Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL

“PENGARUH AROMA TERAPI DAUN MINT DENGAN INHALASI

SEDERHANA TERHADAP PENURUNAN SESAK NAFAS PADA


PASIEN TUBERCULOSIS PARU”

OLEH
RISKA AMELIA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit TBC di Indonesia merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. Dalam 20 tahun
World Health Oranganitation (WHO) dengan Negara-negara yang tergabung di
dalamnya mengupayakan untuk mengurangi TB paru. Tuberkulosis paru adalah
suatu penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis ( Kemenkes RI, 2015). Sumber penularan yaitu
pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkan penderita.
Penyakit ini apabila tidak segara di obati atau penggobatannya tidak tuntas dapat
menimbulkan kompliasi berbahaya hingga kematian (Kemenkes RI, 2015).
Menurut WHO teburkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global.
Tuberculosis di perkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1.2
juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan Negara
dengan penderita tuberculosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10% dan 10%
dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015).
Pada tahun 2017 jumlah kasus TBC di Indonesia terdapat sebanyak 420.994
kaus (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin jumlah kasus baru TBC
2017 pada laki-laki 1.4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan
berdasarkan survey Prevalensi Tuberkolosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih
tinggi dibandingkan perempuan (WHO, 2015). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebh besar dibandingkan pada
perempuan. Bahkan berdasarkan prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi
dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal
ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada faktor resiko TBC
misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini
menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok sebanyak
68,5% dan hanya 3,7% partisipasi perempuan yang merokok. (Infodatin, 2018).
Hasil riskesdas tahun 2013 prevalensi penduduk indonesia yang didiagnosis TB
paru menurut Riskesdas 2013 yakni Gorontalo termasuk dalam 5 (Lima) Provinsi
dengan TB Paru tertinggi (0,5%). Beradasarkan data dari Seksi P2 Dinas
Kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014, kasus baru TB paru BTA + yang
ditemukan di Provinsi Gorontalo Tahun 2014, terbanyak di Kabupaten Gorontalo
yaitu sebanyak 620 kasus paling sedikit di Kabupaten Pohuwato sebanyak 124
kasus, rata-rata Provinsi Gorontalo Case Notification Rate (CNR) adalah 179 per
100.000 penduduk. Angka ini tidak dapat menggambarkan keadaan sebenarnya di
lapangan karena penemuan kasus ini berdasarkan kinerja dari petugas di lapangan.
Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan CNR (Case
Notification Rate) mencapai 163 per 100.000 penduduk tahun 2013.
Peningkatan tuberkolosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari
Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan pelayanan
DOTS (Directly Observed Treartment Short-course). DOTS adalah salah sau
strategi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui
penyuluhan sesuai budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat ekonomi
lemah, memberdayakan masyarakat dan pasien TB Paru, sarta menyediakan akses
standar pelayanan yang di perlukan bagi seluruh pasien TB paru (Sharma, 2003).
Pada pasien TB paru yang mengalami gejala klinis salah satunya yaitu sesak
nafas biasanya keluarga pasien panic dengan cara apa untuk melakukan atau
mengurangi gejala sesak nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat di
rumah penderita TB paru yang mengalami gejala klinis perlu diajarkan cara
sederhana dengan metode penguapan yang dihirup (inhalasi) guna mengurangi
sesak nafas. Selain itu untuk meringankan sesak nafas dapat dilakukan dengan
menghirup uap menthol yang terdapat pada daun mint.
Salah satu cara yang dapat mengurangi sesak nafas yaitu dengan memberikan
aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana atau metode penguapan.
Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol (dekongestan
alami). Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial menthol dsn
menthone. Pada daun dan ujung-ujung cabang tanaman mint yang sedang
berbunga mengandung 1% minyak astiri, 78% mentol bebas, 2% mentol tercampur
ester, dan sisanya resin, tannin asam cuka (Tjitrosoepomo, 2010).
1.1. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi

sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien Tuberculosis Paru.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui terapi aroma daun mint dengan inhalasi sederhana

