LP KB
LP KB
KONTRASEPSI/KB
Disusun Oleh :
Asharini Dwi Juniarti P17212195025
B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan
dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan
pria untuk menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan.
C. Memilih cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat
bertemunya sel terlur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung
telur untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu
sel telur, dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan
kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma
dengan sel telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang
subur, sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan
kesempatan bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.
D. Jenis-jenis KB:
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria
selama melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke
belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom
dan masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila
ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan
pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis
masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara
dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-
anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa
dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.
Kondom hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila
dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang
efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada
dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin
luar tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke
dalam cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum
kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih
tetap berada di dalam kondom.
3. Implant
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah
kulit lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti
mini-pi. Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang
yang tersedia adalah Norplant.
Cara pemakaian implant
Seorang petugas kesehatan yang terlatih membuat sayatan kecil di kulit
lengan untuk memasukan dan mengeluarkan implant. Ini biasanya dilakukan
di klinik atau di puskesmas.
4. KB Suntikan
Konrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953
oleh Karl Junkmann. Tahun 1957 Junkmann dan kawan-kawan
menemukan NET EN. Pada sata yang sama Upjohn Company di Amerika
Serikan menemukan DMPA yang berasal dari hormon alamiah
progesteron. NET EN merupakan suntikan progestin pertama yang pakai
sebagai kontrasepsi dan diberi nama dagang Noristerat. Percobaan-
percobaan pertama dari DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada
tahun 1963, diikuti percobaan-percobaan di lapangan pada tahun 1965.
Pada tahun 1967 Upjohn Company meminta FDA US untuk memasarkan
DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu telah
diketahui dengan jelas bahwa estrogen dalam kontrasepsi hormonal per-
oral merupakan penyebab munculnya efek samping. Seperti, mual,
muntah, munculnya bekuan darah, sehingga adanya metode kontrasepsi
yang bebas esterogen seperti DMPA dan mini-pil merupakan hal yag
sangat menarik. Tetapi pada tahun 1970, penelitian-penelitian
menunjukkan bahwa progestin, termasuk DMPA, menyebabkan timbulan
benjolan-benjolan pada payudara binatang percobaan anjing beagle,
sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari FDA. Pada bulan
September 1974, FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui
DMPA sebagai suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang
telah mengalami kegagalan kontrasepsi dengan metode lain.
Tidak beberapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksud
nya tersebut, setelah timbul pertanyaan paakah DMPA dapat meninggikan
risiko karsinoma serviks. Tahun 1975 dinyatakan tidak ada bukti-bukti
tanda bertambahnya karsinoma serviks, dan diusulkan kembali
penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas. Tetapi pada
tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu
metode kontrasepsi, dengan alasan :
1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing
beagle yang diberikan DMPA belum terpecahkan.
2. Adanya risiko potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus
kegagalan kontrasepsi.
3. Pemberian esterogen untuk menaggulangi perdarahan haid ireguler
karena DMPA, akan mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi
progestin saja.
4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari
pemakaian DMPA di Amerika Serikat.
Disamping itu pihak-pihak yang menyetujui metode kontrasepsi
suntikan juga menyatakan bahwa :
a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan
kepadanya atau wanita disuntik tanpa seizinnya (tanpa irformed
consent).
b. Sebagai obat suntik berdaya kerja panjang, efeknya termasuk efek
smaping utama maupun yang minor tidk dapat segera dihentikan
dengan jalan menghentikan suntikannya. Baru pada bulan Oktober
1992 FDA menyetujui Depo Provera sebagai kontrasepsi suntikan.
Kontrasepsi Suntikan (Injektables)
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk
mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang
(lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan
bersanggama, tetapi tetap reversibel.
Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak dipakai
adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang
lebih 20 tahun dan smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira
5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5
juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali
setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama),
kemudin selanjutnya sekali setiap 12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN : 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain
kecil sekali, antara lain :
Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).
Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan
setelah menghentikan suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi
suntikan tidak menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma
payudara atau serviks, progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk
mengobati karsinoma endometrium.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam
larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang
tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi
darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat
dibandingkan dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET)
sebelum ia menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan,
kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5
– 4 bulansetelah disuntikkan.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1. Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH
surge). Respons kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-releasing
hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi
di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan POK,
yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar
hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan hipo-
estrogenik.
Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan atrofi
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi
edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi
sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
2. Sekunder:
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi
barier terhadap spermatozoa
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi
c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam
tuba fallopii
Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
- Kehamilan
- Ca Mammae
- Ca Traktus Genitalia
- Pendarahan Abnormal Uterus
Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
EGC