Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan pertumbuhan dan


berkembangbiaknya kuman di dalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna.
Pada masa neonates sampai umur 3 bulan ISK lebih banyak ditemukan pada bayi laki-
laki. Pada usia 3 bulan sampai 1 tahun insidens pada laki-laki sama dengan perempuan,
sedangkan pada usia sekolah penderita perempuan banding laki-laki adalah 3-4 : 1.1
Bakteri E.Coli adalah penyebab tersering dari infeksi saluran kemih, namun
kuman lain seperti kelbseila, enterobakter, pseudomonas, streptokok dan stafilokok bias
juga menjadi penyebab dari infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih bias terjadi
melalui infeksi hematogen maupun perkontinuitatum. Penularan secara hematogen
biasa terjadi pada keadaan sepsis, sedangkan perkontinuitatum sering terjadi pada anak
yang besar yang mengalami infeksi pada daerah perineum yang menjalar secara
ascendens ke kandung kemih, ureter, atau parenkim ginjal. Selain itu factor predisposisi
terjadinya infeksi saluran kemih yaitu kelainan congenital yang bersifat obstruktif san
refluks, batu saluran kemih, pemasangan keteter kandung kemih, statis urin karena
obstipasi, tumor, maupun kandung kemih neurogenik.1
Bronkopneumonia dapat terjadi sebagai akibat inhalasi mikroba yang ada di
udara, atau aspirasi organisme yang ada di nasofaring. Tidak terjadinya pneumonia
pada orang yang sehat adalah akibat adanya mekanisme pertahanan tubuh yang
mencegah infeksi, yang terdiri dari susunan anatomis rongga hidung, jaringan limfoid
di nasofaring, bulu getar, refleks batuk, refleks epiglotis, sistem limfatik, fagositosis
dan respon imuno humoral.2,3,4,5
Penelitian yang dilakukan oleh Mahama C (2002) di RSUP. Prof. R.D. Kandou
Manado menemukan prevalensi Bronkopneumonia pada balita selang Januari-
Desember 2001 adalah sebanyak 77 kasus. Dari 77 kasus tersebut 58,7% (57 kasus)
berumur kurang dari 1 tahun, 25,8 % (25 kasus) berumur 1-2 tahun dan 15,5 % (15
kasus) berumur 2-5 tahun. Pada penelitian tersebut menemukan sebanyak 6,2 % atau 6
penderita meninggal dunia.6
Meningoensefalitis merupakan peradangan yang menyerang selaput dan
jaringan otak, meningoensefalitis terdiri dari meningitis dan ensefalitis. Meningitis
adalah suatu peradangan dari selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang sedangkan encephalitis adalah suatu peradangan dari jaringan parenkim
otak.7

1
Di Indonesia meningitis umumnya ditimbulkan oleh bakteri dan virus.
meningitis bakteri biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Neisseria meningitidis (meningococcus), M. Tuberculosa, Listeria
monocytogenes. Umumnya meningitis bakteri sangat berbahaya dan membutuhan
penanganan medis oleh karena itu anak harus dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
Viral Meningitis Sebenarnya bisa dikategorikan sebagai penyakit yang relatif ringan,
gejalanya mirip dengan sakit flu biasa dan kemungkinan bisa sembuh dengan
sendirinya, viral meningitis biasanya dapat sembuh tanpa bantuan medis. Menurut
WHO jumlah kematian ditahun 2002 akibat meningitis sekitar 20.000 di Afrika, Sekitar
18.000 di Amerika Serikat, Sekitar 73.000 di Asia Tenggara, Sekitar 15.000 di Eropa.2,3
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya
bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab Ensefalitis
adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum.
Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak
dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah
virus, infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang
akut dari infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.8,9,10
Berikut ini akan dilaporkan isk + global delayed development + post
bronkopneumonia + suspek infeksi bakterial akut yang didiagnosis awal dengan
Bronkopneumonia + Elektrolit Imbalance (K:2,9 Ca:6,3) + Gizi Kurang + Suspek
Meningoensefalitis + Suspek Sepsis + Suspek Global Delayed Development

LAPORAN KASUS
Seorang anak perempuan, KB, Masuk rumah sakit pada tanggal 11 Juni 2010
jam 12.00 wita dengan keluhan utama penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran
dialami penderita sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit, penurunan kesadaran
dialami penderita setelah mengalami kejang, Kejang dialami penderita sekitar 7 jam
sebelum masuk rumah sakit, kejang yang dialami frekwensinya 1 kali, berlangsung
selama 20 menit, pada waktu kejang mata mendelik ke atas, mulut berbusa, bibir
tampak membiru, tangan dan kaki tersentak-sentak, setelah kejang penderita tidak sadar
sampai saat penderita masuk rumah sakit, kejang yang dialami saat ini merupakan
kejang yang pertama kali yang dialami oleh penderita, riwayat trauma kepala tidak ada,
pernah keluar cairan dari telinga dan hidung tidak ada, riwayat kontak dengan orang

2
batuk lama atau menggunakan obat batuk selama 6 bulan tidak ada. Selain itu penderita
mengalami Panas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, panas pertama kali
dirasakan mendadak tinggi pada perabaan, panas turun dengan obat penurun panas tapi
tidak sampai normal kemudian panas naik lagi dalam beberapa menit, riwayat mimisan
tidak ada, gusi berdarah tidak ada, timbul bintik merah pada kulit tidak ada. Batuk
dialami 4 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berlendir warna putih, tanpa darah.
Riwayat mual & muntah disangkal, riwayat ngompol disangkal, nafsu makan menurun,
BAB 5 X konsistensi cair, ampas tidak ada, darah tidak ada. BAK Biasa

