Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah tentang
"Metabolisme Protein" sebagai tugas dari mata kuliah Bio Kimia.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel makhluk hidup dan
merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Nama Protein pertama kali diusulkan oleh
ahli kimia Swedia, Berzelius. Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang berarti bahan
penyokong yang pertama. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsi
utamanya sebagai unsur pembentuk styruktur sel, misalnya dalam rambut, wol, kolagen,
jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein
yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai katalisator segala proses biokimia dalam sel.
Protein aktif selain enzim yaitu hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen, toksin, anti
bodi atau anti gen dan lain-lain.
Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada
setiap ujungnya. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang
biasa dijumpai pada protein. Tidak semua asam amino terdapat didalam molekul protein karena
memiliki tugas lain.
Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme protein dan
asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan peranan enzim.
Sehingga kita harus tahu bagaimanan proses metabolisme protein dan asam amino.
2. Rumusan Masalah
Apa pengertian, struktur, sifat, klasifikasi, fungsi dan sumber dari protein serta asam amino?
Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein?
Bagaimana proses metabolisme protein dan asam amino?
Bagaimana penguraian protein dalam tubuh?
Apa yang dimaksud dengan kelainan metabolisme protein?
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian, struktur, sifat, klasifikasi, fungsi dan sumber dari protein dan
asam amino
Untuk mengetahui pengertian dari metabolisme protein
Untuk mengetahui proses metabolisme protein dan asam amino
Untuk mengetahui proses penguraian protein dalam tubuh
BAB II PBAHASAN
1. Kajian Protein dan Asam Amino
a. Protein
Pengertian Protein
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida dan merupakan suatu zat makanan yang paling
penting dalam tubuh.
Struktur Molekul Protein
Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan
kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P). Molekul protein tersusun atas satu rantai asam
amino tunggal yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Rantai ini terlipat dalam berbagai
cara sehingga membentuk ikatan antara asam-asam amino yang terletak saling
berdampingan melalui ikatan hidrogen antara atom oksigen dan nitrogen, atau melalui
interaksi antar rantai samping. Asam amino yang menyusun rantai protein memiliki
struktur kimia yang bervariasi, antara lain hidrofilik, hidrofobik, aromatik, alifatik, dan
heterosiklik. Urutan asam amino menentukan identitas dan fungsi protein. 3
Sifat – Sifat Protein
Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :
1. Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion negatif.
2. Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang
atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang
sehingga tubuh mengalami keracunan.
3. Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair
yang mengalir.
4. Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammonium
sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik isoelektriknya.
5. Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang terdispersi
dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Klasifikasi Protein
Klasifikasi protein berdasarkan pada fungsi biloginya terdiri atas: enzim, protein
pembangun, protein kontraktil, protein pengangkut, protein hormon, protein bersifat
racun, protein pelindung, dan protein cadangan. Klasifikasi protein terdapat dalam
bentuk serabut (fibrosa), globular, dan konjugasi. Protein bentuk serabut terdiri atas
beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga
menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah memiliki daya
larut yang rendah, kekuatan mekanis yang tinggi, dan tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen, elastin, keratin, dan miosin termasuk dalam protein bentuk
serabut. Protein globular berbentuk bola dan terdapat pada cairan jaringan tubuh.
Protein jenis ini larut dalam larutan garam dan asam, mudah berubah dibawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami denaturasi. Albumin, globulin, dan
histon termasuk dalam protein globular. Protein konjugasi adalah protein sederhana
yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino. Gugus non asam amino ini
dinamakan gugus prostetik. Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein,
hemoprotein, dan flavoprotein termasuk dalam protein konjugasi.3
Fungsi protein
Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam semua proses biologi. Protein
berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti
oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan
pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan
dan perkembangan. Peran dan aktivitas protein dalam proses biologis antara lain sebagai
katalis enzimatik, bahwa hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalis oleh
makromolekul yang disebut enzim yang merupakan satu jenis protein. Sebagian reaksi
seperti hidrasi karbondioksida bersifat sederhana, sedangkan reaksi lainnya seperti
replikasi kromosom sangat rumit (Staryer: 1995). Enzim mempunyai daya katalitik yang
besar, urnumya meningkatkan kecepatan reaksi sampai jutaan kali.
