com/
KEBIJAKAN
PELAYANAN INSTALASI BEDAH SENTRAL
2. Tujuan
Tujuan Umum
Terwujudnya pelaksanaan pelayanan pembedahan di RSU Dr. Soedono Madiun yang berpenampian,
berprofesi dan beretik, serta memenuhi standart mutu untuk menjadi pusat pelayanan rujukan
unggulan di Wilayah Jawa Timur Bagian Barat pada 2010.
Tujuan Khusus
a. Mewujudkan pelayanan pembedahan yang berorientasi padakan pelanggan
b. Mewujudkan pelayanan pembedahan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang berdampak
pada peningkatan pendapatan rumah sakit dan kesejahteraan karyawan
c. Mengembangkan komunikasi antar disiplin ilmu di IBS
d. Mewujudkan suasana kondusif terhadap pengembangan profesionalisme yang ada di Instalasi Bedah
Sentral RSU Dr. Soedono Madiun.
3. Informed consent.
a. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan di IBS terlebih dahulu harus dilakukan
pengambilan Informed Consent sesuai dengan keijakan tentang persetujuan dan penolakantindakan
medis (INFORMED CONSENT)Di Rumah Sakit Umum Dr. Soedono Madiun.
b. Informed Consent harus disertai penjelasan pembedahan yang dapat memberikan rasa aman pada
pasien.
c. Pelaksanaan Informed Consent sesuai dengan SOP Informed Consern
4. Rumah Sakit menyelengarakan pelayanan pembedahan di IBS sesuai permintaan/kebutuhan
masyarakat
5. Penyelenggaraan pelayanan pembedahan dibawah koordinasi Instalasi bedah sentral(IBS) Pelayanan
IBS berdasarkan pada kerjasama antar disiplin ilmu, secara rinci diatur dalam buku Pedoman Pelayanan
Instalasi Bedah Sentral.
1
B. ADMINISTRASI DAN PENGELOLA
1. Rumah Sakit menetapkan IBS sebagai koordinatr pelayanan pembedahan, sesuai dengan Struktur
Organisasi Instalasi bedah Sentral. Pengorganisasian IBS selengkapnya diatur dalam Pedoman Organisasi
Instalasi Bedah Sentral.
2. Tindakan pembedahan di IBS dilaksanakan kejasama antara dokter bedah dan dokter anestesi. Dokter
bedah dan anestesi bekerja sesuai hak dan kuwajibannya sesuai dengan kebijakan direktur tentang hak
dan kuwajiban dokter bedah dan anestesi.(Uraian Tugas SMF).
3. Pelayanan Anestesi di Instalasi bedah Sentral dikakukan oleh Dr Anestesi dan Penata Anestesi sesuai
kebutuhan
4. IBS melaksanakan Program Dalin . Program Infeksi Nokomial di Instalasi Bedah Sentral dipantau oleh
Komite Dalin RS dan dilaksanakan oleh staf IBS sesuai SPO Dalin dan SPO IBS.
2
5. IBS menyediakan peralatan sesuai daftar peralatan yang berada dan digunakan di IBS dan secara
terperinci dijelaskan di Sub Bab fasilitas dan peralatan buku pedoman pelayanan IBS.
6. Peralatan yang ada dikamar operasi digunakan sesuai dengan juknis penggunaan yang tersedia di
masing-masing alat.
7. Penggunaan Peralatan yang ada di kamar operasi diatur secara rinci sesuai dengan SPO masing-
masing peralatan
8. Pemeliharaan peralatan dilakukan oleh….. sesuai dengan SPO….. secara rinci diatur dalam program
pemeliharaan peralatan kedokteran dan program pengamanan (safe practice).
9. Pembersihan dan sterilisasi kamar operasi dilaksanakan sesuai dengan SPO Pembersihan dan
sterilisasi berdasarkan program sterilisasi kamar operasi.
3
2. Pengembangan staf di IBS dilakukan berdasarkan kebutuhan pelayanan Kamar Operasi dan rumah
sakit.
3. Setiap tahun ditetapkan Program Diklat IBS. Program terdiri dari Program Orientasi Pegawai Baru dan
Program Pendidikan dan Pengembangan Staf.
