Disusun oleh 4A :
1. Mita Sari Yulianti 201601002
2. Nurul Aini Agustin 201601009
3. Monica Agritasari 201601016
4. Tri agnus dei 201601036
5. Bunaya Hardiyanti 201601039
Puji syukur kami uacapkan kehadirat Allah SWt, karena berkat rahmat dan karunianyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Hipertensi Pada Lansia “ tepat pada
waktunya, atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka
kami ucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu, segala saran
dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak, demi
kesempurnaan bagi penulisan berikutnya.
Semoga dengan adanya makalah seminar ini akan dapat memberikan manfa’at yang besar bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam kategori
penyakit non infeksi. (Science, Program, Ceria, Bukittinggi, & No, 2016)
Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-55th, dinding arteri akan mengalami
penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah
akan berangsur menyempit menjadi kaku.(Puspita, Eti, & Kamil, n.d.)
Hipertensi merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk dalam kategori
penyakit non-infeksi. Selain itu, hipertensi juga merupakan faktor pencetus terjadinya
jantung dan stroke. Salah satu penyebab hipertensi adalah peningkatan stimulasi respon stres
neuron sismpatik yang berlebihan.
Jumlah lansia di indonesi pada tahun 2016 di dapatkan bahwa penderita hipertensi lansia
berjumlah 17.621 jiwa dengan usia 60-90 th menjadi usia terbanyak. Berdasarkan data di
UPT puskesmas kalianget yang menaungi 7 daerah posyandu lansia didapatkan data pra
lansia sebanyak 9.400 jiwa , sedangkan untuk lansia sendiri sebanyak 3.694 jiwa . jumlah
lansia penderita hipertensi pada 2017 di UPT puskesmas kalianget yaitu sebanyak 1.543
jiwa. Dari data posyandu lansia desa kalianget timur didapat jumlah lansia sebanyak 71 jiwa
dengan keluhan hipertensi.(Sumenep, 2017)
Berdasarkan dari demografi Internasional U.S. Census Bureau, International Data Base 2009
(dalam Darmojo 2011) dalam jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat
menjadi 20.547.541 jiwa jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan
Jepang diperlihatkan selama kurun waktu 1990-2025, Indonesia mengalami peningkatan
populasi lansia yang diperkirakan 414% (Komnas Lansia, 2010). Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang
sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang
menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia .
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Triyanto, 2014
menjelaskan bahwa kejadian hipertensi pada tahun 2012 diseluruh dunia, sekitar 972 juta
(26,4%), 333 juta berada di negara maju dan 639 juta berada di negara berkembang.
Diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menjelaskan pravelensi hipertensi di Indonesia
yaitu 25,8% dengan angka prevalensi untuk Sumatera 20,8%, Jawa-Bali 24,3% dan kawasan
Indonesia Timur 25,2%. Sedangkan angka prevalensi untuk Sumatera Barat sendiri adalah
22,6%.
Pada usia lansia hipertensi merupakan penyakit yang dapat di minimalisasikan tingkat
kekambuhannya hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa
asupan makanan yang seimbang serta aktivitas fisik yang cukup(Sumenep, 2017)
Tinjauan Teori
2.1 Pengertian
2.2 Klasifikasi
ringan)
sedang)
berat)
1. usia : Usia yang makin bertambah biasanya membuat daya tahan tubuh menurun. Kondisi
tubuh yang makin tua ternyata bisa memicu serangan hipertensi.
2. Stres: Stres tak hanya bisa merusak mood. Saat dilanda stres produksi hormon adrenalin
akan maningkat sehingga jantung memompa darah lebih cepat, akibatnya tekanan darah
meningkat.
3. Pola makan : Makanan yang Anda konsumsi sehari-hari bisa menjadi pemicu munculnya
hipertensi.
4. kurang gerak : Kegiatan pasif seperti duduk atau tidur terlalu lama ditambah kurangnya
olahraga cenderung meningkatkan risiko penyempitan atau penyumbatan di pembuluh
darah.
5. Gender :Meski bisa dialami siapa saja namun pada usia 45 tahun pria lebih berisiko
mengalami tekanan darah tinggi. Pada usia 45 sampai 64 tahun pria dan wanita memiliki
tingkat risiko yang sama. Namun, jika di atas usia itu, wanita lebih berisiko.
