Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN IX

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA II

POLARIMETRI

Yang diampu oleh Bapak Ida Bagus dan Ibu Nazriati

OLEH :

KELOMPOK 6 OFFERING H

1. Sahda Uma Khanifah (170332614591)***


2. Bella Cintya O (170332614586)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

NOVEMBER 2019
A. JUDUL PERCOBAAN
Polarimetri

B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. mempelajari dan memahami prinsip kerja alat polarimeter
2. menentukan sudut putar jenis larutan zat optik aktif dengan menggunakan alat
polarimeter.

C. DASAR TEORI
Molekul kiral merupakan molekul yang memiliki atom pusat asimetris, yang
mempunyai kemampuan untuk merespon dan memutar cahaya yang disebut sebagai
sifat optik aktif. Cahaya merupakan gelombang elektromagnet yang terdiri dari getaran
medan listrik dan getaran medan magnet yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua
medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa secara umum dapat
dikatakan gelombang elektromagnet yang vektor-vektor medan listrik dan medan
magnetnya bergetar ke semua arah pada bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut
sinar tak terpolarisasi. Apabila sinar ini melalui suatu polisator maka sinar yang
diteruskan mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan dikatakan
sinar terpolarisasi bidang (linier) (Gambar 1). Polarisasi merupakan suatu peristiwa
perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar.
sinar tak terpolarisasi polarisator sinar terpolarisasi analisator

Gambar 1. Pembentukan dan sifat sinar terpolarisasi


Interaksi cahaya yang tidak terpolarisasi dengan suatu zat dapat diaati dengan
menggunakan polarimeter. Polarimeter merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur sudut rotasi dengan menggunakan cahaya polarisasi secara terus-menerus
pada zat optik aktif. Pada polarimeter terdapat polarisator dan analisator. Polarisator
merupakan Polaroid yang mempolarisasikan cahaya, sedangkan analisator merupakan
Polaroid yang menganalisis cahaya yang terpolarisasi.
Bila arah transmisi polisator sejajar dengan arah transmisi analisator, maka sinar yang
mempunyai arah getaran yang sama dengan polisator diteruskan seluruhnya. Apabila
arah transmisi polisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar yang
diteruskan. Apabila arahnya membentuk suatu sudut, maka sinar yang diteruskan hanya
sebagian. Sinar terpolarisasi linier yang melalui suatu larutan optik aktif akan
mengalami pemutaran bidang polarisasi (Gambar 2).

Apabila bidang polarisasi tersebut berputar ke arah kiri (levo) dilihat dari pihak
pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Peristiwa sebaliknya (dextro)
disebut polarisasi putar kanan. Besar sudut pemutaran bidang polarisasi (Ф) dapat
dinyatakan sebagai:
Ф = [𝜶]𝑫𝒕 .l.c
dengan:
[𝛼]𝐷 ◦
𝑡 = sudut putar jenis larutan zat optik aktif pada temperatur t ( C)
l = panjang kolom larutan (dm)
c = konsentrasi larutan (g/mL)
Sudut putar jenis pada temperatur 20◦C dinyatakan dengan [𝛼]𝐷 𝑡 . Hubungan sudut putar
𝐷
jenis pada temperatur t dengan [𝛼]𝑡 dinyatakan sebagai:
𝐷
[𝛼]𝐷𝑡 = [𝛼]20 (1–0,000184(t–20))

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Polarimeter
2. Gelas piala
3. Pipet tetes
4. Botol semprot
5. Labu takar
6. Kaca arloji
7. Termometer

Gambar 3. Polarimeter
Piringan

Okuler

Skala Putaran

Pemutar halus piringan

Pengunci piringan

Gambar 4. Piringan Polarimeter

 Bahan :
1. 1. D(+)―glukosa padat
2. Larutan glukosa sampel
3. Aquades

E. PROSEDUR PERCOBAAN

Aquades
 Dimasukkan ke dalam tabung larutan sampai penuh dan ditutup rapat-rapat.
 Dimasukkan tabung larutan ke dalam teropong polarimeter.
 Dihubungkan polarimeter dengan sumber listrik.
 Dilonggarkan pengunci piringan.
 Diputar piringan hingga kedua angka nol pada skala putar berimpit.
 Diintip melalui okuler dan diatur tabung okuler hingga terlihat seperti berikut:

atau atau
A B C

(terang – terang) gelap - terang terang - gelap

 Dikencangkan pengunci piringan.


 Diputar pelan-pelan pemutar halus piringan ke kanan (jika terlihat seperti B) atau
ke kiri (jika terlihat seperti C) hingga terlihat seperti A.
 Dicatat skala yang terlihat pada skala putaran.
 Diulangi pengukuran hingga dua atau tiga kali dengan membalik arah tabung.

Hasil

Larutan glukosa (5 g/50 mL, 4 g/50 mL, 3


g/50 mL, 2 g/50 mL, 1 g/50 mL

 Dimasukkan ke dalam tabung larutan yang telah dibersihkan sampai penuh dan
ditutup rapat-rapat.
 Dimasukkan tabung larutan ke dalam teropong polarimeter.
 Dihubungkan polarimeter dengan sumber listrik.
 Dilonggarkan pengunci piringan.
 Diputar piringan hingga kedua angka nol pada skala putar berimpit.
 Diintip melalui okuler dan diatur tabung okuler hingga terlihat seperti berikut:

atau atau
A B C

terang - terang gelap - terang terang - gelap

 Dikencangkan pengunci piringan.


 Diputar pelan-pelan pemutar halus piringan ke kanan (jika terlihat seperti B) atau
ke kiri (jika terlihat seperti C) hingga terlihat seperti A.
 Dicatat skala yang terlihat pada skala putaran.
 Diulangi pengukuran hingga dua atau tiga kali dengan membalik arah tabung.

Hasil

Larutan sampel
 Dimasukkan ke dalam tabung larutan sampai penuh dan ditutup rapat-rapat.
 Dimasukkan tabung larutan ke dalam teropong polarimeter.
 Dihubungkan polarimeter dengan sumber listrik.
 Dilonggarkan pengunci piringan.
 Diputar piringan hingga kedua angka nol pada skala putar berimpit.
 Diintip melalui okuler dan diatur tabung okuler hingga terlihat seperti berikut:

atau atau
A B C

terang - terang gelap - terang terang - gelap

 Dikencangkan pengunci piringan.


 Diputar pelan-pelan pemutar halus piringan ke kanan (jika terlihat seperti B) atau
ke kiri (jika terlihat seperti C) hingga terlihat seperti A.
 Dicatat skala yang terlihat pada skala putaran.
 Diulangi pengukuran hingga dua atau tiga kali dengan membalik arah tabung.

Hasil

F. HASIL PENGAMATAN

Larutan Sudut Putar Bidang Polarisasi (Ф) Suhu

Glukosa 1 2 3 (◦C)

5 g/50 mL 86,3 87,1 86,1 28

4 g/50 mL 71,3 71,8 72,1 28

3 g/50 mL 67,3 67,1 67,4 28

2 g/50 mL 58,3 58,5 58,1 28

1 g/50 mL 50,4 50,1 50,9 28

Sampel X 46,7 47,1 47,4 28

Aquades 42,2 41,8 42,1 28


G. ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang berjudul “Polarimetri” bertujuan agar mahasiswa mampu mempelajari
dan memahami prinsip kerja alat polarimeter serta menentukan sudut putar jenis larutan
zat optik aktif dengan menggunakan polarimeter. Larutan yang akan ditentukan sudut
putar bidang polarisasinya yaitu larutan glukosa dengan konsentrasi 5 g/50 mL, 4 g/50
mL, 3 g/50 mL, 2 g/50 mL, 1 g/50 mL, dan larutan glukosa sampel yang belum
diketahui konsentrasinya. Pada tahap awal, ditentukan sudut putar bidang polarisasi
dari aquades. Pengukuran dilakukan hingga tiga kali dengan membalik posisi tabung
larutan. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh nilai Ф untuk aquades yaitu sebesar
42,03. Berikutnya, ditentukan sudut putar bidang polarisasi larutan glukosa ketika
konsentrasinya 5 g/50 mL, 4 g/50 mL, 3 g/50 mL, 2 g/50 mL, dan 1 g/50 mL. Sebelum
mengukur sudut putar bidang polarisasinya, setiap larutan diukur suhunya terlebih
dahulu untuk menentukan sudut putar jenis. Setiap akan mengganti larutan, tabung
dicuci terlebih dahulu dengan aquades agar larutan glukosa yang diukur sudut putar
bidang polarisasinya tidak terkontaminasi, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi
nilai sudut putar bidang polarisasinya. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data
sebagai berikut.

Larutan Sudut Putar Bidang Polarisasi (Ф) Rata-rata Suhu

Ф
Glukosa 1 2 3 (◦C)

5 g/50 mL 86,3 87,1 86,1 86,56 28

4 g/50 mL 71,3 71,8 72,1 71,73 28

3 g/50 mL 67,3 67,1 67,4 67,27 28

2 g/50 mL 58,3 58,5 58,1 58,3 28

1 g/50 mL 50,4 50,1 50,9 50,47 28


Chart Title
100

Sudut putar bidang polarisasi (Ф)


90
80
70 y = 8.561x + 41.183
R² = 0.9722
60
50
Series1
40
30 Linear (Series1)
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (g/50 mL)

Selanjutnya, dilakukan penentuan konsentrasi larutan glukosa yang tidak diketahui


konsentrasinya (Sampel X) dengan cara mengukur sudut putar bidang polarisasinya sebanyak
tiga kali dengan membalik tabung larutan. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh sudut
putar bidang polarisasi Sampel X sebesar 47,07. Dengan demikian, konsentrasi sampel X dapat
ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi sudut putar bidang polarisasi versus
konsentrasi. Pada kurva kalibrasi, diperoleh y = 8,561x + 41,183. Persamaan tersebut linier
dengan persamaan Ф = 8,561C + 41,183. Dengan demikian, konsentrasi larutan glukosa
Sampel X dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

Ф = 8,561C + 41,183

47,07 = 8,561C + 41,183

47,07 − 41,183 = 8,561C

= 8,561C

6,278
C=
2,604

g
C = 0,687
50 mL
Sehingga, diperoleh konsentrasi Sampel X yaitu 0,687 g/50 mL.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang telah diuraikan dan pembahasan yang telah dipaparkan,
maka pada percobaan yang berjudul “Polarimetri” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Sudut putar bidang polarisasi meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi dari
suatu larutan.
2. Sampel X memiliki konsentrasi sebesar 0,687 g/50 mL.

I. DAFTAR PUSTAKA

Aini, Isna. 2012. POLARISASI, POLARIMETER, POLARIMETRI. (Online),


(issnaaini.blogspot.co.id/2012/10/polarimeter.html/), diakses 15 November 2019.
Ainul,dkk. 2017. Laporan Praktikum Kimia Fisika II “Polaimetri” diakses 15
November 2019.
I, Reni Banowati. 2011. Polarimeter. (Online),
(diploma.chemistry.uii.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=151
), diakses 15 November 2019.
Tim Kimia Fisika. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Universitas Negeri
Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia.
Zainollah, Ahmad. 2013. Polarimeter. (Online),
(www.academia.edu/5525898/Laporan_anmat_POLARIMETER_2013_Ahmad_
115090300111006), diakses 15 November 2019.

J. JAWABAN PERTANYAAN
𝐷
1. Hitung [𝛼]𝐷
𝑡 dan [𝛼]20 larutan zat optik aktif dalam percobaan Anda!

Jawab:
l = 20 cm = 2 dm
t = 28◦C
 C = 1,0054 g/50 mL
Ф = [α]D
28 × l × C
g
3,6 = [α]D
28 × 2 dm × 1,0054
50 mL
D
g
3,6 = [α]28 × 2 dm × 0,02
mL
D
g
3,6 = [α]28 × 0,04 dm .
mL
D
g
[α]28 = 90 dm .
mL
[α]D D
28 = [α]20 (1 − 0,000184(t − 20))

g
90 dm . = [α]D
20 (1 − 0,000184(28 − 20))
mL
g
90 dm . = [α]D
20 (1 − (0,000184 × 8))
mL

g
90 dm . = [α]D
20 (1 − 0,001472)
mL

g
90 dm . = [α]D
20 × 0,9985
mL

g
[α]D
20 = 90,135 dm .
mL
 C = 2,0035 g/50 mL
Ф = [α]D
28 × l × C
g
6,47 = [α]D
28 × 2 dm × 2,0035
50 mL
D
g
6,47 = [α]28 × 2 dm × 0,04
mL
D
g
6,47 = [α]28 × 0,08 dm .
mL
D
g
[α]28 = 80,875 dm .
mL
[α]D D
28 = [α]20 (1 − 0,000184(t − 20))

g
80,875 dm . = [α]D
20 (1 − 0,000184(28 − 20))
mL

g
80,875 dm . = [α]D
20 (1 − (0,000184 × 8))
mL

g
80,875 dm . = [α]D
20 (1 − 0,001472)
mL

g
80,875 dm . = [α]D
20 × 0,9985
mL

g
[α]D
20 = 80,996 dm .
mL
 C = 3,0016 g/50 mL
Ф = [α]D
28 × l × C
g
8,98 = [α]D
28 × 2 dm × 3,0016
50 mL
D
g
8,98 = [α]28 × 2 dm × 0,06
mL
D
g
8,98 = [α]28 × 0,12 dm .
mL
D
g
[α]28 = 74,833 dm .
mL
[α]D D
28 = [α]20 (1 − 0,000184(t − 20))

g
74,83 dm . = [α]D
20 (1 − 0,000184(28 − 20))
mL

g
74,83 dm . = [α]D
20 (1 − (0,000184 × 8))
mL

g
74,83 dm . = [α]D
20 (1 − 0,001472)
mL

g
74,83 dm . = [α]D
20 × 0,9985
mL

g
[α]D
20 = 74,945 .
mL
 C = 4,0017 g/50 mL
Ф = [α]D
28 × l × C
g
11,63 = [α]D
28 × 2 dm × 4,0017
50 mL
D
g
11,63 = [α]28 × 2 dm × 0,08
mL
D
g
11,63 = [α]28 × 0,16 dm .
mL
D
g
[α]28 = 72,6875 dm .
mL
[α]D D
28 = [α]20 (1 − 0,000184(t − 20))

g
72,6875 dm . = [α]D
20 (1 − 0,000184(28 − 20))
mL

g
72,6875 dm . = [α]D
20 (1 − (0,000184 × 8))
mL

g
72,6875 dm . = [α]D
20 (1 − 0,001472)
mL

g
72,6875 . = [α]D
20 × 0,9985
mL

g
[α]D
20 = 72,797 .
mL
 C = 5,0021 g/50 mL
Ф = [α]D
28 × l × C
g
14,03 = [α]D
28 × 2 dm × 5,0021
50 mL
g
14,03 = [α]D
28 × 2 dm × 0,1
mL
D
g
14,03 = [α]28 × 0,2 dm .
mL
D
g
[α]28 = 70,15 dm .
mL
[α]D D
28 = [α]20 (1 − 0,000184(t − 20))

g
70,15 dm . = [α]D
20 (1 − 0,000184(28 − 20))
mL

g
70,15 dm . = [α]D
20 (1 − (0,000184 × 8))
mL

g
70,15 dm . = [α]D
20 (1 − 0,001472)
mL

g
70,15 . = [α]D
20 × 0,9985
mL

g
[α]D
20 = 70,255 .
mL
2. Ke mana arah putar bidang polarisasi cahaya ketika melewati larutan zat optik aktif
pada percobaan Anda?
Jawab:

Arah putar bidang polarisasi cahaya ketika melewati semua larutan glukosa yaitu ke
kanan.

3. Buat kurva kalibrasi Ф terhadap konsentrasi larutan glukosa!

Chart Title
100
Sudut putar bidang polarisasi (Ф)

90
80
70 y = 8.561x + 41.183
R² = 0.9722
60
50
Series1
40
30 Linear (Series1)
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (g/50 mL)
4. Tentukan konsentrasi larutan sampel X !
Jawab:

Ф = 8,561C + 41,183

47,07 = 8,561C + 41,183

47,07 − 41,183 = 8,561C

= 8,561C

6,278
C=
2,604

g
C = 0,687
50 mL
Sehingga, diperoleh konsentrasi Sampel X yaitu 0,687 g/50 mL.

Anda mungkin juga menyukai