4. IBS menetapkan Program Pendidikan dan Pelatihan dengan berkoordinasi dengan Bidang Diklit sesuai
dengan anggaran meliputi;
a. Orientasi Pegawai Baru
- Setiap karyawan baru atau pindahan dari unit lain di IBS wajib mengikuti Program Orientasi pegawai
sesuai dengan program orientasi pegawai baru RS dan program orientasi pegawai baru IBS dan TOR
orientasi pegawai baru.
- Program orientasi dilakukan secara bertahap sesuai SPO Orientasi di IBS
- Evaluasi pelaksanaan orientasi dilakukan setiap tahun oleh PJ SDM IBS
b. Pendidikan dan Pelatihan Staf IBS
- Rencana pelatihan disusun oleh IBS berdasarkan Data kebutuhan pelatihan (Training Need
Assessment). Rencana berupa program pelatihan diajukan ke Bidang Diklit untuk dilaksanakan sesuai
anggaran yang tersedia
- Jenis pelatihan adalah pelatihan yang dapat menunjang ketrampilan maupun keahlian dalam rangka
meningkatkan pelayanan di kamar operasi, yaitu Pelatihan Dasar-dasar Bedah Umum, Pelatihan
Keahlian Spesifikasi, Pelatihan Manajemen kamar operasi, serta pendelegasian pada pertemuan-
pertemuan ilmiah secara rutin.
- Pelaksanaan diklat dibawah koordinasi Bidang Diklit
- Monitoring pasca pelatihan dilakukan Ka. IBS untuk melihat implikasi pelatihan di IBS.
- Evaluasi pasca pelatihan dilakukan terhadap peserta oleh Ka. IBS atau PJ SDM IBS, sedangkan tindakl
lanjut dilakukan berdasarkan evaluasi dari hasil koordinasi IBS dengan Bidang Dikit
- Program pendidikan dan pelatihan bagi staf di IBS dievaluasi tiap tahun oleh Ka. Unit sebagai acuan
dalam penyusunan progam berikutnya dengan terus melihat Data kebutuhan pelatihan (Training Need
Assessment).
4
Diposkan oleh HIPKABI MADIUN di 00:56 3 komentar:
Pelayanan di Kamar Operasi harus memiliki falsafah dan tujuan tertulis yang mencerminkan pelayanan
medis dan pelayanan perawatan agar dapat tercipta koordinasi dan kesinambungan pelayanan pasien
selama dilakukan tindakan pembedahan.
S1.P1 Falsafah dan tujuan pelayanan harus konsisiten dengan falsafah dan tujuan rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada falsafah dan tujuan tertulis.
2 = Ada falsafah dan tujuan pelayanan Kamar Operasi tertulis, tapi belum konsisten dengan falsafah dan
tujuan rumah sakit.
3 = Ada falsafah dan tujuan Kamar Operasi tertulis yang konsisten dengan falsafah dan tujuan rumah
sakit.
4 = Ada falsafah dan tujuan Kamar Operasi tertulis yang konsisten dengan falsafah dan tujuan rumah
sakit. Ditetapkan dengan keputusan Kepala Kamar Operasi. Diketahui dan dipahami oleh karyawan
Kamar Operasi.
5 = Ada falasafah dan tujuan Kamar Operasi tetrulis yang konsisten dengan falsafah dan tujuan rumah
sakit. Ditetapkan dengan keputusan pimpinan RS. Nyata terlihat pada program kerja, kegiatan dan sikap-
perilaku karyawan Kamar Operasi.
5
C.P : - D : Falsafah dan tujuan Kamar Operasi. Upaya sosialisasi
- O : Kegiatan dan perilaku staf Kamar Operasi yang sesuai dengan falsafah dan tujuan.
Skor :
Keterangan :
S1.P2 Tindakan pembedahan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghilangkan efek emosional dan
memberi rasa aman pada pasien.
Skor :
0 = Tidak ada kebijakan untuk menghilangkan efek emosional dan memberi rasa aman pada pasien.
1 = Ada kebijakan tidak tertulis
2 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent.
3 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent serta kebijakan lain untuk menghilangkan efek
emosional dan memberi rasa aman pada pasien yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Kamar
Operasi.
4 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent serta kebijakan lain untuk menghilangkan efek
emosional dan memberi rasa aman pada pasien yang ditetapkan dengan keputusan Pimpinan RS; Sudah
diketahui dan dipahami oleh semua staf Kamar Operasi.