SILSILAH KELUARGA

Hubungan dengan
No. Nama Kelamin Umur Keterangan
penderita
1 A.B Ayah L 37 Sehat
2 W Ibu P 34 Sehat
3 FB Anak L 14 Sehat
4 BB Anak L 8 Sehat
5 KB Anak P 7/12 Penderita

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


(Diperoleh dari anamnesis dari orang tua)
Baru kali ini penderita sakit seperti ini
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA

3
Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.
RIWAYAT ANTENATAL DAN PERSALINAN
Selama hamil imu melakukan pemeriksaan antenatal tidak teratur dibidan. Ibu
mendapat imunisasi TT 2 Kali. Selama hamil ibu sehat. Penderita lahir cukup bulan
dirumah dengan berat badan lahir 3.800 gr, ditolong oleh bidan, secara spontan letak
belakang kepala.

RIWAYAT KEPANDAIAN / KEMAJUAN


Pertama Kali Membalik : 3 Bulan
Pertama Kali Tengkurap : 4 Bulan
Pertama Kali Duduk : -
Pertama Kali Merangkak : -
Pertama Kali Berdiri : -
Pertama Kali Berjalan : -
Pertama Kali Tertawa : 3 Bulan
Pertama Kali Berceloteh : 5 Bulan
Pertama Kali Memanggil Mama : 6 Bulan
Pertama Kali Memanggil Papa : 6 Bulan

RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN


ASI : Lahir Sampai Sekarang
PASI : 2 Bulan Sampai Sekarang
Bubur Susu : 4 Bulan Sampai Sekarang
Bubur Saring : -
Bubur Halus : -

RIWAYAT IMUNISASI
BCG : 1 Kali
Polio : 2 Kali
DTP : 2 Kali
Campak :-
Hepatitis : 2 Kali
RIWAYAT SOSIAL – EKONOMI, KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN

4
Penderita tinggal bersama ibunya dengan anggota keluarga sebanyak 5 orang, yang
terdiri dari 2 orang dewasa dan 3 orang anak-anak. Rumah beratap seng, dinding beton,
lantai semen dengan jumlah kamar ada 3. WC / KM terdapat di dalam rumah. Sumber
penerangan listrik dari PLN. Sumber air minum dari PAM. Pengelolaan sampah dengan
cara dibuang di tempat sampah

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 11 Juni 2010
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E1V1M2
Berat Badan : 6,8 Kg
Panjang Badan : 72 Cm
Lingkar Kepala : 41,5 cm (antara-2 dan +2 SD)
Tanda Vital : Nadi : 144 x/m
Respirasi : 40 x/m
Suhu : 38,6OC
Kulit :
Warna : Sawo Matang
Pigmentasi :-
Jaringan Parut :-
Jaringan Lemak : Cukup
Turgor : Kembali Cepat
Tonus : Eutonus
Oedema :-
Kepala :
Lingkar Kepala :
Bentuk : Mesocephal
Rambut : Hitam, Tidak Mudah Dicabut
Ubun-Ubun Besar : Tegang
Mata :
Edema Palpebra : (-)
Ptosis : (-)
Tekanan bola mata : Normal Pada Perabaan

5
Konjungtiva : Tidak Anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Corneal Refleks : RC +/+
Pupil : Bulat Isokor Diameter 3 mm/3mm
Lensa : Jernih
Fundus : Tidal Dievaluasi
Visus : Tidal Dievaluasi
Gerakan : Tidal Dievaluasi
Telinga : Bentuk Normal, Sekret -/-, Membran Timpani Intak +/+
Hidung : Bentuk Normal, Sekret (-), Pernafasan Cuping Hidung (-)
Mulut :
Bibir : Sianosis (-)
Lidah : Beslag (-)
Gigi : Caries (-)
Selaput Mulut : Basah
Gusi : Pendarahan (-)
Bau Pernafasan : Fetor (-)
Tenggorokan :
Tonsil : T1-T1 Hiperemis (-)
Pharynx : Hiperemis (-)
Leher :
Trachea : Letak di Tengah
Kelenjar : Pembesaran (-)
Kaku Kuduk :+
Thoraks : Simetris Ki = Ka, Tidak Tampak Deformitas, Retraksi (-), Ruang
Intercostals Tidak Melebar
Paru – Paru :
Inspeksi : Simetris Ki=Ka, Retraksi (-)
Palpasi : Stem Fremitus Ki=Ka
Perkusi : Sonor Ki=Ka
Auskultasi : Suara Pernafasan Bronkovesikuler Kasar, Rh +/+,Wh -/-

Jantung :

6
Detik Jantung :144 x/m
Iktus : Cordis Tidak Kuat Angkat
Batas Kiri :Midclavicularis Line Sinistra
Batas Kanan :Parasternal Line Dekstra
Batas Atas :ICS II-III
Bunyi Jantung Apex : M1> M2
Bunyi Jantung Aorta : A1> A2
Bunyi Jantung Pulmo : P1< P2
Bising : (-)
Abdomen :
Bentuk : Datar, Lemas, BU(+) N
Hepar : ttb
Lien : ttb
Genitalia : Perempuan, Normal
Kelenjar : Pembesaran KGB (-)
Anggota Gerak : Akral Hangat, Deformitas (-), edema -/-, CRT <2”, Kekuatan Otot
Normal
Tulang Belulang: Tidak ada Kelainan
Otot-Otot : Atrofi Otot (-), Tonus Otot Normal
Refleks-Refleks : RF +/+, Babinski +/+

