata-rata gula darah setelah dilakukan
diabetes melitus tipe II, hal ini juga ditunjukkan bahwa terdapat
farmakologi.
2. Analisa Bivariat
penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di UPT
plasma darah. Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar
2010).
Kadar gula darah terutama pada pasien diabetes melitus tipe 2, selain
reseptor insulin di otot yang aktif. Masalah utama yang terjadi pada
diabetes melitus tipe 2 adalah terjadinya resistensi insulin yang
melitus tipe 2 dengan nilai p-value sebesar 0,001. Penelitian lain yang
terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
kelompok Kontrol
Hasil uji paired test diketahui bahwa rata-rata kadar gula darah
tidak terlepas dari 5 pilar utama yaitu edukasi, terapi nutrisi, jasmani,
206,78 dan rata-rata kadar gula darah pada kelompok kontrol adalah
tenaga atau energi. Bila latihan jasmani dimulai glukosa yang berasal
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Pasien diabetes melitus tipe
masuk ke dalam sel-sel tubuh kecuali otak. Otot yang terkontraksi atau
sel karena pada otot yang aktif sensitivitas reseptor insulin meningkat.
Oleh karena itu latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 akan
badan dan ini merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai, bahkan
diabetes mellitus tipe 2 akan lebih jelas bila disertai dengan penurunan
otot dan hati yang bisa menyebabkan penurunan pada dosis obat-obat
lipid juga cendurung diperbaiki. Selain itu kadar kolestrol HDL yang
Nugraha, Kusnadi & Subagja (2016) dengan judul Kadar Gula Darah
terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus dengan p-value
sebesar 0,004.
glukosa oleh otot untuk bergerak secara aktif, dan glikogen dihati
glukosa darah tetap stabil atau menurun. Senam diabetes melitus yang
A. Kesimpulan
senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes
disimpulkan :
responden (88,9%).
diabetes melitus adalah 229,94 mg/dl dan rata-rata gula darah setelah
diabetes melitus adalah 230,22 mg/dl dan rata-rata gula darah setelah
73
6. Ada perbedaan kadar gula darah kelompok intervensi dan kelompok
sebesar 0,003.
B. Saran
diabetes melitus.
Budi, T,. & Nugrahini, F. 2011. Pengaruh Durasi Senam Diabetes Melitus Pada
Penderita Dm Tipe II. Jurnal Kesehatan.ttps://publikasiilmiah.ums.ac.id
/handle/11617/2943?show. Diakses pada 18 Desember 2018.
Dinkes Lampung. 2016. Profil Data Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2016.
www.depkes.go.id/.../profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/08_Lampung
_2015.pdf Diakses pada Novermber 2018
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC
Ilyas, E. I., 2011. Olahraga bagi Diabetesi dalam: Soegondo, S., Soewondo, P.,
Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu bagi dokter
maupun edukator diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
IDF (International Diabetes Federation). 2015. IDF Diabetes Atlas Eighth Edition
2018. Dunia : IDF. https://www.idf.org › E-Library › Epidemiology &
research. Diakeses pada 6 Januari 2019
Jelantik, I.M.G., Haryati E., 2014. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin,
Kegemukan Dan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. 8(1):39-44.
http://www.lpsdimataram.com/phocadownload/Februari-2014/7-
hubungan%20faktor%20risiko%20umur%20jenis%20kelamin%20kegemuk
an-jelantik%20%20haryati.pdf. Diakess pada 15 Maret 2019.
Mayes. P. A. 2009. Sistesis, Transpor , dan Ekskresi Kolesterol. In: Murray. R.K,
Granner D.K dan Rodwell, V.W.Biokimia Harper. Edisis 27. Jakarta: EGC
Nugraha, A. Kusnadi, E. & Subagja. S. 2016. Kadar Gula Darah Sebelum dan
Sesudah Melaksanakan Senam Diabetes pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
II di Poliklinik penyakit dalam RSUD dr. Slamet Garut.
https://www.neliti.com/publications/96937/kadar-gula-darah-sebelum-dan-
sesudah-melaksanakan-senam-diabetes-pada-pasien. Diakeses pada 23
Maret 2019
Rehmaita, Mudatsir & Tahlil, T. 2018. Pengaruh senam diabetes dan jalan kaki
terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien DM Tipe II Di
Puskesmas Krueng Barona Jaya Aceh Besar.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/10542. Diaksee pada 24
Februari 2019.
Sharoh. S. 2017. Pengaruh senam diabetes terhadap kadar gula darah pada
penderita diabetes bmellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1
Sleman Yogyakarta.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:GuSZH1Wg7koJ:di
gilib.unisayogya.ac.id/2612/1/NASKAH%2520PUBLIKASI%2520Siti%25
20Mukhta%2520Sharoh.pdf+&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=id. Diakses pada
24 Februari 2019.
Soelistijo, S. A., et al. 2015. Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 Di Indonesia, PB.PERKENI.
