Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN 2

NAMA : QORINA RESMITA


NIM : PO714201171042
KELAS / PRODI : II A / D.IV KEPERAWATAN

NUTRISI DAN KEBUTUHAN CAIRAN PADA KASUS HYPEREMESIS


GRAVIDARUM

Mual dan muntah atau morning sickness merupakan masalah yang umum dihadapi oleh
kebanyakan ibu hamil. Namun jika frekuensi dan jumlah cairan muntahnya berlebihan sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari, ini mungkin tandanya Anda mengalami hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum dapat mengganggu kesehatan kehamilan Anda, karena
gejalanya dapat membuat Anda tidak nafsu makan sehingga nutrisi dan cairan yang diperoleh
tubuh berkurang. Tenang, panduan menu makanan untuk hiperemesis gravidarum di bawah ini
dapat membantu Anda.

Panduan menu makanan untuk hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum (HG) saat kehamilan sebenarnya tidak membahayakan bayi Anda.
Namun jika dibiarkan terus, ada risiko bayi Anda lahir dengan berat badan rendah karena gizinya
tak tercukupi selama dalam kandungan. Untuk menyiasatinya, Anda bisa contek panduan menu
makanan untuk hiperemesis gravidarum di bawah ini, yang telah kami rangkum dari berbagai
sumber.

Makanan untuk sarapan

Mual biasanya terjadi pada pagi hari sesaat setelah Anda bangun tidur. Sebaiknya, setelah Anda
bangun tidur, baringkan tubuh Anda sebentar sekitar 5-10 menit, dan bangun dari tempat tidur
dengan perlahan.
Setelah itu, Anda bisa sarapan dengan beberapa keping biskuit dan teh hangat. Pilih biskuit yang
asin atau yang rendah lemak. Makanan manis dan tinggi lemak dapat memicu Anda merasa
mual. Lagipula, makanan tinggi lemak membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang
cukup sulit untuk dicerna tubuh, sehingga tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi
lemak (seperti makanan yang digoreng) saat mual.

Jika masih lapar, Anda bisa makan roti tawar, muffin keju, bagel, roti pita, kentang tumbuk, atau
sup kaldu ayam dengan sayuran sebagai sarapan Anda. Atau, Anda juga bisa mengonsumsi
makanan tersebut di waktu makan lainnya (makan siang atau malam) saat Anda merasa mual.

Makanan yang harus dihindari saat mual dan muntah

Beberapa makanan berikut ini sebaiknya Anda hindari saat merasa mual dan ingin muntah.

 Makanan apapun yang digoreng


 Krim keju
 Mentega dan margarin
 Mayones
 Keripik kentang dan keripik jagung
 Sosis atau daging olahan lainnya
 Kacang-kacangan
 Susu cokelat
 Es krim

Tambahkan makanan ini sebagai tambahan asupan protein dan kalori

Setelah kondisi Anda sudah baikan (frekuensi mual dan muntah sudah berkurang), sebaiknya
Anda makan lebih sering dari biasanya. Anda mungkin butuh mengonsumsi makanan di bawah
ini agar Anda tidak kekurangan protein dan kalori.

 Ayam panggang atau rebus (tanpa kulit)


 Ikan panggang atau rebus
 Daging tanpa lemak
 Telur
 Keju rendah lemak
 Sup
 Yogurt

Beberapa hal yang harus Anda perhatikan


 Sebaiknya makan dalam porsi kecil tapi sering. Anda mungkin butuh 5-6 kali makan per
hari, di bagi menjadi 3 kali waktu makan utama dan 3 kali waktu makan selingan (di
antara waktu makan utama)
 Makan secara perlahan. Pastikan makanan sudah benar-benar halus dalam mulut,
sehingga Anda mudah menelannya.
 Jangan lupa untuk minum lebih banyak air. Sering muntah membuat kemungkinan Anda
mengalami dehidrasi lebih besar. Sehingga, Anda butuh asupan cairan lebih banyak
untuk mencegah hal ini.
 Jangan langsung tidur setelah makan. Beri jeda waktu setidaknya 2 jam setelah makan
jika Anda ingin tidur atau sekadar berbaring
 Segera konsultasikan kepada dokter ahli apabila mual muntah yang Anda rasakan
membuat Anda tidak mau makan dan minum hingga mengganggu aktivitas

