Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia
diresmikan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya,
bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. dengan begitu bahasa Indonesia sudah
terbukti lama digunakan, namun tidak semua orang menggunakan tata cara dan aturan
bahasa Indonesia yang benar. pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk
dipelajari sehingga bahasa Indonesia yang kita gunakan lebih baik dan benar. sehingga
identitas bahasa itu sendiri tidak akan hilang.

Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari baik disemua kalangan, karena
seperti yang kita ketahui bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari adalah bahasa ibu,
dimana tempat kita tinggal . sehingga dalam penggunaan bahasa Indonesia hanya pada
saat kegiatan yang formal. sedangkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
memiliki banyak ragam seperti ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Ragam Bahasa?


2. Apa saja macam-macam Ragam Bahasa?
3. Bagaimana penggunaan Ragam Bahasa yang tepat?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yaitu :
1. Pengertian Ragam Bahasa
2. Macam-macam Ragam Bahasa
3. Penggunaan Ragam Bahasa yang tepat

1
2

D. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang ragam
bahasa Indonesia yang ditinjau dari berbagai aspek sehingga pembaca dapat
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

E. MANFAAT

Adapun manfaat dari makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian Ragam Bahasa Indonesia


2. Mengetahui macam-macam Ragam Bahasa Indonesia
3. Mengetahui contoh Ragam Bahasa Indonesia
F. Metode Pembahasan
Dalam menyusun makalah ini, menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini
menggunakan berbagai referensi sebagai acuan untuk menjawab semua rumusan masalah,
uraian dari jawaban rumusan masalah akan di uraikan pada bab selanjutnya
.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Bahasa yang dipergunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat dalam
berkomunikasi memiliki dua arti, yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat-alat
ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam bunyi bahasa. Setiap bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum dapat dikategorikan sebagai bahasa
apabila bunyi bahasa tersebut tidak mengandung suatu makna tertentu di
dalamnya. Suatu arus ujaran dianggap mengandung suatu makna berdasarkan
adanya kesepakatan atau konvensi mengenai struktur bunyi ujaran tertentu yang
memiliki arti yang tertentu.
Dengan demikian, di dalam setiap kelompok masyarakat bahasa akan
terhimpun bermacam-macam susunan bunyi yang berbeda dengan yang lain yang
mengandung arti serta makna yang berbeda-beda. Selanjutnya, hasil proses
pembentukan bunyi bahasa yang telah mengandung arti serta makna tertentu
tersebut membentuk perbendaharaan kata dari suatu bahasa di dalam masyarakat
pemakainya.
Berdasarkan pembahasan tentang pengertian bahasa di atas, dapat disimpulkan
bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan
antaranggota-anggota masyarakat yang diadakan dengan mempergunakan bunyi
bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Oleh karena itu, meskipun
komunikasi antaranggota masyarakat dapat mengambil bentuk-bentuk lain, berupa
isyarat-isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan terompet, akan tetapi berbagai macam
alat komunikasi tersebut tidak dapat disebut sebagai bahasa.

3
4

Bahasa berfungsi sebagai alat Komunikasi yang paling efektif digunakan oleh
berbagai anggota masyarakat. Selanjutnya, fungsi umum bahasa tersebut dapat
dijabarkan menjadi, antara lain sebagai berikut.
1. Untuk tujuan Praktis, yaitu sebagai sarana berkomunikasi dalam pergaulan
sehari-hari.
2. Untuk tujuan Artistik, yaitu mengolah dan mempergunakan bahasa dengan
cara seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia dalam
kesastraan dan seni.
3. Sebagai sarana untuk mengembangkan bidang ilmu.
4. Tujuan Filologis, yakni untuk mempelajari manuskrip yang berisi latar
belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat istiadat serta
untuk mengetahui sejarah perkembangan suatu bahasa.

B. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda


menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang
oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di
kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah, di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.

Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,


yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti
di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku. Ditinjau dari media atau sarana yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari Ragam bahasa
lisan dan Ragam bahasa tulis.

4
5

C. Macam Ragam Bahasa Indonesia

Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan


bahasa sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang
berbeda-beda. Selain itu, pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok
persoalan yang dibicarakan serta keperluan pemakainya.

Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yaitu :

1. Berkomunikasi : (1) Ragam Lisan, dan (2) Ragam Tulis.


2. Cara Pandang Penutur : (1) Ragam Dialek, (2) Ragam Terpelajar, (3)
Ragam Resmi, dan (4) Ragam tak resmi.
3. Pesan Komunikasi : (1) Ragam Politik, (2) Ragam Hukum, (3) Ragam
Pendidikan, (4) Ragam Sastra, dan sebagainya.

D. Ragam Bahasa Menurut Cara Berkomunikasi

1. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi
ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk
kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna
gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya


dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam
bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis,
tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis.
Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri
ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu
tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing,
ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

5
6

Ciri-ciri Ragam Lisan:


1. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh.
4. Berlangsung cepat;
5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
8. Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

Penggunaan Struktur Kalimat


1. Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
2. Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Jakarta

2. Ragam Tulis
Ragam Bahasa Tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
media tulis seperti kertas dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis,
kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dalam
ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti
bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca daam mengungkapkan ide. Ragam
tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat
kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam
majalah remaja, iklan, atau poster.

Ciri-ciri Ragam Tulis yaitu :


1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
2. Bersifat objektif.
3. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
4. Mengemban konsep makna yang jelas.
5. Harus memperhatikan unsur gramatikal.

6
7

6. Berlangsung lambat.
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas, dan runtut.
8. Selalu memakai alat bantu;
9. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
10. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu
dengan tanda baca.
Ketentuan-ketentuan Ragam Tulis yaitu :
1. Memakai ejaan resmi.
2. Menghindari unsur kedaerahan.
3. Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
4. Memakai bentuk sintesis.
5. Pemakaian partikel secara konsisten.
6. Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah
Kelebihan Ragam Bahasa Tulis :
1. Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media atau
materi yang menarik dan menyenangkan.
2. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
3. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
4. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi
atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan
wawasan pembaca.
Kelemahan Ragam Bahasa Tulis yaitu :
1. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak
ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cendrung miskin daya
pikat dan nilai jual.
3. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

7
8

Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)

1. Ragam bahasa lisan :


a. Nia sedang baca surat kabar
b. Ari mau nulis surat
2. Ragam bahasa tulis :
a. Nia sedang membaca surat kabar.
b. Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
c. Mereka bertempat tinggal di Pontianak.
d. Akan saya tanyakan soal itu.

Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :

1. Ragam Lisan
a. Ariani bilang kalau kita harus belajar
b. Kita harus bikin karya tulis
c. Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
2. Ragam Tulis
a. Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
b. Kita harus membuat karya tulis.
c. Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak
.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa
standar, semi standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat
kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak
bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di
bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis
laras yang diperlukan dalam kehidupan modem.

8
9

Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan


berdasarkan :

1. Topik yang sedang dibahas,


2. Hubungan antarpembicara,
3. Medium yang digunakan,
4. Lingkungan, atau
5. Situasi saat pembicaraan terjadi
Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandard
adalah sebagai berikut:

a) Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,


b) Penggunaan kata tertentu,
c) Penggunaan imbuhan,
d) Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
e) Penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam
standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita
hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu,
Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan
menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan
menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan
kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu.
Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus
menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar
dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena
situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat
yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi
terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?”
“Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk menyatakan ‘tidak-

9
10

tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di
atas adalah Intonasi. Misalnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam
ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. pada dasarnya, ragam tulis dan
ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka
rujukan norma bahasa dalam penggunaannya atau ragam bahasa yang dipakai jika
kawan bicara adalah orang yang dihormati oleh pembicara, atau jika topik
pembicaraan bersifat resmi (mis. Surat-menyurat dinas, perundang-undangan,
karangan teknis), atau jika pembicara dilakukan didepan umum. Ragam tidak
baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang
menyimpang dari norma ragam baku.

Ragam Baku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


a) Kemantapan Dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa, jika kata rasa dibubuhi
awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe-, akan terbentuk
kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe-
, akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat mantap,
kata pengrajin tidak dapat kita terima.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Kata langganan mempunyai makna
ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal
ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu
disebut pelanggan.
b) Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-
tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini
dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak
melalui jalur pendidikan formal (sekolah).

10
11

c) Seragam

Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman


bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai
istilah pramugara dan pramugari. Andaikan ada orang yang mengusulkan bahwa
pelayan kapal terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam,
kata itu menjadi ragam baku.

Dalam berbahasa Indonesia, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam
tulis, ragam baku dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu muncul ragam baku tulis
dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi
dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang
mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha itu dilakukan dengan
menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan.

Dalam masalah ragam baku lisan, ukuran dan nilai ragam baku lisan ini
bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan.
Seseorang dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya
tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

E. Ragam Bahasa Menurut Cara Pandang Penutur


1. Ragam Dialek
Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok
banhasawan ditempat tertentu. Dalam istilah lama disebut dengan logat.
logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal. Logat bahasa
Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/pada posisi awal nama-nama
kota, seperti mBandung, mBayuwangi,atau realisai pelafalan kata
seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an, gera’an. Logat daerah paling kentara
karena tata bunyinya.

11
12

2. Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan
bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok
penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, seperti contoh dalam tabel berikut.

Tidak Terpelajar Terpelajar

Pidio Video

Pilem Film

Komplek Kompleks

Pajar Fajar

Pitamin Vitamin

3. Ragam Resmi
Ragam Resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti
pertemuan-pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.

Ciri-ciri ragam bahasa resmi :

1. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;


2. Menggunakan imbuhan secara lengkap;
3. Menggunakan kata ganti resmi;
4. Menggunakan kata baku;
5. Menggunakan EYD;
6. Menghindari unsur kedaerahan.

12
13

4. Ragam tak resmi


Ragam tak resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tak resmi,
seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan
percakapan pribadi . Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam
bahasa resmi. Ragam bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada
dalam situasi yang tidak normal.
Ragam bahasa resmi atau tak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa
yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin
resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

Contoh : Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahas resmi
sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak muda adalah ragam bahasa santai /
tak resmi.

F. Ragam Bahasa Menurut Topik Pembicaraan


1. Ragam Politik
Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata
dan mengatur kehidupan masyarakat. dengan sendirinya penguasa merupakan
salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang besar dalam
pengembangan bahasa di masyarakat.

2. Ragam Hukum

Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang
panjang dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak
terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal
ini disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum
yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda.
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa
hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang
dimaksud.

13
14

3. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma
dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan
bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman
akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara.
Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai
contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan
teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat
menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan
melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi
atau kepada orang tua.

Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam


bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan
tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam
kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada
dunia mereka sendiri.

4. Ragam Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-
kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut,
bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa.
Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan multimedia
(internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa, yang
dibentuk karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus
jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas.

14
15

Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut :

a. Bahasanya padat
b. Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan
c. Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya
d. Lebih banyak unsure pikiran daripada perasaan
e. Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi

Tujuan utama ialah agar pendengar/pembaca mengerti. Oleh karena itu, yang
diutamakan ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis -
logisnya.

Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat kecerdasan,


kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.

5. Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-
cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak
dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa.
Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara
penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian
di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan
segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan,
suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata,
ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan
umum.

15
16

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak


menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya
melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa
sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan didalam imajinasi pembaca.

Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat
dirinci lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap
penutur sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam
menurut daerah, ragam menurut pendidikan, dan ragan menurut sikap penutur.
Ragam menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya
berasal sari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan beralih jika para pelakunya
multietnik atau suasana berubah, misalnya dari takresmi menjadi resmi.

Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik


pembicaraan, serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan
mempengaruhi cara pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam yang
digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, takresmi).

Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas


sering memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan
(sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam
takresmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi
dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam
ilmu.

Dibawah ini akan diberikan contuh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu sengaja
dipertentangkan dengan ragam non ilmu demi kejelasan ragam ilmu itu sendiri.

16
17

Ragam Contoh

Lisan Sudah saya baca buku itu

Tulis Saya sudah membaca buku itu

Dialek Gue udah baca itu buku

Terpelajar Saya sudah membaca buku itu

Resmi Saya sudah membaca buku itu

Tak resmi Sudah saya baca buku itu

Ragam non ilmu (nonilmiah) Ragam ilmu (ilmiah)

Jalan cerita sinetron itu Alur cerita sinetron itu membosankan


membosankan.

Polisi bertugas menanyai tersangka. Polisi bertugas menginterogasi tersangka.

Setiap agen akan mendapat potongan. Setiap agen akan mendapatkan rabat

Ciri-ciri ragam ilmiah:


1. Bahasa Indonesia ragam baku;
2. Penggunaan kalimat efektif;
3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;

17
18

4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari


pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi
tulisan;
6. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:

1. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.(ragam hukum)


2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
3. Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam
psikologi)

18
19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku
tulis.
2. Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yaitu :
a. Berkomunikasi : (1) Ragam Lisan, dan (2) Ragam Tulis.
b. Cara Pandang Penutur : (1) Ragam Dialek, (2) Ragam Terpelajar,
(3) Ragam Resmi, dan (4) Ragam tak resmi.
c. Pesan Komunikasi : (1) Ragam Politik, (2) Ragam Hukum, (3)
Ragam Pendidikan, (4) Ragam Sastra, dan sebagainya.
3. Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan
Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam
bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur
kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.

B. Saran

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu kita sehingga kita sebagai


bangsa Indonesia sebaiknya menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar
sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak punah.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kuttabku.com/2017/01/pengertian-bahasa-menurut-kamus-besar-
bahasa-indonesia-kbbi-dan-fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi-bagi-manusia-
secara-umum.html //2015/ Sarah Faradita(online) ( selasa, 17 oktober 2017)

http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html
( selasa, 17 oktober 2017) (online)
http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-
bahasa.html ( selasa, 17 oktober 2017) (online)
http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa
( selasa, 17 oktober 2017) (online)

20

Anda mungkin juga menyukai