Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Etika Profesi, Prinsip dan

Kode Etik Keperawatan

1. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih
kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai
yang berlaku.

2. Profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan
“profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang
dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau
jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para
pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau
jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang
orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak
sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat
awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi
memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu
ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan
yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di
masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa
pekerjaan dan profesi adalah sama.

3. Etika Profesi
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 )
adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa
kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem
norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa
yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional.

4. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Alam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki
profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung
kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan,
skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian
yang bisa memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga
bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang
menunjukkan adanya tanggung jawab moral.

5. Prinsip-prinsip Etika Profesi


1. PrinsipTanggung Jawab
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional,
orang yang profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang
bertanggung jawab. Pertama, bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap hasilnya. Maksudnya, orang
yang profesional tidak hanya diharapkan melainkan juga dari dalam
dirinya sendiri menuntut dirinya untuk bekerja sebaik mungkin
dengan standar di atas rata-rata, dengan hasil yang maksimum dan
dengan moto yang terbaik. Ia bertanggung jawab menjalankan
pekerjaannya sebaik mungkin dan dengan hasil yang memuaskan
dengan kata lain. Ia sendiri dapat mempertanggungjawabkan tugas
pekerjaannya itu berdasarkan tuntutan profesionalitasnya baik
terhadap orang lain yang terkait langsung dengan profesinya maupun
yang terhadap dirinya sendiri. Kedua, ia juga bertanggung jawab atas
dampak profesinya itu terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain
khususnya kepentingan orang-orang yang dilayaninya. Pada tingkat
dimana profesinya itu membawa kerugian tertentu secara disengaja
atau tidak disengaja, ia harus bertanggung jawab atas hal tersebut,
bentuknya bisa macam-macam. Mengganti kerugian, pengakuan jujur
dan tulus secara moral sebagai telah melakukan kesalahan: mundur
dari jabatannya dan sebagainya.
2. Prinsip Keadilan .
Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar dalam
menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan
pihak tertentu, khususnya orang-orang yang dilayaninya dalam rangka
profesinya demikian pula. Prinsip ini menuntut agar dalam
menjalankan profesinya orang yang profesional tidak boleh
melakukan diskriminasi terhadap siapapun termasuk orang yang
mungkin tidak membayar jasa profesionalnya .prinsip “siapa yang
datang pertama mendapat pelayanan pertama” merupakan perwujudan
sangat konkret prinsip keadilan dalam arti yang seluas-luasnya .jadi,
orang yang profesional tidak boleh membeda-bedakan pelayanannya
dan juga kadar dan mutu pelayanannya itu jangan sampai terjadi
bahwa mutu dan itensitas pelayanannya profesional dikurangi kepada
orang yang miskin hanya karena orang miskin itu tidak membayar
secara memadai. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa kasus yang
sering terjadi di sebuah rumah sakit, yang mana rumah sakit tersebut
seringkali memprioritaskan pelayanan kepada orang yang dianggap
mampu untuk membayar seluruh biaya pengobatan, tetapi mereka
melakukan hal sebaliknya kepada orang miskin yang kurang mampu
dalam membayar biaya pengobatan. Penyimpangan seperti ini sangat
tidak sesuai dengan etika profesi, profesional dan profesionalisme,
karena keprofesionalan ditujukan untuk kepentingan orang banyak
(melayani masyarakat) tanpa membedakan status atau tingkat
kekayaan orang tersebut.
3. PrinsipOtonomi.
Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional
terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam
menjalankan profesinya. Sebenarnya ini merupakan kensekuensi dari
