Anda di halaman 1dari 13

HIPERTENSI PADA LANSIA

Dosen pengampuh mata kuliah metode penelitian :

Disusun oleh 4A :
1. Mita Sari Yulianti 201601002
2. Nurul Aini Agustin 201601009
3. Monica Agritasari 201601016
4. Tri agnus dei 201601036
5. Bunaya Hardiyanti 201601039

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami uacapkan kehadirat Allah SWt, karena berkat rahmat dan karunianyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Hipertensi Pada Lansia “ tepat pada
waktunya, atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka
kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Bpk. Dr .M .Sajiddin.S.Kep.M.Kes. selaku ketrua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto


2. selaku pembimbing mata kuliah metode penelitian

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu, segala saran
dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak, demi
kesempurnaan bagi penulisan berikutnya.

Semoga dengan adanya makalah seminar ini akan dapat memberikan manfa’at yang besar bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Mojokerto, 22 November 2019

penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam kategori
penyakit non infeksi. (Science, Program, Ceria, Bukittinggi, & No, 2016)
Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-55th, dinding arteri akan mengalami
penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
akan berangsur menyempit menjadi kaku.(Puspita, Eti, & Kamil, n.d.)
Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam kategori
penyakit non-infeksi. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor pencetus terjadinya
jantung dan stroke. Salah satu penyebab hipertensi adalah peningkatan stimulasi respon stres
neuron sismpatik yang berlebihan.
Jumlah lansia di indonesi pada tahun 2016 di dapatkan bahwa penderita hipertensi lansia
berjumlah 17.621 jiwa dengan usia 60-90 th menjadi usia terbanyak. Berdasarkan data di
UPT puskesmas kalianget yang menaungi 7 daerah posyandu lansia didapatkan data pra
lansia sebanyak 9.400 jiwa , sedangkan untuk lansia sendiri sebanyak 3.694 jiwa . jumlah
lansia penderita hipertensi pada 2017 di UPT puskesmas kalianget yaitu sebanyak 1.543
jiwa. Dari data posyandu lansia desa kalianget timur didapat jumlah lansia sebanyak 71 jiwa
dengan keluhan hipertensi.(Sumenep, 2017)
Berdasarkan dari demografi Internasional U.S. Census Bureau, International Data Base 2009
(dalam Darmojo 2011) dalam jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat
menjadi 20.547.541 jiwa jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan
Jepang diperlihatkan selama kurun waktu 1990-2025, Indonesia mengalami peningkatan
populasi lansia yang diperkirakan 414% (Komnas Lansia, 2010). Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang
sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang
menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia .
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Triyanto, 2014
menjelaskan bahwa kejadian hipertensi pada tahun 2012 diseluruh dunia, sekitar 972 juta
(26,4%), 333 juta berada di negara maju dan 639 juta berada di negara berkembang.
Diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menjelaskan pravelensi hipertensi di Indonesia
yaitu 25,8% dengan angka prevalensi untuk Sumatera 20,8%, Jawa-Bali 24,3% dan kawasan
Indonesia Timur 25,2%. Sedangkan angka prevalensi untuk Sumatera Barat sendiri adalah
22,6%.
Pada usia lansia hipertensi merupakan penyakit yang dapat di minimalisasikan tingkat
kekambuhannya hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa
asupan makanan yang seimbang serta aktivitas fisik yang cukup(Sumenep, 2017)

1.2 Rumusan Masalah


Adakah pengaruh jalan pagi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi?
1.3 Tujuan
Menganalisis pengaruh jalan pagi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi di Desa Kalianget Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep.
BAB II

Tinjauan Teori

2.1 Pengertian

Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam


kategori penyakit non-infeksi.

