Anda di halaman 1dari 1

pendahuluan

Diare dapat membuat penderitanya lemah karena kehilangan banyak cairan dan
elektrolot tubuh, sehingga pemberian cairan dan elektrolit pengganti sangat dibutuhkan oleh
penderita diare. Selain itu obat obatanantibakteri atau antiamoeba juga diperlukan tergantung
peneyebab diare, dan obat lain yang dapat memperlambat peristaltic usus, menghilangkan
spasmus dan nyeri serta menenangkan penderita.
Diare merupakan keadaan saat frekuensi defekasi melebihi frekuensi normal dan
feses yang encer. Diare dapat bersifat akut atau kronis, beberapa mekanisme penyebab diare
antara lain kurangnya absorbsi zat osmotis dari lumen usus, meningkatnya sekresi elektrolit
dan air kedalam lumen usus, naiknya permeabilitas mukosa dan atau terganggunya motilitas
usus. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi dengan bakteri seperti Escherichia coli,
Shigella sp., Salmonella sp., Vibrio cholera, virus, amoeba seperti Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia, dapat pula disebabkan oleh toksin bakteri seperti Staphylococcus aureus.
Clostridium welchii yang mencemari makanan. Sedangkan diare kronis mungkin berkaitan
dengan berbagai gangguan gastrointestinal. Ada pula diare yang berlatar belakang kelainan
psikosomatik, alergi makanan, atau obat-obatan tertentu, kelainan pada sistem endokrin dan
metabolisme, kekurangan vitamin sebagai akibat radiasi.Pemberian obat antidiare harus
sesuai dengan penyebabnya. Praktikum kali ini obat-obatan yang digunakan adalah obat-obat
anti diare yang memiliki aktivitas menghambat peristaltic usus, mengabsorbsi serta
menginaktivasi enterotoksin.

Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh beberapa sediaan obat yang memiliki daya
kerja sebagai antidiare dan mengetahui mekanisme perubahan yang terjadi dari pengaruh obat
tersebut di dalam usus.

Pembahasan nacl sedative


Pada uji sedatif yang dilakukan, NaCl digunakan sebagai kontrol negatif terhadap
timbulnya efek sedatif karena NaCl tidak memiliki efek sedatif. NaCl memiliki sifat sebagai
buffer, isotonis terjadap cairan intrasel, serta memiliki fungsi sebagai penyeimbang larutan
elektrolit didalam cairan tubuh (Arsetyo et al. 2012). Hal tersebut dibuktikan dari hasil
perlakuan yang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari refleks mempertahankan
diri yang diamati. Sehingga hasil perlakuan tersebut menjadi kontrol negatif dari efek sedatif
yang diuji.

Arsetyo R, Afbulgani N, Trisyana N. 2012. Pengaruh konsentrasi larutan madu dalam NaCl
fisiologis terhadap viabilitas dan motilitas spermatozoa ikan patin (Pangasius
pangasius). Jurnal Sains dan Seni ITS. 7 (1): 11-16.

Anda mungkin juga menyukai