STATUS ANTROPOMETRI (Z Score)


Berat Badan Per Umur : Antara -2 SD dengan -3 SD (Berat Badan Kurang)
Panjang Badan Per Umur : Antara -2 SD dengan -3 SD (Panjang Badan Kurang)
BMI Per Umur : Antara -2 SD dengan -3 SD (Gizi Kurang)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Malaria : (-)
- Leukosit : 29.400
- Eritrosit : 4.640.000
- Hb : 11
- Hematokrit : 35,7
- Trombosit : 268.000

7
- Na : 130
- K : 2,9
- Cl : 111
- Ca : 6,3
- Foto Thoraks (11 Juni 2010) : Bronkopneumonia

DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia + Elektrolit Imbalance (K:2,9 Ca:6,3) + Gizi Kurang + Suspek
Meningoensefalitis + Suspek Sepsis + Suspek Global Delayed Development

TATALAKSANA
- O2 2-4 L/m
- Oral aff sementara  Pasang NGT
- IVFD Kaen 1 B (D + Koreksi Suhu)  33-34cc/Jam = 11-12 gtt/m
- Cefotaksim 3 x 450 mg IV (ST)
- Gentamisin 2 x 20 mg IV
- Dexametason 3 mg IV
- Stesolid 2 mg IV (Kalau Kejang)
- Dumin Rectal 125 mg (K/P)
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- Paracetamol 3 x 70 mg Pulv
- Aspar K 3 x 170 mg Pulv

RENCANA PEMERIKSAAN
- Kultur Darah
- LP, Kultur CSS
- CT-Scan Kepala
- Konsul Mata
- Konsul Pediatris Sosial

Follow Up

8
Tanggal 12 Juni 2010 (Perawatan Hari I)
Keluhan : Kesadaran Mulai Membaik, Panas (+), Batuk (+)
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E2V2M4
Vital Sign : N : 120 x/m R: 40x/m Sb: 38OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), UUB datar,
Refleks Cahaya +/+, Pupil Bulat isokor Ø 2mm, Kaku Kuduk (+)
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
H/L : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP Babinsky +/+
Hasil Konsul mata
- Pasien dalam keadaan penurunan kesadaran
- VODS : Tidak dapat dievaluasi
- TIODS : n (digital)
- Segmen Anterior : Fisura palpebra terbuka, Kornea agak kering
- Segemen posterior: Fundus reflex (+) Uniform, Papil bulat, Batas tegas, Warna
vital, Macula : Reflex fovea (+) N
- Kesan : Saat ini belum ada tanda-tanda peningkatan TIK
- Advis : Chloramfenicol EO tube 2 X App

Diagnosis: Bronkopneumonia + Elektrolit Imbalance (K:2,9 Ca:6,3) + Gizi Kurang +


Suspek Meningoensefalitis + Suspek Sepsis + Suspek Global Delayed
Development
Tatalaksana :
- O2 2 L/m
- IVFD Kaen IB 9-10 gtt/m (makro)
- Cefotaxime Inj 3 X 450 mg IV (II)
- Gentamisin Inj 2 X 20 mg IV (II)
- Deksametason 3 X 1 mg IV (II)

9
- Stesolid 2 mg IV (Kalau Kejang)
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- Dumin Rectal 125 mg (K/P)
- Susu 8 x 5-10 cc NGT  Coba-Coba Via Oral

Rencana Pemeriksaan :
- DL, Blood Smear, DDR, Ca, Ureum, Kreatinin, SGOT, SGPT
- Kultur Darah
- Lumbal Pungsi, Kultur CSS
- CT-Scan Kepala
- Feses Lengkap
- Konsul Pediatri Sosial

Tanggal 13-14 Juni 2010 (Perawatan Hari II – III)


Keluhan : Kejang (-), Panas (-), Batuk (+)
Bab Cair 3 Kali Warna Kehijauan, Lendir (+), Darah (-)
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E2V2M4
Vital Sign : N : 130 x/m R: 28x/m Sb: 36,3OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-)
UUB datar, Mata Cowong -/-, Air Mata +/+, Mukosa
Mulut Basah, Refleks Cahaya +/+, Pupil Bulat isokor Ø
3mm-3mm, Kaku Kuduk (-)
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Bising (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
H/L : ttb, Turgor Kembali Cepat
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-
Hasil Laboratorium 12 Juni 2010 :

10
1. Hematologis
Malaria : (-) Segmen : 60
Leukosit : 20.900 Limfosit : 16
Hb : 11 Monosit :0
Hematokrit : 32,9 Ca : 8,5
Trombosit : 263.000 Creatinin : 0,5
Eosinofil :0 Ureum : 45
Basofil :0 SGOT : 37
Batang : 24 SGPT : 21

2. Feses :
o Makroskopis : Warna kehijauan, bau khas, konsistensi lendir
o Mikroskopis : Leukosit 2-5/Lbp, Eritrosit 8-10/Lbp, Kristal (-), Sisa makan (+),
Telur cacing (-), Larva cacing (-), Amuba (-), Bakteri (-)
o Occult blood screen (OBS Guanic method) : (+)

