Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN UNJUK KERJA METODE

HIDROGRAF SATUAN SINTETIK UNTUK PENETAPAN BANJIR RANCANGAN


PADA DAS DI PULAU JAWA
(STUDI KASUS DAS CIMANUK HULU)

STUDY OF THE PERFORMANCE OF SINTHETIC UNIT HYDROGRAPH METHODS


FOR CALCULATING FLOOD DESIGN
FOR PARTICULAR BASIN IN JAVA ISLAND

Amaltia Gunawan
gunawan_unsoed@yahoo.com
Program Sarjana Teknik Unsoed Purwokerto

ABSTRACT
Recently, new methods for calculating unit hydrograph are growing fast. Therefore, an idea to
compare each methods is necessary needed to ensure which method fits the most to the
caracteristic of a particular basin. These some Synthetic Unit Hydrograph (SUH) methods which are
Nakayasu SUH, Snyder SUH (in HEC-HMS), and GAMA I SUH, compared with Unit Hydrograph
calculation method Collins, which is based its formula on measured hydrograph data. By doing
summary to the results, one conclusion is received that the hydrograph by Snyder SUH in HEC-HMS
fits the most to the hydrograph by Collins. Results of this study is aimed to ensure the
researchers that Snyder SUH in HEC-HMS can also be alternative to make some hydrograph
analysis.
Keywords: Collins, unit hydrograph, synthetic

PENDAHULUAN

Dewasa ini begitu banyak metode yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
digunakan untuk menganalisis hidrograf banjir. menguji keandalan dari model hidrograf satuan
Metode tersebut berguna untuk menghitung debit sintetik GAMA I, Hidrograf Satuan Nakayasu,
banjir, baik untuk detail desain komponen HEC-HMS (Hydrologic Engineering Centre -
bendungan misalnya bangunan pelimpah/spillway, Hydrologic Modelling System) yang dibandingkan
saluran pengelak/diversion tunnel, tanggul banjir dengan model perhitungan hidrograf satuan
maupun desain komponen bangunan air lainnya. terukur metode Hidrograf Satuan Collins.
Dalam penerapannya, adalah penting untuk Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi para
memilih metode-metode yang paling layak peneliti dalam memberikan alternatif mengenai
digunakan dalam analisis. Hal ini sebagai upaya metode perhitungan hidrograf satuan yang paling
agar analisis yang dilakukan lebih mendekati cocok untuk perhitungan hidrograf satuan di Pulau
kebenaran dilapangan. Oleh karena itu, perlu Jawa.
diadakan suatu kajian terhadap metode-metode Dalam penelitian ini, penyusun
tersebut. Untuk dapat mengkaji keberlakuan dari mengambil batasan-batasan untuk lebih
suatu metode, maka diperlukan beberapa metode mengarahkan pada masalah penelitian pengujian
lain sebagai pembanding. keandalan masing-masing metode dalam
Metode analisis hidrograf yang telah perhitungan hidrograf banjir. Batasan-batasan
dikembangkan di Indonesia, diantaranya adalah masalah tersebut adalah sebagai berikut.
hidrograf satuan sintetik GAMA I. Hasil penelitian 1. Data yang dipakai untuk penelitian adalah data
terdahulu, hidrograf satuan sintetik GAMA I sekunder.
terbukti baik dalam memberikan analisis hidrograf 2. Data Peta tata guna lahan berasal dari citra
banjir khususnya di pulau Jawa dan belakangan satelit dengan angka tahun yang mendekati
daerah lain di Indonesia. (Sri Harto, 2000). angka tahun data debit dan hujan yang
Sedangkan metode lain yang telah dikembangkan tersedia.
oleh peneliti-peneliti di luar negeri, diantaranya
adalah hidrograf satuan sintetik Nakayasu, HEC- METODE PENELITIAN
HMS (Hydrologic Engineering Centre-Hydrologic
Modelling System), dan metode penentuan A. Analisis Data Hujan
hidrograf satuan menggunakan cara Collins. 1. Uji Kelengkapan Data Hujan
Daerah yang digunakan untuk penelitian adalah Metode terpilih untuk melakukan uji
DAS Cimanuk, Jawa Barat. kelengkapan data hujan adalah metode Reciprocal

