Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas berkat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “Jegog Sebagai Kesenian Khas Jembrana”, dengan
baik. Karya Tulis ini disusun agar pembaca dapat mengetahui kesenian lokal yang
ada di Jembrana, yaitu alat musik jegog.

Sesuai kata pepatah yang mengatakan tiada gading yang tak retak, penulis
menyadari ketidaksempurnaan karya tulis ini. Maka diharapkan pembaca
memberikan saran, kritik dan tanggapan yang bersifat membangun dan mendukung
demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhirnya, besar harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca untuk memahami kesenian alat musik jegog khas Jembrana. Sekian dan
terima kasih.

Jembrana, 25 Februari 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kesenian daerah. Salah satunya
adalah alat musik daerah. Setiap daerah memiliki alat musik tersendiri. Antara
alat musik daerah satu dengan daerah yang lain memiliki ciri khas tersendiri.
Seperti di kabupaten Jembrana alat musik khasnya adalah Jegog.

Jegog merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dan terbuat dari
bambu. Jegog memiliki ukuran yang besar. Selain memiliki ukuran yang besar
jegog menghasilkan bunyi yang keras

Jegog telah berkembang di Jembrana sejak tahun 1912. Hampir seluruh desa atau
kabupaten yang berada di Jembrana memiliki alat musik ini. Jegog digunakan
sebagai sarana hiburan oleh masyarakat Jembrana.

Pada saat ini, sedikit orang Jembrana yang mengetahui alat musik jegog. Suatu
keharusan bagi masyarakat Jembrana untuk mengetahui alat musik daerahnya
sendiri. Oleh karena itu, pada karya tulis ini penulis ingin memberikan informasi
tentang alat musik jegog khas Jembrana kepada pembaca.
1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah alat musik jegog ?

1.2.2 Komponen apa saja yang terdapat pada jegog ?

1.2.3 Apa upaya yang dilakukan untuk melestarikan jegog ?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui sejarah terbentuknya alat musik jegog yang ada di
Jembrana.

1.3.2 Untuk mengetahui kompenen- komponen yang terdapat pada alat musik
jegog.

1.3.3 Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan agar alat musik jegog tetap
lestari.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat bagi penulis adalah sebagai sarana mengembangkan ilmu


pengetahuan dan menambah wawasan, agar kelak menjadi generasi muda
yang berguna.

1.4.2 Manfaat bagi pembaca adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan untuk
mengetahui sejarah terbentuknya jegog dan bermanfaat untuk menambah
wawasan mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam jegog dan
upaya yang dilakukan untuk melestarikannya.

1.5 Metode penelitian

Menurut Sugiyono, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan


data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Pada karya tulis ini, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu :
1.5.1 Studi Kepustakaan
Menurut (Nazir,1988: 111), studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan
data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-
litertur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang di pecahkan.

1.5.2 Metode wawancara


Menurut Berger dalam Kriyantono (2000:111) mengatakan bahwa
Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap
mendapatkan informasi, dan informan seseorang yang diasumsikan
mempunyai informasi penting tentang suatu objek.

Dalam membuat karya tulis ini, penulis mewancarai seorang narasumber


yang mempunyai informasi mengenai jegog. Ia adalah Gede Arimbawa
yang merupakan pengurus sekaa jegog di desa Munduk Kemuning.

Anda mungkin juga menyukai