5 = Ada kebijakan tertulis tentang informed consent serta kebijakan lain untuk menghilangkan efek
emosional dan memberi rasa aman pada pasien yang ditetapkan dengan keputusan Pimpinan RS; Sudah
diketahui dan dipahami oleh semua staf Kamar Operasi disertai adanya evaluasi tentang hal tersebut.
D.O : a. Kebijakan adalah kebijakan untuk menghilangkan efek emosional operasi dan memberi rasa
aman pada pasien, antara lain tentang infomed consent, penyuluhan, perilaku petugas terhadap
penderita, dan prosedur pre-Medisal.
b. Evaluasi adalah evaluasi kebijakan apakah sudah mencapai tujuan, apakah sudah dapat dilaksanakan
dengan baik.
c. Kebijakan tentang Informed Consent ditetapkan mengacu pada pedoman yang dimuat dalam :
c.1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Medik.
c.2. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik : HK.00.06.3.5.1866, tanggal 21 April 1999 tentang
6
Pedoman Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent).
C.P : - D : Dokumen tertulis berupa notulen rapat yang membahas evaluasi SPO, bukti pelaksanaan
Informed Consent, keputusan pimpinan RS.
- O : Sikap dan perilaku staf Kamar Operasi terhadap penderita dan keluarganya.
- W : Pasien yang akan dan sudah dioperasi, staf Kamar Operasi.
Skor :
Keterangan :
S1.P3 Kemampuan pelayanan Kamar Operasi harus sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dan
masyarakat.
Skor :
0 = Tidak ada data untuk mengetahui kemampuan rumah sakit dan masyarakat.
5 = Ada data lengkap, sudah diolah dan dianalisis disertai rekomendasi kepada Komite Medis dan/atau
pimpinan RS tentang tindak lanjut untuk menyesuaikan kemampuan Kamar Operasi dengan kebutuhan
masyarakat.
D.O : a. Data yang sudah dianalisis adalah data yang sudah diolah dan menghasilkan suatu kesimpulan
yang dapat dipakai untuk melakukan rekomendasi. Data yang baru diolah menjadi bentuk grafis, belum
dapat dikategorikan sebagai sudah dianalisis.
b. Rekomendasi dibuat berdasarkan data yang sudah dianalisis.
c. Tindak lanjut adalah kegiatan untuk memantau kemajuan rekomendasi atau usulan yang diajukan.
d. Data yang dimaksud adalah kegiatan pelayanan (per disiplin) yang dilakukan di Kamar Operasi, dan
Data Rujukan Bedah keluar
7
C.P : - D : Notulen rapat, data yang sudah dianalisis, rekomendasi
-O:-
Skor :
Keterangan :
Skor :
0 = Tiap karyawan di Kamar Operasi bekerja sendiri sesuai disiplin ilmunya.
1 = Ada ketentuan tidak tertulis yang mengatur kerjasama antar disiplin ilmu; ketentuan belum
dilaksanakan.
2 = Ada ketentuan tertulis yang mengatur kerjasama antar disiplin; ketentuan belum dilaksanakan.
3 = Ada ketentuan tertulis yang mengatur kerjasama antar disiplin; ketentuan belum terlaksana
sepenuhnya.
4 = Ada ketentuan tertulis yang mengatur kerjasama antar disiplin; ketentuan sudah terlaksana
sepenuhnya.
5 = Ada ketentuan tertulis yang mengatur kerjasama antar disiplin; ketentuan sudah terlaksana
sepenuhnya disertai adanya evaluasi berkala terhadap mekanisme yang dijalankan.
8
D.O : a. Kerjasama antar disiplin : kerjasama yang terintegrasi dan seamless sehingga penderita tidak
merasa mendapatkan pelayanan yang terkotak-kotak. Dengan perkataan lain, penderita tidak
merasakan adanya perbedaan disiplin ilmu yang melayaninya.
b. Ketentuan yang mengatur kerjasama : ketentuan yang mengatur mekanisme kerjasama antara lain
mekanisme konsultasi medis, pertemuan berkala multidisipliner, baik yang bersifat medis (kasus
pre/post operastif) maupun yang bersifat non medis (pengadaan alat/bahan habis pakai).