6. Faktor keturunan : Hipertensi ternyata bisa diturunkan dari orang tua ke anaknya. Jika
kedua orang tua Anda memiliki riwayat hipertensi maka kemungkinan Anda juga berisiko
mengalaminya.(Science et al., 2016)
2.3 Etiologi
1. Hipertensi primer
a) Asupan garam yang tinggi
b) Stress
c) Malas gerak
d) Obesitas
e) Merokok
f) Minum-minuman keras
2. Hipertensi skunder
a) Masalah pada ginjal
b) Tumor kelenjar adrenal
c) Masalah tyroid
d) Cacat bawaan dipembuluh darah
e) Pengaruh obat-obatan spt: pil KB ,pereda nyeri dll.
2.4 Pencegahan
1. Sakit kepala.
2. Lemas.
3. Masalah dalam penglihatan.
4. Nyeri dada.
5. Sesak napas.
6. Aritmia.
7. Adanya darah dalam urine.(Lansia, 2018)
2.6 penatalaksaan
1. Terapi jalan kaki : Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh yang dapat
menyebabkan pengeluaran tenaga untuk pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik sangat
penting peranannya terutama bagi orang dengan lanjut usia (lansia). Dengan melakukan aktivitas
fisik, maka lansia dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya .(Sumenep,
2017)
2. Senam : berolahraga secara teratur, dari berbagai macam olahraga yang ada, salah satu
olahraga yang dapat dilakukan lansia yaitu olahraga senam lansia.(Puspita et al., n.d.)
BAB III
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan survey analitik dan dilakukan kajian kualitatif dengan
menggunakan wawancara mendalam guna melengkapi informasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian informasi yang tidak terkendali.
Kelompok kasus dalam penelitian ini sebanyak 44 penderita hipertensi yang melakukan
pemeriksaan rutin selama 6 bulam terakhir di puskesmas sumenep, memiliki tekanan darah lebih
dari 140/90 mmhg, periode januari 2014 dengan bulan September 2014, dan tidak menderita
penyakit komplikasi. Pengambilan sempel dilakukan dengan cara purposive sampling.
(Artiyaningrum dkk,2016)
3.4 Variabel
Variable independen dalam penelitian ini adalah jalan pagi dan variabel dependennya
adalah perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016, diawali dengan
pengurusan perijinan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Peneliti menentukan calon
responden sesuai dengan kriteria inklusi. Selanjutnya calon responden diberikan informasi terkait
penelitian yang akan dilakukan dan responden yang bersedia dilakukan penelitian menandatangani
lembar persetujuan menjadi responden (informed consent). Sebelum dilakukan penelitian,
responden diberikan pre test berupa pemeriksaan tekanan darah. Kemudian responden diberikan
perlakuan berupa aktivitas jalan pagi selama kali seminggu selama 30 menit. Selama proses
pemberian perlakuan, responden diperiksa kembali tekanan darahnya. Setelah dilakukan data
terkumpul kemudian dilakukan ujian statistic Wilcoxon.
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan tahapan sebagai berikut :
Data yang telah dipresentasekan kemudian ditafsirkan. Penafsiran data dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yaitu :
100% : Seluruhnya
76%-99% : Sebagaian besar
51%-75% : Lebih dari setengahnya
50% : Setengahnya
26%-49% : Kurang dari setengahnya
1%-25% : Sebagaian kecil
0% : Tidak seorangpun
Data yang jawabannya hanya satu yang benar cara penafsiran dan analisis data berdasarkan
perhitungan tertinggi, sedangkan untuk penafsiran dilakukan berdasarkan hasil rata-rata
dari jawaban yang dijawab benar. (Sumenep, 2017)
3.8 Metode Analisa Data
Puspita, R., Eti, S., & Kamil, N. (n.d.). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WALANTAKA,
XII(12), 41–48.
Science, A., Program, N., Ceria, S., Bukittinggi, B., & No, J. S. (2016). Jurnal ipteks terapan, 4,
211–217.
Sumenep, K. (2017). Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 2, September 2017, 5(2), 169–177.