Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parkir

Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir,

oleh karena itu ruang parkir tersebar ditempat asal perjalanan, bisa di garasi mobil,

halaman ataupun tepi jalan dan ditujuan perjalanan, di pelataran parkir, gedung parkir

ataupun di tepi jalan. Karena konsentrasi tujuan perjalanan lebih tinggi dari pada tempat

asal perjalanan, maka biasanya menjadi permasalahan ditujuan perjalanan. (Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara,

kemudaian berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara

dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan. (Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat. 1998).

1. Klasifikasi Parkir

Parkir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan statusnya dan

berdasarkan penempatannya.

1) Berdasarkan penempatannya

a. Parkir di tepi jalan (on-steet parking)

Parkir di tepi jalan adalah dengan menggunakan badan jalan sebagai tempat

parkir. Parkir jenis ini mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian,

seperti :

II-1
a. Kerugian :

a) Mengganggu lalu lintas

b) Mengurangi kapasitas jalan

c) Meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan

b. Keuntungan :

a) Murah tanpa investasi tambahan

b) Lebih dekat dan mudah

b. Parkir di luar badan jalan (off-street parking)

Parkir di luar badan jalan adalah fasilitas parkir kendaraan yang tidak berada

pada badan jalan atau langsung menempati pada badan jalan, tetapi berada di

luar badan jalan yang dibuat khusus. (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998)

Dalam penempatan fasilitas parkir di luar badan jalan dapat dikelompokkan

atas dua bagian, yakni :

a) Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman

parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.

b) Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir

yang disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama.

Sama halnya seperti parkir di badan jalan, jenis parkir ini juga memiliki

keuntungan dan kerugian.

a. Kerugian

a) Perlu biaya investasi awal yang besar

b) Bagi pengguna dirasakan kurang praktis, jika kepentingannya hanya

sebentar

b. Kuntungan
II-2
a) Tidak mengganggu lalu lintas

b) Faktor keamanan lebih tinggi

2) Berdasarkan Statusnya

Berdasarkan statusnya parkir dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu :

a. Parkir Umum

Parkir umum yaitu parkir yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan,

lapangan yang memiliki atau dikuasai dan pengelolannya

diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

b. Parkir Khusus

Parkir khusus yaitu parkir yang menggunakan beberapa bidang tanah

yang dikuasai dan pengelolannya diselenggarakan oleh pihak ketiga.

c. Parkir Darurat

Parkir darurat yaitu parkir yang berada di tempat umum, baik pada

perparkiran yang menggunakan tanah, lapangan milik atau

pengusasaan pemerintah daerah atau swasta karena kegiatan atau

keadaan insidentil (darurat).

d. Gedung Parkir

Gedung parkir yaitu bangunan yang dimanfaatkan sebagai tempat

parkir kendaraan yang penyelenggaraannya dapat dilakukan oleh

pemerintah daerah atau pihak swasta yang mendapatkan izin dari

pemerintah.

II-3
e. Taman Parkir

Taman parkir yaitu suatu areal atau lokasi perparkiran yang dilengkapi

fasilitas atau sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan

oleh pemerintah.

2.2 Desain Taman Parkir

2.2.1 Pola Parkir Mobil Penumpang

1. Parkir Kendaraan Satu Sisi

Polas parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit di suatu tempat

kegiatan.

1) Membentuk sudut 90o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan

pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi

melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika

dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari

90o.(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998).

Gambar 2.1 pola parkir tegak lurus


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

2) Membentuk Sudut 30 o, 45 o dan 60 o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan

dengan pola parkir tabparalel, kemudahan dan kenyamanan pengemudi

melakukan manuver masuk dan keluar ke ruang parkir lebih besar jika
II-4
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut 90o (Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat. 1998).

Gambar 2.2 pola parkir sudut


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

2. Parkir Kendaraan Dua Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadahi.

1) Membentuk Sudut 90o

Pada pola parkir ini arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu arah atau

dua arah. (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998).