Skor :
Keterangan :
Kamar operasi merupakan bagian integral dari unit rumah sakit dan diatur agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Skor :
0 = Tidak ada bagan organisasi.
1 = Ada bagan organisasi tidak lengkap ditetapkan tidak tertulis di kamar operasi.
9
3 = Ada bagan organisasi lengkap ditetapkan tertulis oleh kepala kamar operasi yang mencerminkan
hubungan-hubungan kerja intern kamar operasi.
4 = Ada bagan organisasi lengkap ditetapkan tertulis oleh kepala kamar operasi yang mencerminkan
hubungan-hubungan kerja terintegrasi dengan unit kerja lain.
5 = Ada bagan organisasi lengkap ditetapkan tertulis oleh pimpinan RS yang juga mencerminkan
hubungan-hubungan kerja terintegrasi dengan unit kerja lain.
D.O : a. Bagan organisasi tidak lengkap berarti hanya ada garis struktural saja.
b. Ad.3 : Ada garis komando dan garis koordinasi dalam organisasi Kamar Opreasi saja, tanpa melibatkan
unit kerja lain.
c. Ad.4. : Jelas terlihat adanya koordinasi dengan unit kerja lain di luar organisasi Kamar Operasi.
C.P : - D : Uraian jabatan karyawan (job description), bagan organisasi Kamar Operasi dan rumah sakit.
- O : Sudah dilaksanakan dengan baik, terlihat dari program kerja dan hal-hal praktis lainnya.
Skor :
Keterangan :
S2.P2 Hak dan kewajiban staf medis bedah dan anestesi ditentukan oleh pimpinan rumah sakit
berdasarkan saran dari Komite Medis atau Sub Komite Kredensial.
Skor :
0 = Tidak ada ketentuan tertulis mengenai hal ini.
10
2 = Ada ketentuan tertulis yang ditetapkan sendiri oleh Kepala Kamar Operasi.
4 = Ada ketentuan tertulis yang dibuat oleh Komite Medis dengan keputusan pimpinan RS.
5 = Ada ketentuan tertulis yang dibuat oleh Komite Medis dengan keputusan pimpinan RS; Ketentuan
sudah diketahui semua staf kamar operasi.
D.O : Ketentuan termasuk cakupan dari masing-masing disiplin, memperjelas/mengatur daerah “kelabu”
antar 2 disiplin.
C.P : - D : Ketentuan tertulis tentang hak dan kewajiban staf medis bedah dan anestesi, bukti sosialisasi
ketentuan.
-O:-
- W : Staf medis.
Skor :
Keterangan :
11
S2.P3 Ada kebijakan dan ketentuan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi nosokomial.
Skor :
0 = Tidak ada kebijakan dan ketentuan.
2 = Tidak ada kebijakan; ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh Kepala Kamar Operasi; ketentuan belum
dilaksanakan.
3 = Tidak ada kebijakan; ada ketentuan tertulis ditetapkan oleh Kepala Kamar Operasi; ketentuan sudah
dilaksanakan.
4 = Ada kebijakan dan ketentuan tertulis ditetapkan oleh Kepala Kamar Operasi; kebijakan dan
ketentuan sudah dilaksanakan.
5 = Ada kebijakan dan ketentuan tertulis ditetapkan oleh Pimpinan RS; kebijakan dan ketentuan sudah
dilaksanakan.
D.O : Yang dimaksud dengan kebijakan disini adalah ketentuan-ketentuan yang mengacu pada program
pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit; yang dimaksud dengan ketentuan adalah berbagai
prosedur yang harus dilaksanakan oleh semua staf di Kamar Operasi.
Skor :
Keterangan :
12
S2.P4 Pelayanan anestesi di Kamar Operasi dilaksanakan oleh Tim.
Skor :
0 = Tidak ada tim khusus.
4 = Ada perawat terdidik ; dokter umum terlatih dan dokter spesialis anestesiologi.
5 = Ada perawat terdidik ; dokter umum terlatih dan dokter spesialis anestesiologi dan dokter
anestesiologi konsultan.
D.O : 1. Perawat mahir/terlatih dibidang anestesi adalah perawat yang telah mendapat pendidikan
sekurang-kurangnya selama 6 bulan atau perawat yang bekerja pada pelayanan anestesi di rumah sakit
minimal 1 tahun.
