Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Usus halus kelinci diinervasi oleh serabut saraf dari nervus vagus, serangkaian
saraf simpatik, dan kumpulan ganglia yang terletak di membran mukosa usus
membantu menginervasi usus. Saraf-saraf tersebut mempunyai fungsi transmiter
yang tergantung pada adanya pembebasan nitric oxide (NO) disebut dengan
nitrergik, dan nervus ini diketahui mempunyai peranan dalam mengontrol tekanan
otot polos.Kimus digerakkan sepanjang usus halus oleh gelombang peristaltik, yang
ditentukan oleh refleks enterik dipicu oleh distensi usus halus. Pleksus mienterik
secara langsung berhubungan dengan mekanisme fisiologis refleks kontraksi di
usus halus . Pleksus mienterik dibentuk oleh neuron yang secara tersendiri atau
berkelompok berada dalam ganglia yang dihubungkan oleh serabut saraf yang
tersebar diantara dua lapisan otot (Hana 2011).Penyebab utama gerak peristaltik
meningkat atau menurun adalah aktivitas kepadatan neuron mienterik yang dapat
mempengaruhi inervasi (Aube 2006).

Tabel. Pengukuran gerak peristaltik pada usus halus kelinci diluar tubuh
No Perlakuan Frekuensi/menit Tinggi gelombang (mm)
1. Normal (370C) 16 13
2. Suhu 330C 28 12
3. Suhu 400C 20 7
4. Asetilkolin 20 25
5. Adrenalin 14 1

Pada hasil percobaan pengukuran gerak peristaltik pada usus halus kelinci diluar
tubuh menunjukkan jika pada suhu 370 C ke 330C terjadi kenaikan frekuensi gerak
peristaltik dan penurunan tinggi gelombang seharusnya hasil yang diperoleh data
frekuensi gerak peristaltik menurun karena usus mengkerut karena suhu yang lebih
tinggi dari suhu normal (Frandson 1992) . Data pada suhu 400C menunjukkan hasil
penurunan baik difrekuensi maupun tinggi gelombang. Kesalahan itu disebabkan
oleh kesalahan pratikkan karena perlu waktu untuk meningkat frekuensi dan
gelombang serta usus halus mengembang tapi pratikkan terlalu terburu-buru dalam
pengambilan data sehingga data yang dihasilkan tidak sesuai.
Saluran pencernaan dipengaruhi saraf otonom yaitu saraf simpatis dan
parasimpatis. Saraf parasimpatis mempengaruhi peningkatan aktivitas traktus
gastrointestital dalam percobaan ini yaitu pergerakan atau motilitas usus sedangkan
saraf simptis menghambat gerakan usus. Saraf parasimpatis akan mengsekresikan
asetilkolin merangsang gerak peristaltik pada usus sedangkan saraf simpatis akan
mengsekresikan adrenalin yang menghambat kontraksi pada usus yaitu gerakan
peristaltik (Guyton 1997). Hasil percobaan pada perlakuan pemberian asetilkolin
menunjukan peningkatan frekuensi dan tinggi gelombamg gerak peristaltik
sedangkan pada perlakuan pemberian adrenalin terjadi penurunan frekuensi dan
tinggi gelombang gerak peristaltik. Hasil perlakuan menunjukkan hasil yang sesuai
dengan literatur.

KESIMPULAN

Gerak peristaltik di usus halus dipengaruhi oleh suhu semakin tinggi suhu
semakin cepat gerakan peristaltik tetapi tingginya suhu masih dalam suhu yang
optimum dalam kerja usus tidak berlebihan. Gerak peristaltik juga dipengaruhi oleh
asetilkolin yang bersifat parasimpatis yang meningkatkan kerja gastrointestinal dan
adrenalin yang bersifat simpatis yang menghambat kerja gastrointestinal.
DAFTAR PUSTAKA
Aube A-C, Cabarrocas J, Bauer J, Philippe D, Aubert P, Doulay F, Liblau R,
Galmiche JP, Neunlist M. 2006. Changes in entericneurons phenotype
and intestinal functions in a transgenic mouse model of enteric
gliadiscruption. J GUT. 55:630-637.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4.Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Guyton A, Hall J. 1997. Buku Ajar Fisiologi Edisi 9. Jakarta(ID): Buku
Kedokteran EGC.
Hana A, Mangkoewidjojo S, Salasia S I O, Kusindarta D L. 2011. Respon
peristalsis dan neuron mienterik nitrergik usus halus kelinci yang
diinfeksi Eimeria magna. Jurnal Veteriner. 1(12):83-90.
Thomas A. 2003. Gut motility sphincters and refleks kontrol . J. Anes Intens
Care Med. 7: 57-58.
Wibowo D S. 2005.Memperkenalkan: sistem saraf saluran pencernaan
sebagai otak kedua. JKM. 1 (5): 2-5.

Anda mungkin juga menyukai