Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN TRAUMATOLOGI

Disusun oleh
Mahardika Wiguna, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPERAWATAN TRAUMATOLOGI

A. BAHASAN
Pokok Bahasan : Transportasi dan Evakuasi
Sub Pokok Bahasan : Transportasi dan Evakuasi Korban Kebakaran
Tempat : Posko Komunitas Kelompok 4
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Kamis, 8 November 2018
Sasaran : Kelompok Komunitas Karang Taruna
Kelurahan Nanggeleng
Penyuluh : Mahardika Wiguna, S.Kep

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, Kelompok Komunitas
Usia Dewasa Akhir di RW 04 Kelurahan Nanggeleng memahami tentang
penanggulangan bencana Kebakaran.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, Kelompok Komunitas
Usia Dewasa Akhir di RW 04 Kelurahan Nanggeleng dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang konsep Kebakaran
b. Menjelaskan kembali tentang konsep Evakuasi dan Transportasi
c. Mampu melakukan cara evakuasi korban bencana

C. MATERI
1. Pengertian Kebakaran
2. Pengertian Evakuasi
3. Metode evakuasi korban bencana
D. SUMBER MATERI
a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Buku Saku Tanggap Tangkas
Tangguh Menghadapi Bencana, Jakarta: BNPB, 2012.
b. Nurjanah, dkk. Manajemen Bencana, Bandung: CV. Alfabeta, 2012

E. METODE DAN MEDIA


1. Metode
Ceramah, Diskusi, dan Demonstrasi
2. Media
Leaflet, PPT, Infokus, Laptop

F. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada sasaran

2. Menyampaikan topik dan 2. Mendengarkan


tujuan penkes kepada penyuluh
sasaran menyampaikan
topik dan tujuan.

3. Kontrak waktu untuk 3. Menyetujui


kesepakatan pelaksanaan kesepakatan waktu
penkes dengan sasaran pelaksanaan penkes

20 menit Kegiatan 1. Mengkaji ulang 1. Menyampaikan


inti pengetahuan sasaran pengetahuannya
tentang materi penyuluhan tentang materi
bencana kebakaran penyuluhan

2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan


penyuluhan kepada sasaran penyuluh
dengan tentang bencana menyampaikan
kebakaran materi
3. Mendemonstrasikan 3. Memperhatikan
contoh cara penyuluh saat
penanggulangan bencana demonstrasi
Kebakaran

4. Memberikan kesempatan 4. Menanyakan hal-hal


kepada sasaran untuk yang tidak
menanyakan hal-hal yang dimengerti dari
belum dimengerti dari materi penyuluhan
meteri yang dijelaskan
penyuluh.

5. Memberikan kesempatan 5. Sasaran dapat


kepada sasaran untuk mendemonstrasikan
meredemonstrasikan cara melakukan
bagaimana cara melakukan pertolongan pada
pertolongan pada korban korban bencan
bencana

5 menit Evaluasi/ 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab


penutup kepada sasaran tentang pertanyaan yang
materi penanggulangan diajukan penyuluh
bencana kebakaran

2. Menyimpulkan materi 2. Mendengarkan


penyuluhan penyampaian
penanggulangan bencana kesimpulan
kebakaran yang telah
disampaikan kepada
sasaran

3. Menutup acara dan 3. Mendengarkan


mengucapkan salam serta penyuluh menutup
terima kasih kepada acara dan menjawab
sasaran. salam
G. EVALUASI
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Verbal
4. Butir Pertanyaaan :
a. Apa itu Kebakaran?
b. Sebutkan pengertian evakuasi korban ?
c. Bagaimana cara melakukan evakuasi korban bencana?
Materi 1

