Aas Fix
Aas Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Atomic Absorbtion Spectrometry
Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan
panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini
mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu absorbansi berbanding lurus dengan
panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala. Kedua
variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan
sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi analit dalam
larutan sampel.
Aspek kuantitatif dari metode spektrofotometri diterangkan oleh hukum
Lambert-Beer, yaitu:
A = ε . b . c atau A = a . b . c
Dimana :
A = Absorbansi
ε = Absorptivitas molar (ppm-1.cm-1)
a = Absorptivitas (cm-1)
b = Tebal nyala (cm)
c = Konsentrasi (ppm)
Absorpsivitas molar (ε) dan absorpsivitas (a) adalah suatu konstanta dan
nilainya spesifik untuk jenis zat dan panjang gelombang tertentu, sedangkan tebal
2
Atomic Absorbtion Spectrometry
media (sel) dalam prakteknya tetap. Dengan demikian absorbansi suatu spesies
akan merupakan fungsi linier dari konsentrasi, sehingga dengan mengukur
absorbansi suatu spesies konsentrasinya dapat ditentukan dengan
membandingkannya dengan konsentrasi larutan standar. Dari persamaan ini dapat
diketahui bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi atom pada
tingkat energi dasar dalam nyala. Sehingga dapat disimpulkan bahwa absorbansi
(A) barbanding lurus dengan absorptivitas molar (ε), semakin besar absorbansi
maka semakin besar pula nilai absorptivitas molar.(Day R.A, 2002)
1. Sumber Cahaya
Sebagai sumber radiasi resonansi untuk AAS adalah Hollow Cathode Lamp
(lampu katoda berongga). Lampu ini terdiri dari katoda cekung yang silindris yang
terbuat dari unsur yang sama dengan unsur yang akan dianal isa dam anoda yang
terbuat dari tungsten. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam akan
mulai memijar dan atom -atom logam katodanya akan teruapakan. Atom yang
3
Atomic Absorbtion Spectrometry
Tabung kaca
gas
katoda
anoda
Gas-gas pengisi tabung yang biasa digunakan adalah Ne (neon), Ar (argon) dan He
(helium). Contoh unsur dari katoda adalah Cu (tembaga), Mg (magnesium), Na
(natrium) dan lain-lain. Jenis lampu logam dengan panjang gelombang tertentu
dibedakan berdasarkan logam y ang dipasang pada lubang katoda yang berfungsi
sebagai pengatur frekuensi radiasi yang dipancarkan dari lampu, sehingga energi ini
ole h photomultiplier diubah menjadi energi listrik.
Dalam rangkaian alat terdapat chopper yang berfungsi sebagai pengatur frekuensi
radiasi yang dipancarkan dari lampu, sehingga energi ini oleh photomultiplier
dubah menjadi energi listrik.
2. Pemilah (Chopper)
Dimuka lampu katoda rongga terdapat komponen yang disebut baling –
baling (chopper), yang berfungsi mengatur frekuensi radiasi resonansi yang
dipancarkan dari lampu, sehingga energi radiasi ini oleh diubah menjadi arus
listrik. Karena chopper berpulsa maka arus listrik tidak sepenuhnya terbaca.
Kemudian arus listrik yang tidak terbaca akan difilter. Sehingga setelah difilter
arus listrik yang tidak terbaca akan menjadi terbaca.
4
Atomic Absorbtion Spectrometry
3. Atomizer
Atomizer adalah alat yang digunakan untuk mengatomkan senyawa yang
akan dianalisa (sampel). Atomizer terdiri dari sistem pengabut (nebulizer) dan
sistem pembakar (burner), sehingga sistem atomizer ini juga disebut burner
nebulizer system/sistem pengabut pembakar. macam-macam atomizer :
Flame bekerja pada temperature atomisasi 1700-3150°C dengan
jeniscontinue
Inductively coopled argon plasma, bekerja pada temperatur atomisasi 4000-
5000°C dengan kontinyu.
Direct current argon plasma, bekerja pada temperature 4000-6000oC, dengan
jenis kontinyu.
