Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang “Pengaruh Perubahan kurs Valuta Asing”


diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 13 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 1

1.3 Tujuan Masalah ...................................................................... 1

1.4 Manfaat ................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Mata Uang................................................................. 3

2.2 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing ................................ 3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Penjabaran dan Konsep Mata Uang Fungsional ........ 5

3.2 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ........... 7

3.3 Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam

Mata Uang Fungsional ........................................................... 9

3.4 Pengungkapan Dan Tanggal Efektif ...................................... 12

3.5 Aplikasi PSAK Transaksi Pengaruh Perubahan Kurs

Valuta Asing (PT. MMM) ...................................................... 14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................ 20

4.2 Saran ....................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing
dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau
memiliki kegiatan usaha luar negeri. Di samping itu, suatu entitas dapat
menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing. Tujuan dari Pernyataan
ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam
mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu
entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan kedalam suatu mata uang
pelaporan. Permasalahan utama adalah nilai tukar mana yang digunakan dan
bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan nilai tukar dalam laporan
keuangan. PSAK 10 Mengenai Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
mengatur tentang bagaimana perlakuan dalam menggunakan valuta asing ketika
terjadi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan akuntansi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tujuan penjabaran dan konsep mata uang
fungsional?
2. Apa yang dimaksud dengan investasi neto di dalam kegiatan usaha luar
negeri?
3. Apa yang dimaksud dengan pelaporan transaksi mata uang asing ke
dalam mata uang fungsional?
4. Apa yang dimaksud dengan pengungkapan dan tanggal efektif?
5. Bagaimana aplikasi PSAK Transaksi Pengaruh Perubahan Kurs Valuta
Asing (PT. MMM)?
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tujuan penjabaran dan konsep mata uang fungsional.

2. Untuk mengetahui investasi neto di dalam kegiatan usaha luar negeri.

3. Untuk mengetahui pelaporan transaksi mata uang asing ke dalam mata

uang fungsional.

1
4. Untuk mengetahui pengungkapan dan tanggal efektif.

5. Untuk mengetahui aplikasi PSAK Pengaruh Perubahan Kurs Valuta

Asing (PT. MMM)

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah para pembaca dapat

mengetahui Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing dan aplikasi PSAK No. 10

tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing pada Perusahaan Batu Bara

(PT.MMM).

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Mata Uang


Salah satu konsep penting yang perlu dipahami terkait aktivitas
perdagangan internasional adalah konsep mata uang dan nilai tukar (kurs). Secara
umum menurut standar akuntansi, jenis mata uang yang digunakan suatu entitas
adalah :
1. Mata uang fungsional, yakni mata uang pada lingkungan ekonomi
utama dimana entitas beroperasi.
2. Mata uang penyajian (pelaporan), yakni mata uang yang digunakan
dalam penyajian laporan keuangan.
3. Mata uang asing, yakni mata uang selain mata uang fungsional suatu
entitas.

2.2 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing


Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing:
a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah
dari kepentingan entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha
itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas
anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas
pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau
menggunakan mata uang selain dari mata uang entitas pelapor.
c. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
d. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional
suatu entitas.
e. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi
utama dimana suatu entitas beroperasi.
f. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam
penyajian laporan keuangan.

3
g. Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
h. Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
i. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu
aset atau menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi wajar (arm’s length transaction).
j. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta
laibilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata
uang yang pasti atau dapat ditentukan.
k. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah
tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar
yang berbeda.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Penjabaran dan Konsep Mata Uang Fungsional

Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing


dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau
memiliki kegiatan usaha luar negeri. Di samping itu, suatu entitas dapat
menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing. Tujuan dari pernyataan
ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam
mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu
entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan kedalam suatu mata uang
pelaporan. Permasalahan utama adalah nilai tukar mana yang digunakan dan
bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan nilai tukar dalam laporan
keuangan.

Dalam akuntansi untuk transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali
untuk transaksi-transaksi derivatif dan saldo yang ada dalam ruang lingkup
instrumen keuangan menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha
luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasi entitas,
konsolidasi secara proporsional atau metode ekuitas; dan dalam menjabarkan hasil
dan posisi keuangan entitas kedalam suatu mata uang pelaporan. Pernyataan ini
diterapkan untuk penyajian laporan keuangan entitas dalam mata uang asing dan
mengatur persyaratan untuk menghasilkan laporan keuangan yang patuh pada
PSAK. Untuk penjabaran informasi keuangan ke dalam suatu mata uang asing
yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, pernyataan ini menentukan informasi
apa saja yang harus diungkapkan.

Lingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi adalah


lingkungan dimana entitas tersebut uta manya menghasilkan dan mengeluarkan
kas. Suatu entitas mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan
mata uang fungsionalnya:

5
a. Mata uang:
1. Yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata
uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk
barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
2. Dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-
undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang dan
jasanya.
b. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan
biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini
seringkali menjadi mata uang dimana biaya-biaya tersebut
didenominasikan dan diselesaikan).

Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang


fungsional suatu entitas:

a. Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain
penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
b. Mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada
umumnya ditahan.

Faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang


fungsional dari suatu kegiatan usaha luar negeri, dan apakah mata uang
fungsionalnya sama seperti mata uang entitas pelapor (entitas pelapor, dalam
konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai
entitas anak, cabang, entitas asosiasi atau ventura bersama):

a. Apakah aktivitas-aktivitas dari kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan


sebagai suatu perpanjangan dari entitas pelapor, bukan dilaksanakan
dengan otonomi yang signifikan.
b. Tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap transaksi
dengan entitas pelapor.
c. Apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung
mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan apakah arus kas tersebut
siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor.

6
d. Apakah arus kas dari aktivitas-aktivitas kegiatan usaha luar negeri
cukup untuk membayar kewajiban instrumen utang yang ada ataupun
yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana yang disediakan oleh
entitas pelapor.
Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi, kejadian dan
kondisi yang mendasari yang relevan. Sehingga, sekali ditentukan, mata uang
fungsional tidak berubah kecuali ada perubahan pada transaksi, kejadian dan
kondisi yang mendasari tersebut

3.2 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri


Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari
atau utang kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang
penyelesaiannya tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa
mendatang, pada hakekatnya adalah bagian dari investasi neto entitas tersebut di
dalam kegiatan usaha luar negeri. Pos-pos moneter ini mencakup piutang atau
utang jangka panjang. Pos-pos moneter ini tidak mencakup piutang dagang atau
utang dagang.

3.2.1 Pos – pos Moneter


Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya
harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas,
dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban. Demikian juga, suatu kontrak
untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari instrumen ekuitas
yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai
wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata
uang yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. Fitur
utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima
(atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau
dapat ditentukan.

7
Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya
harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas,
dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban. Demikian juga, suatu kontrak
untuk menerima atau menyerahkan suatu jumlah variabel dari instrumen ekuitas
yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai
wajarnya harus diterima atau diserahkan setara dengan suatu jumlah unit mata
uang yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. Fitur
utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima
atau kewajiban untuk menyerahkan suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau
dapat ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: uang muka untuk barang
dan jasa (misalnya sewa dibayar dimuka), goodwill, aset tidak berwujud,
persediaan, aset tetap, dan kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan dengan
penyerahan aset nonmoneter.

Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual (misalnya


sebuah kelompok terdiri dari satu entitas induk dan satu atau lebih entitas anak).
Beberapa entitas, apakah entitas tersebut adalah anggota dari suatu kelompok
ataupun sebaliknya, mungkin memiliki investasi di perusahaan asosiasi atau
ventura bersama. Entitas mungkin dapat juga memiliki cabang. Hal itu
membutuhkan hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang
dimasukkan ke dalam entitas pelapor dijabarkan kedalam mata uang di mana
entitas pelapor menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan
mata uang atau beberapa mata uang apapun sebagai mata uang penyajian dari
suatu entitas pelapor. Hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang
dimasukan didalam entitas pelapor, di mana mata uang fungsionalnya berbeda
dari mata uang penyajiannya.

8
3.2.2 Ringkasan Pendekatan yang Disyaratkan Pernyataan ini
Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap entitas, baik entitas yang
berdiri sendiri, entitas dengan kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah entitas
induk) ataupun suatu kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah entitas anak atau
cabang) menentukan mata uang fungsionalnya.
Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual (misalnya
sebuah kelompok terdiri dari satu entitas induk dan satu atau lebih entitas anak).
Beberapa entitas, apakah entitas tersebut adalah anggota dari suatu kelompok
ataupun sebaliknya, mungkin memiliki investasi di perusahaan asosiasi atau
ventura bersama. Entitas mungkin dapat juga memiliki cabang. Hal itu
membutuhkan hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang
dimasukkan ke dalam entitas pelapor dijabarkan kedalam mata uang di mana
entitas pelapor menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan
mata uang (atau beberapa mata uang) apapun sebagai mata uang penyajian dari
suatu entitas pelapor. Hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang
dimasukan didalam entitas pelapor, di mana mata uang fungsionalnya berbeda
dari mata uang penyajiannya.