A. Konsep Dasar Kebakaran


1. Kebakaran
Kebakaran adalah reaksi kimia yang berlangsung cepat serta
memancarkan panas dan sinar. Reaksi kimia yang timbul termasuk jenis
reaksi oksidasi. Menurut Direktorat pengawasan keselamatan kerja Ditjen
pembinaan pengawasan ketenagakerjaan kebakaran adalah api yang tidak
dikehendaki, boleh jadi api itu kecil tetapi tidak dikehendaki adalah
termasuk kebakaran. Sedangkan menurut Departemen Tenaga Kerja dalam
bukunya yang berjudul training material k3 bidang penanggulangan
kebakaran menyatakan bahwa, kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang
disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Bahan bakar dapat berupa
bahan padat, cair atau uap/gas akan tetapi bahan bakar yang terbentuk uap
dan cairan biasanya lebih mudah menyala.
2. Bahaya kebakaran
Peristiwa kebakaran adalah kejadian yang sangat merugikan bagi
manusia secara individual, kelompok sosial, maupun negara. Secara
keseluruhan kerugian dapat berupa korban manusia, kerugian harta benda
ekonomi maupun dampak sosial. Peristiwa kebakaran yang terjadi dapat
menimbulkan beberapa bahaya, antara lain :
a. Bahaya radiasi panas
b. Bahaya ledakan
c. Bahaya asap
d. Bahaya gas

3. Penyebab kebakaran
Pada umumnya penyebab kebakaran bersumber pada 3 faktor yaitu :
a. Faktor manusia
b. Faktor teknis sebagai penyebab kebakaran dan peledakan :
c. Faktor Alam
4. Pencegahan Kebakaran
a. Latihlah keluarga dan masyarakat untuk selalu peduli terhadap
kebersihan lingkungan, raih mereka untuk membersihkan rumput-
rumput liar dihalaman rumah, setidaknya radius 9 meter dari rumah
harus bebas dari rumput yang tinggi karena mereka dapat menjalarkan
kebakaran. Potonglah pohon-pohon yang menyentuh kabel listrik
karena hal ini dapat memicu kebakaran.
b. Latihlah keluarga dan masyarakat untuk selalu mematikan peralatan
listrik yang tidak digunakan.
c. Berilah informasi dan sarankan keluarga dan masyarakat mengenai
cara penempatan lilin atau lampu minyak yang benar, yaitu jauh dari
bahan yang mudah terbakar (kertas, gorden, kain dll) dan selalu
dipasang diatas landasan yang tidak mudah terbakar contohnya: piring
beling, mangkok beling, kaleng atau bahan lainnya.
d. Biasakan tidur dalam kondisi kamar tidur tertutup, karena dengan pintu
yang terbuka api dan asap akan lebih mudah masuk.
e. Tanamkan kepada keluarga dan masyarakat untuk selalu rapih,
berprilaku hidup bersih dan sehat.
f. Kenalkan kepada keluarga dan masyarakat bau gas dan beritahu
mereka bahwa tidak boleh menyalakan api atau peralatan listrik yang
sifatnya mudah terbakar apabila tercium gas karena itu mungkin
kebocoran gas.
g. Ajarkan keluarga dan masyarakat untuk minta tolong kepada orang
lain jikalau terjadi kebakaran dirumah kita.
h. Informasikan kepada keluarga dan masyarakat mengenai nomer-nomer
penting yang harus dihubungi bila terjadi kebakaran seperti pemadam
kebakaran, polisi, rumah sakit, dll. Tempelkan stiker nomer-nomer
darurat di tempat yang mudah dilihat oleh semua warga misalkan tiap
rumah, pos ronda, gang yang sering dilalui warga dan sebagainya.
5. Penanggulanggan Kebakaran

a. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, diluar kamar tidur dan


disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di uji setiap bulan
untuk memastikan dalam kondisi baik.

b. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila mau


membeli maka belilah seperti: apar, selimut pemadam (fire blanket)
untuk di dapur dan kamar tidur, alat pemadam kebakaran jenis bubuk
(powder).

c. Apabila tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam


kebakaran dari ledeng rumah dengan cara siapkan selang yang cukup
panjang, dan quick connection. Pasang beberapa quick connection di
keran rumah. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung
goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi
karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.