3. Keluarga menolak untuk dilakukan LP

Diagnosis: Bronkopneumonia + Gizi Kurang + Suspek Sepsis + Suspek Global


Delayed Development

Tatalaksana :
- O2 2 L/m
- IVFD Kaen IB –Susu 8-9 gtt/m (makro)
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (III)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (III)
- Deksametason 3 x 1 mg IV (III)
- Ranitidin 2 x 10 mg IV (II)
- Stesolid Inj 2 mg IV (Kalau Kejang)
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv

11
- Susu 8 x 5-10 cc NGT  Coba-Coba Via Oral
- Zinkid 1x1 Tab Pulv

Rencana Pemeriksaan :
- Kultur Darah
- CT-Scan Kepala
- Konsul Pediatri Sosial

Tanggal 15 Juni 2010 (Perawatan Hari IV)


Keluhan : Panas (-), Batuk (-)
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E2V2M4
Vital Sign : N : 120 x/m R: 32 x/m Sb: 37,3OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-)
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
H/L : ttb,
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-
Hasil CT-Scan Kepala :Menyokong Meningoensefalitis

Diagnosis: Bronkopneumonia + Gizi Kurang + Suspek Sepsis + Suspek Global


Delayed Development

Tatalaksana :
- O2 1-2 L/m
- IVFD Kaen IB (D –Susu) 8-9 gtt/m (makro)
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (V)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (V)
- Ranitidin 2 x 10 mg IV (IV)
- Stesolid Inj 2 mg IV (Kalau Kejang)

12
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv
- Diazepam 3 x 1 mg Pulv
- Susu 8 x 5-10 cc NGT  Coba-Coba Via Oral
- Zinkid 1x1 Pulv

Rencana Pemeriksaan :
- Kultur Darah
- Konsul Pediatri Sosial

Tanggal 16 -17 Juni 2010 (Perawatan Hari V-VI)


Keluhan : Kejang (-), Panas (-), Batuk (-)
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 132 x/m R: 36 x/m Sb: 36,1OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil Bulat
Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP Babinski

Diagnosis: Bronkopneumonia + Gizi Kurang + Suspek Sepsis + Suspek Global


Delayed Development
Tatalaksana :
- O2 1-2 L/m
- IVFD Kaen 1 B (D-Susu) 8 gtt/m
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (VI)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (VI)
- Ranitidin 2 x 10 mg IV (V)

13
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv
- Susu 8 X 20-25 cc
Rencana Pemeriksaan :
-Tunggu Hasil Kultur Darah
-DL, DDR, Na, K, Cl, Ca
-Konsul Pediatri Sosial

Tanggal 18 -20 Juni 2010 (Perawatan Hari VII - IX)


Keluhan : Panas (-), Kejang (-), Batuk (-) Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 140 x/m R: 40 x/m Sb: 38,0OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-),Pupil Bulat
Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-
Laboratorium 17 Juni 2010 :
Malaria : (-) Trombosit : 313.000
Leukosit : 14.900 Na : 136
Eritrosit : 3.830.000 K : 3,5
Hb : 9.9 Cl : 103
Hematokrit : 28,9 Ca : 7,5

Diagnosis: Bronkopneumonia + Hipokalsemia (Ca: 7,5) + Suspek Sepsis + Suspek


Global Delayed Development

14
Tatalaksana :
- O2 1-2 L/m
- IVFD Kaen 1 B (D-Susu) 8 gtt/m
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (VIII)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (VIII)
- Ranitidin 2 x 10 mg IV (VII)
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv
- Susu 8 X 30 cc

Rencana Pemeriksaan :
- Tunggu Hasil Kultur Darah
- Konsul Pediatri Sosial

Tanggal 21 Juni 2010 (Perawatan Hari X)


Keluhan : BAB Lembek 2 Kali, Panas (-), Kejang (-), Batuk (-),Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 112 x/m R: 28 x/m Sb: 36,7OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), UUB datar,
Mata Cowong -/-, Air Mata +/+, Mukosa Mulut Basah, Refleks
Cahaya +/+, Pupil Bulat isokor Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-

Diagnosis: Bronkopneumonia + Hipokalsemia (Ca: 7,5) + Suspek Sepsis + Suspek


Global Delayed Development

15
Tatalaksana :
- O2 1-2 L/m
- IVFD Kaen 1 B (D-Susu) 8 gtt/m
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (IX)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (IX)
- Ranitidin 2 x 10 mg IV (VIII)
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv
- Susu 8 X 30 cc

Rencana Pemeriksaan :
- Tunggu Hasil Kultur Darah
- Pindah Intermediete
- Konsul Neurologi
- Konsul Pediatri Sosial

Hasil Konsul Neurologi (21 Juni 2010)


- Diagnosis : Bronkopneumonia + Hipokalsemia (Ca: 7,5) + Suspek Sepsis +
Suspek Global Delayed Development
- Advis : Terapi Lanjut

Tanggal 22-23 Juni 2010 (Perawatn Hari XI-XII)


Keluhan : Panas (-), Kejang (-), Batuk (-), Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 148 x/m R: 44 x/m Sb: 36,6OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil Bulat
Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-

16
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-

Diagnosis: Bronkopneumonia + Hipokalsemia (Ca: 7,5) + Suspek Sepsis + Suspek


Global Delayed Development
Tatalaksana :
- IVFD Kaen 1 B 8 gtt/m
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (XII)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (XII)
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- Aspar K 3 X 170 mg Pulv

Rencana Pemeriksaan :
- Tunggu Hasil Kultur
- DL, Na, K, Cl, Ca
- Urinalisis
- Konsul Pediatri Sosial

Tanggal 24 - 25 Juni 2010 (Perawatan Hari XIII - XIV)


Keluhan : Panas (-), Kejang (-), Batuk (-), BAB 2X Lembek, Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 128 x/m R: 48 x/m Sb: 36,6OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil Bulat
Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal,
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-

17
Laboratorium 23 Juni 2010 :
Hematologis :
Malaria : (-) Trombosit : 443.000
Leukosit : 12.300 Na : 137
Eritrosit : 4.250.000 K :4
Hb : 10.2 Cl : 105
Hematokrit : 33.6 Ca : 8,8
Urinalisis (23 Juni 2101):
o Makroskopis : Warna Kuning, Kekeruhan Jernih
o Mikroskopis : Epitel 2-4, Silinder (-), Epitel 0-1, Kristal (-), Bakteri
(-), Jamur (-)
o Kimia : Berat Jenis 1,005, pH 7, Leukosit (+++), Nitrit (-),
Protein (-), Glukosa (-), Keton (-), Urobilinogen (-),
Bilirubin (-), Darah (-)

Diagnosis: Bronkopneumonia + Suspek Sepsis + Suspek Global Delayed Development


+ ISK

Tatalaksana :
- IVFD Kaen 1 B 8 gtt/m
- Cefotaxime Inj 3 x 450 mg IV (XIV)
- Gentamisin Inj 2 x 20 mg IV (XIV)
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- ASI / Pasi On demand

Rencana Pemeriksaan :
- Tunggu Hasil Kultur Darah
- Kultur Urin
- Boleh Pindah Ruangan Neurologi
- Konsul Pediatri Sosial

18
Konsul Pediatri Sosial (24 Juni 2010)
- Diagnosis : Bronkopneumonia + Global Delayed Development + Suspek
Sepsis + ISK
- Advis : Atasi Penyakit Dasar, Konsul Rehab Medik, Evaluasi Ulang 3
Bulan

Tanggal 26 – 27 Juni 2010 (Perawatan Hari XV – XVI)


Keluhan : Panas (+), Batuk (+),Kejang (-), Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 134 x/m R: 38 x/m Sb: 37,5OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil
Bulat Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor : Dalam Batas Normal,
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler Kasar, Rh+/+, Wh-/-
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-
Laboratorium 26 Juni 2010:
- Hasil Kultur Darah (tanggal 17 Juni 2101) tidak ada pertumbuhan Kuman

Diagnosis: Bronkopneumonia + Global Delayed Development + ISK

Tatalaksana
- Aff Infus
- Cefixime 2 X 35 mg Pulv
- Ambroxol 3,5 mg + CTM 0,75 mg  3 X 1 Pulv
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
- ASI / Pasi On demand

19
Rencana Pemeriksaan :
- DL, DDR, Blood Smear, Diff Count
- Tunggu Hasil Kultur Darah
- Konsul Rehabilitasi Medik
- Kultur Urine + Sensitivity Test

Konsul Rehab Medik (25 Juni 2010)


o Diagnosis : Post meningoensefalitis + Bronkopneumonia + Delay development
o Problem : Belum bisa duduk tanpa disangga, control kepala (+), trunkus (–)
o Program OT : Latihan lengkap gerak sendi dengan permainan, latihan control
trunkus, latihan duduk
o Psikologi : Support keluarga penderita, motivasi agar rajin control karena
mengalami perkembangan penderita
o Anjuran : Control lanjut ke instalasi rehab medic untuk evaluasi
perkembangan selanjutnya

Tanggal 28-30 Juni 2010 (Perawatan Hari XVII-XIX)


Keluhan : Panas (+), Kejang (-), Batuk (+)
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 128 x/m R: 28 x/m Sb: 37,8OC
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil
Bulat Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor / Pulmo : Dalam Batas Normal
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-
Laboratorium :
Hematologi (27 Juni 2010) o Leukosit : 13.300
o Malaria : (-) o Eritrosit : 4.490.000

20
o Hb : 11 o Basofil :0
o Hematokrit : 35.3 o Netrofil batang : 18
o Trombosit : 378.000
o Netrofil segmen: 42
Diff. Count (28 Juni 2010) o Limfosit : 40
o Eosinofil :0 o Monosit :0
Blood Smear (28 Juni 2010)
o Reume : Eritrosit normositik normokrom, leukosit dengan shift to the left, inti
piknotik +, Vakuoalisasi +, serta kesan jum;lah dan morfologi
trombosit normal
o Kesan : Suspek Infeksi Bakterial Akut
Kultur Urin (28 Juni 2010):
- Pertumbuhan kuman staphylococcus aureus 106
- Sensitif Kolistin Sulfat

Diagnosis: Bronkopneumonia + Global Delayed Development + ISK


Tatalaksana :
- Cefixime 2 X 35 mg Pulv
- Ambroxol 3,5 mg + CTM 0,75 mg  3 X 1 Pulv
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv

Rencana Pemeriksaan :
- Konsul Nefrologi
- Konsul THT

Tanggal 01 Juli 2010 (Perawatan Hari XX)


Keluhan : Demam (+), Kejang (-), Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : E3V3M4
Vital Sign : N : 128 x/m R: 32 x/m Sb: 38,2OC

