A. Latar Belakang
Untuk mengetahui apakah suatu kontrak adalah sah atau tidak sah, maka
kontrak tersebut harus diuji dengan beberapa syarat. Terdapat 4 syarat keabsahan
kontrak yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang merupakan syarat pada
umumnya, dan beberapa syarat lain yang terkait dengan hukum kontrak. Adapun
rumusan masalah sebagai berikut
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dan bagaimana syarat sahnya suatu kontrak?
1
SYARAT SAHNYA KONTRAK, SUBYEK DAN OBYEK HUKUM
KONTRAK
1. Kesepakatan
Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata. Yang
dimaksud dengan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara
satu orang atau lebih dengan pihak lainnya. Yang sesuai itu adalah pernyataannya,
karena kehendak itu tidak dapat dilihat/diketahui orang lain. Ada lima cara
terjadinya persesuaian pernyataan kehendak, yaitu dengan:
1 Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah
Semester III STAI Mathali’ul Falah. Hal: 13-14
2 Ibid. Hal: 13
2
Pada dasarnya, cara yang paling banyak dilakukan oleh para pihak, yaitu
dengan bahasa yang sempurna secara lisan dan secara tertulis. Tujuan pembuatan
perjanjian secara tertulis adalah agar memberikan kepastian hukum bagi para
pihak dan sebagai alat bukti yang sempurna, di kala timbul sengketa di kemudian
hari..3
2. Kecakapan
Suatu hal tertentu yang dimaksud disini adalah adanya benda atau
obyek hukum atau prestasi yang diperjanjikan dalam kontrak. Jika para
pihak telah melakukan kontrak, kemudian terbukti bahwa obyek atau
3 Salim, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia bagian kesatu, Jakarta:
Sinar Grafika. Hal: 23.
4 Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah
Semester III STAI Mathali’ul Falah. Hal: 13
5 Salim, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia bagian kesatu, Jakarta:
Sinar Grafika. Hal: 24
3
prestasi yang diperjanjikan dalam kontrak ternyata tidak ada, maka
kontrak dinyatakan batal demi hukum.
Causa yang halal yang dimaksud disini bukanlah halal dalam makna
agama Islam. Halal yang dimaksud disini adalah sesuatu yang
diperbolehkan oleh Undang-Undang atau hukum positif yang berlaku di
Indonesia. Jika setelah melakukan kontrak ternyata terbukti bahwa obyek
yang diperjanjikan melanggar Undang-Undang atau hukum positif yang
berlaku di Indonesia, maka kontrak yang terjadi batal demi hukum.6
Selain keempat syarat di atas, hal lain yang harus dipenuhi dalam kontrak
adalah sebagai berikut8:
6 Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah
Semester III STAI Mathali’ul Falah. Hal: 14
7 Ibid.
8 Ibid. Hal: 15
4
Kontrak juga tidak boleh mengandung unsur penipuan. Penipuan bisa
terjadi jika salah satu pihak yang berkontrak dengan sengaja mengaburkan
fakta atau tidak memberikan keterangan yang semestinya kepada pihak
yang hendak melakukan kontrak dengannya. Jika pada suatu waktu
terbukti adanya unsur penipuan dalam kontrak, maka kontrak yang
dimaksud batal demi hukum.
Unsur kesilapan dapat terjadi jika para pihak tidak hati-hati dalam
melakukan kontrak. Baik yang terkait dengan obyek hukum maupun
dengan subyek hukum.
1) Syarat Esensialia
Syarat yang harus ada dalam suatu kontrak atau akta perjanjian. Jika
tidak ada, maka kontrak atau akta perjanjian itu menjadi cacat. Contohnya
dalam kontrak sewa-menyewa, maka syarat esensialianya antara lain
adalah barang dan harga sewa. Sedangkan contoh dalam kontrak kerja,
maka syarat esensialianya antara lain adalah pekerjaan.
2) Syarat Naturalia
9 Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah
Semester III STAI Mathali’ul Falah. Hal: 15-16
5
3) Syarat Aksidentalia
Syarat yang bersifat khusus dan tidak mutlak. Tapi jika para pihak
menganggap bagian tersebut penting, maka perlu dicantumkan dalam akta.
Contoh syarat aksidentalia dalam kontrak sewa-menyewa adalah
dicantumkannya penyerahan kwitansi pembayaran listrik dan batas akhir
pembayaran per-bulannya dalam suatu kontrak.
6
Adapun yang dimaksud badan hukum (rechts person) adalah badan
perkumpulan yaitu orang-orang (person) yang diciptakan oleh hukum. Badan
hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak hukum (melakukan perbuatan
hukum) sepertia manusia. Oleh karena itu badan hukum dapat bertindak dengan
perantara pengurus-pengurusnya.10
Obyek dari kontrak adalah prestasi. Prestasi adalah apa yang menjadi hak
kreditor dan yang menjadi kewajiban debitor. Adapun macam-macam prestasi
adalah:
1) Memberikan sesuatu;
2) Melakukan perbuatan; dan
3) Tidak melakukan perbuatan.
Wanprestasi atau ingkar janji adalah tidak melaksanakan apa yang telah
diperjanjikan dalam kontrak yang dapat berupa:
10 Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan
Syariah Semester III STAI Mathali’ul Falah. Hal: 13-14
11 Ibid. Hal: 16
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syarat-syarat lainnya yaitu tidak adanya unsur paksaan, tidak adanya unsur
penipuan dan tidak adanya unsur kesilapan.
1. Syarat esensialia
2. Syarat naturalia
3. Syarat aksidentalia
Jenis subyek hukum ada 2, yaitu manusia biasa dan badan hukum. Adapun
obyek hukum kontrak adalah prestasi, yaitu apa yang menjadi hak kreditor dan
menjadi kewajiban debitor.
B. Saran
Demikianlah makalah ini saya buat. Saya sadar dalam makalah ini masih
banyak kekurangan, kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan guna
memperbaiki makalah saya selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
8
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Tutik Nurul. 2013. Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi
Perbankan Syariah Semester III STAI Mathali’ul Falah. Pati.