BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Keracunan alkohol (intoksikasi alkohol) merupakan kejadian yang
cukup berbahaya dimana kejadian tersebut terjadi ketika seseorang
meminum alkohol dalam jumlah banyak, tak terkendali, dan dalam
waktu singkat.
 Gejala yang ditimbulkan dapat berupa bingung, muntah, kejang,
pernapasan lambat dan tidak teratur, kulit berwarna biru atau pucat,
hipotermia, serta tidak sadar dan tidak dapat dibangunkan.
 Klasifikasi alkohol terdapat 2 macam, yaitu jenis-jenis alkohol
(meliputi: alkohol tersier, alkohol sekunder, dan alkohol tersier) serta
jenis-jenis alkohol terkait namanya (meliputi: metanol dan etanol,
amil alkohol, gliserol, eritritol, xylitol).
 Ketika alkohol masuk ke dalam tubuh, alkohol akan diserap dan
diedarkan pembuluh darah dan sisanya masuk organ pencernaan.
Jantung akan memompa darah yang bercampur alkohol ke seluruh
tubuh, otak, dan dimetabolisme oleh hati. Di hati, alkohol
dimetabolisme menjadi formaldehid (bantuan enzim alkohol
dehidrogenase) yang diubah menjadi asam format (oleh enzim formal
dehidrogenase). Kedua senyawa tersebut adalah zat beracun yang
mengakibatkan asidosis metabolik dan penekanan SSP.
 Penyalahgunaan alkohol kronik menyebabkan perdarahan
gastrointestinal, sindrom mallory-Weiss (varises esofagus),
pankreatitis, hepatitis, sirosis hati dan ensefalopathi hepatik,
hipokalemia, hipofosfoatemia dan hipomagnesemia, defiiensi tiamin,
ketoasidosis alkoholik dan penurunan daya tahan terhadap infeksi.
 Prinsip terapi intoksikasi alkohol berupa: 1) Kumbah lambung,
induksi emesis, atau menggunakan karbon aktif. 2) Pemberian
 Femopizole, pengukuran kadar alkohol dalam darah dan osmolalitas.
3) Dialisis.

3.2 Saran
3.2.1 Pembaca
Pembaca diharapkan untuk menggali informasi lebih banyak
mengenai konsep keracunan alkohol dengan cara membaca buku dan
jurnal penelitian yang berkaitan dengan keracunan alkohol.

3.2.2 Perawat
Sebagai perawat perlu mengetahui dan memahami mengenai
konsep keracunan alkohol agar dapat membantu dalam penegakan
diagnosa.