Selain itu, ada beberapa etiologi autisme yang berasal dari lingkungan, yaitu:
Sel saraf otak terbentuk ketika usia kandungan 3-7 bulan. Pada trisemester ketiga,
pembentukan sel saraf akan berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit,
serta sinaps yang berlanjut hingga anak berusia 2 tahun.
Setelah anak lahir, akan terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak yaitu
bertambah serta berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini akan
dipengaruhi secara genetik melalui sejumlah zat kimia yang dikenal brain growth
factors dan proses belajar anak.
Semakin banyak sinaps yang terbentuk, anak akan semakin cerdas. Pembentukan
akson, dendrit, serta sinaps tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian
otak yang dipakai dalam belajar menunjukkan pertumbuhan akson, dendrit, serta
sinaps. Sedangkan yang tidak dipakai menunjukkan kematian sel, berkurangnya
akson, dendrit, serta sinaps.
Kelainan genetik, keracunan logam berat, serta nutrisi tidak adekuat menyebabkan
gangguan pada proses tersebut. Sehingga dapat menyebabkan abnormalitas
pertumbuhan sel saraf.
Pada pemeriksaan darah bayi baru lahir, diketahui pertumbuhan abnormal pada
penderita autis dipicu dengan berlebihnya neurotropin dan neuropeptida otak yang
merupakan zat kimia otak yang bertanggungjawab guna mengatur penambahan
sel saraf, migrasi, diferensiasi, pertumbuhan, serta perkembangan jalinan sel saraf.
Brain growth factors sangat penting bagi pertumbuhan anak.
Pertumbuhan abnormal bagian otak tertentu menekan pertumbuhan sel saraf lain.
Hampir semua peneliti melaporkan bahwa adanya pengurangan sel Purkinye (sel
saraf tempat keluar hasil pemrosesan indera dan impuls saraf) pada otak kecil
autisme. Berkurangnya sel tersebut diduga merangsang pertumbuhan akson, glia,
dan mielin sehingga akan tejadi pertumbuhan otak secara abnormal atau
sebaliknya, pertumbuhan akson secara abnormal akan mematikan sel Purkinye.
Intinya, peningkatan brain derived neurothropic factor dan neurotropin-4
menyebabkan kematian sel Purkinye.
Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer serta sekunder. Bila
autisme disebabkan faktor genetik, gangguan sel Purkinye adalah gangguan
primer yang terjadi sejak awal masa kehamilan karena ibu mengkonsumsi
makanan yang mengandung logam berat. Sedangkan degenerasi sekunder terjadi
jika sel Purkinye sudah berkembang, kemudian terjadi gangguan yang
menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan terjadi jika dalam kehamilan ibu minum
alkohol berlebih atau obat seperti thalidomide.