BAB III
PEUNUTUP
3.1 KESIMPULAN
Periode perkembangan yang merentang pada usia 0-6 tahun dapat dikatakan sebagai periode
perkembangan anak usia dini. Periode ini dimulai setelah melewati periode prenatal, yaitu periode
prakelahiran (prenatal period) yakni sejak dari pembuahan hingga kelahiran. Sesuai dengan klasifikasi
periode perkembangan yang paling luas digunakan sebagaimana dikemukakan oleh Santrock (1993), periode
ini (0-6 tahun) termasuk dalam klasifikasi periode bayi (infacy period) yaitu periode yang merentang antara
usia 0-2 tahun dan periode kanak-kanak awal (early childhood period) yang merentang antara usia 2-7
tahun.
Setidaknya ada tiga aspek penting yang dapat dilihat pada pertumbuhan dan perkembangan pada
periode bayi, yaitu aspek fisik-motorik, aspek kognitif, dan aspek psikososial. Pada aspek fisik motorik,
pertumbuhan dan perkembangan masa bayi tandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat cepat, bahkan
perubahan fisik yang paling cepat dibandingkan dengan periode-periode sesudahnya. Perkembangan bayi
pada aspek ini juga ditandai dengan mulai berkembangnya beberapa refleks. Refleks-refleks tersebut
merupakan modal dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan yang bersifat aktif. Beberapa dari
refleks ini akan menghilang dalam waktu tertentu dan disebut refleks anak menusu atau refleks bayi.
Sedangkan sebagian refleks yang tidak hilang disebut refleks permanen. Beberapa pola dan tingkah laku
motorik pada bayi makin lama makin bertambah baik serta terkoordinasi, makin cermat, dan makin tepat.
Kemampuan anak untuk dapat duduk, berdiri, berjalan, dan sebagainya tergantung pada kematangan system
saraf dan otot, dan kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan motorik. Walaupun kemampuan
kematangan dapat berkembang tanpa pelajaran khusus, namun pembatasan kesemptan untuk mempraktekkan
dapat menghalangi perkembangannya. Selain itu latihan khusus dapat memfasilitasi perkembangan motorik.