Yang harus dilakukan saat muntah

Setelah muntah, sebaiknya hindari untuk makan atau minum apapun sampai Anda merasa
baikan. Setelah Anda sudah mampu mengontrol muntah Anda, Anda bisa minum air putih
sedikit demi sedikit terlebih dulu. Minum air putih secara bertahap, mulai dari 1-2 sendok setiap
10 menit, dan kemudian ditingkatkan jumlahnya setiap 10 menit berikutnya.

Beberapa jam setelah Anda muntah, mungkin Anda sudah bisa makan sedikit demi sedikit.
Namun, hindarilah makanan berlemak tinggi. Makanan ini bisa memicu mual sehingga Anda
merasa ingin muntah lagi. Selain itu, hindari juga makanan yang panas dan pedas. Makanan
panas dan pedas umumnya mempunyai aroma yang kuat, sehingga bisa memicu ibu hamil
merasa mual. Sebaiknya pilih makanan yang dingin, seperti salad buah, salad sayur, atau
sandwich.

Diet hiperemesis gravidarum

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk :

 Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur


memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup
 Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah :
 Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
 Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
 Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
 Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
 Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering
dalam porsi kecil
 Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam
dan selingan malam
 Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan gizi pasien

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :

1. Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum


berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di
dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.

2. Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi.

3. Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan.


Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :

- Roti panggang, biskuit, crackers

- Buah segar dan sari buah

- Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh
dan kopi encer

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan
yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan
makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan
(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
PERTEMUAN 5
NAMA : QORINA RESMITA
NIM : PO714201171042
KELAS : II A / D.IV KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MENYIAPKAN PASIEN DAN


ALAT UNTUK TINDAKAN KURETAGE

A. Pengertian
Adalah kegiatan mempersiapkan alat dan pasien untuk melakukan
tindakan kuratage pada kasus kegawatan obstetrik dan ginekologi serta
diagnostik.
B. Tujuan
 Menegakkan diagnosa dan terapi
 Mencegah infeksi
 Menghentikan perdarahan
C. Indikasi
 Terapi perdarahan misalnya pada :
 Abortus incipiens
 Abortus incomplete, rensio plasenta, mola hydotidosa
 Diagnsotik
D. Persiapan
1. Alat
 Speculum sim / I
 Tenaculum
 Pinset anatomis panjang
 Tampon tang
 Sonde uterus
 Abortus tang
 Sendok kuret tajam dan tumpul
 Duk lubang
 Kain kasa
 Sarung tangan
 Semprit 2,5 cc, 5 cc, 10 cc
 Kateter
 Tampon
 Kapas antiseptik
 Bengkok
 Perlak
 Ember/tempat sampah
 Pembalut wanita
 Tempat untuk jaringan PA + cairan pengawet
 Obat-obatan
 Cairan desinfektan
2. Pasien
 Cukur rambut pubis/bila perlu
 Vaginal toilet
 Posisi pasien lithotomic
 Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan dan menandatangani izin tindakan medik
3. Lingkungan
 Tenang
 Cukup tenang
 Jaga “privacy” pasien

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM

A. Pengertian
Penatalaksanaan perdarahan pasca salin adalah perdarahan yang mencapai 500-1000cc setelah bayi lahir
yang biasa diakibatkan oleh atoni uteri, perlukan jalan lahir, sisa jaringan plasenta dan kelainan faktor
pembekuan darah.
B. Tujuan
Stabilisasi kondisi korban segera dirujuk ke rumah sakit
C. Indikasi
 Atonia uteri
 Robekan jalan lahir
 Retensi plasenta
D. Alat Dan Bahan
 Tensi Meter
 Handscoon panjang / Pendek steril
 Infuse set
 Abocath
 Cairan infuse RL / NACL
 Kassa steril
 Kapas alcohol
 Plester
 Oxitosin/ergometrin
 Inspekulo
 Hecting set
 Benang catgut
 Larutan clorin o,5%