2. Perawat anestesi adalah perawat yang mendapat pendidikan di bidang anestesi dan telah
menyelesaikan program D3 Anestesi atau yang sederajat.
3. Dokter umum terlatih adalah dokter yang telah mendapat pelatihan anestesiologi sekurang-
kurangnya 6 bulan.
Skor :
Keterangan :
13
Std. 3. STAF DAN PIMPINAN.
Pelayanan Kamar Operasi harus dilaksanakan oleh tenaga medis, paramedis perawatan dan paramedis
non perawatan yang terlatih dan berpengalaman.
S3. P1 Jenis dan tenaga harus disedaiakan berdasarkan fungsi, kemampuan, utilisasi dan cakupan
pelayanan rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada data tentang kebutuhan tenaga di Kamar Operasi.
3 = Ada data sudah dianalisis, ada perencanaan ketenagaan di Kamar Operasi, belum dilaksanakan.
4 = Ada data sudah dianalisis, ada perencanaan ketenagaan di Kamar Operasi, terlaksana sebagaian.
D.O : a. Parameter ini menilai kegiatan perencanaan ketenagaan (manpower planning) yang prosesnya
adalah pengumpulan data (fungsi, kemampuan utilisasi dan cakupan pelayanan rumah sakit), analisis
data, perencanaan ketenagaan dan pengisian tenaga sesuai rencana. Seluruh kegiatan ini seharusnya
menjadi kegiatan rutin rumah sakit dalam bentuk program kerja.
b. Terlaksana sebagian : sebagian tenaga di Kamar Operasi sesuai dengan perencanaan ketenagaan,
14
sebagian lain belum sesuai perencanaan.
c. Terlaksana sepenuhnya : seluruh tenaga sudah sesuai dengan perencanaan kegiatan.
C.P : - D : a. Perencanaan ketenagaan, beserta data-data yang berhubungan dengan hal itu.
b. Susunan organisasi dan kualifikasi personil.
-O:-
- W : Staf Kamar Operasi
Skor :
Keterangan :
S3. P2 Staf medis yang bekerja di Kamar Operasi memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan dan
pengalaman dalam bidangnya dan memperoleh izin kerja dari pimpinan.
Skor :
0 = Tidak ada SPO (Standar Prosedur Operasional) seleksi dan rekrutmen staf medis yang bekerja di
Kamar Operasi.
3 = Ada SPO seleksi dan rekrutmen staf medis tertulis yang ditetapkan dengan SK Pimpinan RS.
4 = Ada SPO seleksi dan rekrutmen staf medis tertulis yang ditetapkan dengan SK Pimpinan RS,
terlaksana sebagian.
D.O : a. SPO seleksi dan rekrutmen staf medis adalah SPO yang mengatur bagaimana memilih dan
mempekerjakan tenaga medis Kamar Operasi. Dalam SPO ini tercantum juga kriteria kualifikasi yang
harus dipenuhi. SPO harus memuat kewenangan Komite Medis/Sub Komite Kredensial dalam hal ini
15
seleksi dan rekrutmen staf medis yang bekerja di Kamar Operasi.
b. Terlaksana sebagian : sebagian staf medis diangkat melalui mekanisme seleksi dan rekrutmen
tersebut.
C.P : - D : SPO
-O:-
- W : Bagian Kepegawaian, Staf Kamar Operasi
Skor :
Keterangan :
S3. P3 Pelayanan perawatan di Kamar Operasi dikepalai oleh seorang perawat yang memiliki pendidikan,
pelatihan dan pengalaman mengelola Kamar Operasi.
Skor :
0 = Tidak ada kepala perawatan.
4 = Dikepalai oleh perawat yang memenuhi syarat c dan a, ditetapkan dengan SK Pimpinan RS.
5 = Dikepalai oleh perawat yang memenuhi syarat c dan b, ditetapkan dengan SK Pimpinan RS.
16
D.O : Kriteria kualifikasi Kepala Perawatan Kamar Operasi
a. SPK ditambah dengan pengalaman kerja 5 tahun di Kamar Operasi.
b. D3 Keperawatan ditambah dengan pengalaman kerja 3 tahun di Kamar Operasi.
c. Mempunyai sertifikat PPGD/BLS
Skor :
Keterangan :
Skor :
0 = Tidak ada kepala yang khusus bertanggung jawab terhadap kegiatan Kamar Operasi.