Sumarni, T., & Sundari, R. I. 2012. Pengaruh Senam Kaki Diabetes Melitus
dengan Nilai ABI (Ankle Brachial Index) pada Pasien Diabetes Melitus di
Puskesmas Padamara Purbalingga. Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Harapan Bangsa Purwokerto.
ttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:oxbWP0O7AEAJ:h
ttps://www.neliti.com/publications/105018/pengaruh-senam-kaki-diabetes-
terhadap-nilai-ankle-brachial-index-pada-pasien-
dia+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id Diakses pada 18 Desember 2018
Ukhti. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik dan Suku dengan Kejadian Diabetes
Melitus pada Pegawai Universitas Gadjah Mada.
etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod. Diakses 18 Desember 2018.
Waspadji, S. 2011. Diabetes Mellitus, Penyulit Kronik dan Komplikasinya. Dalam
: Soegondo, S., Soewondo,P., Subekti, I., Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
INFORMED CONSENT
(PENJELASAN TENTANG PENELITIAN)
NPM : 142012017093P
judul. “Pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah pada penderita
Responden dalam penelitian ini akan diminta untuk melakukan senam diabetes
melitus dan dilakukan pengukuran kadar gula darah. Hasil penelitian dapat
akibat Diabetes melitus. Peneliti menjamin hasil penelitian ini tidak akan
Demikian penjelasan secara singkat mengenai penelitian yang akan saya lakukan.
Atas kerjasama dan ketersediaan saudara menjadi responden dalam penelitian ini,
Peneliti
Angger Afrega
Lampiran 7
Nama :
Usia :
Alamat :
Setelah membaca dan mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian ini, saya
mengerti dan memahami manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan
terkait dengan saya. Saya yakin bahwa peneliti menghargai serta menjunjung
tinggi hak-hak saya sebagai responden dan penelitian ini tidak akan berdampak
buruk bagi saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini
saudara tinggal.
Responden,
.........................................
Lampiran 8
LEMBAR KUISIONER
A. Karakteristik responden
Buruh/Petani Wirasawasta
HARI / TANGGAL
N
NAMA JK UMUR
O
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Lampiran 10
Oleh:
ANGGER AFREGA
NPM 142012017093P
A. Topik
B. Sasaran
C. Tujuan instruksional
1. Umum
2. Khusus
Melekatkan Diri
Kolesterol LDL.
1. Klien diabetes mellitus dengan KGD lebih dari 70 mg/dL dan tidak
E. Kontras Indikasi
2. Klien dengan kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL atau lebih dari 300
mg/dL.
7. Tempat pelaksanaan
8. Metode
9. Media
SOP
10. SOP Senam Diabetes Melitus
Tahap Kegiatan
Senam dengan gerakan ritmis yang dilakukan 3 kali
dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi latihan
30-60 menit dengan intensitas 60-80% nadi maksimum.
Lembar Observasi
Usia
No Resp. Jenis kelamin (Tahun) Sebelum Sesudah Kelompok
Ny.
1 R Perempuan 54 246 238 Intervensi
2 Ny. S Perempuan 65 233 189 Intervensi
3 Ny. S Perempuan 52 198 190 Intervensi
Ny.
4 K Perempuan 48 250 189 Intervensi
5 Ny. S Perempuan 53 239 201 Intervensi
Ny.
6 R Perempuan 62 226 200 Intervensi
7 Ny. S Perempuan 67 247 197 Intervensi
Ny.
8 K Perempuan 60 230 178 Intervensi
9 Tn. S Laki-laki 56 220 192 Intervensi
10 Ny. S Perempuan 54 224 218 Intervensi
11 Ny. P Perempuan 61 219 213 Intervensi
12 Ny. L Perempuan 45 246 238 Intervensi
Ny.
13 D Perempuan 45 248 227 Intervensi
14 Tn. D Laki-laki 46 209 190 Intervensi
Ny.
15 R Perempuan 57 216 200 Intervensi
Ny.
16 M Perempuan 60 211 203 Intervensi
Ny.
17 M Perempuan 59 237 229 Intervensi
18 Ny. F Perempuan 64 240 230 Intervensi
Ny.
19 H Perempuan 66 199 197 Kontrol
20 Ny. S Perempuan 48 250 246 Kontrol
21 Tn. H Laki-laki 44 249 245 Kontrol
22 Ny. S Perempuan 58 233 220 Kontrol
23 Ny. S Perempuan 57 218 214 Kontrol
24 Ny. T Perempuan 54 189 185 Kontrol
Ny.
25 R Perempuan 62 225 220 Kontrol
26 Ny. S Perempuan 46 244 239 Kontrol
27 Tn. S Laki-laki 47 250 247 Kontrol
28 Ny. S Perempuan 52 234 246 Kontrol
29 Ny. Perempuan 47 248 242 Kontrol
H
Ny.
30 K Perempuan 61 250 242 Kontrol
Ny.
31 M Perempuan 66 203 198 Kontrol
32 Ny. S Perempuan 52 240 235 Kontrol
Ny.