E. Pelaksanaan
1. Pemeriksaan Anamnesis
Keluhan dan gejala utama : Perdarahan setelah melahirkan, Lemah, Limbung, berkeringat dingin,
menggigil, pucat
2. Pemeriksaan Fisik
 Nilai tanda-tanda syok: pucat, akral dingin, nadi cepat, tekanan darah rendah.
 .Nilai tanda-tanda vital: nadi> 100x/menit, pernafasan hiperpnea, tekanan darah sistolik <90
mmHg, suhu.
3. Pemeriksaan obstetrik:
 Perhatikankontraksi, letak, dan konsistensi uterus
 Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai adanya: perdarahan, keutuhan plasenta, tali pusat,
dan robekan didaerah vagina.
4. Pemeriksaan Penunjang :
 Pemeriksaan darah rutin: terutama untuk menilai kadar Hb < 8 gr%.
 Pemeriksaan golongan darah.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Awal
 Segera memanggil bantuan tim
 Nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien. Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan
penatalaksanaan syok.
Tahapan penatalaksanaan perdarahan Pascasalin sesuai dengan penyebabnya.
a. Atonia Uteri
1) Bidan melakukan Masase fundus uteri segera sesudah plasenta lahir selama 15 detik. Jika uterus
berkontraksi evaluasi rutin perdarahan.
2) Jika uterus tidak berkontraksi, evaluasi/ bersihkan bekuan darah/ selaput kotiledon.
3) Bidan melakukan KBI maks. 5 menit. Jika uterus berkontraksi, pertahankan KBI selama 1-2 menit.
Lakukan pengawasan kala IV.
4) Jika dengan KBI uterus tidak berkontraksi, ajarkan keluarga melakukan KBE, suntikkan methyl
ergometrin 0,2 mg secara i.m.
5) Bidan memasang infuse RL + 20 IU oksitosin guyur.
6) Bidan melakukan KBI kembali, jika uterus berkontraksi lakukan pengawasan kala IV, jika tidak
RUJUK ke RSUdengan drip oksitosin tetap terpasang minimal 500cc/jam hingga mencapai tujuan.
7) Selama perjalanan merujuk, tetap lakukan KBE atau kompresi aorta abdominalis.
b. Perlukaan jalan lahir
Jika perdarahan terjadi dalam keadaan plasenta lahir lengkap dan uterus berkontraksi baik, maka dapat
dipastikan perdarahan disebabkan oleh perlukaan jalan lahir. Perlukaaan jalan lahir terdiri dari :
Robekan perineum
1) Tingkat I
Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum, jika
robekan mengakibatkan perdarahan aktif dapat dilakukan penjahitan dengan catgut secara
jelujur atau matras.
2) Tingkat II
Robekan terjadi pada selaput lender vagina, dan otot perinea transversalis, tanpa mengenai
springter ani. Dapat dilakukan penjahitan dengan catgut secara jelujur maupun matras.
c. Hematoma vulva
Penanganan pada hematoma tergantung pada ukuran dan lokasi, jika ukuran hematoma kecil tidak perlu
dilakukan tindakan operatif,cukup dilakukan kompres.
Pada hematoma ukuran besar, apalagi di ikuti anemia dan presyok, maka perlu dilakukan pengosongan
hematoma tersebut dengan melakukan sayatan sepanjang bagian hematoma. Jika kantong hematoma
sudah kosong, sumber perdarahan harus dicari dan dijahit. Luka sayatan kemudian dijahit. Jika keadaan
pasien presyok atau anemia, sebaiknya pengosongan hematoma dilakukan di RS yang dapat melakukan
transfusi darah.
d. Robekan dinding vagina
Robekan dinding vagina harus dijahit.
Kasus kolporeksis dan fistula visikovaginal harus dirujuk ke RS.
e. Robekan serviks
Robekan serviks paling sering terjadi pada jam 3 dan 9, bibir depan dan belakang di jepit dengan klem
fenster,kemudian serviks ditarik sedikit untuk menentukan letak robekan,selanjutnya serviks dijahit
dengan catgut chromic dari ujung robekan untuk menghentikan perdarahan.
f. Rupture uteri
g. Sisa jaringan Plasenta
Sisa plasenta dan selaput ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat menimbulkan
perdarahan postpartum dini ata perdarahan postpartum lambat. Pada perdarahan postpartum
dini,ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim,setelah plasenta lahir dan kontraksi uterus baik. Pada
perdarahan lambat gejalanya sama dengan subinvolusio uteru. Untuk memastikan adanya sisa plasenta
dapat dilakukan pemeriksaan dengan pemeriksaan dalam atau dengan USG.
Penanganan sisa plasenta yang tertinggal dalam rahim dapat dilakukan dengan eksplorasi digital
menggunakan tangan atau kuretase.
PERTEMUAN 7
NAMA : QORINA RESMITA
NIM : PO714201171042
KELAS : II A / D.IV KEPERAWATAN

PENGENALAN ALAT KONTRASEPSI

Alat kontrasepsi hormonal


Kontrasepsi hormonal umumnya mengandung kombinasi dari progestin & estrogen, atau progesteron
saja. Alat kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, pil KB, suntik KB, implan, patch, dan cincin
vagina.

1. Pil KB kombinasi progestin dan estrogen


Kelebihan:
 Mengurangi perdarahan saat menstruasi
 Mengurangi gejala PMS
 Membuat siklus haid lebih teratur
 Meningkatkan kepadatan tulang
 Mengurangi risiko penyakit kanker ovarium & endometrium, stroke, salphingitis, rematik
Kekurangan:
 Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular
 Peningkatan berat badan
 Dapat mengganggu produksi ASI
 Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual

Metode yang menggunakan kombinasi hormon adalah pil, suntik, patch, cincin vagina. Apa saja
kelebihan dan kekurangannya masing-masing?
 Pil KB: harus diminum setiap hari, tidak mengganggu kenyamanan hubungan seks.
 Suntik KB: penyuntikan sekali tiap bulannya.
 Patch KB: mudah digunakan, tahan air, tidak mengganggu kenyamanan hubungan seks, bisa
timbul iritasi kulit.
 Cincin vagina: pemakaian mudah, diganti sekali tiap bulan, relatif lebih mahal, bisa timbul efek
samping seperti peradangan atau keputihan.

2. Pil KB progestin
Kelebihan:
 Tidak menimbulkan efek samping hipertensi dan penyakit kardiovaskular
 Tidak mengganggu produksi ASI
Kekurangan:
 Peningkatan berat badan
 Siklus menstruasi tidak teratur
 Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual

Metode yang menggunakan progestin adalah pil, suntik, implan. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
 Pil: harus diminum pada jam yang sama setiap harinya.
 Suntik: penyuntikan setiap 3 bulan sekali.
 Implan: efektif untuk jangka waktu panjang, bisa timbul nyeri di tempat pemasangan.
3. Alat KB IUD (Intra-Uterine Device)
IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim, terkadang menyisakan
sedikit benang di vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada 2 jenis IUD, yaitu IUD berisi tembaga dan
hormon. IUD tembaga bisa digunakan sampai 10 tahun, sedangkan IUD hormon hanya sampai 5 tahun,
beberapa wanita merasakan kram perut pada penggunaan IUD tembaga.
Kelebihan:
 Merupakan metode “use and forget”. Mudah digunakan, dan setelah pemasangan wanita tidak
perlu repot untuk sehari-harinya seperti pada penggunaan pil KB
 Merupakan metode jangka panjang.
 Tidak mengganggu kesuburan, setelah dilepas, kesuburan dapat kembali dengan cepat.
Kekurangan:
 Posisi IUD dapat bergeser.
 Tidak nyaman bagi wanita, terkadan juga bagi pria saat berhubungan karena ada benang sisa
IUD.
 Dapat timbul efek samping seperti kram dan perdarahan saat menstruasi yang lebih banyak.

Metode kontrasepsi penghalang fisik


1. Kondom
Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita. Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan
meningkat terutama setelah ditambahkan lubrikan spermisida di kondom.
Kelebihan:
 Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
 Praktis dan mudah digunakan
Kekurangan:
 Pada beberapa orang, dapat timbul alergi karena bahan pembuat kondom
 Hanya dapat digunakan sekali
 Pemakaian harus tepat karena dapat timbul risiko terlepas

2. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat merusak sperma. Spermisida dapat berbentuk krim, jeli, busa
atau supositori.
Kelebihan:
 Alternatif bagi wanita yang menginginkan proteksi sementara.
 Bisa didapatkan dengan mudah.
Kekurangan:
 Masa perlindungan yang singkat, efektivitasnya berkurang apabila melebihi satu jam pemakaian.
 Tidak mencegah penularan penyakit kelamin.
3. Diafragma
Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon, berbentuk melingkar seperti kubah dan berfungsi
mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
Kelebihan:
 Dapat digunakan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya.
 Bisa dipakai berulang kali.
Kekurangan:
 Diafragma yang terlalu besar bisa membuat rasa yang tidak nyaman, sedangkan yang terlalu kecil
bisa berisiko lepas atau pindah posisi.
 Dapat menimbulkan iritasi.

Alat kontrasepsi alami


Beberapa pasangan tidak menggunakan metode kontrasepsi di atas dikarenakan berbagai faktor, seperti
agama, budaya, atau keluarga. Metode pilihan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Sistem KB kalender
Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita, dan menghindari berhubungan seks pada
masa subur tersebut.
Kelebihan:
 Murah.
 Tidak menggunakan alat atau hormon.
Kekurangan:
 Kurang efektif, kegagalan metode ini pada tahun pertama mencapai 20%.

2. Menyusui
Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi selama 10 minggu
pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah.
Kelebihan: Sama seperti sistem kalender.
Kekurangan: Kurang efektif. Biasanya pasangan yang menggunakan metode ini menunggu haid pertama
setelah melahirkan untuk berhenti berhubungan seks, padahal masa pembuahan terjadi sebelum adanya
menstruasi.

Kontrasepsi permanen
Kontrasepsi permanen atau sterilisasi merupakan pilihan bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak
lagi. Pada wanita, teknik yang dapat dilakukan adalah tubektomi, ligasi tuba, implan tuba, dan
elektrokoagulasi tuba. Sedangkan pada pria dapat dilakukan vasektomi.
Kelebihan:
 Efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan
 Tidak memerlukan alat atau hormon tambahan lagi
Kekurangan:
 Biaya relatif lebih mahal dibanding metode lain
 Risiko komplikasi tindakan berupa perdarahan atau infeksi
 Tidak menurunkan risiko penularan penyakit kelamin