2. Untuk mengetahui sesak nafas pada pasien Tuberculosis Paru

3. Untuk menganalisis pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi

sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien Tuberculosis Paru

1.2. Manfaat

a. Bagi program studi profesi ners


Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi dan
bahan bacaan tentang pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi
sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien tuberculosis
paru
b. Bagi perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi perawat dalam melakukan intervensi.
c. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit
dalam melaksanakn penatalaksanan pada pasien Tuberkolosis (TBC)
d. Bagi pasien dan Keluarga
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi referensi bagi pasien dan
keluarga agar dapat menggunakan pengaruh aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru
BAB II

METODE DAN TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode pencarian


Analisis jurnal ini menggunakan 2 (dua) media atau metode pencaian jurnal yaitu
menggunakan data base dari google scholar dan science direct sebagai berikut :
Kata kunci Hasil pencarian

Inhalasi sederhana dengan terapi daun


mint
Terapi daun mint terhadap penurunan
sesak nafas
Pengaruh terapi daun mint terhadap
penurunan sesak nafas
pengaruh aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana terhadap
penurunan sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru

2.1 Konsep Tentang Tinjauan Teoritis


2.2.1 Konsep Aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana
a) Definisi
Aromaterapi merupakan tindakan terapautik dengan menggunakan

minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan

psikologi sehingga menjadi lebih baik. Ketika esensial dihirup, maka

molekul akan masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik

adalah daerah yang mempengaruhi emosi dan memori serta secara


langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-

bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stress

memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan. Pesan yang diantar ke

seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan

substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau

terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke dalam

paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada

saluran pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya

(bronkioli). Pada saat terjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul

tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam paruparu. Pernafasan

yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke dalam tubuh

(Koensoemardiyah, 2009).

Aromaterapi yang sering digunakan yaitu peppermint (mentha

pipperita). Peppermint digunakan untuk tujuan kesehatan selama ribuan

tahun. Bahan Aktif dalam Peppermint adalah Menthol, yang merupakan

senyawa organik yang menghasilkan sensasi dingin ketika diterapkan

pada mulut atau kulit. Menthol sebagai bahan aktif utama yang terdapat

dalam Peppermint dapat membantu melegakan hidung sehingga membuat

napas menjadi lebih mudah. Menthol dapat juga berfungsi sebagai

anestesi ringan yang bersifat sementara. Peppermint juga mengandung

vitamin A dan C serta beberapa mineral. Peppermint sering digunakan


untuk membantu mengobati flu dan menenangkan peradangan

(Koensoemardiyah, 2009). Menurut Tjitrosoepomo (2010) kandungan

penting yang terdapat pada aromaterapi peppermint adalah menthol 50%

yang berguna sebagai anti inflamasi atau pelega tenggorokan. Terapi

inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam

bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang dilakukan dengan bahan

dan cara yang sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan

keluarga. Dengan mengkombinasikan antara aroma terapi daun mint

dengan inhalasi sederhana dapat membantu menurunkan gejala sesak

nafas pada pasien sehingga dapat menjadi pilihan alternatif pertama

dalam mengatasi masalah sesak nafas yang dialami oleh pasien

Tuberculosis Paru (Siswantoro, 2017).

b) SOP Pemberian Aroma Terapi Daun Mint


1) Pengertian: aroma terapi daun mint adalah suatu metode
penyembuahan yang berasal dari alam dengan menggunakan daun
mint sebagai tambahan baku. Daun mint mengandung menthol
sehingga sering digunakan sebagai bahan baku obat.
2) Tujuan: terapi inhalasi ini bertujuan untuk mengatasi
bronkospasme, mengencerkan sputum, menurunkan
hiperaktivitas bronkus serta mengatasi infeksi.
3) Prosedur
Persiapan Alat:
- Kom kecil
- Air hangat
- Daun mint ( sesuai kebutuhan)
Cara kerja