33 R Perempuan 54 246 240 Kontrol
34 Ny. S Perempuan 50 207 214 Kontrol
35 Ny. S Perempuan 62 226 224 Kontrol
36 Ny. E Perempuan 45 233 234 Kontrol
Lampiran 12
Frequencies
Usia Responden
Statistics
Usia
Valid 36
N
Missing 0
Mean 54,97
Median 54,00
Minimum 44
Maximum 67
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
44 1 2,8 2,8 2,8
45 3 8,3 8,3 11,1
46 2 5,6 5,6 16,7
47 2 5,6 5,6 22,2
48 2 5,6 5,6 27,8
50 1 2,8 2,8 30,6
52 3 8,3 8,3 38,9
53 1 2,8 2,8 41,7
54 4 11,1 11,1 52,8
56 1 2,8 2,8 55,6
Valid
57 2 5,6 5,6 61,1
58 1 2,8 2,8 63,9
59 1 2,8 2,8 66,7
60 2 5,6 5,6 72,2
61 2 5,6 5,6 77,8
62 3 8,3 8,3 86,1
64 1 2,8 2,8 88,9
65 1 2,8 2,8 91,7
66 2 5,6 5,6 97,2
67 1 2,8 2,8 100,0
Total 36 100,0 100,0
Frequencies
Jenis Kelamin
Statistics
Jenis_Kelamin
Valid 36
N
Missing 0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Perempuan 32 88,9 88,9 88,9
Valid Laki-laki 4 11,1 11,1 100,0
Total 36 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
PreTest_Grup_Intervensi
Valid 18
N
Missing 0
Mean 229,94
Median 231,50
Minimum 198
Maximum 250
PreTest_Grup_Intervensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
198 1 5,6 5,6 5,6
209 1 5,6 5,6 11,1
211 1 5,6 5,6 16,7
216 1 5,6 5,6 22,2
219 1 5,6 5,6 27,8
220 1 5,6 5,6 33,3
224 1 5,6 5,6 38,9
226 1 5,6 5,6 44,4
230 1 5,6 5,6 50,0
Valid
233 1 5,6 5,6 55,6
237 1 5,6 5,6 61,1
239 1 5,6 5,6 66,7
240 1 5,6 5,6 72,2
246 2 11,1 11,1 83,3
247 1 5,6 5,6 88,9
248 1 5,6 5,6 94,4
250 1 5,6 5,6 100,0
Total 18 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
PostTest_Grup_Intervensi
Valid 18
N
Missing 0
Mean 206,78
Median 200,50
Minimum 178
Maximum 238
PostTest_Grup_Intervensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
178 1 5,6 5,6 5,6
189 2 11,1 11,1 16,7
190 2 11,1 11,1 27,8
192 1 5,6 5,6 33,3
197 1 5,6 5,6 38,9
200 2 11,1 11,1 50,0
201 1 5,6 5,6 55,6
Valid 203 1 5,6 5,6 61,1
213 1 5,6 5,6 66,7
218 1 5,6 5,6 72,2
227 1 5,6 5,6 77,8
229 1 5,6 5,6 83,3
230 1 5,6 5,6 88,9
238 2 11,1 11,1 100,0
Total 18 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
PreTest_Grup_Kontrol
Valid 18
N
Missing 0
Mean 230,22
Median 233,50
Minimum 189
Maximum 250
PreTest_Grup_Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
189 1 5,6 5,6 5,6
199 1 5,6 5,6 11,1
203 1 5,6 5,6 16,7
207 1 5,6 5,6 22,2
218 1 5,6 5,6 27,8
225 1 5,6 5,6 33,3
226 1 5,6 5,6 38,9
233 2 11,1 11,1 50,0
Valid
234 1 5,6 5,6 55,6
240 1 5,6 5,6 61,1
244 1 5,6 5,6 66,7
246 1 5,6 5,6 72,2
248 1 5,6 5,6 77,8
249 1 5,6 5,6 83,3
250 3 16,7 16,7 100,0
Total 18 100,0 100,0
Frequencies
Statistics
PostTest_Grup_Kontrol
Valid 18
N
Missing 0
Mean 227,11
Median 234,50
Minimum 185
Maximum 247
PostTest_Grup_Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
185 1 5,6 5,6 5,6
197 1 5,6 5,6 11,1
198 1 5,6 5,6 16,7
214 2 11,1 11,1 27,8
220 2 11,1 11,1 38,9
224 1 5,6 5,6 44,4
234 1 5,6 5,6 50,0
Valid 235 1 5,6 5,6 55,6
239 1 5,6 5,6 61,1
240 1 5,6 5,6 66,7
242 2 11,1 11,1 77,8
245 1 5,6 5,6 83,3
246 2 11,1 11,1 94,4
247 1 5,6 5,6 100,0
Total 18 100,0 100,0
Lampiran 12
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Intervensi 18 206,78 18,838 4,440
GDS_Sesudah
Kontrol 18 227,11 19,208 4,527