Anda di halaman 1dari 3

OBJEKTIVITAS (280)

Kode etik ini berlaku untuk semua jasa yang diberikan oleh akuntan publik. Saat
memberikan jasa profesionalnya, akuntan publik harus mentukan apakah akibat pemberian jasa
tersebut terdapat ancaman terhadap prindip dasar objektivitas. Akuntan publik yang
memberikan jasa assurance harus bersikap independen terhadap klien assurance. Independensi
dalam pemikiran (independence of mind) dan independensi dalam penampilan (independence
in appearance) sangat dibutuhkan untuk memungkinkan Praktisi untuk menyatakan pendapat,
atau memberikan kesan adanya pernyataan pendapat, secara tidak bias dan bebas dari benturan
kepentingan atau pengaruh pihak lain.

Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan jasa profesional akan


tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perikatan yang dilakukan oleh Akuntan publik.
Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang diidentifikasi dan, jika
ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup
antara lain:

a. Mengundurkan diri dari tim perikatan.


b. Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
c. Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang dapat menimbulkan
ancaman.
d. Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP atau Jaringan KAP.
e. Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata
kelola perusahaan.

INDEPENDENSI DALAM PENUGASAN AUDIT DAN REVIEW (290)

Dalam hal penugasan audit demi kepentingan public anggota dari tim audit dan jaringan
kantor akuntan publik harus independen terhadap klien. Independensi mencakup independensi
dalam sikap (independent of mind) dan independen dalam penampilan (independent in
appreance). independen dalam sikap adalah keadaan pikiran atau sikap yang memungkinkan
seseorang dapat menyatakan kesimpulan tanpa dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat
mengkompromikan pertimbangan profesionalnya. Pendekatan dalam kerangka konseptual
yang berkaitan dengan independensi dilakukan dengan cara (290.7) sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi ancaman
2. Mengevaluasi tingkat signifikansi
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk menghilangkan atau menurunkan
ancaman ketingkat yang dapat diterima.

Pendekatan dengan kerangka konseptual dalam kode etik akuntan professional dapat
digunakan oleh akuntan public dalam mematuhi persyaratan etika. Pendekatan ini
mengakomodasikan banyak variasi keadaan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap
independensi. Pendekatan ini juga dapat menghindari pandangan bahwa situasi dapat dianggap
sebagai diperbolehkan jika tidak secara spesifik dilarang (290.8).

CONTOH JURNAL

Jurnal pertama yaitu PENGARUH SIKAP SKEPTIS, INDEPENDENSI, PENERAPAN


KODE ETIK, DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT yang disusun oleh
Ade Wisteri Sawitri Nandari dan Made Yenni Latrini dari Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

Dari jurnal penelitian diatas dapat ditarik beberapa point yaitu :

1. Independensi Auditor tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Kualitas


Audit. Hal ini dikarenakan auditor menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap
mentalnya yang dapat disebabkan karena lama hubungan dengan klien selain itu dalam
penelitian ini sebagian besar responden baru memiliki masa kerja dalam bidang audit
adalah satu tahun sehinggapengalaman yang mereka miliki masih belum cukup
2. Kode Etik Akuntan Publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit
dengan tingkat signifikasi. Artinya semakin tinggi kode etik akuntan publik yang ditaati
dan diterapkan maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin tinggi.

Jurnal yang kedua adalah, PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME,


TINGKAT PENDIDIKAN, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN, DAN KEPUASAN KERJA
AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI yang
disusun oleh Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa.

Dari jurnal penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.


2. Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
3. Tingkat pendidikan profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
4. Etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
5. Pengalaman berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
6. Kepuasan kerja auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Jurnal yang ketiga adalah PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL,INTELEKTUAL


DAN ETIKA PROFESI TERHADAPKINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN
PUBLIK JAKARTA TIMUR yang disusun oleh Barlet Hasibuan dari Fakultas Ekonomi
Universitas Mpu Tantular.

Dari jurnal penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor kecerdasan emosional,
kecerdasan intelektual dan etika profesi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
auditor pada kantor akuntan public Jakarta timur.

Anda mungkin juga menyukai