21
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil Bulat
Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor / Pulmo : Dalam Batas Normal
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-, Klonus -/-, Spastis -/-
Hasil Konsul Nefrologi (01 Juli 2010)
o Diagnosis : Bronkopneumonia + Global Delayed Development + ISK
o Advis : Colistin Sulfat
Hasil Konsul THT (02 Juli 2010)
- Panas +
o T : serumen +/+, MT ?/?
o H : Konka dbn
o T : T1-T1
o Cerumen obt
- Advis : Otopraf 3X5 gtt A d/s

Diagnosis: Bronkopneumonia + Global Delayed Development + ISK

Tatalaksana
- Colistin Sulfat 2 X 35 mg Pulv
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv

Tanggal 02 – 05 Juli 2010 (Perawatan Hari XXI – XXIV)


Keluhan : Demam (-), Kejang (-), Intake Baik
Keadaan Umum : Tampak Sakit
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : N : 130 x/m R: 36 x/m Sb: 36,2OC

22
Kepala : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Icteric -/-, PCH (-), Pupil Bulat
Isokor, RC+/+ Ø 3mm-3mm
Thorax : Simetris, Retraksi (-)
Cor / Pulmo : Dalam Batas Normal
Abdomen : Datar, Lemas, BU (+) Normal
Hepar / Lien : ttb
Ekstrimitas : Akral Hangat, CRT < 2”
RF +/+, RP -/-

Diagnosis: Bronkopneumonia + Global Delayed Development + ISK

Tatalaksana
- Colistin Sulfat 2 X 35 mg Pulv
- Paracetamol 3 X 70 mg Pulv
- Diazepam 3 X 1 mg Pulv
Rencana : Rawat Jalan

DISUKUSI
Infeksi saluran kemih adalah Adanya pertumbuhan dan perkembangan bakteri
dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna. Terdapat batasan dalam infeksi saluran
kemih yaitu : Bakteriuria adalah suatu keadaan dimana ditemukan bakteri dalam
saluran kencing, dimana dalam keadaan normal urin segar adalah steril. Bakteri
asimptomatik adalah jumlah bakteri yang bermakna dalam saluran kemih tanpa disertai
gejala klinik, sedangkan Bakteriuria simptomatik adalah bakteri dengan jumlah
barmakna dalam saluran kemih disertai dengan gejala klinis.1
Bronkopneumonia adalah suatu infeksi akut pada jaringan parenkim paru yang
lobular sehingga terjadi konsolidasi pada jaringan paru berupa bercak-bercak pada satu
atau beberapa lobus paru. Sering dijumpai pada bayi dan anak kecil yang berusia
kurang dari 4 tahun. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, protozoa, khemis, Loefler’s Syndrome dan
hipostatik.2,3,4

23
Bronkopneumonia dapat terjadi sebagai akibat inhalasi mikroba yang ada di
udara, atau aspirasi organisme yang ada di nasofaring. Tidak terjadinya pneumonia
pada orang yang sehat adalah akibat adanya mekanisme pertahanan tubuh yang
mencegah infeksi, yang terdiri dari susunan anatomis rongga hidung, jaringan limfoid
di nasofaring, bulu getar, refleks batuk, refleks epiglotis, sistem limfatik, fagositosis
dan respon imuno humoral. 4,5,6
Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran napas bagian atas
selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39 – 40 0C dan mungkin
disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada
bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisis bergantung pada luasnya daerah yang
terkena. Dari inspeksi tampak anak sangat gelisah, sesak, pernapasan cepat dan dangkal
disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut, tampak
retraksi pada dinding thoraks. Pada palpasi dan perkusi biasanya tidak ditemukan
kelainan, pada auskultasi dapat di dengar ronki basah halus nyaring atau sedang, dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan lekositosis bila penyebabnya bakteri dan dari
foto toraks tampak infiltrat / bercak berawan dengan batas tidak jelas. 2,4,5,6
Pengobatan bronkopneumonia sebaiknya diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi, namun berhubung hal ini tidak selalu dapat dilaksanakan dan memakan
waktu dalam pelaksanaannya maka diberikan pengobatan polifragmasi. 2,4,5,6
Meningitis adalah suatu peradangan dari selaput-selaput yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang, meningitis bisa disebabkan oleh berbagai macam virus
dan bakteri, selain itu meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
memicu peradangan dari jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi seperti TB Paru,
systemic lupus erythematosus, penyakit Behcet.7,8
Tanda dan Gejala yang khas dan umum dari meningitis untuk anak diatas umur 2
tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-
jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah mual, muntah, sering
tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.Pada
bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun
umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan
tampak rewel. 9,10
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite,
fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan

24
membantu dalam mendiagnosis penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting
apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan cairan selaput otak,
karena melalui analisa cairan selaput otak maka penyebab dari meningitis dapat
diketahu sehingga penatalaksanaan dapat diberikan dengan tepat.7,8,9,10

