Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekskresi merupakan eliminasi zat buangan hasil metabolisme suatu makhluk


hidup ke bagian luar tubuh. Jika zat ini tidak dikeluarkan maka akan mengganggu sistem
matebolisme yang ada di dalam tubuh. Sekresi merupakan pengeluaran bahan kimia atau
zat yang dibutuhkan untuk proses metabolism yang lain (Kartolo 1993). Apabila kedua
proses ini terhambat maka homeostatis tubuh akan terganggu.
Tabel 1 Pengaruh minum berbagai larutan terhadap produksi urin

Waktu NaCl Gula Air Kopi Air


Vol BJ Vol BJ Vol BJ Vol BJ Vol BJ
(ml) (ml) (g/cc) (ml) (g/cc) (ml) (g/cc) (ml) (g/cc)
15’ 105 1.004 51 1.004 3 1.133 14 1.128 47 1.012
30’ 130 1.000 100 1.002 5 1.04 31 1.033 81 1.004
45’ 120 0.998 115 0.998 8 1.075 58 1.007 57 1.003
60’ 22 1.018 102 1.001 34 1.011 33 1.012 16 1.037
75’ 19 1.010 0 0 32 1.006 12 1.033 13 1.015
90’ 9 1.000 0 0 22 1.009 13 1.046 12 1.016

Konsumsi berbagai larutan menjadikan volume dan berat jenis urin yang
diproduksi berbeda-beda. Larutan yang diminum dalam praktikum ini adalah NaCl, air,
kopi,dan gula. Produksi urine normal manusia berkisar antara 1-1.5 liter perhari.
Lingkungan yang dingin akan menyebabkan produksi urin lebih banyak dari lingkungan
yang lebih panas. Berat jenis urin berkisar antara 1.003-1.050 tergantung pada solute
didalamnya.Komposisi urine yang dikeluarkan biasanya mengandung Na, K, Q, ureum,
Creatin. Asam urat, NH3, fosfat berbagai sulfat, steroid, hydroxidol asetat, dsb.

Larutan NaCl dapat meningkatkan proses reabsorpsi yang disebabkan oleh sifat
higroskopis dari garam. Karena reabsoprsi meningkat volume urine seharusnya menurun.
Serta berat jenis urin pun seharusnya menjadi lebih tinggi karena adanya pembuangan
sisa garam berlebih jika tidak dibutuhkan tubuh. Hasil yang didapatkan menunjukan
bahwa urin yang dikeluarkan sebanyak 405 ml dalam 90 menit. pada menit ke 30
merupakan volume urin terbanyak yaitu 130 ml dengan berat jenis urin 1 yaitu sama
dengan air. Menurut Evelyn (1985), BJ urin setelah mengonsumsi air garam sedikit lebih
tinggi dari normal. Hal tersebut dikarenakan adanya pembatasan reabsorbsi garam karena
adanya faktor yaitu transport maksimum, sehingga masih ada sisa solute yang terbawa
dalam urine sehingga kadar urine sedikit lebih tinggi. Secara keseluruhan volume urin
menjadi menurun, akan tetapi berat jenis urin relative stabil tapi meningkat di menit 60
dan 75. Hal ini dapat disebabkan karena probandus membutuhkan asupan garam sehingga
garam direabsorpsi atau terjadi kesalahan pembacaan berat jenis seperti halnya pada
menit ke 45, berat jenis urin yang terbaca adalah 0.998 hal tersebut menunjukan adanya
kesalahan dalam pembacaan karena berat jenis air adalah 1.

Gula memiliki efek yang hampir sama dengan konsumsi air. Karena gula dapat
menurunkan menurunkan volume cairan intrasel. Hasil yang didapat menunujukan bahwa
volume urin yang dihasilkan sebesar 368 ml dalam 90 menit dengan berat jenis urin yang
menurun, volume yang dihasilkan meningkat pada menit ke 30 sampai 60. Sherwood
(2012) mengatakan bahwa glukosa, manitol, dan sukrosa akan disekresikan dengan cepat
oleh ginjal dan glukosa juga dimetabolisme oleh energi. Oleh karena itu, dalam dua
sampai empat jam efek osmotik zat-zat ini hilang sehingga sejumlah besar air kemudian
dapat berdifusi kembali ke dalam kompartemen intrasel tersebut. BJ urine dari air gula
yang di konsumsi sama dengan BJ urin normalnya, hal tersebut menunjukkan
kemaksimalan penyerapa glukosa oleh ginjal.