hakikat profesi itu sendiri. Karena, hanya kaum profesional ahli dan
terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada pihak luar yang
ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut. ini terutama
ditujukan kepada pihak pemerintah. Yaitu, bahwa pemerintah harus
menghargai otonomi profesi yang bersangkutan dan karena itu tidak
boleh mencampuri urusan pelaksanaan profesi tersebut. Otonomi ini
juga penting agar kaum profesional itu bisa secara bebas
mengembangkan profesinya, bisa melakukan inovasi, dan kreasi
tertentu yang kiranya berguna bagi perkembangan profesi itu dan
kepentingan masyarakat luas. Namun begitu tetap saja seorang
profesional harus diberikan rambu-rambu / peraturan yang dibuat oleh
pemerintah untuk membatasi / meminimalisir adanya pelanggaran
yang dilakukan terhadap etika profesi, dan tentu saja peraturan
tersebut ditegakkan oleh pemerintah tanpa campur tangan langsung
terhadap profesi yang dikerjakan oleh profesional tersebut.
Hanya saja otonomi ini punya batas-batasnya juga. Pertama, prinsip
otonomi dibatasi oleh tanggung jawab dan komitmen profesional
(keahlian dan moral) atas kemajuan profesi tersebut serta
(dampaknya pada) kepentingan masyarakat. Jadi, otonomi ini hanya
berlaku sejauh disertai dengan tanggung jawab profesional. Secara
khusus, dibatasi oleh tanggung jawab bahwa orang yang profesional
itu, dalam menjalankan profesinya secara otonom, tidak sampai akan
merugikan hak dan kewajiban pihak lain. Kedua, otonomi juga
dibatasi dalam pengertian bahwa kendati pemerintah di tempat
pertama menghargai otonom kaum profesional, pemerintah tetap
menjaga, dan pada waktunya malah ikut campur tangan, agar
pelaksanaan profesi tertentu tidak sampai merugikan kepentingan
umum. Jadi, otonomi itu hanya berlaku sejauh tidak sampai
merugikan kepentingan bersama. Dengan kata lain, kaum profesional
memang otonom dan bebas dalam menjalankan tugas profesinya
asalkan tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tetentu, termasuk
kepentingan umum. Sebaliknya, kalau hak dan kepentingan pihak
tertentu dilanggar, maka otonomi profesi tidak lagi berlaku dan
karena itu pemerintah wajib ikut campur tangan dengan menindak
pihak yang merugikan pihak lain tadi. Jadi campur tangan pemerintah
disini hanya sebatas pembuatan dan penegakan etika profesi saja agar
tidak merugikan kepentingan umum dan tanpa mencampuri profesi itu
sendiri. Adapun kesimpangsiuran dalam hal campur tangan
pemerintah ini adalah dapat dimisalkan adanya oknum salah seorang
pegawai departemen agama pada profesi penghulu, yang misalnya
saja untuk menikahkan sepasang pengantin dia meminta bayaran jauh
lebih besar daripada peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
4. Prinsip Integritas Moral.
Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas bahwa
orang yang profesional adalah juga orang yang punya integritas
pribadi atau moral yang tinggi. Karena, ia mempunyai komitmen
pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya dan juga
kepentingan orang lain dan masyarakat. Dengan demikian,
sebenarnya prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas
dirinya sendiri bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak
akan sampai merusak nama baiknya serta citra dan martabat
profesinya. Maka, ia sendiri akan menuntut dirinya sendiri untuk
bertanggung jawab atas profesinya serta tidak melecehkan nilai yang
dijunjung tinggi dan diperjuangkan profesinya. Karena itu, pertama, ia
tidak akan mudah kalah dan menyerah pada godaan atau bujukan apa
pun untuk lari atau melakukan tindakan yang melanggar niali uang
dijunjung tinggi profesinya. Seorang hakim yang punya integritas
moral yang tinggi menuntut dirinya untuk tidak mudah kalah dan
menyerah atas bujukan apa pun untuk memutuskan perkara yang
bertentangan dengan prinsip keadilan sebagai nilai tertinggi yang
diperjuangkan profesinya. Ia tidak akan mudah menyerah terhadap
bujukan uang, bahkan terhadap ancaman teror, fitnah, kekuasaan dan
semacamnya demi mempertahankan dan menegakkan keadilan.
Kendati, ia malah sebaliknya malu kalau bertindak tidak sesuai
dengan niali-nilai moral, khususnya nilai yang melekat pada dan
diperjuangkan profesinya. Sikap malu ini terutama diperlihatkan
dengan mundur dari jabatan atau profesinya. Bahkan, ia rela mati
hanya demi memepertahankan kebenaran nilai yang dijunjungnya itu.
Dengan kata lain, prinsip integritas moral menunjukan bahwa orang
tersebut punya pendirian yang teguh, khususnya dalam
memperjuangjan nilai yang dianut profesinya. Biasanya hal ini
(keteguhan pendirian) tidak bisa didapat secara langsung oleh pelaku
profesi (profesional), misalnya saja seorang yang baru lulus dari
fakultas kedokteran tidak akan langsung dapat menjalankan seluruh
profesi kedokterannya tersebut, melainkan dengan pengalaman (jam
terbang) dokter tersebut dalam melayani masyarakat.

6. KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA


Pengertian kode etik keperawatan
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti
dari hal tersebut, yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.

Kozier berpendapat bahwa kode etik keperawatan adalah :


Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional
serta memperbaiki dan memelihara standar tersebut.
Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional. Artinya,
diikuti orang-orang dalam profesi dan harus diterima sebagai nila
pribadi bagi anggota profesional.
Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk
membuat keputusan dalam situasi keperawatan.
Etika akan menunjukan standar profesi untuk kegiatan keperawatan,
standar ini akan melindungi perawat dan pasien.
7. KONTENS KODE ETIK KEPERAWATAN
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan
Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui
Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik
tersebut terdiri atas lima bab dan 16 pasal, dimana:

Bab kesatu
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu,
keluarga dan masyarakat yang terdiri atas 4 pasal.
Bab kedua
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya
yang terdiri atas lima pasal.
Bab ketiga
Menjelaskan tanggung jawab terhadap sesama perawat dan
profesi kesehatan lainnya yang terdiri dari 2 pasal.
Bab keempat
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi
keperawatan yang terdiri dari empat pasal.
Bab kelima
Menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,
bangsa, dan tanah air yang terdiri dari dua pasal.

Bab I
Tanggung jawab Perawat, terhadap Masyarakat, keluarga dan
penderita.
Perawat dalam rangka pengabdianynya senantiasa berpedoman
kepada tanggung jawab yang pangkal tolaknya bersumber dari adanya
kebutuhan akan perawat untuk individu, keluarga dan masyarakat.
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-
nila budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari
orang seorang, keluarga dan masyarakat.
Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi orang seorang,
keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ihlas
sesuai dengan martabat dan tradisi luhur perawatan.
Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
orang seorang, keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa
dan mengadakan upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari
tugas, kewajiban bagi kepentingan masyrarakat.

Bab II
Tanggung jawab perawat terhadap tugas

Perawat senantiasa merawat mutu pelayanan yang tinggi disertai


kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan perawat sesuai dengan kebutuhan orang seorang atau
penderita, keluarga dan masyarakat.
Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan yang dipercayakan kepaanya.
Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan
perawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur jenis kelamin,
aliran politik yang dianut serta kedudukan sosial.
Perawat senantiasa mengupayakan perlindungan dan keselamatan
penderita dalam melaksanakan tugas keperawatan serta dengan
matang mempertimbangkan kemampuan menerima atau
mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannnya dengan
perawatan.

Bab III
Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya
Perawat senantiasa memelihara hubungan yang baik antar sesama
perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalm mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain bidang perawatan.
Bab IV
Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
Perawat selalu berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara
sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan perawatan.
Perawat selalu menunjang tinggi nama baik profesi perawat dengan
menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dlam
kegiatan-kegiatan pelayanan dan pendidikan perawatan.
Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.

Bab V
Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan perawatan.
Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam menigkatkan pelayanan kesehatan
dan perawatan kepada masyarakat.
8. Fungsi etika keperawatan
- Sebagai alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan
- Kerangka berpikir bagi para perawat untuk mengambil keputusan
tanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan, dan
kepada profesi yang lain.

Menurut pandangan Hypocrates, fungsi kode etik adalah:


- Menghindari ketegangan antar manusia
- Memperbaiki status kepribadian
- Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan.

Beranjak dari pandangan Hypocrates tersebut, kode etik merupakan


hal yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan serta dalam
pelayanan praktik keperawatan.

9. MAKSUD DAN TUJUAN KODE ETIK


Tujuan dari kode etik keperawatan pada dasarnya adalah upaya agar
para perawat dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat
menghargai dan menghormati martabat manusia. Secara umum
tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan antara perawat dan lien, perawat dan perawat juga
antara perawat dan masyarakat.
Sedangkan tujuan etika keperawatan menurut “Nasional For Nursing
(NLN)” (pusat pendidikan tenaga keperawatan milik perhimpunan
perawat Amerika adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar
profesi kesehatan lain dan mengerti akan pesan dan fungsi
anggota tim kesehatan tersebut.
- Menggembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat
moralitas yaitu keputusan tentang baik dan buruk yang
dipertanggung jawabkan kepada Tuhan sesuai dengan
kepercayaannya.
- Mengembangkan sikap personal atau pribadi dan sikap
professional.
- Menggembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting
untuk dasar praktek keperawatan profesional.
- Memberikan kesempatan untuk menerapakan ilmu dan prinsip
etika keperawatan dalam praktek dan situasi yang nyata.

Adapun Tujuan etika keperawata menurut Biro Ethics Commission on


Teaching Amerika yaitu :
- Mengenal dan mendefinisikan unsur-unsur moral dalam praktek
keperawatan
- Membentuk strategi atau cara-cara dan menganalisa masalah-
masalah moral yang terjadi dlaam praktek keperawatan.
- Menghubungkan prisip-prinsip moral atau pelajaran yang baik
dapat dipertanggung jawabkan kepada diri sendiri, keluarga,
masyarakat dan kepada Tuhan sesuai denga kepercayaannya.
10. KONSEP DASAR TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG
GUGAT PERAWAT
a. Pengertian tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melakukan
sesuatu yang harus dapat dipertanggung jawabkannya.
Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan
yang dilakukan seorang perawat yang dapat dipertanggung jawabkan.
Tanggung jawab itu langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab
bersifat langsung apabila si pelaku sendiri bertanggung jawab atas
perbuatannya. Biasanya akan terjadi demikian tapi kadang-kadang
orang bertanggung jawab secara tidak langsung.
Sedangkan pengertian Tanggung jawab perawat menurut ANA :
Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi)
terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari
perawat, agar tetap kompeten dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja
sesuai kode etik (ANA, 1985)

b. Macam-macam tanggung jawab seorang perawat secara umum


- Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.
- Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau
obat-obatan tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada
dokter dan orang-orang terkait
- Menghargai hak setiap pasien dan keluarganya dalam hal
kerahasiaan informasi.
Perawat mematuhi aturan apabila didelegasikan oleh dokter untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dan sumber informasi yang
biasanya diberikan oleh dokter.
Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal penting
kepada orang yang tepat.
a) Tanggung jawab seorang perawat terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat :
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman
kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan
keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan
senantiasa menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan
masyarakat.
Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga,
dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu,
keluarga, dan masyarakat dalam mengambil prakasa.

b) Tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatan


Hal-hal yang menjadi tanggung jawab perawat dalam melaksanakan
tugasnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi, disertai kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan
serta keterampilan keperawatan, sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga dan masyarakat.
Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya kecuali
jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang
berlaku.
Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran.

c) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah


air
Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
Perawat senantiasa berperan aktif dalam menyumbangkan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan.

d) Tanggung jawab perawat terhadap standar keperawatan


- Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan standar
keperawatan
- Mengajak anggota lain untuk menggunakan standar keperawatan
- Memasyarakan standar keperawatan kepada public
- Melindungi public
- Melindungi individu (perawat) dari profesi lain
c. Jenis tanggung jawab perawat
Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
- Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
- Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap
klien dan masyarakat)
- Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab
terhadap rekan sejawat dan atasan.

Cara menyampaikan tanggung jawab terhadap klien :


Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat
terpaksa menunda pelayanan maka perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada
klien sikap menghargai, berbicara kepada klien yang berorientasi
terhadap perasaan klien

d. Pengertian tanggung gugat perawat


Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hal yang berhubungan
dengan tindakan seseorang. Agar dapat bertanggung gugat perawat
harus bertindak berdasarkan kode etik profesinya.
Akuntabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi-konsekunsinya.
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak
yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya.
Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.
Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang
dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga
pertanyaan berikut :
1) Kepada siap tanggung gugat itu ditujukan ?
2) Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat ?
3) Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik
buruknya

1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan


Sebagai tenaga perawat kesehatan, prawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat
memilki tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profesional
perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai
anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap
ketua tim biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi
terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi
dengan dokter, perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan
pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah
sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.

2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat


Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional
yang dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat
sampai persiapan pulang. Hal ini bisa diobservasi atau diukur
kinerjanya.

3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik


buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah
sakit telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu
dengan cara membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat
dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau
outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai standar
melalui 7 tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak tangan, punggung
tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dsb.

Akuntabilitas bertujuan untuk :


a) Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji
ulang praktisi-prakstisi yang sudah ada.
b) Mempertahankan standar perawatan kesehatan
c) Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan
pertumbuhan pribadi sebagai bagian dari profeional perawatan
kesehatan
d) Memberi dasar untuk membuat keputusan etis.

Anda mungkin juga menyukai