Penanganan dari meningitis yakni secepatnya dibawa kerumah sakit untuk


mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Meliputi memperbaiki keadaan
umum, pemberian antibiotik untuk meningitis bakterial seperti Ampicillin 200-400
mg/kgBB/Hari, Kloramfenikol 100 mg/kgBB/Hari atau 50 mg/kgBB/Hari atau
Sefalosporin 200 mg/kgBB/Hari dimana lama pemberian adalah 14-21 hari, dan
pemberian Kortikosteroid. Untuk meningitis akibat M.TBC diberi obat anti TB
meliputi INH 10-20 mg/kgBB/H max 300 mg/Hari, Rifampisin 10-20
mg/kgBB/Hari, Pirasinamid 20-40 mg/kgBB/Hari, pada kasus berat ditambah
dengan Streptomisin dan Etambutol dengan lama terapi 9 bulan, selain itu obat anti
TB ditambahkan dengan kortikosteroid : Predinison 1-4 mg/kgBB/Hari atau
Dexametason 0,3-0,6 mg/kgBB/Hari. 7,8,9,10
Ensefalitis adalah suatu peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan
oleh virus dan dikenal sebagai ensefalitis virus. Penyakit ini terjadi pada 0.5 dari
100.000 penduduk, umumnya pada anak-anak usia 2 bulan sampai 2 tahun, orang
tua, dan individu yang mengalami gangguan sistem imun. Ensefalitis bisa
disebabkan berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, cacing,
protozoa, dan sebagainya. Yang terpenting dan tersering adalah virus: virus herpes
simpleks, arbovirus, dan enterovirus.7,8,9,10

25
Tanda dan gejala ensefalitis mulai dari infeksi ringan yaitu : demam, nyeri
kepala, nafsu makan yang memburuk, lemah. Pada Infeksi berat yaitu : demam
tinggi, nyeri kepala yang berat, mual dan muntah, kekakuan leher, disorientasi dan
halusinasi, gangguan kepribadian, kejang, gangguan berbicara dan mendengar, lupa
ingatan, penurunan kesadaran sampai koma. Terdapat 3 tanda klinik yang bisa
menunjang diagnosis yaitu tanda infeksi berupa panas, kejang-kejang, kesadaran
menurun. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk membantu menegakkan
diagnosis ensefalitis yaitu pungsi lumbal dan pemeriksaan cairan serebrospinal,
Elektroensefalografi (EEG) untuk Mengukur aktivitas gelombang elektrik yang
diproduksi oleh otak. Hasil EEG yang abnormal, kemungkinan adalah suatu
ensefalitis, tetapi hasil EEG yang normal tidak bisa menyingkirkan diagnosis
ensefalitis. CT Scan dan MRI untuk memastikan bahwa penyebab dari timbulnya
gejala bukan karena abscess otak, stroke, atau kelainan struktural (tumor,
hematoma, aneurisma). CT Scan dan MRI dapat menunjukkan adanya
pembengkakan pada otak atau gambaran lain. Jika diduga suatu ensefalitis, CT
Scan / MRI ini dikerjakan sebelum pungsi lumbal untuk mengetahui adanya
peningkatan intrakranial. 7,8,9,10
Pada pasien K.B yang dirawat di BLU RSUP Prof. RD Kandou pada tanggal
11 Juni 2010 sampai pada tanggal 05 Juli 2010, didiagnosis awal dengan
Bronkopneumonia + Elektrolit Imbalance (K:2,9 Ca:6,3) + Gizi Kurang + Suspek
Meningoensefalitis + Suspek Sepsis + Suspek global delayed development.
Diagnosis bronkopneumonia berdasarkan dari pemeriksaan penunjang X-Foto
Thoraks. Diagnosis Gizi kurang berdasarkan dari pemeriksaan fisik yaitu berat dan
tinggi badan yang diplotkan dalam kurva Z score. Diagnosis Elektrolit imbalance
berdasarkan dari hasil pemeriksaan elektrolit dan kimia darah. Berikut akan
didisukusikan mengenai meningoensefalitis
Suspek meningoensefalitis menandakan bahwa pada pasien ini diagnosis
kerja meningitis dan ensefalitis belum dapat disingkirkan secara pasti. Dari
anamnesa ditemukan adanya riwayat penurunan kesadaran. Menurut kepustkaan,
penurunan kesadaran bisa disebabkan oleh berbagi faktor misalnya infeksi pada
otak, gangguan sirkulasi otak, penurunanan kadar glukosa darah dan gangguan
elektrolit. Infeksi pada otak bisa dalam bentuk ensefalitis maupun meningitis.
Menurut kepustakaan gambaran klinik dari ensefalitis yaitu penurunan kesadaran