3 = Ada Dokter Umum sebagai Kepala yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit
17
4 = Ada Dokter Spesialis sebagai Kepala yang ditetapkan oleh Pimpinan RS.
5 = Ada Dokter Spesialis Kepala yang ditetapkan oleh Pimpinan RS berdasarkan rekomendasi Komite
Medis.
D.O : Yang dimaksud dengan Dokter Spersialis disini adalah Dokter Spesialis dalam kelompok Bedah
(misalnya Bedah, THT, Obgin dll)
C.P : - D : SK Pengangkatan
-O:-
-W:-
Skor :
Keterangan :
18
Rancang bangun dan peralatan Kamar Operasi harus memenuhi syarat agar dapat mendukung
terselenggaranya pelayanan pembedahan yang efektif dan didukung dengan program pemeliharaan
peralatan kedokteran dan program pengamanan (safe practice).
Skor :
0 = Tidak memenuhi satu persyaratan pun.
2 = Memenuhi 2 persyaratan.
3 = Memenuhi 3 persyaratan.
4 = Memenuhi 4 persyaratan.
D.O : 1. Kamar Operasi : adalah unit kerja/instalasi tempat melakukan tindakan operasi.
2. Syarat yang harus dipenuhi :
a. Mudah dicapai, baik untuk kasus rutin maupun kasus darurat.
b. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan non-steril.
c. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brancard) pasien dengan sedikit persimpangan.
d. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non-steril yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendorong peningkatan disiplin pemakaian baju steril.
Skor :
Keterangan :
19
S4. P2 Kamar Operasi harus mempunyai ruangan yang memenuhi syarat.
Skor :
0 = Tidak memenuhi persyaratan.
4 = Memenuhi 6 persyaratan.
a. Kamar yang tenang, tempat pasien menunggu tindakan anestesi, dan dilengkapi dengan fasilitas
untuk induksi anestesi.
b. Kamar pulih (recovery).
c. Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah.
d. Kamar operasi yang berhubungan langsung dengan kamar induksi (lihat diatas).
e. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linen,. Obat/farmasi termasuk bahan narkotik.
f. Ruang untuk mendukung fungsi pendidikan/pelatihan.
g. Ruang/tempat pengumpulan/pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi.
h. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas yang harus berada di Kamar
Operasi dalam jangka lama (misalnya WC, makanan, minuman, ruang duduk).
Skor :
Keterangan :
20
S4. P3 Kamar Operasi memiliki perlengkapan yang memenuhi syarat
Skor :
0 = Tidak memenuhi persyaratan.
a. Alat pengatur temperatur dan kelembaban yang aman bagi pasien yang dibius. Peralatan ini diperiksa
oleh petugas pemeliharaan (maintenance) secara teratur.
b. Ada persediaan gas medis yang cukup.
c. Ada pengisap lendir yang berfungsi baik.
d. Ada stop kontak listrik yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan.
e. Cukup tersedia cadangan gas medis, listrik diesel dan pengisap lendir yang dapat bekerja bila sumber
listrik utama mati.
Skor :
21
Keterangan :
Skor :
0 = Tidak memenuhi persyaratan.
a. Standar pengkabelan yang sesuai dengan standar keamanan jantung atau tubuh.
b. Standar peralatan listrik Medis.
c. Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
d. Ada program sterilisasi / pembersihan
C.P : - D : -
- O : Peralatan Kamar Operasi
22
-W:-
Skor :
Keterangan :
Skor :
0 = Peralatan tidak memenuhi standar.
1 = Memenuhi satu persyaratan.
2 = Memenuhi dua persyaratan.
3 = Memenuhi 3 persyaratan
4 = Memenuhi 4 persyaratan, tak ada sistem pemeliharaan dan pemantauan rutin.
5 = Memenuhi semua persyaratan dan mempunyai sistem pemeliharaan dan pemantauan rutin. Semua
alat berfungsi dengan baik.
23
e. Ada sistem pemeliharaan dan pemantauan rutin. Ada sistem perbaikan berdasarkan perkiraan
keausan alat agar alat senantiasa dalam batas keamanan.
Keterangan :
1. Ad.B. hanya dinilai bila ada persyaratan bedah khusus (utk rumah sakit besar). Fasilitas sterilisasi
cepat seperti Cairan Adelhyde, atau sterilisator kecil.
2. Ad.C. dari wawancara dengan beberapa orang ahli anestesi, belum ada standar seperti itu.
3. Ad.D. Termasuk monitor jantung, defibrilator yang harus diperiksa setiap selesai pemakaian atau
minimal seminggu sekali. Harus ada catatan tentang prosedur penggunaan, dan hasil kalibrasi.
C.P : - D : -
-O:-
-W:-
Skor :
Keterangan :
Kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang pengelolaan dan pelayanan Kamar Operasi harus dibuat
tertulis dan dipasang di Kamar Operasi.
S5. P1 Kebijakan dan prosedur harus tertulis, ditelaah secara teratur oleh panitia Kamar Operasi atau
Komite Medis dan notulen telaah tersebut harus didokumentasikan.
Skor :
0 = Tidak ada kebijakan dan prosedur tertulis.
1 = Ada kebijakan dan prosedur tertulis tidak lengkap.
2 = Ada kebijakan dan prosedur tertulis, lengkap, ditetapkan dengan SK Kepala Kamar Operasi.
3 = Ada kebijakan dan prosedur tertulis, lengkap, ditetapkan dengan SK pimpinan RS, ada telaah teratur.
24
4 = Ada kebijakan dan prosedur tertulis, lengkap, ditetapkan dengan SK pimpinan RS, ada telaah teratur
disertai rekomendasi perbaikan.
5 = Ada kebijakan dan prosedur tertulis, lengkap, ditetapkan dengan SK pimpinan RS, ada telaah teratur,
rekomendasi perbaikan dan ada tindak lanjut perbaikan.
C.P : - D :
-O:
-W:
Skor :
Keterangan :
S5. P2 Ada program dan prosedur tertulis tentang pemeliharaan dan perbaikan peralatan.
Skor :
0 = Tidak ada program atau prosedur tertulis.
1 = Sedang disusun.
25
3 = Ada program dan prosedur tertulis.
4 = Ada program dan prosedur tertulis, diketahui oleh pihak-pihak terkait, pelaksanaan belum baik.
5 = Ada program dan prosedur tertulis, diketahui oleh pihak-pihak terkait, pelaksanaan baik.
D.O : Pelaksanaan baik : peralatan selalu berfungsi dengan baik, termasuk peralatan cadangan untuk
emergency.
C.P : - D : Program pemeliharaan alat, laporan kerusakan/down time alat, catatan pemeliharaan alat
(log), evaluasi dan laporan lainnya.
Skor :
Keterangan :
Skor :
26
0 = Tidak ada program pengendalian logistik.
5 = Ada program tertulis, pelaksanaan baik, ada evaluasi berkala tertulis, rekomendasi dan follow-up.
D.O : Pelaksanaan baik dilihat dari : tidak pernah terputusnya supply, tidak ada kehilangan barang (alat
kesehatan, benang atau peralatan lainnya) atau, kehilangan segera diketahui < 48 jam.
-O:
-W:
Skor :
Keterangan :
27
S5. P4 Tersedia prosedur tertulis melaksanakan pelayanan anestesi pada masa pra, saat dan pasca
anestesi.
Skor :
0 = Tidak ada prosedur tertulis.
5 = Ada prosedur tertulis lengkap ditetapkan oleh pimpinan RS disertai adanya evaluasi terhadap
prosedur, rekomendasi dan tindak lanjutnya.
D.O : Prosedur yang harus ditetapkan meliputi prosedur-prosedur selama masa pra anestesi, masa
anestesi dan masa pasca anestesi.
-O:
Skor :
Keterangan :
28
Std. 6. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN.
Pendidikan berkelanjutan (in-service educational programme) harus dikembangkan untuk tenaga dari
unit tersebut sehingga staf dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuannya untuk
melaksanakan tindakan dan prosedur baru.
S6. P1 Pengembangan staf dilakukan berdasarkan kebutuhan pelayanan Kamar Operasi dan rumah sakit.
Skor :
0 = Tidak ada data dan analisis data kebutuhan pelatihan
1 = Data yang diperlukan untuk penilaian kebutuhan pelatihan (training needs assessment) sedang
dikumpulkan.
4 = Ada data, sudah dianalisis, ada program pengembangan staf Kamar Operasi yang disusun
berdasarkan kebutuhan pelayanan, sudah menjadi program pendidikan dan pelatihan dan sudah
dilaksanakan.
5 = Ada data, sudah dianalisis, ada program pengembangan staf Kamar Operasi yang disusun
berdasarkan kebutuhan pelayanan, sudah menjadi program pendidikan dan pelatihan, ada evaluasi
pelaksanaan program serta rekomendasi dan tindak lanjut.
D.O : a. Data kebutuhan pelatihan (Training Need Assessment) adalah data personil (kemampuan,
pendidikan dan sebagainya) dan data kemampuan/ketrampilan yang diperlukan untuk menunjang
pelayanan Kamar Operasi / RS.
b. Data kebutuhan pelayanan adalah jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa, baik
29
kebutuhan yang timbul akibat perkembangan ilmu maupun akibat perubahan morbiditas di lingkup kerja
rumah sakit.
Skor :
Keterangan :
Harus ada prosedur evaluasi untuk menilai penampilan kerja staf dan mutu pelayanan pembedahan.
S7. P1 Harus ada program peningkatan mutu yang dievaluasi dan diperbarui secara teratur sesuai
perkembangan ilmu.
Skor :
0 = Tidak ada program peningkatan mutu.
4 = Program peningkatan mutu ditetapkan dengan SK Direksi, lengkap, pelaksanaan baik, ada evaluasi.
5 = Program peningkatan mutu ditetapkan dengan SK Direksi, lengkap, pelaksanaan baik, ada evaluasi
dan ada tindak lanjut.
D.O : Program peningkatan mutu yang lengkap harus termasuk kegiatan dibawah ini :
a. Melakukan evaluasi dan melaporkan prestasi kerja staf dengan melibatkan staf dalam penilaian
30
kerjanya serta memberikan duplikat penilaian kepadanya.
b. Menyelidiki dan melaporkan utilisasi Kamar Operasi.
c. Menyelidiki dan melaporkan keluhan atau kekurangan dalam pelayanan dan memperbaikinya.
d. Menyelidiki dan melaporkan kecelakaan yang terjadi di Kamar Operasi dan memperbaiki agar tidak
terulang kembali.
e. Menyiapkan dokumen pencatatan kegiatan pelayanan untuk mengidentifikasi dan meramalkan
kebutuhan di masa mendatang untuk membantu perencanaan jangka panjang rumah sakit.
f. Memastikan bahwa instrumen dan metoda evaluasi ditelaah secara teratur dan diperbaiki sesuai
perkembangan ilmu.
Skor :
Keterangan :
S7. P2 Ada pertemuan berkala untuk membahas peningkatan mutu pelayanan pembedahan.
Skor :
0 = Tidak ada rapat yang membahas upaya peningkatan mutu pelayanan.
1 = Ada rapat berkala, tetapi bukan khusus untuk membahas upaya peningkatan mutu.
2 = Ada rapat khusus untuk membahas upaya peningkatan mutu, tidak teratur, ada dokumentasi.
3 = Ada rapat khusus untuk membahas upaya peningkatan mutu, teratur, ada dokumentasi.
4 = Ada rapat khusus untuk membahas upaya peningkatan mutu, teratur, ada dokumentasi, ada
rekomendasi.
5 = Ada rapat khusus untuk membahas upaya peningkatan mutu, teratur, ada dokumentasi, ada
rekomendasi dan tindak lanjut.
31
D.O : Cukup jelas.
Skor :
Keterangan :
S7. P3 Data pasien dan tindakan anestesi tercatat dalam dokumen rekam medis dengan lengkap, jelas
dan benar.
Skor :
0 = Tidak ada data dalam rekam Medis
32
3 = Ada data dalam rekam Medis, lengkap dan dilakukan evaluasi oleh Tim
4 = Ada data dalam rekam Medis, lengkap dan dilakukan evaluasi oleh Tim disertai rekomendasi.
5 = Ada data dalam rekam Medis, lengkap dan dilakukan evaluasi oleh Tim disertai rekomendasi dan
tindak lanjut.
D.O : Tersedia lembar/format khusus untuk mencatat data pasien dan tindakan anestesi.
C.P : - D : Rekam medis, laporan, bukti evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjut
- O : Ruang rawat inap bedah
- W : Petugas rekam Medis rumah sakit.
Skor :
Keterangan :
33