Hipertensi merupakan penyakit yang dapat diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, hal


tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa asupan makanan yang seimbang
serta aktivitas fisik yang cukup. Pada lansia penderita hipertensi diperlukan pengukuran tekanan
darah yang rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau dengan baik. Hipertensi dapat dicegah
dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu pengaturan pola makan, gaya
hidup yang benar, menghindari kopi, merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yang
berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur .(Science et al., 2016)

Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam


kategori penyakit non-infeksi. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor pencetus terjadinya
jantung dan stroke. Salah satu penyebab hipertensi adalah peningkatan stimulasi respon stres
neuron sismpatik yang berlebihan. Meditasi adalah cara untuk mengurangi respon stres dengan
teknik relaksasi.(Science et al., 2016)

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi menurut WHO yaitu :

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85


Tingkat 1 (jipertensi 140-159 90-99

ringan)

Sub grup : perbatasan 140-149 90-94

Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109

sedang)

Tingkat 3 (hipertensi >180 >110

berat)

Sub grup : perbatasan 140-149 90

2.2 Faktor resiko

1. usia : Usia yang makin bertambah biasanya membuat daya tahan tubuh menurun. Kondisi
tubuh yang makin tua ternyata bisa memicu serangan hipertensi.
2. Stres: Stres tak hanya bisa merusak mood. Saat dilanda stres produksi hormon adrenalin
akan maningkat sehingga jantung memompa darah lebih cepat, akibatnya tekanan darah
meningkat.
3. Pola makan : Makanan yang Anda konsumsi sehari-hari bisa menjadi pemicu munculnya
hipertensi.
4. kurang gerak : Kegiatan pasif seperti duduk atau tidur terlalu lama ditambah kurangnya
olahraga cenderung meningkatkan risiko penyempitan atau penyumbatan di pembuluh
darah.
5. Gender :Meski bisa dialami siapa saja namun pada usia 45 tahun pria lebih berisiko
mengalami tekanan darah tinggi. Pada usia 45 sampai 64 tahun pria dan wanita memiliki
tingkat risiko yang sama. Namun, jika di atas usia itu, wanita lebih berisiko.
6. Faktor keturunan : Hipertensi ternyata bisa diturunkan dari orang tua ke anaknya. Jika
kedua orang tua Anda memiliki riwayat hipertensi maka kemungkinan Anda juga berisiko
mengalaminya.(Science et al., 2016)

2.3 Etiologi

1. Hipertensi primer
a) Asupan garam yang tinggi
b) Stress
c) Malas gerak
d) Obesitas
e) Merokok
f) Minum-minuman keras

2. Hipertensi skunder
a) Masalah pada ginjal
b) Tumor kelenjar adrenal
c) Masalah tyroid
d) Cacat bawaan dipembuluh darah
e) Pengaruh obat-obatan spt: pil KB ,pereda nyeri dll.

2.4 Pencegahan

1. Mengonsumsi makanan sehat.


2. Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
3. Berhenti merokok.
4. Berolahraga secara teratur.
5. Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
6. Mengurangi konsumsi minuman keras.(Lansia, 2018)

2.5 Tanda gejala

1. Sakit kepala.
2. Lemas.
3. Masalah dalam penglihatan.
4. Nyeri dada.
5. Sesak napas.
6. Aritmia.
7. Adanya darah dalam urine.(Lansia, 2018)

2.6 penatalaksaan

Terapi non farmakologi :

1. Terapi jalan kaki : Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang dapat
menyebabkan pengeluaran tenaga untuk pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik sangat
penting peranannya terutama bagi orang dengan lanjut usia (lansia). Dengan melakukan aktivitas
fisik, maka lansia dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya .(Sumenep,
2017)

2. Senam : berolahraga secara teratur, dari berbagai macam olahraga yang ada, salah satu
olahraga yang dapat dilakukan lansia yaitu olahraga senam lansia.(Puspita et al., n.d.)
BAB III

Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan survey analitik dan dilakukan kajian kualitatif dengan
menggunakan wawancara mendalam guna melengkapi informasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian informasi yang tidak terkendali.

3.2 Populasi, Sampling, dan Sampel

Kelompok kasus dalam penelitian ini sebanyak 44 penderita hipertensi yang melakukan
pemeriksaan rutin selama 6 bulam terakhir di puskesmas sumenep, memiliki tekanan darah lebih
dari 140/90 mmhg, periode januari 2014 dengan bulan September 2014, dan tidak menderita
penyakit komplikasi. Pengambilan sempel dilakukan dengan cara purposive sampling.
(Artiyaningrum dkk,2016)