26
yang ditandai dengan panas yang tinggi dan kadang-kadang disertai dengan kejang,
melalui anmnesa yang didapat dari orang tua penderita ditemukan bahwa pada
penderita terjadi penurunan kesadaran setelah penderita mengalami kejang yang
berlangsung selama 20 menit, selain itu pada penderita juga ditemukan adanya
panas yang mendadak tinggi pada perabaan. Selain ensefalitis infeksi yang terjadi
pada otak bisa dalam bentuk meningitis, ada 3 trias dari gejala meningitis yaitu
adanya demam, peningkatan tekanan intra kranial dan tanda rangsangan meningeal
(+), pada penderita ini tidak ditemukan adanya peningkatan intra kranial namun
tanda rangsangan meningeal didapatkan dari pemeriksaan fisik yaitu kaku kuduk
positif dan refleks patologis babinsky (+).
Sampai perawatan terakhir pada pasein ini didiagnosis dengan ISK + Global
Delayed Development + Post Bronkopneumonia + Suspek Infeksi Bakterial Akut,
karena diagnosis meningoensefalitis tidak bisa ditegakkan secara pasti dengan
melakukan lumbal pungsi dan analisa dari cairan serebrospinal walaupun dari
pemeriksaan CT-Scan kepala didapatkan hasil menyokong meningoensefalitis.
Diagnosis suspek sepsis ditegakkan dari gejala klinik berupa panas yang
tinggi dan hasil pemeriksaan leukosit yang cukup tinggi, namun dari hasil kultur
darah yang merupakan protokoler dalam menegakkan diagnosis sepsis ditemukan
hasil yang steril, sepsis biasanya menyertai meningoensefalitis hal ini bisa
dijelaskan karena infeksi sistemik oleh bakteri yang dapat menembus sawar darah
otak bisa menyebabkan infeksi lokal pada otak. Pada kasus ini hasil kultur darah
bisa saja steril karena dipengaruhi oleh beberapa faktor mislanya faktor
pengambilan sampel, proses analisis sampel dan terapi antibiotik yang telah
diberikan yaitu Cefotaxime 3 x 450 mg dan Gentamisin 2 x 20 mg secara intravena,
hal ini sesuai dengan terapi pada penanganan sepsis. Pada kasus ini kemungkinan
sepsis belum dapat disingkirkan karena dari pemeriksaan blood smear darah
ditemukan adanya kemungkinan infeksi bakterial akut.
Selama proses perawatan pasien ini juga didiagnosis dengan ISK setelah
dilakukan pemeriksaan rutin urinalisis, kultur urin dan hasil konsul dari subdivisi
nefrologi, didiagnosis Global Delayed Development setelah dilakukan konsul dari
sub divisi pediatri sosial
Penangan pada kasus ini yaitu dengan O2 2-4 L/m hal ini bertujuan untuk
menjaga oksigenasi keseluruh organ tubuh tetap stabil, Oral aff sementara yang

27
dilanjutkan dengan pemasangan NGT bertujuan untuk mencegah komplikasi akibat
penurunan kesadaran yaitu berupa pneumonia aspirasi dan sebagai bantuan untuk
intake makanan langsung kedalam lambung, Pemasngan IVFD dimaksudkan untuk
memasukkan cairan via Intra vena. Setelah memperbaiki kondisi umum dilanjutkan
dengan pemberian antibiotic yaitu cefotaxim 3 X 450 mg dikombinasikan dengan
gentamisin 2 X 20 mg, kemudian pemberian deksametason via intra vena dengan
dosis 3 mg. hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa penatalaksanaan dari
meningitis dan ensefalitis dalah memperbaiki keadaan umum, setelah keadaan
umum stabil dilanjutkan dengan pemberian antibiotik dengan dosis seperti pada
keadaan sepsis dengan lama terapi 14-21 hari, setelah itu dilanjutkan dengan
pemberian kortikosteroid untuk mencegah menekan reaksi inflamsi. 1,3,7

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimus, Infeksi saluran kemih. Kapita selekta kedokteran Jilid 2. edisi 3 :


Jakarta, Media Aesculapius. 2000 : 485-488
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
3. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985 : 1228-35.
3. Wantania J.M. Bronkopneumonia. Dalam Mantik M.F.J., Runtunuwu A.,
Wantania J.M. (Editor) : Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi. Manado: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak/SMF Anak FK UNSRAT/RSUP Manado. 2001 : 197-8.
4. Said M. Pneumonia dan bronchiolitis pada anak sebagai manifestasi infeksi
saluran pernapasan akut berat. Dalam : Rahajoe N, Boediman I, Said M,
Wirjodiarjo M, Supriyatno B. Perkembangan dan masalah pulmonologi anak
saat ini. Naskah lengkap pendidikan kedokteran ilmu kesehatan anak FKUI
XXXIII. FKUI. Jakarta. Balai penerbit FKUI, 1994 : 143-56.
5. Anonimous. Pulmonary Infections in the Immune Competent Host. Available
from : http://zappa.ultrakohl.com/medstud/pneudocs
6. Mahama C. Gambaran klinik dan laboratorium serta faktor-faktor resiko
penyakit. Bronkopneumonia pada balita yang dirawat di RPI anak RSUP.
Manado Periode Januari sampai Desember 2001. Karya Tulis Ilmiah Sarjana,
Manado, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, 2002. hal. 27-31.
7. Anonimous, Meningitis and encephalitis fact sheet. April 2004. available from :
http://www.ninds.nih.gov/disorders/encephalitis_meningitis/detail_encephalitis
_meningitis.htm
8. Anonimous, Kematian statistik untuk meningoensefalitis Available from :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Meningoencephalitis

29
9. Anonimous, Penyebab Penyakit Meningoencephalitis terdaftar dalam Database
Available from:http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.patient.co.uk /doctor/Encephalitis-and-
Meningoencephalitis.htm
10. Anonimous, ensefalitis available from : http://creasoft.wordpress.com
/2008/04/15/ ensefalitis/

Laporan Kasus Panjang

BRONKOPNEUMONIA + GLOBAL DELAYED


DEVELOPMENT + ISK

Oleh
TAUFIK
050 111 114

Residen Pembimbing
dr. Elisa Iskandar

Pembimbing
dr. Hj. Nurhayati Masloman, Sp.A(K)

Masa KKM
07 Juni 2010 – 15 Agustus 2010

30
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
JULI 2010

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus yang berjudul


Bronkopneumonia + Global Delayed Development + ISK
Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada tanggal 18 Agustus 2010

Pembimbing :

dr. Hj. Nurhayati Masloman, Sp.A(K)

Residen Pembimbing :

dr. Elisa Iskandar

Mengetahui,
Kepala Bagian IKA FK UNSRAT

31
Prof. dr. M. F. J Mantik, Sp.A(K)

32

Anda mungkin juga menyukai