- Cuci tangan (Sesuai SPO)


- Identifikasi pasien (Sesuai SPO)
- Jelaskan pada orang tua pasien tindakan yang akan dilakukkan
- Siapkan alat-alat lengkap. Bawa alat-alat ke samping tempat
tidur pasien
- Jaga privasi pasien
- Atur posisi pasien senyaman mungkin
- Kom berisi air panas (40-45oC)
- Campurkan daun mint dengan air hangat tersebut
- Dekatkan air hangat yang telah dicampur dengan daun mint
kepada pasien agar uap dari air hangat yang telah dicampur
dengan daun mint tersebut dapat dihirup pasien
- Lakukan kegiatan tersebut selama 3X sehari dalam waktu 15
menit
- Rapikan pasien dan bersihkan ala-alat
- Cuci tangan

2.2.2 Sesak nafas pada pasien TB paru

Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-

bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang

meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-

engah. Sesak nafas gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura dan pneumothoraks. Sesak

nafas. Pada penyakit TB paru yang ringan (baru kambuh) belum dirasakan adanya
sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit TB paru yang sudah lanjut,

dimana infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian (Yessie & Andra, 2013). Pada

pasien TB paru yang mengalami gejala klinis salah satunya yaitu sesak nafas biasanya

keluarga pasien panik dengan cara apa untuk melakukan atau mengurangi gejala sesak

nafas selain menggunakan bantuan oksigen pada saat di rumah penderita TB paru tidak

mempunyai peralatan oksigen maka penderita TB paru yang mengalami gejala klinis

perlu diajarkan cara sederhana dengan metode penguapan atau inhalasi sederhana. Uap

air (mendidih) yang dihirup (inhalasi) guna mengurangi sesak nafas. Selain itu untuk

meringankan sesak nafas dapat dilakukan dengan menghirup uap menthol yang

terdapat pada daun mint. Fenomena yang terjadi saat ini masih banyak pasien TB paru

yang tidak bisa mengatasi gejala klinis seperti sesak nafas dengan menggunakan

tanaman alami yaitu daun mint.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Author Judul Metode Hasil Source

Siswantoro, Pengaruh Aroma Pre Nilai skala sesak nafas Google


2017. Terapi Daun Mint exsperiment sebelum diberikan aroma scholar
dengan Inhalasi pre test-post terapi daun mint dengan
Sederhana terhadap test control inhalasi sederhana pada
Penurunan Sesak group design. kelompok eksperimen
Nafas pada Pasien Sampel yang didapatkan sebagian
Tuberculosis Paru diambil bbesar mengalami sesak
sebanyak 16 nafas dengan derajat
responden berat yaitu sebanyak 5
dan dibagi responden sedangkan
menjadi dua pada kelompok kontrol
kelompok didapatkan sebagian
yaitu besar mengalami sesak
kelompok nafas dengan derajat
eksperimen sangat berat yaitu
dan sebanyak 3 responden.
kelompok Nilai skala sesak nafas
kontrol, sesudah diberikan aroma
dengan terapi daun mint dengan
tehnik simple inhalasi sederhana pada
random kelompok eksperimen
sampling. didapatkan hampir
Instrumen setengah mengalami
yang sesak nafas dengan
digunakan derajat berat yaitu,
lembar sebanyak 1 responden
observasi sedangkan pada
sesak nafas kelompok kontrol
(American didapatkan sebagian
Thoracic besar mengalami sesak
Society) nafas dengan derajat
berat yaitu 2 responden.
Dari hasil Uji Wilcoxon
Signed Rank Test dan Uji
Mann Whitney U
menunjukkan adanya
pengaruh aroma terapi
daun mint dengan
inhalasi sederhana
terhadap penurunan
sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru.

E-Journal

E-Journal

E-Journal

Mdpi
journal
medicine

Anda mungkin juga menyukai