Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD Dr. MOEWARDI

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
1. Pengertian (Definisi)
dari 2500 g tanpa memandang masa getasi.
Umur ibu, riwayat hari pertama haid terakhir, riwayat persalinan
sebelumnya, paritas, jarak kelahiran sebelumnya, kenaikan berat badan
2. Anamnesis
selama hamil, aktivitas, penyakit yang diderita selama hamil, obat-obatan
yang diminum selama hamil
1. Berat badan < 2500 gram
2. Tanda prematuritas ( bila bayi kurang bulan )
3. Pemeriksaan fisik
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
1. Pemeriksaan skor Ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah urin, glukosa darah, kalau perludan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisis gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
4. Pemeriksaan penunjang
umur kehamilan yang kurang dimulai ada umur 8 jam atau jika
didapat / diperkirakan akan terjadi sindrom gangguan napas
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan < 35
minggu, dimulai pada umur 2 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang
didapat.
5. Kriteria diagnosis Apabila bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
6. Diagnosis Bayi berat lahir rendah (BBLR)
Penyebab dari BBLR:
1. Prematuritas (bayi kurang bulan)
7. Diagnosis banding
2. IUGR (Intra Uterine Growth Restriction / Bayi kecil untuk masa
kehamilan)
1. Pemberian Vitamin K1
- Injeksi 1 mg IM sekali pemberian atau
8. Terapi
- Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian ( saat
lahir, umur 3 – 10 hari dan umur 4 – 6 minggu )
2. Mempertahankan suhu tubuh normal
- Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan
suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother
care, pemancar panas, incubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
- Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
- Ukur suhu tubuh
3. Pemberian minum
- ASI merupakan pilihan utama
- Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan
nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
- Apabila bayi sudah sudah tidak mendapatkan cairan IV dan
beratnya naik 20 kg/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang
bayi 2 kali seminggu.
- Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih
menginginkan dapat diberikan lagi (ad libitum).
- Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan
respirasi yang tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi/terdapat
anomali mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat, dan berat lahir
<1000 gram.
- Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera
ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar
natrium serta glukosa normal.
Panduan pemberian minum berdasarkan BB :
 Berat lahir <1000 g
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal ≤ 10 ml/Kg/hari
- ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik : tambahan 0,5-1 ml interval 1 jam, setiap ≥24 jam
- Setelah 2 minggu : ASI perah+HMF (human milk fortifier)/full-
strength preterm formula, sampai berat badan mencapai 2000 g.
 Berat lahir 1000-1500 g
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal ≤ 10 ml/Kg/hari
- ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik : tambahan 1-2 ml interval 2 jam, setiap ≥24 jam
- Setelah 2 minggu : ASI perah+HMF (human milk fortifier)/full-
strength preterm formula, sampai berat badan mencapai 2000 g.
 Berat lahir 1500-2000 g
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal ≤ 10 ml/Kg/hari
- ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik : tambahan 2-4 ml interval 3 jam, setiap ≥12-24 jam
- Setelah 2 minggu : ASI perah+HMF (human milk fortifier)/full-
strength preterm formula, sampai berat badan mencapai 2000 g.
 Berat lahir 2000-2500 g
- Apabila mampu sebaiknya diberikan minum per oral.
- ASI perah/term formula.
 Bayi sakit
- Pemberian minum awal ≤ 10 ml/Kg/hari
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik : tambahan 3-5 ml interval 3 jam, setiap ≥8 jam
4. Suportif
- Jaga dan pantau kehangatan
- Jaga dan pantau patensi jalan napas
- Pantau kecukupan nutrisi, cairan, elektrolit
- Bila terjadi penyulit, segera kelola sesuai dengan penyulit yang
timbul (misalnya hipotermia,kejang, gangguan napas,
hiperbilirubinemia, dll)
- Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga
lainnya,
- Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak
memungkinkan, biarkan ia berkunjung setiap saat dan siapkan
kamar untuk menyusui.
- Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman dekat
bila dimungkinkan.
1. Anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang (penegakan diagnosis):
9. Kompetensi
dokter spesialis anak SSD Perinatologi
2. Pemeriksaan laboratorium darah: dokter spesialis patologi klinik
3. Pemeriksaan radiologis: dokter spesialis radiologi

Junior Madya Senior


(merah) (kuning, (biru)
hijau)
Diagnosis 1 2,3 4
Pengelolaan Medis 1 2,3 4
Prosedur 1 2,3 4

10. Kompetensi Residen Keterangan :


1.mengenali dan menjelaskan
2. diagnosis dan merujuk
3. mendiagnosis dan tatalaksana awal dan merujuk
a. bukan gawat darurat
b. Gawat darurat
4. Diagnosis, penatalaksaan mandiri dan tuntas.
1. Menjelaskan tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit
2. Menjelaskan komplikasi dari penyakit dan efek samping obat-obatan.
11. Edukasi
3. Menyarankan kontrol teratur pada poliklinik subspesialis neonatologi
anak.
Ad Vitam : dubia ad sanam
12. Prognosis Ad sanationam : dubia ad sanam
Ad fungsionam : dubia ad sanam
13 Tingkat evidens II A
SSD Neonatologi
14 Penelaah kritis Yulidar Hafidh, dr., Sp.A(K)
Dwi Hidayah, dr., Sp.A., M.Kes
15 Indikator medis Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Pusponegoro HD, penyunting. Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2004, h. 306-13.
16. Kepustakaan
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :
Pudjiadi AH dkk, penyunting. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2010, h. 23-7.
3.
Surakarta, Januari 2016

Komite Medik Ketua SMF Anak


Ketua

Dr. Untung Alifianto,dr., Sp.BS Endang Dewi Lestari, dr., Sp.A(K)., MPH
NIP. 19561223 198611 1 002 NIP. 19591201 198603 2 008

Direktur RSUD Dr Moewardi

Endang Agustinar, dr., M.Kes


NIP. 19570812 198502 2 001

Anda mungkin juga menyukai