Electric thermal, bekerja pada temperature 1200-1300oC, dengan jenis
diskrit.
Electric arc, bekerja pada temperature 4000-5000oC, baik untuk jenis diskrit
dan kontinyu.
Electric spark, bekerja pada temperature 40000oC dengan jenis kontinyu.
Atomizer yang biasa digunakan pada spektrofotometer adalah jenis
sistem flame. Pada umumnya menggunakan energi panas yang dihasilkan baik
dengan listrik ataupun nyala api. Pada umumnya pengagtoman terjadi pada tempat
pembakaran sampel, udara, dan gas asetilene yaitu di burner head.
a) Nebulizer system
Sistem ini berfungsi untuk mengubah larutan menjadi butir –butir kabut yang
berukuran 15-20 µm, dengan cara menarik larutan melalui kapiler dengan
penghisapan pancaran gas bahan bakar dan gas oksidan disemprotkan ke ruang
pengabut . Partikel-partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama aliran gas
bahan bakar masuk ke dalam nyala ,sedang partikel kabut yang besar dialirkan
melalui saluran pembuangan.
5
Atomic Absorbtion Spectrometry
b) Burner system
Sistem burner/pembakaran ialah suatu system di mana nyala api mengatomkan
sampel yang telah dirubah menjadi kabut/uap garam unsur menjadi atom-atom
normal. Berikut merupakan gamabar dari atomizer nyala:
Nyala
zbAHASSSSS
Bahan bakar
dan oksidan
Sampel analit
Saluran penampung
Gambar 1.4 atomizer nyala
Dari gambar dapat dijelaskan bahwa, bahan bakar, udara dan sampel
diumpankan ke tempat campuran melalui sederet buffle kemudian menuju ke
tempat pembakaran. Pemasangan buffle dimaksudkan untuk pencampuran bahan
bakar, oksidan dan sampel agar terjadi dengan sempurna. Sampel yang masuk
pada alat ini menghasilkan cairan bermacam-macam. Tetesan yang besar akan
menumbuk buffle sehingga sampai pada nyala api dengan ukuran yang seragam.
4. Monokromator
Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi
yang tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow
Cathode Lamp . Atau dengan istilah lain melakukan pemilihan radiasi yang
ditemukan. Monokromator terdiri dari dua jenis yaitu Czerny-Turner
monochromator (Grating Monochromator) dan Monokromator Prisma.
a. Czerny-Turner monochromator (Grating Monochromator)
Dijelaskan pada gambar 1.6 bahwa cahaya polikromatis masuk melalui
entrance slit menuju collimating mirror dipantulkan sejajar kea rah grating.
Ketikaberada di grating, sinar diuraikan sesuai panjang gelombang kemudian
6
Atomic Absorbtion Spectrometry
5. Detektor
7
Atomic Absorbtion Spectrometry
penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang berupa printer dan pengamat angka.
Gambar Phototube Detector dapat dilihat pada Gambar 1.7 .(Day R.A, 1986)
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
- Kepekan yang tinggi
- Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
- Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
- Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
- Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
6. Sistem pengolah / Amplifier (pengganda)
Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detektor
menjadi besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data
dalam sistem pembacaan.
7. Sistem pembacaan (Meter atau Recorder)
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka
atau gambar yang dapat dibaca oleh mata.
• Ada tiga cara analisa kuantitatif, metode satu standar, metode kurva
kalibrasi dan metode penambahan standar.
8
Atomic Absorbtion Spectrometry
Pada metode ini larutan sampel dipipet minimum lima kali dengan volume
yang sama Vx dan dimasukkan ke dalam labu ukur yang berbeda tetapi
volumenya sama. Kemudian ke dalam labu ukur tersebut dimasukkan
larutan standar dengan volume yang divariasi vs. Selanjutnya ditambahkan
pereaksi (bila diperlukan) dan diencerkan sampai tanda batas. Masing-
masing larutan yang telah dibuat diukur absorbansinya.
