Anda di halaman 1dari 6

BAB I

LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN
Leukimia adalah suatu penyakit keganasan yang dikarenakan adanya
abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan poliferasi
klonal dari sel yang tidak terkendali, dan sekitar 40% leukimia terjadi pada
anak (Widagdo, 2012). Leukimia limfoblastik akut itu sendiri adalah suatu
penyakit keganasan pada jaringan hematopoetik yang ditandai dengan
penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel
leukemik dan penyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang
normal (Price, 2009).
Menurut Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012,
menyatakan bahwa setiap tahun penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta
orang,dan dari jumlah tersebut sebesar 4% atau 250.000 penderita adalah anak-
anak. Kasus yang paling banyak untuk dijumpa di sekitar adalah penyakit LLA.
American Cancer Society (ACS) tahun 2014, memperkirakan di Amerika
Serikat terdapat 6020 kasus baru leukimia limfoblastik akut terhadap anak-
anak dan orang dewasa. Kasus baru terhadap penyakit LLA per tahun terjadi
sebanyak kurang lebih 5000 di Eropa dan diperkirakan sebanyak 2000-3000
kasus di Indonesia.
Leukimia limfoblastik Akut (ALL) adalah kasus keganasan yang paling
banyak di temukan pada anak-anak yang terdiri dari 80-85%. Puncaknya dari
kasus LLA ini adalah terjadi pada anak-anak berusia 2-4 tahun. Hampir dari
semua kasus dengan penyakit ALL belum diketahui penyebab pastinya sampai
sekarang, walaupun beberapa faktor genetik dan lingkungan sering
dihubungkan dengan leukemia pada anak-anak. Bahkan terpaparnya sinar
radiasi juga telah dihubungkan dengan meningkatnya angka kejadian ALL.
Selain itu, menurut beberapa penelitian dan deskripsi tentang berbagai
tingkatan geografi dengan setiap kasus telah menimbulkan perhatian

