Semua rekam medis menyebutkan alasan kedatangan, kode ICPC R-2 untuk asalan
kedatangan. Persentase yang tidak mencantumkan diagnosis kerja 1.16%, diagnosis kerja
kedua 1.5%, tindakan 0.15%, kode tindakan 3.32%, pengobatan 12%, dan 0% catatan
rujukan. Dari ke-8 kriteria rekam medis holistic adalah 2.35%, dan capaian rekam medis
holistic adalah 98.65%
Jumlah rujukan setiap tahun kurang dari 1% yang sesuai dengan kewenangan primer. Dari
kasus-kasus yang dirujuk, terdapat beberapa kasus yang didiagnosis dalam wewenang primer,
namun dengan keadaan tertentu (misalnya permintaan pasien, atau terdapat risiko komplikasi),
maka dilakukan rujukan. Pada tahun 2018 terdapat 2,52 % kasus rujukan yang seharusnya tidak
dirujuk. Sehingga capaian menangani wewenang primer adalah 97,48%. Pada tahun 2019,
dengan telah menjadi provider BPJS, anggota BPJS yang memindahkan keanggotaannya ke
Klinik Satelit sebagian besar telah memiliki masalah kesehatan yang memerlukan penanganan
layanan kesehatan tingkat lanjut, sehingga angka rujukan pasien BPJS terlihat tinggi, yaitu
38,89% dari pasien BPJS yang berobat, walau 26 % diantaranya terdiagnosis bukan sebagai
kasus rujukan dalam p-care.
Selain rujukan vertikal, terdapat rujukan horizontal internal klinik, misalnya dari dokter ke
dokter gigi dan sebaliknya, dari dokter ke psikolog dan sebaliknya. Rujukan horisontal ini juga
menunjukkan layanan kesehatan yang holistik dan komprehensif Klinik Satelit
Dengan target RKT akhir tahun 2019 adalah 80 % dan capaian pada tahun-tahun sebelumnya
pencapaian hampir 80% melalui uji petik rekam medik secara manual telah membuktikan
bahwa Klinik Satelit dapat melaksanakan pelayanan secara holistik dan komprehensif melalui
rekam medik
Dimulai pada bulan Oktober 2018, Klinik Satelit UI Makara berusaha menarik minat sivitas
akademika, tenaga kependidikan, serta masyarakat sekitar untuk memindahkan
keanggotaannya ke KPRJ Satelit UI Makara.
Kapitasi yang diterima oleh Klinik Satelit UI Makara adalah kapitasi maksimal (Rp.10.000
per kapital per bulan) atas tingginya nilai benchmarking yang dilakukan pihak BPJS. Klinik
Satelit UI Makara memperoleh nilai 94 %.
Masalah-masalah disabilitas fisik dan juga yang berpotensi lebih berat ditindaklanjuti dengan
pemberian kartu pembatasan aktivitas fisik, sehingga ketika kegiatan-kegiatan berlangsung
mahasiswa tersebut mendapat keringanan dalam hal aktivitas fisik. Dalam pemeriksaan fisik
ada 1040 mahasiswa yang dianjurkan melakukan rontgen thorax dan 5 orang teridentifikasi
tuberkulsosi aktif.
Pemeriksaan berkala bagi staf PAU dilakukan dalam bentuk posbindu. Posbindu baru
dilakukan satu kali di PLK. Di fakultas-fakultas atau unit kerja lainnya belum dilakukan
posbindu menunggu waktu untuk sosialsiasi terlebih dahulu.
Kemudian pada tanggal 12 dan 19 Oktober 2019 dilakukan pembekalan untuk anggota PCHE
2019 tang akan bertugas di tahun 2020, dengan rincian anggota: FK 0, FKG 2, FT 1, FMIPA
4, FH 0, FEB 0, FISIP 4, FPSI 6, FIB 1, FASILKOM 1, FKM 3, FIK 3, FIA 0, FFAR 0, Vokasi
2 orang.
Psikolog KSUI juga membantu memberikan pembekalan bagi fakultas yang mengadakan
sendiri kegiatan Peer Counseling di fakultasnya, yaitu: Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi dan
Fakultas Ilmu Administrasi. Sedangkan FK mengadakan Peer Counseling dengan pembekalan
yang diberikan oleh Tim pengajar Dept. Psikiatri FKUI.
V.B. Lokakarya Seminar Kesehatan
Lokakarya seminar kantin sehat di lakukan pada tanggal 27 Juli, 3 Agustus, 10 Agustus, dan
24 Agustus 2019. Materi yang diberikan tentang food safety dan nutrisi, dan mengingatkan
kembali materi yang pernah disampaikan K3L UI tentang keselamatan kerja dan kesehatan
lingkungan.
Bulan Oktober 2019, Klinik juga mengadakan deklarasi kampus sehat didukung oleh
Kementerian Kesehatan, dan TNP2K di bawah wakil presiden., yang merupakan bagian dari
program nasional serta bagian dari ASEAN University Network.
Fakultas-fakultas lain memanfaatkan klinik sebagai lahan penelitian untuk tugas akhir, baik di
tingkat S1, S2, dan S3. Sejak Januari 2019 sampai September 2019 terdapat 29 surat masuk
yang rata-rata disetujui untuk menggunakan Klinik Makara sebagai lahan pendidikan, baik
untuk penelitian skripsi maupun thesis dan disertasi.
Budaya kerja telah dituangkan dalam buku pedoman kecil bersama beberapa SOP penting yang
harus diketahui semua staf. Dalam hal ini setiap minggu dilakukan tes pengetahuan dan audit
internal telah dilakukan. Total SOP yang sudah dibuat mencapai 300 SOP. Dibagi atas SOP
untuk manajerial, SOP pelayanan, SOP penunjang pelayanan, dan SOP penjaminan mutu.
Pada bulan Oktober, jumlah anggota BPJS di KPRJ Satelit UI Makara adalah 2.397 dengan
potensi pemindahan BPJS untuk sivitas akademika dan tenaga kependidikan adalah
(80%x(40000+6000)) = 36.800 anggota. Dengan fasilitas yang ada maka KSUI Makara bisa
mendapatkan kapitasi sebesar Rp10.000/orang per bulan. Sehingga total potensi pendapatan
dari BPJS per bulan adalah Rp 368.000.000/bulan.
Dari 13.318 pasien dokter dan 3.295 pasien dokter gigi yang datang selama tahun 2019, hanya
1.253 (7,5%) saja yang merupakan pasien BPJS. Jadi pemanfaatan dana masih jauh di bawah
target BPJS yang seharusnya mencapai angka kunjungan sakit 15%.
Pada pemeriksaan kesehatan mahasiswa baru 2019, dari 8581 mahasiswa terdapat 5835
mahasiswa tealah memiliki kartu BPJS, namun hanya 531 mahasiswa yang memindahkan
kepesertaannya ke Klinik Satelit UI atas keinginan sendiri. Hal ini sangat disayangkan pada
era Universal Health Coverage di Indonesia pda tahun 2019 ini yang telah menargetkan 100%
penduduk Indonesia memiliki akses BPJS