SOP PEMASANGAN IUD


A. Pengertian
Prosedur pemasangan IUD merupakan suatu teknik pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
B. Persiapan
1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan yang mendukung proses pelaksanaan tindakan, atur cahaya penerangan yang
cukup, juga jaga privasi klien
C. Alat Dan Bahan
1. Bengkok
2. Kom besar 2 buah
3. IUD steril
4. Air DTT
5. Kom sedang 1 buah
6. Bak instrumen
7. Tenakulum
8. Larutan byclean / klorin 0,5%
9. Sonde uterus
10. Kapas sublimat
11. Sarung tangan steril 2 pasang
12. Tampon tang
13. Gunting IUD
14. Bivatue spekulum (spekulum cocor bebek)
15. Extraktor IUD
D. Prosedur Tindakan
1. Dekatkan alat dengan pasien
2. Atur posisi yang membuat klien merasa nyaman
3. Cuci tangan 6 langkah
4. Pasang selimut mandi
5. Gunakan sarung tangan steril pada tangan kiri
6. Letakan IUD di tempat yang rata
7. Buka plastik atas IUD dengan menggunakan tangan kanan, tangan kiri untuk memasukkan Coper
T IUD dari dalam dan tangan kanan merapatkan dari luar
8. Dekatkan bengkok agar lebih membuang bahan habis pakai
9. Buka kom kapas sublimat
10. Pakai sarung tangan pada tangan kanan
11. Lakukan tindakan vulva hygiene
12. Lakukan pemeriksaan dalam
13. Buka sarung tangan, Cuci tangan di air,
14. Gunakan sarung tangan steril yang baru
15. Memasukkan spekulum sesuai anatomi
16. Bersihkan bagian serviks dengan kasa steril menggunakan tampon tang
17. Jepit serviks dengan menggunakan tenakulum pada posisi vertikal (arah jam 11 atau jam 1)
18. Ukur panjang uterus dengan menggunakan sonde uterus
19. Memsang IUD dengan teknik menarik (With drawal tecniqique) :
 Memasukkan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam kanalis servikalis
 Menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk memasukkan IUD
 Mengeluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai terasa pada fundus.
20. Menggunakan benang IUD 3 sampai 4 cm
21. Bersihkan area porsio yang telah terpasang IUD dengan kasa menggunakan tampon tang
22. Mengeluarkan tenakulum dan spekulum, rendam dalam larutan klorin 0,5 %
23. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa IUD telah terpasang
24. Lepaskan sarung tangan
25. Cuci tangan 6 langkah kembali
26. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

SOP PEMASANGAN IMPLANT


A. Pengertian
Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi hormone progesterone
B. Tujuan
Untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun.
C. Alat Dan Bahan
 Tensi
 stetoskop
 APD (sepatu but, matela, masker, kaca mata goggle, handuk pribadi)
 Bak instrument berisi (trokar dan pendorong, duk steril, spuit 5 cc berisi lidocain, kapsul
implant, bisturi, kasa, pinset anatomis, hend skun, kom kecil)
 Kom berisi cairan betadin
 Larutan clorin 0,5 %
 Alcohol 70 %
 Kapas
 Plaster
 Ban aid/ handsaplas
 Perlak dan alas
 Bengkok
 Busur dan pulpen

B. Pelaksanaan
Pemasangan kapsul norplant
1. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkin dengan
sabun dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
2. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
3. Beri tanda pada tempat pemasangan

Langkah/ kegiatan
4. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul norplant sudah tersedia
Tindakan pra pemasangan
5. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
6. Pakai sarung tangan steril atau DTT
7. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptic
8. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT disekeliling lengan klien
Pemasangan kapsul norplant
9. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikit menggelembung
10. Teruskan penusukan jarum kurang lebih 4 cm, dan suntikan masing masing 1 cc diantara pola
pemasangan nomer 1 dan 2, 3 dan 4,5 dan 6
11. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
12. Saat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel alternative lain tusukan trokar langsung kelapisan
dibawah kulit/subdermal)
13. Sambil mengungkit kulit, masukan terus ujung trokar yang berisi implant dan pendorongnya sampai
atas tanda satu (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi
14. Keluarkan pendorong dan tekan dan masukan kapsul kearah ujung
15. Tarik trokar dan pendorongnya secara bersama sama sampai batas tanda terlihat pada luka insisi
(jangan mengeluarkan trokar dari tempat insisi)
16. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukan kembali trokar serta pendorongnya
sampai tanda satu
17. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul terpasang
18. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telas terpasang
19. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari insisi
Tindakan pasca pemasangan
20. Dekatkan ujung ujung insisi dan tutup dengan band aid
21. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi memar
22. Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakan semua peralatan dalam larutan klorin untuk
dekontaminasi
23. Buang peralatan yang sudah tidak terpakai lagi ketempatnya (kasa, kapas, sarung tangan, atau alat
suntik sekali pakai)
24. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan clorin
25. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan air bersih
Konseling pasca pemasangan
26. Gambar letak kapsul pada rekam medic dan catat bila ada hal khusus
27. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk
control
28. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila menginginkan untuk mencabut
kembali implant
29. Lakukan observasi selama lima menit sebelum memperbolehkan klien pulang

Anda mungkin juga menyukai