d. Panggil pemadam kebakaran. Pasang nomor penting di rumah atau


yang mudah terlihat oleh keluarga dan masyarakat, dan simpan
nomer-nomer penting pada handphone pribadi.
6. Cara Memadamkan Kebakaran
a. Karung, selimut, gorden atau bahan kain lainnya yang akan digunakan
untuk memadamkan api harus terlebih dahulu dibasahi / dicelupkan di
air.
b. Pasir, tanah, lumpur, merupakan bahan untuk memadamkan api
dengan cara menutupkan diatas bahan yang terbakar dengan rata,
mempergunakan alat bantu berupa sekop atau cangkul.
7. Penyelamatan Diri
a. Buat rencana penyelamatan diri, dengan menentukan sedikitnya dua
jalur keluar dari setiap ruangan. Hal ini bisa melalui pintu ataupun
jendela, jadi perhatikan apakah pembatas ruangan akan mengganggu
proses ini, jadi buatlah denah penyelamatan diri.
b. Persiapkan petunjuk arah di pintu darurat.
c. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik
dan tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk
di bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.
d. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang
aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi
darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.
e. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal
yang dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila
tidak ada jalan lain kecuali menerobos kobaran api.
Kita haruslah berbuat lebih banyak daripada sekedar memberikan
informasi pada anggota keluarga dan masyarakat tentang tindakan yang
harus dilakukan.
a. Jika pakaian terbakar, harus segera :

1) Berhenti bergerak, menjatuhkan diri ke tanah (sambil menutup


muka dengan kedua tangan ketika menjatuhkan diri), dan
berguling-guling sampai api terpadamkan.

2) Tekankan bahwa jika pakaian seseorang terbakar, orang yang


melihatnya mungkin perlu membantu korban menjatuhkan diri dan
berguling-guling untuk memadamkan apinya. Jaket, permadani,
selimut, atau bahan-bahan kain yang tebal lain di dekatnya dapat
dipakai untuk membantu memadamkan pakaian yang terbakar.

3) Segera setelah api padam, dinginkan daerah itu dengan air (jika
tersedia), dan jika memungkinkan, lepaskan serpihan-serpihan
pakaian terbakar yang tidak melekat pada kulit korban. Segera
panggil ahli medis untuk situasi darurat

b. Jika terjebak asap kebakaran, yang harus dilakukan:

1) Berguling dari tempat tidur kelantai


2) Apabila kita terbangun karena mencium bau asap atau karena
mendengar suara alarm kebakaran dan tetaplah merunduk didalam
ruangan karena gas berbahaya dan asap mungkin mengambang
didalam ruangan tersebut

3) Merangkaklah kearah pintu keluar sebelum pintu dibuka.


Sentuhlah terlebih dahulu daun pintu tersebut jika pintu terasa
hangat jangan gunakan pintu itu, lalu carilah jalan keluar lain baik
pintu lain atau jendela.

4) Jangan sekali-kali kembali kedalam rumah apabila sudah berhasil


keluar dari rumah yang terbakar.

Materi 2

EVAKUASI
A. Pengertian

Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yang


fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan bagi
pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter. Tata cara
pemindahan korban : dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat,
pengawasan korban, pelihara udara agar tetap segar memenuhi syarat pemindahan
sesuai prosedur.
a. Alat bantu : dengan tenaga manusia - satu orang, dua orang, tiga orang
atau empat orang. Dengan tandu - tandu khusus, tanda papan, tandu
bambu/dahan, atau matras. Dengan kendaraan - darat, laut dan udara.
b. Tahapan : persiapan, pengangkatan korban ke atas tandu, pemberian
selimut pada korban, tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka
atau cedera.Prinsip pengangkatan korban dengan tandu.
c. Caranya : harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok
yaitu gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat
mungkin dengan tubuh korban. Sikap mengangkat, usahakan dalam posisi
rapi dan seimbang untuk menghindari cedera. Posisi siap angkat dan jalan,
umumnya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari
kaki., kecuali menaik bila tungkai tidak cedera dan menurun - bila
tungkai luka atau hipotermia. Mengangkut ke samping - memasukan ke
ambulan kecuali dalam keadaan tertentu-kaki lebih tinggi dalam keadaan
shock.

