Anda di halaman 1dari 4

PUASA

A. Pengertian Puasa

Puasa atau saum adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau
keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu
tertentu[1]. Puasa mutlak biasanya didefinisikan sebagai berpantang dari semua makanan dan
minuman untuk periode tertentu, biasanya selama satu hari (24 jam), atau beberapa hari.
Puasa lain mungkin hanya membatasi sebagian, membatasi makanan tertentu atau zat. Praktik
puasa dapat menghalangi aktivitas seksual dan lainnya serta makanan. Puasa, sering
dilakukan dalam rangka menunaikan ibadah, juga dilakukan di luar kewajiban ibadah untuk
meningkatkan kualitas hidup spiritual seseorang yang melakukannya. Hal semacam ini sering
ditemukan dalam diri pertapa atau rahib. Inti dari maksud dan tujuan puasa itu adalah
pengekangan diri dari sebuah keinginan untuk mencapai sebuah tujuan. Oleh karenanya,
puasa dapat didefinisikan sebagai usaha pengekangan diri dari sebuah keinginan yang
dilarang untuk mencapai sebuah tujuan.

B. Syarat Wajib Puasa

1. Islam

Syarat wajib puasa yang pertama dan paling utama adalah beragama Islam. Orang yang
menjalankan ibadah puasa dalam Islam harus beragama Islam atau seorang muslim dan
muslimah. Selain itu, puasa juga masuk dalam rukun Islam yang ke empat.

2. Baligh

Baligh adalah suatu tanda atau batasan seorang muslim dan muslimah yang sudah dewasa
dan mampu membedakan yang benar dan yang salah. Tanda baligh untuk laki-laki dan
perempuan berbeda. Untuk laki-laki, baligh ditandai dengan keluarnya air mani dari
kemaluan baik dalam keadaan tidur atau saat terjaga. Kamudian untuk perempuan adalah
ketika ia sudah haid atau menstruasi. Jika kedua tanda di atas tidak muncul, maka batas umur
seseorang dinyatakan baligh dalam Islam adalah ketika umurnya sudah 15 tahun.

3. Berakal Sehat

Syarat wajib puasa berikutnya adalah berakal sehat, atau tidak mengalami gangguan jiwa.
Orang yang tidak berakal sehat atau mengalami gangguan jiwa, tidak diwajibkan
menjalankan ibadah puasa. Hal ini disebabkan karena orang dengan gangguan jiwa atau tidak
berakal sehat tidak bisa membedakan yang benar atau yang salah. Selain itu, tidak berakal
sehat karena mabuk juga tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Namun ia harus
menjalankan ibadah puasa setelah ia sembuh atau tidak mabuk lagi di hari berikutnya.

4. Sehat

Syarat wajib puasa berikutnya adalah sehat. Jika kamu akan menjalankan ibadah puasa, kamu
harus sehat atau tidak sedang dalam keadaan sakit. Jika kamu sedang sakit, dikhawatirkan
jika kamu menjalankan ibadah puasa, maka sakit yang diderita akan semakin parah.
Kemudian jika kamu tidak bisa menjalankan ibadah puasa karena sakit, maka kamu harus
mengganti puasa tersebut. Bisa menggantinya dilain waktu, atau mengganti puasa dengan
membayar denda atau fidyah.

5. Mengetahui Bulan Ramadan

Syarat wajib puasa berikut berlaku untuk ibadah puasa yang dilakukan saat bulan Ramadan.
Jika kamu sudah melihat hilal, maka kamu diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa.
Namun mungkin kemampuan untuk melihat hilal tidak semua orang bisa melakukannya
karena kendala alat. Maka dari itu, ada sidang isbat yang biasanya dilakukan oleh Kementrian
Agama atau organisasi Islam lainnya. Puasa di bulan Ramadan juga dijelaskan dalam sebuah
hadist sebagai berikut.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda:

َ َ ‫ِّي َعلَ ْي ُك ْم فَأ َ ْك ِملُوا ِعدَّة‬


‫ش ْعبَانَ ث َ ََلثِين ََو‬ ُ ‫صو ُموا ِل ُرؤْ يَتِ ِه أ َ ْف ِط ُرو ِل ُرؤْ يَتِ ِه ا فَإ ِ ْن‬
َ ِ‫غب‬ ُ

Artinya: Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya,
jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh
hari.

4 dari 4 halaman

Yang Membatalkan Puasa dan Membuat Puasa tidak Sah


Jika di atas adalah syarat wajib puasa, maka berikut ini adalah hal-hal yang bisa membatalkan
puasa.

1. Makan dan minum secara sengaja dan terus menerus

Makan dan minum secara sengaja adalah hal yang bisa membatalkan puasa. Karena memang
puasa sendiri pada intinya adalah menahan lapar dan dahaga.

2. Melakukan hubungan badan.

Melakukan hubungan badan bisa membatalkan puasa. Namun jika melakukan hubungan
badan antara suami dan istri ketika setelah berbuka dan sebelum imsyak maka tidak
membatalkan puasa. Namun setelah melakukan hubungan badan, harus segera membersihkan
diri dan mensucikan diri dengan mandi wajib.

3. Keluar air mani karena disengaja atau karena bersentuhan.

Bagi laki-laki jika keluar air mani secara disengaja maka akan membatalkan ibadah puasa.
Namun jika air mani keluar tanpa disengaja seperti karena mimpi basah, maka puasa tidak
batal, namun wajib melakukan mandi wajib.

4. Perempuan yang mengalami haid atau nifas.

Perempuan yang mengalami haid atau menstruasi, dan sedang mengalami nifas atau keluar
darah karena melahirkan maka puasanya tidak sah atau batal.
5. Muntah karena disengaja.

Muntah disengaja juga membuat puasa menjadi batal.

6. Gila, mabuk, atau hilang akal.

Gila atau mabuk kemudian sampai hilang akal, juga akan membuat puasa menjadi tidak sah
dan batal.

7. Murtad atau keluar dari agama Islam.

Seseorang yang keluar dari Islam juga tidak sah ibadah puasanya.

Anda mungkin juga menyukai