1. LANDASAN TEORI
2. Pendahuluan:
3. Tujuan: hira
4. Alat dan bahan: nadila
5. Cara kerja: safa
6. Hasil:
7. Kesimpulan:
8. Pengumpulan dan edit:
9. Print dan jilid: rizkia.
2. TUJUAN
Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami:
3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH (mencakup rangsang -> reseptor ->
jaras aferen -> pusat -> jaras eferen -> efektor -> efek)
1. Air 1 liter
5. Gelas ukur
6. Multistix
7. Jam
8. Timbangan badan
12. Stopwatch
4. TATA KERJA
2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jeniskelamin
laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaranrata-rata golongan
(A/B)
3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang danminum
dibagian ilmu Faal
5. Kemudian O.P. buang air kecil dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P.menjalani
rangkaian pemeriksaan berupa:
6. Pukul 13.00 O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yangsama pada
no.5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0
7. O.P. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D,sesuai tata cara (lihat lembar selanjutnya).
8. Setelah perlakuan, O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaansesuai no.5
pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan
dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120.
1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10 menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.
Volume air dalam urin meningkat, urin menjadi lebih pekat, dan ditemukannyagula
pada urin. Volume urin meningkat akibat tubulus ginjal tidak mampum ereabsorpsi air
dikarenakan pekatnya gula yang terkandung dalam air.
6. HASIL
7. DISKUSI
Pada percobaan di atas dapat diihat terjadi penurunan ekskresi urin, kemungkinan akbibat
adanya glukosa yang menyebabkan reabsorbsi air meningkat, karena kadar glukosa pada
gula dapat meningkatkan osmolaritas pada ginjal sehingga kompensasinya adalah dengan
meningkatkan reabsorbsi air meningkat. Bisa dilihat juga tidak ada kandungan glukosa pada
urin OP ada kemungkinan kadar glukosanya tidak melebihi ambang batasnya yaitu sekitar
375 mg/menit, tapi harus diperhatikan juga apakah OP sebelumnya sudah makan belum,
karena bila kadar glukosa OP sebelumnya sudah rendah akibat belum makan, maka air gula
tersebut justru mengganti kadar glukosa pada tubuh yang menuurun akibat belum makan.
Bisa dilihat juga warna urin masih jernih meskipun seharsnya agak pekat karena glukosa
meningkatkan reasorsi air meningkat, ada kemungkinan kadar glukosa pada gula masih di
bawah ambang ginjal atau bisa juga OP kadar glukosa sebelum perlakuan sudah rendah
akibat belum makan.
8. KESIMPULAN
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan glukosa dapat mempengaruhi ekskresi urin
dengan meningkatkan reabsorbsi air sehingga volune urin menurun.