3.3 Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang


Fungsional
Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang
didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing,
termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:
a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan
dalam suatu mata uang asing.
b. Meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan
utang atau tagihan didenominasikan dalam suatu mata uang asing; atau
c. Memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan
kewajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
Pada pengakuan awal, suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam
mata uang fungsional, dengan menerapkan jumlah mata uang asing, nilai tukar
spot antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi.

9
Pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya pos moneter mata uang
asing harus dijabarkan menggunakan kurs penutup;
a. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata
uang asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal
transaksi; dan
b. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing
harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai
wajar ditentukan.
Ketika suatu aset adalah nonmoneter dan diukur dalam suatu mata uang
asing, jumlah tercatatnya ditentukan dengan membandingkan:
a. Biaya perolehan atau jumlah tercatat (yang mana yang tepat),
dijabarkan dengan nilai tukar pada tanggal ketika jumlah itu ditentukan
(yaitu nilai pada tanggal transaksi untuk suatu pos yang diukur dalam
biaya historis); dan
b. Nilai realisasi bersih atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali (yang
mana yang tepat), dijabarkan dengan nilai tukar pada tanggal ketika
nilai itu ditentukan (misalnya kurs penutup pada akhir periode
pelaporan).

3.3.1 Perubahan dalam Mata Uang Fungsional


Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional suatu entitas,
entitas harus menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang
baru secara prospektif sejak tanggal perubahan itu. Pengaruh dari perubahan
dalam mata uang fungsional diperlakukan secara prospektif. Dalam kata lain,
suatu entitas menjabarkan semua pos-pos ke dalam mata uang fungsional yang
baru menggunakan nilai tukar pada tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang
dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historis entitas.
Selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri,
yang sudah diakui sebelumnya di dalam pendapatan komprehensif lain tidak
dikelompokka ulang dari ekuitas ke dalam laba atau rugi sampai pelepasan
kegiatan usaha tersebut.

10
3.3.2 Penggunaan Mata Uang Pelaporan Selain Mata Uang Fungsional
Entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang atau
beberapa mata uang apapun. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang
fungsional entitas, entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam
mata uang penyajian.
Ketika laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri memiliki
tanggal yang berbeda dari entitas pelapor, kegiatan usaha luar negeri sering
mempersiapkan laporan tambahan dengan tanggal yang sama seperti laporan
keuangan entitas pelapor. Ketika hal ini tidak dilakukan, diperbolehkan
penggunaan tanggal yang berbeda yang menunjukkan bahwa perbedaan tersebut
tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dibuat untuk dampak dari setiap
transaksi signifi kan atau kejadian lain yang terjadi antaratanggal yang berbeda
tersebut. Dalam kasus demikian, aset dan kewajiban dari kegiatan usaha luar
negeri dijabarkan pada nilai tukar pada akhir periode pelaporan dari kegia tan
usaha luar negeri itu. Penyesuaian dibuat untuk perubahan yang signifikan dalam
nilai tukar sampai akhir periode pelaporan dari entitas. Pendekatan yang sama
digunakan dalam penerapan metode ekuitas untuk entitas asosiasi dan ventura
bersama dan dalam penerapan konsolidasi secara proporsional untuk ventura
bersama.

3.3.3 Pelepasan Sebagian dari Kegiatan Usaha Luar Negeri


Pada pelepasan pada suatu kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif
dari selisih nilai tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri, yang diakui
di dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasi ke dalam komponen
terpisah dari ekuitas, harus dikelompokkan ulang dari ekuitas ke laba atau rugi
(sebagai penyesuaian untuk pengelompokkan ulang) ketika keuntungan atau
kerugian dari pelepasan suatu kegiatan usaha di luar negeri.
Selain pelepasan dari seluruh kepentingan suatu entitas dalam suatu
kegiatan usaha luar negeri, hal-hal berikut ini dicatat sebagai pelepasan walaupun
jika entitas masih memiliki kepentingan dalam entitas anak, perusahaan asosiasi
atau pengendalian bersama entitas sebelum:

11
a. Hilangnya pengendalian pada suatu entitas anak yang merupakan suatu
kegiatan usaha luar negeri;
b. Hilangnya pengaruh yang signifi kan pada suatu perusahaan asosiasi
yang merupakan suatu kegiatan usaha luar negeri; dan
c. Hilangnya pengendalian bersama pada suatu pengendalian bersama
entitas yang merupakan kegiatan usaha luar negeri.
Pada pelepasan sebagian dari suatu entitas anak yang merupakan suatu
kegiatan usaha luar negeri, entitas mengatribusikan kembali bagian yang
sebanding dari jumlah kumulatif selisih nilai tukar yang diakui dalam pendapatan
komprehensif lain ke kepentingan nonpengendali pada kegiatan usaha luar negeri
tersebut. Dalam setiap pelepasan yang lain atas sebagian kegiatan usaha luar
negeri, entitas harus menge lompokkan ulang, sebatas bagian yang sebanding dari
jumlah kumulatif selisih nilai tukar yang diakui dalam pendapatan komprehensif
lain ke dalam laba rugi. Suatu entitas dapat melepas atau melepas sebagian kepen
tingannya dalam suatu kegiatan usaha luar negeri melalui penjualan, likuidasi,
pembayaran kembali modal saham atau penelantaran semua atau sebagian dari
entitas tersebut. Pembayaran suatu dividen adalah bagian dari suatu pelepasan
hanya ketika pembayaran tersebut merupakan suatu pengembalian dari investasi,
contohnya ketika dividen dibayarkan dari laba pra akuisisi. Kerugian nilai tercatat
dari suatu kegiatan usaha luar negeri, apakah karena kerugian usahanya sendiri
atau karena suatu penurunan nilai yang diakui oleh investor, bukan merupakan
suatu pelepasan sebagian. Oleh karena itu, tidak ada bagian dari keuntungan atau
kerugian mata uang asing yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain
yang dikelompokkan ulang ke laba atau rugi pada saat terjadinya kerugian nilai.

3.4 Pengungkapan Dan Tanggal Efektif


Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi
keuangan lainnya dalam suatu mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya
tanpa memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada..
Contohnya, suatu entitas dapat melakukan konversi hanya terhadap pos-
pos tertentu dari laporan keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata uang
fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan

12
konversi terhadap laporan keuangannya ke dalam mata uang lain dengan
menjabarkan semua pos-pos dengan kurs penutup terkini. Konversi sebagaimana
disebut di atas tidak sesuai dengan PSAK dan pengungkapan yang dijelaskan
dalam paragraf 54 dipersyaratkan.
Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan
lainnya di dalam suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang
fungsionalnya maupun dari mata uang pela porannya, dan persyaratan-persyaratan
dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas harus:
a. Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan
untuk membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK;
b. Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut
disajikan; dan
c. Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran
yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan.
Suatu entitas mengungkapkan:
a. Jumlah dari selisih nilai tukar yang diakui dalam laba rugi kecuali untuk
selisih nilai tukar yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur
pada nilai wajarnya melalui laba atau rugi, dan
b. Selisih nilai tukar neto diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan
diakumulasikan dalam komponen ekuitas terpisah, dan juga harus
mengungkapkan rekonsiliasi dari selisih nilai tukar tersebut pada awal
dan akhir periode.
Ketika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, fakta
tersebut harus dinyatakan, bersama dengan pengungkapan mata uang fungsional
dan alasan untuk menggunakan suatu mata uang pelaporan yang berbeda. Ketika
terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor
maupun dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, fakta tersebut dan
alasan untuk perubahan dalam mata uang fungsional harus diungkapkan.
Ketika entitas menyajikan laporan keuangannya dalam suatu mata uang
yang berbeda dari mata uang fungsionalnya, entitas harus menjelaskan bahwa
laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua
persyaratan dari setiap pernyataan dan setiap interpretasi.

13
Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di
dalam suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun
dari mata uang pelaporannya, dan persyaratan-persyaratan tidak dipenuhi, entitas
harus:
a. Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan
untuk membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK;
b. Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut
disajikan; dan
c. Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran
yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan.

3.5 Aplikasi PSAK Transaksi Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing


(PT. MMM)
PT. MMM dengan kegiatan utama yang meliputi eksplorasi,
pengembangan, pertambangan, pengangkutan, penyimpanan, dan pemasaran
batubara, merupakan salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia yang
melakukan aktivitas luar negeri yaitu transaksi dalam mata uang asing.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2008. Pendapatan
utama perusahaan diperoleh dari penjualan batubara dengan menggunakan mata
uang US Dollar. Dengan adanya Penerapan PSAK No.10 (revisi 2010) tentang
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
2012, manajemen Perusahaan dengan pertimbangannya melakukan penentuan
mata uang fungsional berdasarkan peraturan tersebut. Dalam peraturan tersebut
dijelaskan bahwa entitas dalam melakukan aktivitasnya dipengaruhi oleh
lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi yaitu lingkungan entitas
tersebut dalam menghasilkan dan mengeluarkan kas.
Pada lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi, entitas menggunakan
mata uang yang disebut mata uang fungsional. Terdapat hirarki indikator dalam
penentuan suatu mata uang fungsional seperti yang telah dijelaskan dalam bab
sebelumnya.

14
Manajemen PT. MMM melakukan pertimbangan dalam menentukan mata
uang fungsional dengan memperhatikan hirarki indikator dalam penentuan suatu
mata uang fungsional yang dijelaskan dalam PSAK No. 10 (revisi 2010) tentang
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Berikut ini adalah faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan manajemen Perusahaan dalam menentukan mata uang
fungsional:
1. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa.
Pendapatan utama PT MMM dihasilkan dari transaksi penjualan
batubara kepada pihak ketiga. Sejak memulai penjualan batubara pada
tahun 2008 hingga sekarang, penjualan PT MMM mayoritas diekspor.
Transaksi penjualan batubara 100% menggunakan mata uang US Dollar
yang sesuai kontrak perjanjian penjualan yang disepakati dengan
konsumen. Selain perubahan harga pasar batubara ditentukan oleh
fluktuasi mata uang US Dollar.
2. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku,
dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa. Berikut ini adalah
biaya-biaya yang terkait dengan beban pokok penjualan (cost of good
sold) batubara PT MMM:
a. Biaya Pokok Produksi
Biaya pokok produksi batubara terjadi atas proses produksi batubara
yang terdiri dari pengupasan tanah, penambangan batubara, dan
pengangkutan batubara hingga ke stockpile. Dalam proses produksi
batubara, Perusahaan menggunakan jasa kontraktor yang mayoritas
biayanya tersebut dibayar dengan menggunakan mata uang US Dollar.
b. Persediaan
Persediaan yang dimiliki Perusahaan terdiri dari barang setengah jadi
(work in process) batubara, barang jadi (finish good) batubara, dan
menggunakan mata uang Rupiah, tetapi harga pasar batubara dan bahan
bakar solar dipengaruhi oleh fluktuasi mata uang US Dollar.

15
c. Biaya Sewa Alat Berat
Biaya sewa alat berat termasuk dengan biaya perawatan dan
pemeliharaan alat berat. Sebagian besar biaya sewa alat berat dibayar
dengan menggunakan mata uang US Dollar. Beban penyusutan alat
berat juga diakui dalam US Dollar.
d. Pembelian Batubara
Ketika Perusahaan tidak dapat memenuhi kuota batubara yang
dipesan pelanggan maka perusahaan melakukan pembelian batubara
kepada perusahaan batubara lainnya. Transaksi pembelian batubara
menggunakan mata uang US Dollar.
e. Biaya Gaji Karyawan
Biaya gaji karyawan terdiri dari gaji, upah, dan tunjangan karyawan
yang terlibat dalam proses produksi batubara. Biaya tersebut dibayarkan
dengan menggunakan mata uang Rupiah.
f. Biaya Pengangkutan Batubara dan Crane
Biaya pengangkutan batubara dan crane terdiri dari biaya
pengangkutan batubara dari stockpile hingga ke vessel. Alat berat yang
digunakan untuk mengangkut batubara merupakan barang impor yang
dibeli dengan menggunakan mata uang US Dollar, sehingga beban
penyusutan alat berat juga harus diakui dalam US Dollar. Bahan bakar
alat berat adalah solar dimana perubahan harga pasarnya tergantung
dari fluktuasi US Dollar.
g. Biaya Dokumen Penjualan
Biaya dokumen penjualan adalah biaya Surat Keterangan Asal
Barang (SKAB) atas penjualan batubara yang akan diekspor. Biaya
dokumen penjualan dibayarkan dengan menggunakan mata uang
Rupiah.
h. Biaya Pengelolaan dan Reklamasi Lingkungan Hidup
Biaya Pengelolaan dan Reklamasi Lingkungan Hidup merupakan
biaya yang disetorkan kepada Bupati Samarinda atas estimasi biaya
penutupan yang akan terjadi pada akhir umur tambang. Biaya tersebut
dibayarkan dengan menggunakan mata uang Rupiah.

16
Komposisi biaya-biaya yang terkait dengan beban pokok penjualan
berdasarkan mata uang dijelaskan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1
Komposisi Biaya-Biaya yang Terkait dengan Beban Pokok Penjualan
Mata Uang (dalam %)
Tahun
USD Rupiah
2007 - -
2008 70% 30%
2009 80% 20%
2010 80% 20%
2011 86% 14%

Berdasarkan nature dari transaksi penjualan batubara dan biaya-biaya


terkait penjualan yang dijelaskan di atas, aktivitas Perusahaan telah memenuhi
faktor-faktor utama atas hirarki indikator dalam menentukan mata uang
fungsional, maka manajemen Perusahaan dengan mengesampingkan faktor-faktor
lainnya menentukan mata uang US Dollar sebagai mata uang fungsional.
Kebijakan Perusahaan dalam menentukan US Dollar sebagai mata uang
fungsional, yang sesuai dengan PSAK No.10 (revisi 2010) tentang Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing, akan berdampak paling signifikan terhadap selisih
kurs yang diakui oleh PT MMM. Selisih kurs yang terjadi adalah dari transaksi
dalam mata uang Rupiah, yang seharusnya nilai selisih kurs yang diakui akan
lebih kecil karena transaksi Perusahaan dalam mata uang US Dollar lebih banyak
dan jumlahnya material.

17
Pencatatan transaksi Perusahaan dari awal pendirian hingga akhir tahun
2011 menggunakan mata uang Rupiah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah Perusahaan menetapkan US Dollar sebagai mata uang fungsional dan
melakukan proses pengukuran kembali pada laporan keuangan per 31 Desember
2011 untuk menentukan saldo awal tahun 2012 dalam US Dollar, Perusahaan
melakukan pencatatan dengan menggunakan mata uang yang sama dengan
mata uang fungsional, yaitu US Dollar. Hal tersebut sesuai dengan PSAK No.10
(revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing yang menjelaskan
bahwa mata uang pencatatan disamakan dengan mata uang fungsional.
Pencatatan transaksi dengan menggunakan mata uang fungsional memberikan
manfaat bagi perusahaan yaitu dapat memperkecil nilai selisih kurs.
Dalam upaya mendukung penerapan PSAK No.10 (revisi 2010) tentang
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing terhadap proses pencatatan dan pelaporan
keuangan, Perusahaan melakukan penyiapan sumber daya antara lain pelatihan
kepada bagian akuntan dan bagian pajak serta penyiapan sistem akuntansi yang
dapat mendukung penerapan PSAK tersebut. Bagian akuntan harus mempunyai
kompetensi dalam mencatat transaksi-transaksi Perusahaan terutama yang
menimbulkan selisih kurs ke dalam sistem akuntansi. Bagian pajak harus dapat
menyiapkan penggunaan sistem akuntansi yang dapat mendukung dalam
perhitungan dan pelaporan pajak dengan menggunakan mata uang fungsional
Perusahaan, yaitu US Dollar. Perusahaan juga melakukan perubahan terhadap
sistem akuntansi yang dapat menginput transaksi dalam mata uang US Dollar.
Dalam pencatatan transaksi mata uang asing (selain mata uang fungsional)
Perusahaan harus mempertimbangkan kurs yang akan digunakan. Terdapat dua
kurs yang berlaku di Indonesia yaitu kurs pajak atau Keputusan Menteri
Keuangan (KMK) dan kurs Bank Indonesia (BI). Kurs Pajak hanya diumumkan
satu kali dalam seminggu, sehingga untuk pencatatan transaksi mata uang asing
selama satu minggu hanya menggunakan satu kurs saja. Kelemahan dari kurs
pajak adalah kurang memperlihatkan fluktuasi perubahan kurs secara harian,
tetapi kurs pajak tetap diperlukan dalam melakukan pelaporan dan pembayaran
pajak.