Peran lainnya dari protein dalam sistem biologi adalah sebagai transport dan
penyimpanan. Contohnya transport oksigen dalam eritrosit oleh hemoglobin dan
rnioglobin yakni sejenis protein yang mentransport oksigen dalam otot. Selain itu
terdapat beberapa jenis protein lainnya seperti filamen yang berfungsi dalam koordinasi
gerak; protein fibrosa yang berfungsi untuk menjaga kete- gangan kulit dan tulang.
Sumber protein
Berdasarkan sumbernya protein ada dua macam :
Protein hewani , yaitu protein yang berasal dari hewan contohnya daging, ikan, telur.
Protein nabati , yaitu protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan contohnya kacang
kacangnya.
b. Asam Amino
Pengertian Asam Amino
Asam amino adalah molekul organic kecil yang pada umum nya terbuat dari karbon,
hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Asam amino adalah asam organik yang mengandung
gugus amina. Sebagian besar asam amino ditemukan sebagai L-α asam amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus – NH2 pada atom
karbon α dari gugus – COOH.
Struktur Molekul Asam Amino
Secara umum mempunyai struktur satu atom C yang mengikat empat gugus. Pada
keempat pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus karboksil, atom
hidrogen, dan berbagai gugus yang disimbolkan dengan huruf R. Gugus R disebut juga
sebagai Rantai samping yang berbeda dengan gugus amino. (Campbell et al., 2009).
Sifat Asam Amino
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik,
nonpolar seperti ester, aseton, dan klorofom. Sifat asam amino ini be rbeda dengan
asam karboksilat maupun dengan sifat amina.
Jenis-jenis Asam Amino
Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
Asam Amino Essential
Adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan berasal dari makanan
yang kita makan. Asam Amino yang termasuk dalam asam amino essential adalah :
Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
Asam Amino Nonessential
Adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh.
Asam Amino yang termasuk dalam asam amino nonessential adalah : Alanin,
Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam glutamat, Glutamine, Glycine,
Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine, Hydroxyproline.
Fungsi Asam Amino
Membentuk protein yang dibutuhkan.
Membentuk glukosa
Membentuk badan-badan keton, dan lain sebagainya
Menghasilkan energi.
Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).
Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA.
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.
Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya
Hormon dan fosfolipid.
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan
sebagai sumber energi jika nitrogen dilepas.
Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh, khususnya
protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan
kembali untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah
protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan
dalam bentuk lemak. Pemecahan protein menjadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi
atau transaminasi.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea. Transaminasi
adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan
proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Pemecahan protein dalam
tubuh yaitu sebagai berikut :
Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk mempertahankan kesehatan,
seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram protein setiap hari. Mutu protein ditentukan dari
kelengkapan asam aminonya, jika ada asam amino yang terserap melalui proses pencernaan dan
penyerapan namun asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam tubuh maka asam amino yang
bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea. Karena itu kelebihan konsumsi protein (asam amino)
yang berlebih tidak akan memberikan manfaat apapun. Dalam tubuh protein mengalami perubahan
tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein karena untuk tiap protein memiliki panjang
dan urutan asam amino yang berbeda. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu :
Sel mati, komponennya mengalami proses katabolisme dan dibentuk sel baru
Masing-masing protein mengalami proses katabolisme dan terjadi sintesis protein baru, tanpa
ada sel mati.
Protein dikeluarkan dari dalam sel, kemudian diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk mengganti N yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam
bentuk urea. Adapun enzim yang berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease intrasel
berperan dalam menghidrolisis ikatan peptida internal protein sehingga terjadi pelepasan peptida yang
kemudian akan diuraikan menjadi asam amino bebas oleh enzim peptidase. Enzim-enzim lain yang
bertugas menguraikan asam amino menjadi unit-unit asam amino adalah enzim endopeptidase,
aminopeptidase dan karboksipeptidase.
Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah berupa albumin yang berlebihan melalui
air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang terganggu, misalnya penyakit hati,
atau absorbs albumin kurang akibat kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat
hypoproteinemi dalam klinik sering ditemukan penyakit ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Katili, A.S. 2009. Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu. Vol 2(5): 19-
20.
Probosari, Enny. 2019. Pengaruh Protein Diet Terhadap Indeks Glikemik. Journal of
Nutrition and Health. Vol 7(1): 33-37.
http://aroelulu.blogspot.com/2015/04/makalah-metabolisme-protein.html?m=1
http://sriratmini08.blogspot.com/2015/12/makalah-metabolisme-protein.html?m=1
http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-biokimia-protein.html?m=1