Gambar 2.3 parkir tegak lurus yang berhadapan


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

II-5
2) Membentuk Sudut 30 o, 45 o dan 60 o

Gambar 2.4 parkir sudut yang berhadapan


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

3. Pola Parkir Pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersedian ruang cukup luas.

1) Membentuk Sudut 90o

Gambar 2.5 taman parkir tegak lurus dengan dua gang


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

II-6
2) Membentuk sudut 45o

a. Bentuk tulang ikan tipe A

Gambar 2.6 taman parkir sudut dengan dua gang type A


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

b. Bantuk tulang ikan tipe B

Gambar 2.7 taman parkir sudut dengan dua gang type B


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

c. Bentuk tulang ikan tipe C

Gambar 2.8 taman parkir sudut dengan dua gang type C


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

II-7
2.2.2 Pola Parkir Sepeda Motor

Pada umunya posisi kendaraan adalah 90o dari segi efektifitas ruang dan paling

menguntungkan.

1. Pola Parkir Satu Sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.

Gambar 2.9 pola parkir satu sisi


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

2. Pola Parkir Dua Sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai (lebar ruas ≥
5,6m).

Gambar 2.10 pola parkir dua sisi


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

II-8
3. Pola Parkir Pulau

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

Gambar 2.11 pola parkir pulau


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Keterangan gambar :
h : jarak terjauh antara tepi luar satuan ruang parkir
w : lebar terjauh satuan ruang parkir pulau
b : lebar jalur gang

2.2.3 Jalur Sirkulasi, Gang dan Modul

Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terletak pada penggunaannya.

Patokan umum yang dipakai adalah :

1. Panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter;

2. Jalur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50 kendaraan

dianggap sebagai jalur sirkulasi.

Lebar minimum jalur sirkulasi

1. Untuk jalan satu arah 3,5 meter

2. Untuk jalan dua arah 6,5 meter

II-9
Gambar 2.12 ukuran pelataran parkir tegak lurus
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Gambar 2.13 ukuran pelataran parkir sudut


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Lebar jalur gang untuk masing-masing kendaraan, seperti pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Lebar Jalur Gang (m)


Lebar Jalur Gang (m)

SRP
30o < 45o <80o 90o

1 2 1 2 1 2 1 2
arah arah arah arah arah arah arah arah
SRP mobil penumpang 8.0’
3.0’ 6.00’ 3.00 6.00’ 5.1’ 6.00’ 6’
2,5 m x 5,0 m 8.0”
SRP mobil penumpang 8.0’
3.50” 6.50” 3.50” 6.5” 5.1” 6.50” 6.5”
2,5 m x 5,0 m 8.0”
SRP sepeda motor 1.6’
3.0’ 6.00’ 3.00 6.00’ 4.60’ 6.00’ 6.00’
0,75 m x 30 m 1.6”
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Keterangan :

‘ : lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki

“ : lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki II-10


2.2.4 Jalan Masuk dan Keluar

Ukuran lebar pintu keluar-masuk dapat ditentukan, yaitu lebar 3 meter dan panjangnya

harus dapat menampung tiga mobil berurutan dengan jarak antar mobil sekitar 1,5

meter. Oleh karena itu, panjang-lebar pintu keluar masuk minimum 15 meter

(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998).

1. Pintu Masuk dan Keluar Terpisah

Tabel 2.2 lebar pintu masuk dan keluar


b d R1 R2
(m) (m) (m) (m)
Satu Jalur 3.00 – 3.50 0.80 – 1.00 6.00 – 6.50 3.50 – 4.00

Dua Jalur 6.00 0.80 – 1.00 3.50 – 5.00 1.00 – 2.50

(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Gambar 2.14 pintu masuk dan keluar terpisah


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

II-11
2. Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu

Gambar 2.15 pintu masuk dan keluar menjadi satu


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan keluar adalah

sebagai berikut,

1. Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan

2. Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga kemungkinan

konflik dengan pejalan kaki dan yang lain dapat dihindarkan.

3. Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak

pandang yang cukup saat memaski arus lalu lintas.

4. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan keluar (dalam

pengertian jumlah jalur) sebaiknya ditentukan berdasarkan analisis kapasitas.