Maka didapat
A = Ax + As
A = ε bc’x + ε bc’s
dimana,
c’x = cx vx / vlabu
9
Atomic Absorbtion Spectrometry
c’s = cs vs / vlabu
sehingga,
Pada diagram energi level atom, dapat dilihat jumlah energi yang
harus dimiliki elektron pada suatu atom agar dapat berpindah dari tingkat
energi yang satu ketingkat energi yang lain. Diagram ini terdiri dari angka
yang tersusun vertikal. Angka ini menunjukkan energi dalam elektron volt.
10
Atomic Absorbtion Spectrometry
11
Atomic Absorbtion Spectrometry
12
Atomic Absorbtion Spectrometry
13
Atomic Absorbtion Spectrometry
14
Atomic Absorbtion Spectrometry
BAB II
METODOLOGI
II.1.1 Alat
II.1.2 Bahan
15
Atomic Absorbtion Spectrometry
9. Mengklik Worksheet
10. Mengklik New
11. Mengisi Worksheet detail dan mengisi data :
- Nama : Kelompok 2 S1 B AAS Lagi
- Analyst : Setyo Lyas Chindy Maya
- Comment : Anta ikut juga
12. Mengklik OK
13. Mengklik add method
14. Memilih elemen yang akan dianalisa Fe
15. Mengklik edit method dan mengisi data :
- Type/mode
Sampling mode : Manual
Instrument mode : Absorban
Flame type dan gas flow : Air/Acetylene
Air flow : 13,5 mL/min
Acetylene : 2,00 mL/min
- Meansurment
Meansurment mode : Integration
Meansurment time : 3s
Read delay time : 5s
Calibration mode : Consentration
Replicate standar :3
Replicate sampel :3
- Optical
Lamp position :
Lamp current : 5,0 mA
Wavelength : 248,3 nm
Slit width : 0,2 nm
Background correction : BC Off
- Standard
16
Atomic Absorbtion Spectrometry
17
Atomic Absorbtion Spectrometry
18
Atomic Absorbtion Spectrometry
BAB III
Konsentrasi Metode
No Nama Larutan
Komputer Kurva kalibrasi Satu Standar
1. Sampel X1 9,515 9,4 9,8327
2. Sampel X2 OVER OVER 27,9392
3. Sampel X3 0,105 0 0,1148
19
Atomic Absorbtion Spectrometry
III.4 Pembahasan
20
Atomic Absorbtion Spectrometry
21
Atomic Absorbtion Spectrometry
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Pada prinsipnya alat AAS didasarkan pada banyaknya cahaya yang diserap
oleh atom-atom yang ada dalam sampel, dimana banyaknya cahaya yang
diserap sebanding dengan banyaknya konsentrasi logam tersebut dalan
sampel
Pembuatan kurva standar merupakan grafik yang dibuat dari Absorbansi
Vs Konsentrasi dari larutan standard, dimana memperoleh persamaan garis
yaitu :
y = a + bx
y = 0,0713 + 0,0321x
Dan metode kedua dari perhitungan pada persamaan garis dimana x adalah
konsentrasi dan y adalah absorbansi, yaitu :
22
Atomic Absorbtion Spectrometry
DAFTAR PUSTAKA
23
Atomic Absorbtion Spectrometry
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Perhitungan
a. Perhitungan absorbansi rata-rata 𝐴̅
𝐴1+𝐴2+𝐴3+⋯+𝐴𝑛
Rumus 𝐴̅ = 𝑛
= 1,1719x10-3
Dengan cara yang sama untuk menghitung SD pada larutan
lainnya.
c. Perhitungan RSD (Relative Standard Deviation)
𝑆𝐷
Rumus RSD =
𝐴̅
Perhitungan RSD untuk larutan blanko
1,1719x10−3
RSD = = 0,1843
0,0064
d. Perhitungan konsentrasi larutan sampel dengan metode satu
standar
𝐴𝑥
Rumus: Cx = [ 𝐴𝑠 ] 𝑥 𝐶𝑠
24
Atomic Absorbtion Spectrometry
25
Atomic Absorbtion Spectrometry
GAMBAR ALAT
kompressor
gelas kimia
botol semprot
26