18
Sedangkan kurs BI diumumkan secara harian, sehingga fluktuasi perubahan kurs
dapat lebih terlihat. Oleh karena itu, Perusahaan mencatat transaksi mata uang
asing (selain mata uang fungsional) dengan menggunakan kurs tengah BI pada 1
(satu) hari sebelum transaksi terjadi. Kebijakan Perusahaan tersebut karena karena
kurs harian BI diumumkan pada pukul 16.00 WIB sedangkan transaksi
perusahaan yang terjadi dalam 1 (satu) hari sangat banyak dan jam operasional
perusahaan hanya sampai pukul 17.00. Untuk transaksi pajak, kurs yang
digunakan adalah kurs pajak. Selisih kurs yang timbul atas perbedaan kurs antara
mata uang asing dengan mata uang fungsional maupun perbedaan kurs antara
yang ditetapkan BI dengan Menteri Keuangan diakui sebagai laba atau rugi atas
selisih kurs.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diberikan beberapa kesimpulan, yaitu valuta
Asing memudahkan transaksi yang dilakukan antar dua pihak dengan penggunaan
mata uang yang tdiak sama untuk melakukan transaksi. Pengukuran dan
pengungkapan yang diterpakan dengan menggunakan valuta asing diatur dalam
PSAK 10 ini. Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari
entitas pelapor maupun dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang signifi kan,
fakta tersebut dan alasan untuk perubahan dalam mata uang fungsional harus
diungkapkan.
Pengaturan mengenai valuta asing ini juga terkait pada saat entitas
menyajikan laporan keuangannya dalam suatu mata uang yang berbeda dari mata
uang fungsionalnya, entitas harus menjelaskan bahwa laporan keuangan mereka
tunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap
pernyataan dan setiap interpretasi dari pernyataan yang berlaku termasuk metode
penjabaran.
PT MMM dengan pertimbangannya melakukan penentuan mata uang
fungsional berdasarkan peraturan tersebut. Terdapat hirarki indikator dalam
penentuan suatu mata uang fungsional yang menjadi pertimbangan Perusahaan
antara lain adalah:
1. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa.
2. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku,
dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa.
Berdasarkan indikator di atas maka manajemen Perusahaan, dengan
mengesampingkan faktor-faktor lainnya, menentukan mata uang US Dollar
sebagai mata uang fungsional. Manfaat dari penentuan mata uang fungsional
secara tepat bagi Perusahaan adalah untuk meminimalkan jumlah selisih kurs.
Dalam melakukan penentuan mata uang fungsional dan melakukan
perubahan dasar mata uang pencatatan, perusahaan melakukan prosedur
pengukuran kembali (remeasurement) pada saldo akhir laporan keuangan per 31

20
Desember 2011 dimana perusahaan menerapkan prosedur penjabaran mata uang
fungsional yang baru secara retrospektif sejak tanggal perubahan. Tujuannya
adalah mendapatkan saldo awal laporan keuangan 2012 dalam mata uang
fungsional yaitu US Dollar sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam mata
uang fungsional. Dalam PSAK No. 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan
Kurs Valuta Asing dijelaskan bahwa mata uang pelaporan diperbolehkan sama
dengan mata uang fungsional atau dapat juga berbeda. Berdasarkan hal tersebut,
Perusahaan menentukan mata uang penyajian dalam laporan keuangan sama
dengan mata uang fungsional yaitu US Dollar.
4.2 Saran
Dari makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk
memahami pengaruh perubahan kurs valuta asing karena akan dapat membantu
untuk mengetahui kurs valuta asing dari aktivitas bisnis dalam suatu perusahaan
multinasional. Demikianlah makalah ini sudah tentu terdapat kekeliruan dalam
penulisan ataupun penyampaian. Maka kami mohon kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini bisa bermanfaat bagi semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E dkk. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif


Indonesia). Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
PSAK 10 2018
Listyani, Dinar Permata. 2012. Skripsi Analisis Penerapan PSAK NO.10 Pada
Perusahaan Batu Bara ( Studi kasus PT. MMM).

22

Anda mungkin juga menyukai