Anda di halaman 1dari 5

Halaqah yang pertama dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Makna dan Dalil

Beriman Kepada Hari Akhir

Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari yang kita kenal yang
dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir
adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah
kubur, nikmat dan adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya manusia,
perhitungan dan penimbangan amal dan seterusnya sampai masuknya manusia ke dalam surga atau
neraka.

Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman, yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman
dengannya. Allah berfirman :

‫ضلَـ الَ بَعِيدًا‬ َ ‫س ِلهِۦ َو ۡٱلي َۡو ِم ۡٱۡلَخِ ِر فَقَ ۡد‬


َ ‫ض َل‬ ِ َ ‫َو َمن ي َۡكفُ ۡر ِب‬
ُ ‫ٱّلل َو َملَـٰٓ ِٕٮ َكتِهِۦ َو ُكت ُ ِبهِۦ َو ُر‬
"Dan barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan
hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh." (An-Nisa' : 136)

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

ِ ‫أَن ت ُؤمِ نَ بِا‬


‫لل َو َملَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُرسُ ِل ِه َواليَو ِم اآلخِ ِر َوت ُؤ ِمنَ بِالقَد َِر َخي ِر ِه َوش َِر ِه‬
Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan juga hari
akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk (HR. Muslim)

Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُت َ َعالَُى‬
ُ
ۚ‫سٮهَاۖ قُ ۡل إِنَ َما ع ِۡل ُمهَا عِن َد َربِىۖ َل يُجَلِي َہا ل َِو ۡقتِ َہا ٰٓ إِ َل ه َُو‬
َ ‫ع ِة أَيَانَ ُم ۡر‬ َ ‫يَسۡ ـَٔلُونَكَُُع َِن ٱل‬
َ ‫سا‬
"Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah sesungguhnya ilmunya di
sisi Rabb-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia." (Al-A'raf : 187)

Malaikat Jibril 'alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬
dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau ‫ ﷺ‬menjawab,

ُ‫ع ْن َُهاُبِأ َ ْعلَ َُمُمِ نَُُالسَّا ِئ ِل‬ ُُ ‫َماُ ْال َم ْسؤ ُْو‬
َ ُ‫ل‬
Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya (HR. Muslim)

Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah ‫س ْب َحانَ ُهُ ُ َُو ُتَعَالَى‬
ُ dan Rasulullah ‫ﷺ‬, Nabi yang paling
dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, maka bagaimana selain keduanya bisa
mengetahui.

Yang lebih penting dari pada itu bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang
cukup untuk menghadapi hari tersebut.

itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫وصلىُهللاُعلىُنبيناُمحمدُوُعلىُآلهُوُصحبهُأجمعين‬
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Bekal Perjalanan Menuju
Negeri Akhirat"

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang hamba membutuhkan
bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah ‫س ْب َحانَ ُهُ ُ َُو ُتَعَالَى‬
ُ dengan selamat. Bekal tersebut adalah
takwa kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

ُۚ‫ٱلزا ُِدُٱلت َّ ۡق َوى‬ َُّ ِ ‫َوت َزَ َّودُوُاُْفَإ‬


َّ ُ‫نُخ َۡي َُر‬

"Dan hendaklah kalian berbekal, maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan." (Al-Baqarah :
197)

Bertakwa kepada Allah adalah melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang shahih dengan niat
mengharap pahala dari Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُت َ َعالَى‬
ُ dan menjauhi kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang
shahih karena takut dengan azab Allah ‫س ْب َحانَ ُهُ ُ َُو ُت َ َعالَى‬
ُ Orang yang berbahagia kelak adalah orang yang
bersabar di dunia ini dan istiqomah untuk mengumpulkan bekal yang cukup bagi perjalanan yang sangat
panjang tersebut.

Mereka-lah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi dan mereka tidak
akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan. ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ berfirman
َُ ‫علَ ۡي ِه ُۡمُ َو‬
َُ‫لُه ُُۡمُيَ ۡحزَ نُون‬ َ ُُ‫لُخ َۡوف‬ َُّ ُ‫نُٱلَّذِينَُُقَالُوُاُْ َربُّنَا‬
ُ َ َ‫ٱّللُُث َُُّمُٱسۡ تَقَـ ُموُاُْف‬ َُّ ‫ِإ‬
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah,
maka tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak akan bersedih." (Al-Ahqaf : 13)

Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika di dunia dan dia lalai
dengan hari pembalasan. Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ
ً۬ ‫ُلءُُِيُحِ بُّونَُُ ُۡٱلعاجلَ ُةَُويذَرونَُُورآٰءه ُُمُي ۡو ً۬ماُثَق‬
ُ‫ِيل‬ ٰٓ َ ‫نُهَـٰٓؤ‬
َُّ ‫ِإ‬
َ ۡ َ َ َ ُ َ َ ِ َ
"Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat yang ada di
belakang mereka". (Al-Insan : 27)

Semoga Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬


ُ memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa.
Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫وصلىُهللاُعلىُنبيناُمحمدُوُعلىُآلهُوُصحبهُأجمعين‬
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir berjudul Menjalankan Perintah Allah Bekal
Menuju Akhirat"

Perintah Allah ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُوُت َ َعالَى‬


ُ apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ‫ ﷺ‬maka
akan menjadi khasanah atau pahala dan bekal menuju akhirat bagi seorang hamba. Perintah yang paling
dicintai oleh Allah S‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ adalah apa yang Allah wajibkan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ
berkata,

َُّ َ‫ش ْيءُُأ َ َحبَُُّإِل‬


َ ُُُ‫يُمِ َّماُا ْفت ََرضْت‬
ُ‫علَ ْي ِه‬ َ ِ‫ع ْبدِيُب‬ َُّ َ‫بُإِل‬
َ ُ‫ي‬ َُ ‫َو َماُتَقَ َّر‬
Dan tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari pada apa yang
sudah Aku wajibkan atasnya (HR. Bukhori)

Oleh karena itu seorang muslim, hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah Allah
wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.

Kewajiban di sini ada yang berkaitan dengan hak Allah seperti :

1. Tauhid, 2. Shalat lima waktu, 3. Puasa Ramadhan,4. Haji bagi yang wajib dan lain-lain.

Dan juga ada yang berkaitan dengan hak makhluk seperti :

1. menafkahi orang yang menjadi tanggungan, 2. berbakti kepada kedua orang tua dan lain-lain.

Kemudian apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya dia menambah bekal
dengan berbagai amal sholeh yang mustahab atau disunnahkan seperti :

1. Shalat-shalat sunnah,2. Puasa-puasa sunnah,3. Shadaqah sunnah,4. Membaca Al-Qur'an dan lain-lain.

Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa dilakukan secara terus-
menerus.

Di antara amalan yang besar pahalanya adalah :

1. Menuntut ilmu agama,2. Dzikrullah,3. Berjihad di jalan Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ
4. Akhlak yang baik,5. Berdakwah di jalan Allah dan lain-lain.

Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa mengerjakan sesuatu
yang mustahab atau sunnah, maka dia mendapatkan uzur. Adapun orang yang sibuk dengan sesuatu yang
mustahab kemudian dia lalai dengan kewajiban dia, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu.

Mintalah kepada Allah ‫س ْب َحانَ ُهُ ُ َُو ُت َ َعا َلى‬


ُ pertolongan di dalam beramal dan mintalah kepada-Nya supaya
amalan tersebut diterima. Semoga Allah ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُوُتَعَالَى‬ُ memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan sebab
amal kita yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini dan rahmat serta kasih sayang Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُت َ َعالَى‬
ُُ
lebih kita harapkan dari pada amalan kita.

itulah yang bisa disampaikan pada halaqah yang ketiga ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah
selanjutnya

‫وصلىُهللاُعلىُنبيناُمحمدُوُعلىُآلهُوُصحبهُأجمعين‬
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Meninggalkan Kemaksiatan
Merupakan Bekal Menuju Akhirat"

Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih,
maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba. Sebaliknya kemaksiatan apabila dilakukan seorang
hamba, maka itu akan menjadi sayyi-ah (dosa) yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak.

Dosa bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan pelakunya di
dalam neraka apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa tersebut.

1.) adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh seorang utusan Allah
‫س ْب َحانَ ُهُُ َُو ُتَعَالَى‬
ُ seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian seorang Rasulullah, mengingkari
syariat yang beliau bawa, padahal dia mengetahui bahwasanya itu adalah syariat-Nya, atau
mengejek dan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya dan juga ayat-ayat-Nya dan lain-lain.

Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬


ُ berfirman :

ِ َّ‫َوٱلَّذِينَُُ َكف َُروُاُْ َو َكذَّبُوُاُْبِـَٔايَـتِنَُا ُٰٓأ ُ ُْولَـٰٓ ِٕٮكَُُأَصۡ َحـبُُُٱلن‬


َُ‫ارُُۖه ُُۡمُفِي َہاُخَـ ِلدُون‬
"Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 39)

2.) adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik adalah kekufuran. Tapi tidak
setiap kekufuran adalah syirik. ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُوُت َ َعالَى‬
ُ berfirman :

َ ‫نُأَن‬
ُ‫ص ً۬ار‬ ُۡ ِ‫ِلظـلِمِ ينَُُم‬ ُ َّ‫علَ ۡي ُِهُ ۡٱل َجنَّ ُةَُ َو َم ۡأ َوٮ ُه ُُٱلن‬
َّ ‫ارُُۖ َو َماُل‬ َُّ ُ‫ٱّللُِفَقَ ُۡدُ َح َّر َُم‬
َ ُُ‫ٱّلل‬ ُۡ ‫ِإنَّ ُهُُۥُ َمنُي ُۡش ِر‬
َُّ ِ‫كُب‬
"Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُو ُتَعَالَى‬
ُ maka sungguh Allah Subhanahu Wa
Ta'ala mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah neraka dan tidak ada penolong bagi
orang-orang yang berbuat zalim." (Al-Maidah : 72)

3.) adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan menampakkan keimanan
dengan lisan dan perbuatan. Orang munafik termasuk orang kafir, bahkan lebih besar dosanya
dari orang kafir yang menampakkan kekafirannya. Dan di akhirat azab mereka lebih dahsyat. Allah
‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُت َ َعالَى‬
ُ berfirman dalam

ِ ‫ارُ َولَنُت َِج َُدُلَ ُه ُۡمُن‬


‫َصيرا‬ ُِ َ‫نُ ۡٱل ُمنَـ ِفقِينَُُفِىُٱلد َّۡركُُِ ۡٱۡلَسۡ ف‬
ُِ َّ‫لُمِ نَُُٱلن‬ َُّ ِ‫إ‬
"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka. Dan engkau tidak akan
mendapatkan penolong bagi mereka." (An-Nisa : 145)

Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam, kalau bukan karena Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬ُ
niscaya kita tidak mendapatkan petunjuk. Semoga Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُو ُت َ َعالَى‬
ُ memberikan kita ketetapan hati di
atas agama islam ini sampai kita bertemu dengan-Nya.

Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫وصلىُهللاُعلىُنبيناُمحمدُوُعلىُآلهُوُصحبهُأجمعين‬
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dosa-dosa Besar dan Dosa-
dosa Kecil"

Di antara dosa yang berbahaya bagi seorang hamba di akhirat

1). adalah dosa bid'ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid'ah secara istilah syariat adalah cara
yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan untuk berlebih-lebihan di
dalam bertaqarrub kepada Allah ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُو ُتَعَالَى‬
ُ . Dan bid'ah adalah perkara yang paling jelek. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda :

ُ‫ضلَلَة‬ َ ‫لُبِ ْد‬


َ ُُ‫عة‬ ُِ ‫َرُاۡل ُ ُم‬
ُُّ ‫ورُ ُمحْ َدثَات ُ َهاُ َو ُك‬ ُُّ ‫َوش‬
Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid'ah adalah sesat (HR.
Muslim)

Orang yang melakukan bid'ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬belum
sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah ‫ ﷺ‬mengkhianati risalah Allah ‫س ْب َحانَ ُهُ ُ َُو ُت َ َعالَى‬
ُ .
Pelaku bid'ah merasa dirinya di atas petunjuk, sehingga sulit dia untuk memperoleh hidayah kecuali orang
yang Allah ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ rahmati.
2). di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa besar. Yaitu semua dosa
yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat dari Allah ‫س ْب َحانَ ُه ُُ َُو ُتَعَالَى‬ ُ atau amarah dari
Allah ‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُت َ َعالَى‬
ُ atau diancam dengan neraka. Seperti berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua,
membunuh tanpa hak dan lain-lain.

3). adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat kepada
aurat wanita yang tidak halal baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa
sebab di antaranya adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa melakukan taubat kepada Allah
‫س ْب َحانَ ُهُُ َُوُتَعَالَى‬
ُ . Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
ُ ‫لُ َحتَّىُيُ ْه ِل ْكنَ ُه‬ َّ ُ‫علَى‬
ُِ ‫الر ُج‬ ُِ ‫تُالذُّنُو‬
َُّ ‫بُفَإِنَّ ُه‬
َ َُُ‫نُيَجْ تَمِ ْعن‬ ُِ ‫ِإيَّا ُك ُْمُ َو ُم َحقَّ َرا‬
Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-dosa tersebut
berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad)

Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan menjadi penyesalan
di hari kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.

Itulah halaqah yang kita sampaikan hari ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

‫وصلىُهللاُعلىُنبيناُمحمدُوُعلىُآلهُوُصحبهُأجمعين‬

Anda mungkin juga menyukai