Kopi merupakan zat yang bersifat diuretic, yaitu dapat merangsang ginjal untuk
membentuk dan membuang air seni lebih banyak daripada jumlah air yg diminum. Kopi
yg diminum sewaktu makan akan meningkatkan pembuangan kalsium dari dalam tubuh.
Pembuangan kalsium ini menunjukkan adanya penghambatan reabsorbsi kalsium yang
terkandung di dalam larutan. Sehingga dengan adanya penghambatan reabsorbsi makan
produksi urin akan meningkat. Hal tersebut membuat peningkatan terhadap BJ urin
karena semakin banyak solute yang ada dalam urin. Hasil yang didapat menunjukan
bahwa urin yang dihasilkan hanya sebanyak 161 ml dengan berat jenis urin yang
meningkat dari menit ke 30 sampai 90. Menurut Evelyn (1985), BJ urin pengonsumsi
kopi mengalami kenaikan dari normal, karena jumlah zat terlarut dalam kopi masih
banyak karena tidak di reabsorbsi seutuhnya.
Air akan mengakibatkan cairan dalam tubuh menjadi hipotonis, sehingga urin
dibentuk lebih cepat dan pengaruh air pada urine tidak berlangsung lama. Konsumsi air
akan mempengaruhi produksi dari urine. Semakin banyak mengonsumsi air maka urine
yang terbentuk akan banyak, namun normalnya volume urin yang dikeluarkan dengan
volume air yang dikonsumsi akan labih banyak volume yang dikonsumsi. Hasil yang
didapat menunjukan bahwa volume urin yang dihasilkan selama 90 menit adalah 104 ml
untuk kelompok 3 dan 226 ml untuk kelompok 5, hal ini disebabkan karena tubuh
membutuhkan air sehingga tidak semua air dibuang. BJ urin secara keseluruhan menurun.
Hal ini disebabkan karena urin menjadi lebih encer yang disebabkan air yang lebih
banyak terkandung dalam urin.
Secara keseluruhan semua probandus kecuali yang meminum garam mengalami
kenaikan produksi urin pada menit ke 15 sampai 75, sedangkan probandus baagian NaCl
mengalami penurunan volume urin dari menit ke 30 sampai 90. Akan tetapi data yang
didapat tidak begitu bagus karena Seharusnya probandus yang akan dijadikan sebagai
objek pengamatan harus berpuasa sekurang-kurangnya tiga jam sebelum diuji. Hal
tersebut bertujuan agar mendapatkan hasil yang valid karena selama tiga jam tersebut
ginjal akan memproses konsumsi larutan yang diminum sehingga saat percobaan tidak
ada pengaruh dari konsumsi sebelumnya.
Hubungan waktu (x) dengan volume urin (y)
140
120
100
80
60
40
20
0
15` 30` 45` 60` 75` 90`
Nacl Gul a Ai r Kopi Ai r 2

Grafik 1 Hubungan waktu (x) dengan volume (ml) urin (y)

Hubungan waktu (x) dengan berat jenis urin


1.15

1.1

1.05

0.95

0.9
15` 30` 45` 60` 75` 90`

Na Cl Gul a Ai r Kopi Ai r 2

Grafik 2 Hubungan waktu (x) dengan berat jenis urin


SIMPULAN
Konsumsi zat diuretic (kopi) dapat meningkatkan produksi urin karena sifat zat diuretic
yang menghabat reabsorbsi. Begitupula dengan gula, dan air akan meningkatkan volume
dari urine karena cairan dalam tubuh lebih hipotonis. Sedangkan garam akan
menurunkan volume urine .Sistem urinaria bertanggungjawab untuk berlangsungnya
ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting
sebagai faktor untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn. 1985. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Yogyakarta: Esemtia.
Kartolo S.1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi. Hewan.Jakarta: Depdikbud
Sherwood L. 2012. Fisiologi Manusia: Dari Jaringan ke Sel Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai