Anda di halaman 1dari 4

Pada awal perkembangannya, system budidaya ikan merupakan suatu usaha pemeliharaan ikan di kolam,

yang melibatkan sedikit aktivitas manusia dan mengandalkan energi hanya dari makanan alamiah yang
tersedia di perairan tersebut. Pengalaman membuktikan, bahwa pada kolam yang subur dapat dipelihara
ikan dengan tingkat kepadatan yang lebih tinggi daripada kolam yang kurang subur, karena di dalamnya
tersedia jumlah makanan alamiah lebih banyak.

Biasanya, jika pada sebuah kolam hanya dipelihara satu jenis ikan saja, ikan tersebut tidak akan berhasil
memanfaatkan seluruh organisme makanan alamiahnya yang terdapat di kolam. Akibatnya sering kali
makanan alamiah yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan seluruhnya oleh jenis ikan tersebut dan
terbuang percuma.

Sebagai salah satu alternative pemecahan terhadap masalah penggunaan makanan alamiah di kolam,
dikembangkan suatu metode budidaya ikan yang dikenal dengan istilah system polikultur. Menurut
system polikultur ini pada satu kolam dipelihara berbagai jenis ikan yang membutuhkan jenis makanan
yang berbeda sehingga setiap jenis ikan tidak akan bersaing dalam mencari makanan. System polikultur
ini ternyata telah mampu meningkatkan produksi ikan di kolam dengan satu jenis ikan saja(monokultur).

Salah satu masalah yang dihadapi pada system polikultur adalah penentuan kombinasi spesies ikan yang
paling efektif dalam memanfaatkan makanan alamiah yang tersedia di kolam. Selain dapat memanfaatkan
makanan alamiah yang terdapat di kolam secara efektif, tentu saja kombinasi spesies ikan tersebut harus
dapat hidup bersama tanpa menimbulkan persaingan untuk mendapatkan makanan atau ruang gerak.
Untuk mendapatkan kombinasi spesies yang efektif sebaiknya dilakukan bebrapa kali percobaan dan
penyempurnaan secara terus menerus dari kombinasi spesies yang ada.

Jika dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip budidaya ikan, pemeliharaan ikan dengan system
polikultur dapat memberikan keuntungan bagi petani ikan , antara lain:

1. Makanan alamiah yang tersedia di kolam dapat dimanfaatkan oleh ikan secara efektif, sehingga
tidak ada lagi makanan alamiah yangterbuang sia-sia.
2. Penggunaan lahan menjadi efesien, karena dalam luas yang sama dapat dipelihara ikan dengan
kepadataan yang lebih tinggi.
3. Secara keseluruhan, produksi kolam akan meningkat karena jumlah ikan yang dipelihari dalam
satu kolam lebih banyak.
4. Produksi tiap spesies ikan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil pemeliharaan dengan
system monokultur. Diduga telah terjadi peningkatan produksi makanan alamiah sebagai akibat
dari proses pemupukan oleh kotoran ikan.
5. Tingkat kepadatan setiap spesies ikan pada sitem polikultur umumnya sama atau sedikit lebih
rendah bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan spesies tersebut pada system monokultur.
Ini dimungkinkan karena setiap spesies ikan mempunyai jenis atau daerah makanan yang
berbeda.

Dalam praktek, system polikultur telah demikian berkembang, sehingga timbul beberapa variasi dalam
system ini, yaitu:

1. Kombinasi spesies ikan yang berbeda dalam kebiasaan makan


Dalam kombinasi ini, ikan-ikan yang ditebarkan di kolam terdiri dari beberapa spesies yang
berbeda dalam kebiasaan makan. Kombinasi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan makanan
alamiah yang terdapat di kolam secar efektif dan efisien.
Sebaiknya dipilih kombinasi spesies ikan yang mempunyai daerah operasi makanan di permukaan,
di pertengahan, dan di dasar kolam. Dengan demikian seluruh makanan alamiah yang dapat di
kolam dapt dimanfaatkan dan tidak terjadi persaingan untuk mendapatkan makanan.
2. Kombinasi ikan yang berbeda ukuran
Dalam kombinasi ini, ikan yang ditebarkan terdiri dari satu spesies tetapi mempunyai ukurann
yang berbeda. Ini dilakukan karena setiap ukuran ikan mempunyai jenis makanan tertentu,
meskipun ikan tersebut berasal dari satu spesies yang sama. Contohnya adalah ikan mas (Cyprinus
carpio). Ikan mas yang berukuran kecil biasa hidup di permukaan air dan makan plankton.
Sedangkan ikan mas yang berukuran besar lebih menyukai hidup di dasar perairan dan mencari
makanan dengan cara mengaduk-aduk dasar kolam. Petani-petani ikan yang melakukan
pemeliharaan secara bertahap, dengan menangkapikan yang telah mencapai ikan yang tekah
mencapai ukuran ternyata cenderung untuk mempergunakan system polikultur dengan
kombinasi ini.
3. Kombinasi dengan spesies ikan yang menghilang dari kombinasi
Sering kita jumpai bahwa ikan yang akan kita pelihara ternyata tidak mampu memanfaatkan
makanan alamiah yang terdapat di kolam secara efektif. Kasus ini sering dijumpai pada
pemeliharaan ikan lele (Clarias batrachus) dan ikan tagih (Mystus memurus), karena kedua jenis
ikan ini termasuk golongan karnivor.
Untuk itu, pada pemeliharaan ikan lele atau ikan tagih perlu juga ditebarkan spesies ikan yang
sangat efektif dalam memanfaatkan makanan alamiah yang tersedia di kolam dapat dimanfaatkan
oleh ikan, dan anak-anak ikan yang lahir dapat dimanfaatkan sebagai makanan bagi ikan utama.
Pada umumnya, para petani telah memelihara ikan lele atau ikan tagih yang dikombinasikan
dengan ikan mujair (Oreochromis mossambica) atau ikan nila (Oreochromis nilotica). Ikan mujair
atau ikan nila digunakan karena sangat efisien dalam memanfaatkan makanan alamiah di kolam
dan lebih mudah berkembang biak.
Anak-anak ikan mujair atau ikan nila kemudian dimanfaatkan sebagai makanan alamiah bagi ikan
lele atau ikan tagih. Dengan demikian, ikan lele dan ikan tagih dapat memanfaatkan makanan
alamiah secara tidak langsung, yaitu melalui ikan mujair dan ikan nila.
A. Kolam Polikultur
Kolam yang digunakan pada system polikultur sebaiknya memiliki ukuran luas antara
2000 sampai 4000 meter persegi. Kolam polikultur dengan ukuran kurang dari 2000 meter
persegi cenderung memperlambat pertumbuhan ikan yang dipelihara. Sedangkan kolam
dengan luas lebih besar dari 4000 meter persegi akan menyulitkan kita pada saat
pengisian air, pengeringan kolam, pengontrolan, dan panen ikan.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam untuk pemeliharaan ikan dengan
system polikultur adalah:
1) Pematang/Galengan
Pematang kolam harus dibuat dengan ukuran yang memadai, sesuai dengan luas
kolam. Selain kuat untuk menahan volume air di kolam, pematang juga harus
mampu menahan luapan airyang timbul karena banjir atau hujan lebat.
Sisa pematang dibuat miring dengan perbandingan 1:1 atau 1:1,5 artinya
perbandingan antara sisi tegak dengan sisi mendatarnya adalah 1:1 atau 1:1,5.
Tinggi pematang harus disesuaikan dengan luas kolam. Sebagai patokan,
pematang harus lebih tinggi daripada permukaan air di kolam. Untuk kolam
dengan luas 2000 meter persegi, tinggi pematang yang muncul dipermukaan air