Pada kondisi tertentu kadang ditentukan modul parsial, yaitu sebuah jalur gang yang

hanya menampung sebuah deretan ruang parkir di salah satu sisinya. Jenis modul ini

hendaknya dihindari. Dengan demikian, sebuah taman parkir merupakan susunan

modul yang jumlahnya tergantung pada luas tanah yang tersedia dan lokasi jalan

masuk ataupun keluarnya. (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998).

II-12
2.2.5 Kriteria Tata Letak Parkir

Tata letak areal parkir kendaraan dapat dibuat bervariasi, bergantung pada ketersediaan

bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak pintu masuk dan keluar. Tata letak

area parkir dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Tata letak pelataran parkir

Tata letak pelataran parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;

1) Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan.

Gambar 2.16 tata letak pelataran parkir, pintu terpisah


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

2) Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada suatu ruas.

Gambar 2.17 tata letak pelataran parkir pintu terpisah


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

II-13
3) Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas jalan.

Gambar 2.18 tata letak pelataran parkir pintu tunggal


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

4) Pintu masuk dan keluar yang menjadi satu terletak pada satu ruas berbeda.

Gambar 2.19 tata letak pelataran parkir dengan 2 pintu


(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

2.3 Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir merupakan sifat-sifat dasar yang memberikan penilaian terhadap

pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada lokasi studi. Berdasarkan

kerakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada lokasi

studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama waktu parkir, angka

pergantian parkir, kapasitas parkir, penyediaan ruang parkir dan indeks parkir.

II-14
2.3.1 Volume parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada

suatu lahan parkir tertentu dalam satuan waktu tertentu (biasanya per hari). Rumus yang

digunakan untuk menghitung volume parkir adalah sebagai berikut ;


𝑛
VP = ∑ 𝑖 =1 𝐸𝑖 .............................................................................................................(2.1)
Dimana :

Vp : volumr parkir

Ei : jumlah kendaraan yang masuk ke pelataran/gedung parkir dalam periode i

n : jumlah periode jam pengamatan

2.3.2 Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah keseluruhan yang parkir di suatu tempat pada waktu

tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan. Rumus yang

digunakan untuk menghitung akumulasi parkir adalah sebagai berikut ;

Akumulasi = Qin – Qout + Qs ......................................................................................(2.2)

Dimana :

Qs : jumlah kendaraan yang telah berada dilokasi parkir sebelum pengamatan

dilakukan (kendaraan)

Qin : jumlah kendaraan yang masuk lokasi parkir (kendaraan)

Qout : jumlah kendaraan yang keluar lokasi parkir (kendaraan)

2.3.3 Indeks Parkir

Indeks parkir adalah ukuran untuk menyatakan penggunaan panjang jalan dan

dinyatakan dalam presentase ruang yang ditempati oleh kendaraan parkir. Rumus yang

digunakan untuk menghitung nilai indeks parkir adalah sebagai berikut ;

II-15
𝑱𝑲𝑷
IP = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% ..................................................................................................(2.3)
𝑱𝑷𝑻

Dimana :
IP = Indeks parkir
JKP = Jumlah Kendaraan Parkir
JPT = Jumlah Petak Parkir Tersedia

2.3.4 Durasi Parkir

Durasi parkir adalah rentang waktu sebuah kendaraan parkir di suatu tempat (dalam

satuan menit atau jam). Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya

parkir adalah sebagai berikut ;


∑ 𝑫𝒖𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒌𝒊𝒓 𝒙 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒏𝒅𝒂𝒓𝒂𝒂𝒏
𝑫= ...................................................................(2.4)
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒑𝒂𝒓𝒌𝒊𝒓

2.3.5 Tingkat Pergantian Parkir (Turn Over)

Tingkat pergantian parkir (turn over) adalah tingkat penggunaan ruang parkir dan di

peroleh dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang-ruang parkir untuk suatu

pariode tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat pergantian parkir

adalah sebagai berikut ;

𝑄𝑝
TR = 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑟𝑘𝑖𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 .....................................................................................(2.5)

Dimana :

TR : angka pergantian parkir (kendaraan perpertak/ jam)

Qp : jumlah kendaraan yang parkir per periode waktu tertentu

II-16
2.3.6 Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan

parkir selama waktu pelayanan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas parkir adalah sebagai berikut

(Kanny, 2012) ;

N=𝑳 .......................................................................................................................(2.6)
𝑷

Dimana :

N : jumlah kendaraan atau kapasitas parkir

L : luas areal parkir tersedia

P : SRP untuk kendaraan roda empat (2,50 m x 5,00 m)

SRP untuk kendaraan roda dua (0,75 m x 2,00 m)

2.3.7 Kebutuhan Luas Lahan Parkir

Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan luas lahan parkir adalah sebagai

berikut (Kanny, 2012) ;

LLP = JPP x UPP .....................................................................................................(2.7)

Dimana :

LLP : luas lahan parkir yang dibutuhkan

JJP : jumlah kendaraan yang dibutuhkan

UPP : ukuran petak parkir (0,75m x 2,00m) untuk kendaraan roda dua

UPP : ukuran petak parkir (2,50m x 5,00m) untuk kendaraan roda empat

2.4 Satuan Ruang Parkir

Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan,

dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk dan sepeda motor, baik parkir paralel

II-17
dipinggir jalan, pelataran parkir ataupun gedung parkir. SRP harus mempertimbangkan

ruang bebas dan lebar bukaan pintu dan untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan.

2.4.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang

Gambar 2.20 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang (dalam cm)
(Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998)

Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut :

Golongan I

B = 170 cm a1 = 10 cm Bp = 230 cm

O = 55 cm L = 470 cm Lp = 500 cm

R = 5 cm a2 = 20 cm

Golongan II

B = 170 cm a1 = 10 cm Bp = 250 cm

O = 75 cm L = 470 cm Lp = 500 cm

R = 5 cm a2 = 20 cm

Golongan III

B = 170 cm a1 = 10 cm Bp = 300 cm

O = 80 cm L = 470 cm Lp = 500 cm

R = 50 cm a2 = 20 cm
II-18
2.4.2 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor

Gambar 2.21 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor (dalam cm)
(Sumber : Direktur Jenderal Perhubungan Darat, 1998)
Dimana :

B = 170 cm a1 = 20 cm Bp = 200 cm

L = 175.5 cm Lp = 75 cm

R = 10 cm a2 = 5 cm

2.4.3 Standar Kebutuhan Parkir

Parkir merupakan salah satu komponen suatu sistem transportasi yang perlu

dipertimbangkan. Pada kota-kota besar area parkir merupakan suatu kebutuhan bagi

pemilik kendaraan. Dengan demikian perencanaan fasilitas parkir adalah suatu metoda

perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan, baik di badan jalan (

on street parking) maupun di luar badan jalan (off street parking). Untuk merencanakan

fasilitas parkir maka besarnya kebutuhan perlu diketahui.(Direktorat Jenderal Perhubungan

Darat. 1998)

1. Jenis Peruntukan Parkir

Kebutuhan area parkir berbeda antara yang satu dengan lainnya yang sesuai

dengan peruntukannya. Pada umumnya ada dua jenis peruntukan kebutuhan

parkir, yakni sebagai berikut:

II-19
1) Kegiatan Parkir Tetap

a. Pusat perdagangan

b. Pusat perkantoran swasta atau pemerintahan

c. Pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan

d. Pasar

e. Sekolah

f. Tempat rekreasi

g. Hotel dan tempat penginapan

h. Rumah sakit

2) Kegiatan parkir yang bersifat sementara

a. Bioskop

b. Tempat pertunjukan

c. Tempat pertandingan olah raga

d. Rumah ibadah

2. Standar Kebutuhan Ruang Parkir

Standar kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan

yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan, tarif yang

diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat pemilikan kendaraan bermotor,

tingkat pendapatan masyarakat.

Disini hanya akan membahas mengenai kegiatan parkir tetap rumah sakit.

Kebutuhan ruang parkir rumah sakit tergantung kepada tarif rumah sakit yang

diberlakukan dan jumlah kamar. Jumlah kebutuhan Satuan Ruang Parkir untuk

rumah sakit terdapat pada tabel berikut.

II-20
Tabel 2.3 Kebutuhan SRP rumah sakit
Jumlah Tempat
50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Tidur (buah)
Kebutuhan
97 100 104 111 118 132 148 160 230
(SRP)
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

Ukuran kebutuhan ruang parkir pada rumah sakit adalah sebagai berikut

Tabel 2.4 Ukuran Kebutuhan Ruang Parkir Rumah Sakit


Peruntukan Satuan (SRP untuk mobil penumpang) Kebutuhan Ruang Parkir
Rumah Sakit SRP / tempat tidur 0,2 – 1,3
(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1998)

3. Proyeksi Kebutuhan Ruang Parkir Tahun Kedepan

X (1 + a)n .............................................................................................................(2.8)

Dimana :

X = kebutuhan parkir kondisi sekarang (akumulasi maksimum)

a = prosentase pertumbuhan

n = tahun rencana

2.5 Rumah Sakit

2.5.1 Pengertian Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.340/MENKES/PER/III/2010 BAB I Pasal 1

yang dimaksud dengan :

(1) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara peripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

(2) Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

II-21
2.5.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.340/MENKES/PER/III/2010 BAB III Pasal 4

dan Pasal 5 bahwa :

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Umum diklasifikasikan

menjadi ;

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

d. Rumah Sakit Umum Kelas D

Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan :

a. Pelayanan;

b. Sumber Daya Manusia;

c. Peralatan;

d. Sarana dan Prasarana; dan

e. Administrasi dan Manajemen.

2.5.3 Parkir pada Rumah Sakit

Kebutuhan parkir pada rumah sakit bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti

lokasi rumah sakit, jumlah dokter, jumlah pegawai dan paramedis, jumlah tempat tidur

dan pasien rawat jalan serta pengunjung. Karakteristik parkir pada rumah sakit juga

bervariasi tergantung pada jenis rumah sakit, yaitu apakah rumah sakit itu bersifat

umum, rumah sakit spesial, rumah sakit pendidikan dan lain-lain. Menurut Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat (1998) kebutuhan satuan ruang parkir berkisar antara 0,2

– 1,3 tempat parkir setiap tempat tidur.

II-22
2.6 Penelitian Terdahulu

Agar Penelitian Tugas Akhir ini terarah dan terfokus maka diperlukan beberapa refrensi

dari penilitian terdahulu yang di anggap sejenis. Berikut adalah beberapa penelitian

sejenis terdahulu :

No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan


Besarnya Nilai indeks
parkir ini
Metode
menunjukkan bahwa
Analisa kapasitas Berdasarkan Selisih
kapasitas parkir Pasar
ruang parkir pasar Terbesar Antara
1 Khairul Fahmi Modern Pasir
modern kota pasir Kedatangan Dan
Pengaraian masih
pengaraian Keberangkatan
mampu menampung
Kendaraan
permintaan parkir yang
terjadi saat ini.

ANALISIS Perlunya penambahan


KEBUTUHAN lahan baru/ dengan
DAN pola parkir yang
PENATAAN bertingkat mengingat
RUANG PARKIR mengoptimalkan
Septyanto KENDARAAN Metode pemanfaatan lahan
2 Kurniawan, Agus (Studi Kasus Pada Berdasarkan Luas yang ada di Kampus II
Surandono Lahan Parkir Lantai Bangunan Fakultas Teknik
Kampus II Universitas
Fakultas Teknik Muhammadiyah Metro
Universitas agar tercapainya
Muhammadiyah peningkatan kualitas
Metro) pendidikan.

Analisa
kapasitas lahan parkir
karakteristik Metode
yang tersedia di
parkir pada Berdasarkan Selisih
kampus
M. Fakhruriza fakultas Terbesar Antara
3 Fakultas Teknik
Pradana teknikanalisa Kedatangan Dan
UNTIRTA masih
karakteristik Keberangkatan
memenuhi
parkir pada Kendaraan
kapasitas yang ada,
fakultas teknik

II-23
Akumulasi maksimum
kendaraan parkir pada
Rumah Sakit Pirngadi
telah melebihi
kapasitas parkirnya,
Analisa kebutuhan sehingga diperlukan
Metode
Firdayni Tumangger parkir pada rumah tinjauan ulang
4 Berdasarkan Luas
dan Yusandi Aswad sakit kelas B di terhadap luas parkir
Lantai Bangunan
kota medan yang tersedia agar
didapat kesimpulan
apakah perlu dilakukan
pembangunan gedung
parkir pada rumah
sakit tersebut
Dari hasil analisis
dapat disimpulkan
Analisa
bahwa permasalahan
Karakteristik
pada parkir kendaraan
Perjalanan Metode
di bandara adalah
Penumpang Berdasarkan Selisih
kurangnya kapasitas
Muhammad Reza Angkutan Udara Terbesar Antara
5 parkir dengan rasio
Satria, Yosi Alwinda dan Analisa Kedatangan Dan
Indeks Parkir (IP)
Kebutuhan Parkir Keberangkatan
untuk kendaraan mobil
di Bandara Sultan Kendaraan
dan motor rata-rata
Syarif Kasim II
sudah melewati 100%
Pekanbaru
(sudah mencapai 130-
150%.

Berdasarkan
perhitungan kebutuhan
parkir dan luas lahan
parkir diperoleh total
kebutuhan luas
Analisis
parkir untuk kendaraan
kebutuhan lahan
Yunita A. Messah roda dua adalah 747
parkir di rumah Metode
Roky A.E. Lay m2 dengan jumlah
6 sakit umum Berdasarkan Luas
Kanny parkir sebanyak 498
daerah Lantai Bangunan
Andi Hidayat Rizal petak dan luas total
prof. dr. w.z.
kebutuhan lahan parkir
johannes kupang
untuk kendaraan roda
empat adalah 250 m2
dengan jumlah petak
parkir sebesar 20
petak.

II-24
Indeks parkir di
gedung parkir sepeda
motor di Mall Cyber
Park Bekasi pintu
Evaluasi kapasitas masuk satu (1) dan
kebutuhan gedung Metode pintu masuk dua (2)
parkir sepeda Berdasarkan Selisih yang terjadi adalah
motor dan mobil Terbesar Antara melebihi dari 100%.
7 Win Ali
study kasus (di Kedatangan Dan Hal tersebut
mall grand Keberangkatan menunjukkan bahwa
metropolitan Kendaraan kapasitas ruang
bekasi) gedung parkir sepeda
motor dan mobil sudah
tidak dapat memenuhi
kebutuhan ruang parkir
yang ada.

dari analisis Ruas jalan


untuk kecepatan
survey di Jalan Letnan
Jenderal Suprapto
dengan Jalan Perintis
Analisis Kemerdekaan di jam
karakteristik Metode Berdasarkan puncak Pagi, Siang
parkir kendaraan Selisih Terbesar dan Sore memliki
8 Riza Kurniawan pada area parkir, Antara Kedatangan tingkat pelayanan atau
ITC Cempaka Dan Keberangkatan Level of
Mas – Jakarta Kendaraan Service (LOS) yaitu F,
Pusat F dan F. Hal ini
menunjukan bahwa
terjadi tingkat arus
kendaraan
pada sore hari saat
pulang kerja.

II-25
This research has
proposed several
effective solutions on
the basis of analyzing
current parking
situation of Beijing,
including controlling
the total demand of
parking, increasing
parking space
Method Based on
approiately and
the Biggest
coordinating the
9 Wang Yan-Ling Difference Between
existing parking
Vehicle Arrival and
facilities resources in
Departure
order to achieve the
maxmization of
effeciency and benefit.
In this way, the traffic
situation of Beijing,
the living quality of
the public an the urban
image of Beijing will
be improved
effectually.
Tabel 2.4 Tabel Penelitian Terdahulu

II-26

Anda mungkin juga menyukai