1
bahwasanya faktor lingkungan bisa menyebabkan naiknya angka kejadian
kasus Leukemia Limfoblastik Akut ALL (Behrman, 2011).
Leukemia akut pada anak-anak mencakup 30-40% dari keganasan pada
anak yang dapat terjadi pada semua umur, insidens terbesar terjadi pada usia
2-5 tahun dengan insiden rata-rata 4-4,5 kasus per tahun per 100.000 anak
dibawah umur 15 tahun. Beberapa penelitianmelaporkan bahwa proporsi
pasien laki-laki lebih besar dari pada perempuan, terutama terjadi setelah usia
pertama kehidupan. Proporsi tersebut menjadi lebih dominan pada usia 6-15
tahun (Permono & Widiaskara, 2010).
Penderita leukimia pada anak yang memiliki gejala seperti demam atau
keringat malam, merasa lemah atau capai, pucat, sakit kepala, mudah berdarah
atau memar. misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi, muda memar saat
terbentur ringan, nyeri pada tulang dan/atau sendi. Adanya perubahan gejala
secara cepat pada penderita leukemia anak mengakibatkan anak merasakan
sakit yang hebat. Kondisi tersebut mengharuskan anak dengan penyakit
leukemia harus dilakukan dengan perawatan di rumah sakit, dan sangat tidak
memungkinkan anak dalam perawatan di rumah (Robert , 2009).
Perawatan di rumah sakit atau hospitalisasi adalah saat masuknya
seorang penderita ke dalam suatu rumah sakit. Setelah memastikan diagnosa
leukemia, anak akan mendapat pengobatan untuk menghilangkan gejala klinis
dan hematologi leukemia. Saat dilakukan program pengobatan anak harus
dirawat inap. Strategi dasar untuk pengobatan leukemia harus menjalani terapi
yang berkesinambungan selama 2-3 tahununtuk meneruskan penghancuran sel
leukemia. Jika anak positip menderita ALL anak harus dilakukan terapi
pemeliharaan yang cukup panjang, mungkin pula diperlukan satu jangka waktu
yang panjang atau suatu periode dengan kemoterapi yang intensif. Sehingga
anak harus mengalami hospitalisasi berulang (Dorlan, 2012).
Puncak kejadian LLA sering terjadi pada anak usia 2-5 tahun
(Hamidah, 2010), dimana usia tersebut adalah masa dimana anak-anak dapat
menunjukkan kemampuan aktivitas lebih banyak untuk bergerak,
mengembangkan rasa ingin tahu dan eksplorasi terhadap benda yang ada
disekelilingnya (Astuti, 2008). Masa toddler termasuk pada rentang umur
kejadian leukemia yang cukup banyak pada anak. Usia toddler (2-3 tahun)
merupakan masa anak-anak yang memerlukan perhatian lebih dari orang tua.
Oleh karena itu, kebanyakan orang tua akan merasa cemas apabila terjadi
sesuatu pada anak yang berada pada usia ini apalagi anak yang menderita
penyakit kronis seperti leukemia. Keadaan sakit pada anak usia toddler
merupakan krisis utama yang harus dihadapi oleh anak itu sendiri dan keluarga
berupa kecemasan, yang disebabkan oleh berbagai macam faktor (Mariyam,
2008).
Berbeda dengan kanker lainnya, penatalaksanaan utama leukemia
sebagai penyakit sistemik adalah kemoterapi yang membutuhkan waktu lama
hinggabertahun-tahun. Apabila anak positif menderita Leukemia Limfoblastik
Akut (LLA) harus dilakukan terapi perawatan yang cukup panjang (2-3 tahun).
Sementara pada Leukemia Mieloid Akut (LMA) pelaksanaan kemoterapi lebih
cepat dilakukan yaitu ± 25 siklus selama 10 bulan (Faozi dalam Rahmawati,
2013). Namun, kemoterapi memiliki berbagai efek samping yang
menimbulkan ketidaknyamanan pada fisik anak, seperti nyeri akibat
mukosistis, diare, mual, dan lain-lain (Pernomo, Sutaryo, Ugrasena,
Windiastuti & Abdulsalam,2006).Teori ini dibuktikan dengan hasil penelitian
oleh Ariawati, Windiastuti & Gatot(2007), yang menyatakan tentang
pemberian kemoterapi pada LLA menunjukkan berbagai toksisitas akut, seperti
gejala mual dan muntah yang terjadi paling banyak setelah pemberian MTX
dosis 1 g/m2dan setelah pemberian MTX intratekal. Dampak lain yang terjadi
adalah neuropati setelah pemberian vinkristin dan MTX 1 g/m2. Dari masalah
fisik tersebut, dapat memicu timbulnya masalah psikologis pada anak seperti
stress sehingga anak tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Pelaksanaan pemberian obat kemoterapi dan pemantauan kemajuan
pengobatan secara rutin menyebabkan anak harus beberapa kali berkunjung
dan dirawat dirumah sakit. Sakit dan hospitalisasi merupakan situasi yang
menimbulkan stress pada anak (Wong, 2009). Stress yang dialami pada anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya perilaku yang ditunjukkan
petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman
hospitalisasi anak, support systematau dukungan keluarga yang mendampingi
selama perawatan (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2008).
Dalam perawatan leukemia pada anak, dukungan keluarga sebagai
orang terdekat dari anak sangat dibutuhkanberupa mendampinngi anak dalam
perawatannya. Figur seorang ibu sangat penting dalam membantu
perawatan,yang dimulai dari mendampingi sampai menghadapi efek samping
dan gejala yang ditimbulkan akibat kemoterapi seperti gangguan fisik,
psikologis, dan sosial anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal ini akan
menghambat proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Upaya
mengatasi masalah yang timbul pada anak dalam upaya perawatan di rumah
sakit, difokuskan pada intervensi keperawatan dengan meminimalkan stressor,
memaksimalkan manfaat hospitalisasi dan memberi dukungan psikologis pada
anggota keluarga (Wong, 2009).Kristin, Kris, Ronald & Whitney (2011)
menyatakan bahwa kanker pada anak sangat memiliki pengaruh terhadap
keluarga terutama pada orang tua yang mana terjadinya perubahan peran dari
kualitas hidup orang tua yang memiliki anak dengan kanker.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kejadian leukemia. Beberapa faktor tersebut adalah faktor
genetik, faktor karakteristik kelahiran, faktor lingkungan, faktor immunologi,
dan faktor reproduktif orang tua. Faktor genetik seperti, riwayat keluarga
dengan leukemia dan riwayat down’s syndrome pada anak. Faktor karakteristik
kelahiran anak seperti berat badan lahir, urutan lahir, dan jenis kelamin. Faktor
lingkungan seperti, paparan radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan
paparan asap rokok/polusi. Faktor immunologi seperti, pemberian ASI kepada
anak sewaktu bayi. Faktor reproduktif orang tua seperti, usia ibu saat
mengandung anak, usia ayah saat ibu mengandung anak, dan riwayat
keguguran pada ibu (Kennedy, 2013).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit
Acut Limfoblastik Leikemia (ALL).
2. TujuanKhusus
a. Masyarakat/Keluarga dapat mengerti apa yang dimaksud dari Acut
Limfoblastik Leukimia (ALL).
b. Masyarakat/Keluarga dapat melakukan langkah-langkah proses
keperawatanpada klien Acut Limfoblastik Leukimia (ALL).

C. Manfaat
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan referensidalam melakukan dan menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Acut Limfoblastik Leukimia (ALL).

b. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan dalam pembelajaran Acut Limfoblatik Leukimia
(ALL) dan studi kasus keperawatan pada pasien Acut Limfoblastik
Leukimia (ALL).

c. Bagi Siswa/siswa Keperawatan


Sebagai bahan pengetahuan dan referensi dalam proses
pembelajaran khususnya pada asuhan keperawatan Acut Limfoblastik
Leukimia (ALL).

Anda mungkin juga menyukai

  • Satuan Acara Penyuluha1 Luka Bakar
    Satuan Acara Penyuluha1 Luka Bakar
    Dokumen10 halaman
    Satuan Acara Penyuluha1 Luka Bakar
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Dokumen8 halaman
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • SOP Suction
    SOP Suction
    Dokumen2 halaman
    SOP Suction
    moch. imam
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Dokumen8 halaman
    METODOLOGI PENELITIAN DIABETES
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen2 halaman
    Bab Vi
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Riwayat Hidup Peneliti
    Riwayat Hidup Peneliti
    Dokumen1 halaman
    Riwayat Hidup Peneliti
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Bab IV
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Poli Umum
    Poli Umum
    Dokumen1 halaman
    Poli Umum
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan
    Surat Pernyataan
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Halama Depan
    Halama Depan
    Dokumen11 halaman
    Halama Depan
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen8 halaman
    Bab V
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen1 halaman
    Bab 2
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    yogi andika saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah Rsud Arifin Achmad
    Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah Rsud Arifin Achmad
    Dokumen1 halaman
    Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Baru Lahir Rendah Rsud Arifin Achmad
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Bab IV
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB VI OKE (Revisi 1)
    BAB VI OKE (Revisi 1)
    Dokumen2 halaman
    BAB VI OKE (Revisi 1)
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen3 halaman
    Bab IV
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB IV OKE (Revisi 1)
    BAB IV OKE (Revisi 1)
    Dokumen3 halaman
    BAB IV OKE (Revisi 1)
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diabetes Melitus
    Leaflet Diabetes Melitus
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diabetes Melitus
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB V OKE (Revisi 1)
    BAB V OKE (Revisi 1)
    Dokumen10 halaman
    BAB V OKE (Revisi 1)
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diabetes Melitus
    Leaflet Diabetes Melitus
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diabetes Melitus
    Yogi Andika Saputra
    Belum ada peringkat