Dinamika Rekayasa Vol. 3 No.1 Februari 2007


ISSN 1858-3075
Amaltia Gunawan
Kajian Unjuk Kerja Metode Hidrograf Satuan Sintetik Untuk Penetapan Banjir
Rancangan Pada Das Di Pulau Jawa (Studi Kasus Das Cimanuk Hulu) : 2 - 7

Method. Cara ini dianggap lebih baik karena air dari sungai setiap jam. Dari hasil pencatatan
memanfaatkan jarak antar stasiun hujan sebagai muka air tersebut, maka terbentuklah hidrograf
faktor koreksi. Hal ini dapat dimengerti, karena debit (discharge hidrograf) dengan mengubah data
korelasi antara dua stasiun hujan akan semakin tinggi muka air menjadi debit dengan persamaan
kecil dengan makin besarnya jarak antar stasiun liku kalibrasi (rating curve). Selain itu, diperlukan
tersebut. pula data hujan jam-jaman sesuai dengan kejadian
yang digambarkan dalam hidrograf aliran.
2. Uji Kepanggahan Data Berikut ini adalah uraian mengenai
Uji yang dilakukan untuk mendeteksi beberapa metode untuk menganalisis hidrograf
penyimpangan adalah metode double mass banjir.
analysis yaitu dengan menggambarkan besaran
kumulatif stasiun yang diuji dengan besaran hujan 1. Hidrograf satuan cara Collins
kumulatif rata-rata stasiun yang ada
Dalam Sri Harto ( 2000 ), diuraikan
mengenai urutan perhitungan hidrograf satuan
3. Hujan Rata-rata DAS cara Collins. Dijelaskan bahwa untuk
Pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah hidrograf satuan terpilih dari
memperoleh data hujan biasanya hanya pada satu cara Collins ini, diperlukan beberapa urutan
tempat saja, sedangkan dalam analisis diperlukan langkah perhitungan. Urutan langkah perhitungan
data hujan rata-rata DAS. Untuk dapat tersebut adalah sebagai berikut :
memperoleh data hujan berupa rata-rata dari suatu a. Pilih kasus hujan atau rekaman AWLR
DAS digunakan metode Poligon Thyssen, Cara ini (hidrograf tinggi muka air tunggal yang
dipandang lebih baik karena memberikan bobot terkait. Lalu tetapkan hidrografnya
tertentu untuk setiap stasiun hujan dengan dengan menggunakan liku kalibrasi
pengertian bahwa setiap stasiun hujan dianggap yang berlaku.
mewakili hujan dalam suatu daerah dengan luas
tertentu dan luas tersebut merupakan faktor
b. Hidrograf limpasan langsung diperoleh
dengan memisahkan aliran dasar dari
koreksi bagi hujan di stasiun yang bersangkutan
hidrograf tersebut. Kemudian
Hujan di DAS didapat dengan persamaan 1 dan 2
menetapkan hujan efektif dengan
berikut :
n indeks phi ( index), sehingga volume
Pd  α  P
i 1
i i
(1) hujan yang diinginkan sama dengan
L
volume hidrograf limpasan langsung.
αi  i c. Menetapkan hidrograf satuan hipotetik
L
dengan ordinat-ordinatnya, penetapan
dengan : ini dilakukan dengan memasukkan
Pd = hujan rata-rata DAS (mm), sembarang nilai dengan
Pi = hujan masing-masing setiap stasiun memperhatikan ordinat base time
(mm), (waktu dasar) melalui rumusan sebagai
I = faktor bobot stasiun, berikut:
Li = luas masing-masing poligon Thiessen n  nq  n p  1
(km2),
L = luas DAS (km2). dengan :
n = jumlah ordinat untuk waktu
B. Analisis Hidrograf Banjir dasar,

Banjir merupakan salah satu np = jumlah ordinat debit terukur


permasalahan yang sering terjadi, sehingga perlu jam-jaman,
untuk mengetahui besarannya. Untuk itulah, maka
dilakukan pendekatan-pendekatan perhitungan nq = jumlah ordinat hujan jam-
analisis hidrograf banjir. Diantaranya adalah jaman.
hidrograf satuan sintetik yaitu GAMA I dan d. Semua hujan yang terjadi, kecuali
Nakayasu, hidrograf banjir model dari HEC-HMS hujan yang maksimum
dan hidrograf satuan Collins. ditransformasikan dengan hidrograf
Dalam analisis hidrograf satuan sintetik satuan hipotetik sehingga diperoleh
GAMA I dan Nakayasu diperlukan data berupa sebuah hidrograf baru.
parameter DAS. Sedangkan analisis hidrograf e. Apabila hidrograf terukur dikurangi oleh
dengan hidrograf satuan Collins dan model HEC- hidrograf yang diperoleh pada butir (d),
HMS selain diperlukan parameter DAS, juga maka yang akan diperoleh adalah
diperlukan data pencatatan perubahan tinggi muka hidrograf yang ditimbulkan oleh hujan

2
Dinamika Rekayasa Vo.3 No.1 Februari 2007
ISSN 1858-3075

maksimum. Dengan demikian hidrograf


satuan 1 mm/jam baru dapat diperoleh Qp  0,1836 . A0,5886 .TR  0, 4008 . JN 0, 2381 (6)
dengan membagi semua ordinat c. Waktu dasar ( tb ),
hidrograf ini dengan intensitas hujan
maksimum. Hidrograf satuan yang
tb  27,4132 .TR 0,1457 . S 0,00986 . SN 0,7344 . RUA0, 2574 .........(7)
diperoleh terakhir ini dibandingkan
dengan hidrograf satuan hipotetik pada d. Koefisien resesi ( k )
butir (c). Jika perbedaannya cukup
besar dari patokan yang telah
k  0,5617 . A0,1798 . S  0,1446 SF 1,0897 . D0,0452 .........(8)
ditetapkan, maka butir (c) diulangi lagi
dengan menggunakan hidrograf satuan e. Aliran dasar ( Qb )
yang diperoleh dari butir (e).
Qb  0,4715 . A0, 6444 . D 0,9430 ...................... (9)
f. Lakukan prosedur ini berulang-ulang
sehingga diperoleh sebuah hidrograf
dengan:
satuan yang tidak berbeda banyak dari A = luas DAS (km2),
yang ditetapkan. L = panjang sungai utama (km),
S = kemiringan dasar sungai,
2. Hidrograf satuan sintetik GAMA I ( HSS SF = faktor sumber,
SN = frekuensi sumber,,
GAMA I ) WF = faktor lebar,
JN = jumlah pertemuan sungai,
Metode hidrograf satuan sintetik GAMA I RUA = luas DAS sebelah hulu,
SIM = faktor simetri,
digambarkan pada Gambar 1. D = kerapatan jaringan kuras,
Penggunaan rumus ini memperhatikan
indeks infiltrasi (  indeks). Indeks infiltrasi
merupakan anggapan bahwa tidak semua air
Q (m3/dt)

Q hujan melimpas di atas permukaan, akan tetapi


p terdapat sebagian air yang menyerap/terinfiltrasi
ke dalam tanah. Besaran indeks infiltrasi dapat
dihitung dengan rumus berikut ini.
Qt = Qp e-t/k
4 (10)
 A 
 index  10,4903  3,859 .10  6 . A2 1,6895 .10 13 . 
 SN 

t dengan :  indeks = indeks infiltrasi


tr t
(jam) (mm/jam),
tb A = luas DAS (km2),
SN = perbandingan antara jumlah sungai-
sungai tingkat satu dengan jumlah
Gambar 1. Hidrograf satuan sintetik GAMA I (Sumber : sungai-sungai semua tingkat.
Sri Harto, 2000).
3. Hidrograf satuan sintetik Nakayasu ( HSS
Sisi naik merupakan garis lurus, Nakayasu )
sedangkan sesi resesi merupakan liku Hidrograf satuan sintetik Nakayasu
eksponensial sesuai dengan Persamaan 4. digambarkan dalam Gambar 2.
 t 
 
Qt  Q p . e k  .............(4)
(m3)deti

dengan :
Qt = debit pada jam ke-t (m3/dt), 0,8tr tg
Qp = debit puncak (m3/dt),
Q

t = waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam),


k = koefisien tampungan (jam). 0,32 . Qp
Qp 0,3 Qp
Persamaan-persamaan yang digunakan
dalam hidrograf satuan sintetik (HSS) GAMA I
adalah sebagai berikut: t0,3 1,5t0 t (jam)
tp
,3
a. Waktu puncak HSS GAMA I ( tr ),
Gambar 2. Hidrograf satuan sintetik Nakayasu. (Sumber : Chow,
3
 L  (5) 1988).
tr  0,430   1,0665 . SIM 1,2775
 100 SF 
Rumus-rumus yang digunakan antara
b. Debit puncak banjir ( QP ), lain:
a. Debit Puncak Banjir
Amaltia Gunawan
Kajian Unjuk Kerja Metode Hidrograf Satuan Sintetik Untuk Penetapan Banjir
Rancangan Pada Das Di Pulau Jawa (Studi Kasus Das Cimanuk Hulu) : 2 - 7

 1   A . Re  ......(11) precipitation-runoff-routing dalam HEC-HMS


Qp    . 
 3,6    adalah sebagai berikut:
 0,3 t p  t0 , 3  a. Model Hujan terpilih adalah user
hyetograph,
t p  t g  0,8 tr   0,75 .........................(12) b. Loss models yang dapat diperkirakan
dari volume runoff, metode terpilih
t g  0,4  0,058 L  .....
adalah Snyder,
untuk L  15 km, c. Direct runoff yang(13) dihitung untuk
 0,21 L 0, 7
..... untuk L  15 km. aliran limpasan, simpanan, dan
energi kehilangan, metode terpilih
t0 , 3   . t g ............................................(14) adalah SCS Curve Numberr,
d. Hydrologic routing models, metode

 
0,47 .  A. L  0 , 25
 ...................(15) terpilih adalah Muskingum,
e. Kalibrasi yang dapat memperkirakan
tg
parameter model dan kondisi awal
dengan :
Qp = debit puncak banjir (m3/det),
(initial condition).
A = luas daerah pengaliran sungai (km2),
Re = curah hujan efektif (mm),
tp = waktu dari permulaan banjir sampai puncak HASIL DAN PEMBAHASAN
banjir (jam),
t0,3 = waktu dari puncak banjir sampai 0,3 x
A. Data ntuk Perhitungan Hidrograf Satuan
debit puncak banjir (jam), 1. Hujan DAS
tg = lag time dalam daerah pengaliran sungai (jam), Data berupa hujan jam-jaman yang
tr = satuan waktu dari curah hujan (jam),
α = koefisien karakteristik DAS,
terkumpul, dipilih kejadian hujan menerus dengan
L = panjang sungai utama (km). durasi yang sama dan tingkat kejadian paling
sering terjadi. Hasil yang diperoleh adalah hujan
b. Hidrograf Satuan menerus yang berdurasi 4 jam yang paling sering
terjadi, lalu didistribusikan dengan kala ulang hujan
1. Pada kurva naik (0 < t < tp)
yang telah ditentukan. Berikut ini disajikan
t 2 , 4 ................................(16)
Qt  Q p  distribusi hujan untuk kala ulang tertentu seperti
tp pada tabel 1.
2. Pada kurva turun (tp < t < t0,3) Tabel 1. Distribusi hujan jam-jaman kala ulang terpilih
 t tp  Hujan jam-jaman ( mm ) pada kala ulang (
 
 t 
...................(17) Jam Distribusi
Qt  Q p  0,3  0,3  tahun )
ke- (%)
3. Pada kurva turun (t0,3 < t < t0,32) 5 10 25 50 100 500
1 15,7 11,3 12,5 13,9 14,9 15,9 18,0
 
 t  t p  0 , 5  t 0 , 3  
 
 
2 28,3 20,3 22,5 25,0 26,8 28,6 32,5
1, 5  t 0 , 3
Qt  Q p  0,3   .......(18)
3 32,3 23,1 25,6 28,5 30,6 32,6 37,0
4. Pada kurva turun (t > t0,32) 4 23,6 16,9 18,7 20,9 22,4 23,8 27,1
Jumlah (mm) 71,6 79,3 88,3 94,7 100,9 114,6
 
 t  t p  1, 5  t 0 , 3  
 
 
Qy  Qp  0,3  2 t0,3  .........(19) Unjuk Kerja Hasil Hitungan Hidrograf Banjir
Rancangan
4. Pemodelan hidrograf banjir dengan HEC- a. Hidrograf satuan cara Collins
HMS
Model HEC-HMS adalah program Perhitungan hidrograf ini dapat dilakukan
komputer dari US Army Corp of Engineering yang apabila tersedia data berupa pasangan hujan dan
dikembangkan oleh Hydrologic Engineering debit dalam waktu yang sama. Gambar 3
Center (HEC). Program ini digunakan dalam merupakan data pasangan hujan dan debit yang
mensimulasikan hujan-aliran dan proses routing. terpilih tertanggal 16 januari 1997 dengan jam ke-0
Mengacu pada Technical Reference adalah pukul 06.00 dan jam terakhir pengamatan
Manual Hydrologic Modelling System HEC-HMS adalah 19.00. Data tersebut digunakan untuk
(2000), akan dibahas mengenai komponen- menghitung hidrograf satuan dengan cara Collins.
komponen yang digunakan dalam simulasi

4
Dinamika Rekayasa Vo.4 No.1 Februari 2007
ISSN 1858-3075

Grafik Pasangan Hujan dan Debit Jam-jam Terpilih Hidrograf Satuan cara Collins

100 0
3.00
90 5
2.50

Debit (m3/detik)
80
10
Debit (m3/detik) 70 2.00

Hujan (mm)
60 15
1.50
50 20
40 1.00
25
30
30
0.50
20
35 0.00
10
0 40 0 2 4 6 8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Waktu (jam)
Jam ke-

Gambar 3. Grafik pasangan hujan dan debit jam-jaman terpilih dan Hidrograf Satuan cara Collins.

b. Hidrograf Satuan Sintetik karakteristik DAS dan data hujan dan debit terukur.
Selanjutnya akan dilakukan perbandingan dari
Berdasarkan parameter DAS yang telah ketiga metode perhitungan hidrograf lainnya
dikaji secara rinci, maka hidrograf satuan sintetik terhadap hidrograf satuan cara Collins. Dalam
GAMA I, HSS Nakayasu dan HSS hasil simulasi Tabel 2 disajikan hasil perbandingan ketiga
heC-HMS dapat dihitung. hidrograf satuan sintetik terhadap hidrograf satuan
Hidrograf satuan cara Collins digunakan cara Collins, ditinjau dari kesalahan relatif debit
sebagai acuan kesahihan karena perhitungan spesifik di DAS.
Hidrograf Satuan ini menggunakan data

Tabel 2. Perbandingan Debit Spesifik


Collins GAMA I NAKAYASU HEC - HMS
Kala Debit
Ulang Kesalaha Kesalaha Kesalaha
Spesifik Debit Spesifik Debit Spesifik Debit Spesifik
(tahun) n Relatif n Relatif n Relatif
(m3/detik/km (m3/detik/km2) (m3/detik/km2) (m3/detik/km2)
2 (%) (%) (%)
)
5 5,0 1,3 75,1 1,5 69,4 4,1 19,3
10 5,6 1,5 72,9 1,8 67,0 4,5 19,4
25 6,2 1,8 70,8 2,2 64,7 5,0 19,1
50 6,7 2,0 69,5 2,4 63,4 5,4 19,2
100 7,1 2,2 68,5 2,7 62,3 5,7 19,2
500 8,1 2,7 66,5 3,2 60,2 6,5 19,1

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Gambar 4, HEC-HMS tidak lagi memberikan hasil
Tabel 2., dapat diketahui bahwa metode HEC- yang mendekati seperti saat analisis debit spesifik.
HMS merupakan yang paling mendekati dengan Untuk perbandingan ini hidrograf satuan sintetik
metode tinjauan yaitu Collins. GAMA I yang lebih mendekati
Selanjutnya, jika diamati perolehan dari
waktu puncak yang terjadi pada Tabel 3 dan
.

