Anda di halaman 1dari 1

KONSEP SEHAT-SAKIT & RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Oleh: Fadhiil Ansyarullah Murtadho (C011181083)


Secara sempit, konsep sehat dan sakit ditujukan pada ketidakhadiran equilibrum
state antara agent, host, dan lingkungan. Konsep tersebut dapat disimplifikasi menjadi
satu pemahaman yaitu jika equilibrium state tidak hadir maka disitulah keadaan sakit
didapatkan, sebaliknya jika ia hadir maka keadaan sehatlah yang didapatkan. Konsep
yang lain secara luas dipahami terpisah antara sehat dan sakit. Sehat suatu keadaan
dimana manusia merasa baik baik saja dengan dirinya. Apabila ia merasa ada yang
berbeda dengan dirinya disitulah konsep sakit. Konsep ini memandang sebagai sehat-
sakit bukan lagi sebuah pembahasan medis namun juga masuk pada koridor sosial.
Sehat bukan hanya ketiadaan penyakit namun juga masalah pada kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial. Sehat adalah sumber daya bagi pemiliknya, daya untuk
menjalankan kesehariannya. Sakit adalah kondisi ketika sumber daya tersebut
berkurang efektivitasnya.
Masa prepatogenesis ODHA (Orang dengan HIV-AIDS) hampir tidak disadari dan
cenderung memberikan kerancuan terhadap konsep equilibrium state. Penularan HIV
dapat dari hubungan seksual, tranfusi darah, suntik, sampai pada penularan ibu
kepada anaknya. Banyaknya port d’entry dari HIV inilah yang membuat kerancuan
pada konsep equilibrium state yang telah disebutkan diawal. Tes HIV pada masa
inkubasi memberi hasil tes yang negatif. 7 Hari setelah invasi, HIV mulai
bermultiplikasi. Hari ke 16 HIV mulai menginisiasi presentasi antigen yang secara
imunologi molekuler didahului dengan perlawanan tubuh oleh Interferon suatu protein
antivirus. Deteksi HIV baru bisa secara akurat pada minggu ke 4 setelah invasi. Masa
penyakit dini dimulai ketika virus ini melakukan sistem pembunuhannya yaitu
menyerang sel T Penolong yang notabene akan memberikan informasi ke sel yang
terlibat pada adaptive immunity. Reseptor sel T Helper merupakan jenis cluster of
differentiation 4 (CD-4). Gejala muncul berupa demam akibat neoplasma seperti pada
ODHA dengan sarkoma kaposi sampai pada penurunan berat badan yang derastis.
Konsumsi ART dan CD4 membantu regenerasi protein sel Limfosit T (CTL) teruma
sel T Penolong yang diserang oleh HIV. Konsumsi rutin ART dan CD4 meningkatkan
usia harapan hidup pada penderita HIV-AIDS namun belum bisa menghantikan infeksi
HIV. Masa akhir penyakit mungkin saja kronik selama 81 tahun 1 dan setelah itu
meninggal dunia.

1May, M., Gompels, M., & Sabin, C. (2015). Life expectancy of HIV-1-positive individuals approaches normal
conditional on response to antiretroviral therapy: UK Collaborative HIV Cohort Study. Journal of the
International AIDS Society.

Anda mungkin juga menyukai