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkat korban gawat darurat


Kita perlu memperhatikan beberapa hal dalam mengangkat korban gawat
darurat. Situasi ini perlu kita waspadai agar tidak terdapat korban berikutnya
seta tidak ada lagi penambahan luka baru pada korban.
a. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita
b. Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki
sebelahnya
c. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat. Punggung harus
selalu dijaga lurus.
d. Tangan yang memegang menghadap ke depan. Jarak antara kedua tangan
yang memegang (misalnya tandu) minimal 30 cm.
e. Tubuh sedekat mungkin kebeban yang harus diangkat. Bila terpaksa,
jarak maksimal tangan kita ketubuh kita adalah 50 cm.
f. Jangan memutar tubuh saat mengangkat
g. Hal-hal tersebut juga berlaku saat menarik atau mendorong korban gawat
darurat.

2. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Mengangkut Korban Gawat Darurat


Pemindahan korban gawat darurat dapat secara emergency dan non-
emergency. Pemindahan korban gawat darurat dalam keadaan emergency
contohnya adalah:
a. Ada api, atau bahaya api atau ledakan
b. Ketidakmampuan menjaga korban gawat darurat terhadap bahaya lain
pada TKP (benda jatuh dsb)
c. Usaha mencapai korban gawat darurat lain, yang lebih urgent
d. Ingin RJP korban gawat darurat, yang tidak mungkin dilakukan ditempat
tersebut.

Pemindahan Emergency
a. Tarikan Baju
Kedua tangan korban gawat darurat harus diikat untuk mencegah naik
kearah kepala waktu baju ditarik. Bila tidak sempat, masukkan kedua
tangan dalam celananya sendiri.
b. Tarikan Selimut
Korban gawat darurat ditaruh dalam selimut yang kemudian ditarik.
c. Tarikan Lengan
Dari belakang korban gawat darurat, kedua lengan paramedic masuk
dibawah ketiak korban gawat darurat, memegang kedua lengan bawah
korban gawat darurat.
d. Ekstrikasi Cepat
Dilakukan pada korban gawat darurat dalam kendaraan yang harus
dikeluarkan secara cepat.

Pemindahan Non-Emergency
Dalam keadaan ini dapat dilakukan urutan pekerjaan normal, seperti control
TKP, suvey lingkungan, dan stabilisasi kendaraan.
a. Pengangkatan dan pemindahan secara langsung
Oleh 2 atau 3 petugas. Harus diingat bahwa cara ini tidak boleh
dilakukan bila ada kemungkinan fraktur servikal. Prinsip pengangkatan
tetap harus diindahkan.
b. Pemindahan dan pengangkatan memakai seprei atau selimut

3. Cara pengangkutan korban


Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual. Pada umumnya
digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan.
Beberapa contoh evakuasi :
Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi terlentang dan
tidak terdapat patah tulang punggung. Penolong harus menjaga keseimbangan
dengan mengatur posisi kaki (kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap,
hingga posisi akhir siap untuk berjalan.

Cara mengevakuasi korban kecelakaan yang dalam posisi tengkurap dan


tidak terdapat patah tulang punggung. Posisi penolong seperti dijelaskan di
atas, yaitu harus menjaga keseimbangan dengan mengatur posisi kaki
(kuda2) secara benar, berdiri secara bertahap, hingga posisi akhir siap untuk
berjalan.
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada
di satu sisi - tangan berada di bawah badan korban. Perhatikan posisi kaki dan
cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong
dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar
dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.

Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 3 orang yang berada


di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling
berpegangan.Posisi orang ke dua berada di tengah. Perhatikan posisi kaki
dan cera berdiri hingga siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang
penolong dapat bergerak secara serempak maka disarankan salah satu
diantaranya agar dapat berperan memberi aba-aba secara pelahan.
Cara mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 4 orang yang berada
di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling
berpegangan.Posisi penolong saling berhadapan di kedua sisi korban - agar
lebih kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga
siap berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak
secara serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan
memberi aba-aba secara pelahan.

Dapat pula mengangkat dan mengevakuasi korban dengan 6 orang yang


berada di sisi berlainan, tangan berada di bawah badan korban dan saling
berpegangan.Posisi penolong saling berhadapan di kedua sisi korban - agar
kuat menahan beban. Perhatikan posisi kaki dan cera berdiri hingga siap
berjalan membawa pasien. Agar tiga orang penolong dapat bergerak secara
serempak maka disarankan salah satu diantaranya agar dapat berperan
memberi aba-aba secara pelahan.

Anda mungkin juga menyukai