Tabel 3. Perbandingan Waktu Puncak


Collins GAMA I NAKAYASU HEC - HMS
Kala
Ulang Waktu Waktu Kesalaha Waktu Kesalaha Waktu Kesalaha
(tahun) Puncak Puncak n Relatif uncak n Relatif Puncak n Relatif
(jam) (jam) (%) (jam) (%) (jam) (%)
5 5 4.56 8.8 3.88 22.3 3 40
10 5 4.56 8.8 3.88 22.3 3 40
25 5 4.56 8.8 3.88 22.3 3 40
50 5 4.56 8.8 3.88 22.3 3 40
100 5 4.56 8.8 3.88 22.3 3 40
500 5 4.56 8.8 3.88 22.3 3 40

5
Amaltia Gunawan
Kajian Unjuk Kerja Metode Hidrograf Satuan Sintetik Untuk Penetapan Banjir
Rancangan Pada Das Di Pulau Jawa (Studi Kasus Das Cimanuk Hulu) : 2 - 7

Hal ini bisa saja terjadi. Untuk debit puncak banjir rata dapat diurutkan perolehan kesalahan relatif
HEC-HMS lebih mendekati, disebabkan yang paling mendekati dan paling jauh
penggunaan data analisis yang sama dan pada menyimpang adalah sebagai berikut : HEC-HMS
waktu puncak sedikit bergeser hal ini bisa yaitu 19,2 %, HSS Nakayasu yaitu 63,8 % dan
disebabkan oleh pengaruh distribusi hujan yang HSS GAMA I yaitu 69,9 %. Sedangkan hasil yang
diambil hanya berdurasi pendek dan pada saat diperoleh pada perbandingan relatif berdasarkan
pengkalibrasian. Dari kedua jenis perbandingan waktu puncak reratanya,HSS GAMA I yaitu 8,8%,
diatas, dapat diuraikan kembali hasil analisis HSS Nakayasu yaitu 22,3 % dan HEC-HMS 40 %.
hidrograf satuan sintetik yang mendekati dengan Pada Gambar 4 disajikan kumpulan grafik
analisis hidrograf satuan Collins. Untuk hidrograf banjir berbagai kala ulang dari setiap
perhitungan kesalahan relatif debit spesifik rata- metode yang dianalisis.

Hidrograf Banjir Kala Ulang 5 Tahun Hidrograf Banjir Kala Ulang 10 Tahun
Collins Collins
200 200
GAMA I GAMA I

Debit Banjir (m3/detik)


Debit Banjir (m3/detik)

150 150
NAKAYASU NAKAYASU
100 100

50 HEC-HMS 50
HEC-HMS

0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Waktu (Jam) Waktu (Jam)

Hidrograf Banjir Kala Ulang 25 Tahun Hidrograf Banjir Kala Ulang 50 Tahun

Collins Collins
200 200
GAMA I GAMA I
Debit Banjir (m3/detik)
Debit Banjir (m3/detik)

150 150

100
NAKAYASU 100
NAKAYASU
50 HEC-HMS 50 HEC-HMS
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Waktu (Jam) Waktu (Jam)

Hidrograf Banjir Kala Ulang 100 Tahun Hidrograf Banjir Kala Ulang 500 Tahun

Collins Collins
200 250

GAMA I GAMA I
Debit Banjir (m3/detik)

Debit Banjir (m3/detik)

200
150
150
100 NAKAYASU NAKAYASU
100
50
HEC-HMS 50 HEC-HMS
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Waktu (Jam) Waktu (Jam)

Gambar 4. Grafik Hidrograf Banjir berbagai kala ulang untuk semua metode.

Dari hidrograf banjir untuk beberapa kala ulang Berdasarkan pengalaman yang diperoleh
pada Gambar 4 di atas, dapat diamati bahwa selama penelitian ini, untuk dapat melakukan
perhitungan hidrograf banjir dengan metode HEC- penelitian ini secara lebih akurat diperlukan data
HMS adalah yang paling mendekati metode hujan, debit dan parameter DAS yang lengkap.
Collins. Akan tetapi perlu dilakukan beberapa Dalam perhitungan hidrograf satuan cara Collins,
kajian kembali terhadap hidrograf satuan yang hendaknya dipilih data hujan dan debit berdurasi
diperoleh, karena hasil penelitian terdahulu HSS panjang yaitu diatas 24 jam. Dan memerlukan
GAMA I memberi hasil yang baik terhadap kasus besaran hujan yang sesuai dengan debit yaitu
di DAS Cinamuk, Jawa Barat (Sri Harto, 2000).

6
Dinamika Rekayasa Vo.4 No.1 Februari 2007
ISSN 1858-3075

apabila hujan maksimum terjadi pada jam ke-i


maka debit banjir terjadi setelah jam ke-i. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Anonim. 2000. Hydrologic Modeling System HEC-


HMS: Technical Reference Manual, US
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, untuk Army Corps of Engineers. Hydrologic
beberapa kasus penelitian DAS di Pulau Jawa Engineering Center, California.
membuktikan bahwa, dengan hidrograf satuan Bedient, P. B. and Huber W. C.. 1992. Hydrology
for Floodplain Analysis. Addison-Westley
sintetik GAMA I cocok digunakan dalam
Publishing Company, New York.
perhitungan hidrograf banjir. Akan tetapi, dalam Chow, V. T., Maidment, D. R., Mays, L. W..1988.
kasus penelitian ini, HSS GAMA I justru Applied Hydrology. McGraw-Hill, Inc. ,
memberikan hasil yang kurang memuaskan. Hal New York.
ini perlu diadakan tinjauan kembali untuk Clarke, R. T. 1973. Mathematical Model in
penelitian-penelitian selanjutnya. Adapun metode Hydrology. pp 1-10, FAO Rome.
yang diyakini mendekati dalam analisis Dooge, J. J.. 1979. Deterministic Method in
Hydrology. Part A,IHE Delft, Netherlands.
perhitungan hidrograf banjir adalah hidrograf
Gunawan. 2005. Diktat Mata Kuliah Hidrologi.
model HEC-HMS. Dengan kesalahan relatif pada Materi kuliah Jurusan Teknik Sipil
perhitungan debit spesifik paling kecil yaitu 19,2 Universitas Jenderal Soedirman,
%, jika dibandingkan dengan dua metode lainnya Purwokerto.
yaitu HSS GAMA I dan Nakayasu yang masing- Handayani, Y. L.. 2002. Optimasi Tata Guna
masing 69,9 % dan 63,8 %. Untuk waktu Lahan dan Penerapan Rekayasa Teknik
puncaknya HEC-HMS lebih bergeser diawal yaitu dalam Fenomena Banjir di Daerah Aliran
Sungai. Tesis, Universitas Gadjah Mada,
pada jam ke-3, sedangkan HSS GAMA I lebih
Yogyakarta.
mendekati yaitu jam ke-4,56 terhadap metode Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. PT. Gramedia
Collins yang memiliki jam puncak pada jam ke-5 Pustaka Utama, Jakarta.
dan Nakayasu pada jam ke-3,88. Bergesernya Sri Harto. 2000. Hidrologi: Teori, Masalah,
waktu pada HEC-HMS lebih disebabkan karena Penyelesaian. Nafiri Offset, Yogyakarta.
hasil kalibrasi debit yang menghitung parameter Jayadi, R.. 2001. Hidrologi I”. Materi kuliah
Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah
CN sebagai hasil maksimal yaitu 99 dari yang
Mada, Yogyakarta.
terhitung 72,115. Kalibrasi ini dilakukan untuk Thompson, S. A.. 1999. Hydrology for Water
memperoleh hasil yang mendekati dengan debit Management. A. A. Balkoma,
terukur. Netherlands.
Wanielista, M., Kersten R., and Eaglin R..
1997.,Water Quantity and Quality
Control. John Wiley and Sons Inc.,
Florida.

Anda mungkin juga menyukai