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

2 september 2017, sumenep regency

3.4 Variabel

Variable independen dalam penelitian ini adalah jalan pagi dan variabel dependennya
adalah perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016, diawali dengan
pengurusan perijinan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Peneliti menentukan calon
responden sesuai dengan kriteria inklusi. Selanjutnya calon responden diberikan informasi terkait
penelitian yang akan dilakukan dan responden yang bersedia dilakukan penelitian menandatangani
lembar persetujuan menjadi responden (informed consent). Sebelum dilakukan penelitian,
responden diberikan pre test berupa pemeriksaan tekanan darah. Kemudian responden diberikan
perlakuan berupa aktivitas jalan pagi selama kali seminggu selama 30 menit. Selama proses
pemberian perlakuan, responden diperiksa kembali tekanan darahnya. Setelah dilakukan data
terkumpul kemudian dilakukan ujian statistic Wilcoxon.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian menggunakan wawancara mendalam yaitu kuesioner tersruktur yang


di uji validitas dan reabilitas sebelum penelitian dilakukan. (Artiyaningrum dkk,2016)

3.7 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan dan pengumpulan data penelitian


Langkah-langkah persiapan dan pengumpulan data peneltian yang penulis lakukan adalah:
a. Menyusun instrumen peneltian
b. Penyebaran instrumen
2. Pengolahan data peneltian
Data diolah dari hasil angket yang akan penulis sebarkan kemudian diproses melalui
pengolahan data dengan mencari presentase dari tiap jawaban selanjutnya ditafsirkan.
Proses pengolahan data dari hasil angket menggunakan langkah-langkah yang penulis
ambil dari dalam pengolahan data yaitu :
a. Mengecek Angket
Angket yang telah diisi oleh responden dikumpulkan kembali untuk diperiksa
kelengkapannya mengenai jumlah dan jawaban responden sebaagi sumber data
b. Tabulasi Data
Tabulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi tiap option
dalam setiap item instrumen, sehingga terlihat jelas jawaban responden. Kriteria dalam
penentuan jawaban pengisian angket adalah responden menjawab lebih dari satu
jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban bervarias.
c. Presentasi Data
Perhitungan ini dipergunakan untuk melihat perbandingan besar kecilnya jumlah
jawaban yang diberikan responden, karena frekuensi jawaban responden untuk setiap
item tidak sama. Untuk menghitung presentase penulis menggunakan rumus sebagai
𝑓
berikut P= 𝑛𝑥 100%
Keterangan :
P = Presentase (jumlah presentase yang dicari)
f = Frekuensi jawaban responden
n = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap

3. Penafsiran data penelitian

Data yang telah dipresentasekan kemudian ditafsirkan. Penafsiran data dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yaitu :
100% : Seluruhnya
76%-99% : Sebagaian besar
51%-75% : Lebih dari setengahnya
50% : Setengahnya
26%-49% : Kurang dari setengahnya
1%-25% : Sebagaian kecil
0% : Tidak seorangpun

Data yang jawabannya hanya satu yang benar cara penafsiran dan analisis data berdasarkan
perhitungan tertinggi, sedangkan untuk penafsiran dilakukan berdasarkan hasil rata-rata
dari jawaban yang dijawab benar. (Sumenep, 2017)
3.8 Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan yaitu :


1. Metode Kualitatif
Untuk melakukan proses bisnis reengineering peneliti menggunakan metode kualitatif.
Dengan metode ini penelitian melakukan wawancara dan observasi secara langsung.
(Sumenep, 2017)
2. Metode Pengamatan Sistem
Pengamatan dilakukan secara detail terhadap fungsi-fungsi sistes yang terdapat pada
sistem/ sehingga dapat mengetahui kekurangan dari sistem tersebut .(Sumenep, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Artiyaningrum, B., Azam, M., & Artikel, I. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN Abstrak, 1(1), 12–20.

Lansia, P. H. (2018). ( THE EFFECT OF TOMATO JUICE TO DECREASE OF BLOOD


PRESSURE ON, (September).

Puspita, R., Eti, S., & Kamil, N. (n.d.). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WALANTAKA,
XII(12), 41–48.

Science, A., Program, N., Ceria, S., Bukittinggi, B., & No, J. S. (2016). Jurnal ipteks terapan, 4,
211–217.

Sumenep, K. (2017). Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017, 5(2), 169–177.

Anda mungkin juga menyukai