cukup 30 cm. sedangkan pada kolam yang luasnya 4000 meter persegi, tinggi
pematang yang timbul di permukaan air adalah 50 cm.
Latar pematang bagian atas dapat dibuat sama dengan tinggi pematang, tetapi
tidak boleh kurang dari 1 meter agar tidak mudah hancur. Untuk menghindari
terjadinya erosi, sebaiknya pada pematang kolam ditanami pohon-pohonan atau
sayur-sayuran. Selain untuk menghindari erosi, tanaman ini dapat berfungsi
sebagai peneduh bagi ikan pada siang hari dan digunakan untuk memenuhi
kehidupan sehari-hari. Tanaman yang umum digunakan adalah Lamtorogung ,
turi, Acasia, dan berbagai jenis sayur-mayur.
2) Komalir
Untuk mempermudah penangkapan ikan pada saat panen , sebaiknya dibuat
komalir di sekeliling kolam. Komalir ini dapat menjadi tempat berkumpulnya ikan
apada saat panen. Selain untuk mempermudah penangkapan ikan, komalir ini
berfungsi sebagai tempat berlindung ikan terhadap serangan hama, bahaya
kekeringan, atau sengatan sinar matahari. Ukuran komalir tergantung pada luas
kolam.
3) Pintu Air
Pintu pemasukan dan pengeluaran air sangat penting pada kolam polikultur
untuk menjaga sirkulasi air di kolam, sehingga kualitas air dapat selalu
terpelihara. Pintu pemasukan dan pengeluaran air terbuat dari bamboo atau pipa
peralon yang ditanam padampematang kolam. Diameter bamboo atau pipa
paralon dapat disesuaikan dengan debit air yang ingin dicapai. Untuk mencapai
debit air yang diinginkan, kadang-kadang terpaksa digunakan beberapa buah
bamboo atau pipa paralon sebagai pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Pintu pengeluaran air sebaiknya terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, yaitu
pintu pengeluaran yang terletak sejajar dengan dasar komalir. Pintu ini berfungsi
untuk mengeringkan kolam pada saat panen. Sedangkan pada bagian merupakan
pintu air yang terletak di sebelah atas dari bagian pertama. Pintu pengeluaran ini
berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air yang berasal dari pintu permukaan air
atau dari air hujan. Jarak antara kedua pintu pengeluaran ini harus ditentukan
dengan tepat, sebab jarak ini akan menentukan kedalaman air di kolam.
Pintu pemasukan air cukup satu saja dan harus terletak lebih tinggi daripada pintu
pengeluaran yang kedua. Perbedaan ketinggian ini dimaksudkan untuk mencegah
agar air di dalam kolam tidak mengalir kembali ke luar.
Untuk mencegah masuknya ikan lain ke dalam kolam atau lolosnya ikan air kolam,
sebaiknya pada pintu permukaan dan pintu pengeluaran air dilengkapi dengan
saringan yang terbuat dari bamboo atau anyaman kawat. Pintu pemasukkan air
pengeluaran air harus sering dikontrol, agar kemungkinan terjadinya
penyumbatan pada sampah atau benda-benda lain dapat segera diketahui.
4) Jenis dan Kepadatan ikan
Hampir semua jenis ikan dapat dipelihara secra polikultur. Tentu saja harus
diperhatikan kombinasi spesies ikan yang paling sesuai dan tidak menimbulkan
persaingan di antara ikan dalam mencari makanan atau pun ruang gerak.
Pengetahuan tentang kebiasaan makan dari setiap spesies ikan sangat membantu
dalam menentukan kombinasi spesies di kolam. Jenis-jenis ikan pemakan
tumbuh-tumbuhan air di antaranya adalah ikan Tawes, Gurami. Jenis ikan
pemakan plankton adalah Tambakan, Sepat Siam. Jenis ikan pemakan segala
diantaranya adlah ikan mas, Nila, Mujair. Sedangkan ikan pemakan daging adlah
ikan lele, Tagih.
Tingkat kepadatan setiap spesies ikan yang dipelihara dengan system polikultur
adalah sama atau sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat
kepadatan masing-masing spesies ikan yang dipelihara secara monokultur. Hal ini
mungkin, karena setiap spesies ikan mempunyai jenis dan makan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai