PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronik merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
sangat serius dan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015,
1,1 juta angka kematian di seluruh dunia. Secara keseluruhan, angka kematian
pada gagal ginjal kronik mengalami peningkatan yaitu sebesar 31,7% selama
terjadi peningkatan pada pasien hemodialisis pada tahun 2015 dengan jumlah
2016 dengan jumlah 52.835 orang. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
kronik yang pernah atau sedang menjalani cuci darah yang berumur ≥15
RSUD Ratu Zalecha Martapura didapatkan data kejadian gagal ginjal pada
tahun 2017 sebanyak 240 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2018
sebanyak 361 orang. Tercatat sebanyak 80 orang adalah pasien aktif yang
1
2
obesitas (Kemenkes, 2017). Pada pasien gagal ginjal kronik diperlukan terapi
darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam
urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah
dan cairan dialisat pada ginjal buatan di mana terjadi proses difusi, osmosis
transplantasi organ ginjal yang dilakukan melalui proses operasi (Black &
dihasilkan oleh ginjal (Brunner & Suddarth, 2001). Ginjal yang mengalami
merupakan hal yang harus dilakukan oleh pasien gagal ginjal kronik
terapi diet merupakan salah satu faktor penting bagi pasien yang menjalani
yang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja
kematian. Oleh sebab itu, kepatuhan pasien pada dietnya sangat penting untuk
mencegah terjadinya komplikasi penyakit (Smeltzer & Bare, 2002 dalam
Mailani dan Rika, 2017). Kepatuhan terapi sangat penting untuk diperhatikan
darah sehingga penderita akan merasa sakit pada seluruh tubuh. Pada pasien
manajemen diri yang baik untuk dapat mematuhi terapi pengobatan dan terapi
diet. Menurut Potter & Perry (2006) dalam Sunarni (2009), kepatuhan
tidak patuh diet rendah cairan sebesar 82,1%, responden tidak patuh diet
rendah protein sebesar 69,2%, responden yang tidak patuh diet rendah
natrium sebesar 71,8%, responden yang tidak patuh diet rendah kalium
sebesar 69,2%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yaitu manajemen diri. Salah
satu manajemen diri yang mempengaruhi seseorang untuk berfikir, bersikap
faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
& Schustack, 2010 dalam Novitasari, 2018). Efikasi diri merupakan salah
satu faktor yang penting dalam perawatan diri dan kepatuhan pasien terhadap
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang
Menurut Elizabeth (2002) dalam Rahmawati (2016), efikasi diri juga dapat
orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai hubungan dari pertalian
derajat kesehatan setiap anggota keluarganya. Salah satu peran keluarga yang
tidak ada dukungan dari keluarga maka dapat berakibat pada kurangnya
kepatuhan pasien dalam pengobatan penyakit gagal ginjal kronik. Pasien juga
efikasi diri (Chung et al, 2013 dalam Novitasari dan Abdul, 2018). Hasil
yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Tk.III Dr.
efikasi diri (Rahmawati, 2016). Hasil penelitian Novitasari dan Abdul (2018),
menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan efikasi
terhadap kepatuhan diet pada penderita penyakit gagal ginjal kronik yang
dari 8 pasien memiliki efikasi diri baik dan 5 dari 8 pasien memiliki efikasi
kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisis RSUD
B. Rumusan Masalah
7
diet pada pasien gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisis RSUD Ratu
Zalecha Martapura?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan efikasi diri dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada
Martapura.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi efikasi diri pada pasien gagal ginjal kronik di Ruang
Martapura.
Martapura.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
diri dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal
ginjal kronik.
c. Bagi Unit Hemodialisis
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu evaluasi