Kelompok 10 B:
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………1
I.Tujuan………………………………………………………………………..2
II. Landasan Teori……………………………………………………………. 2
III. Alat dan Bahan…………………………………………………………...
IV. Cara Kerja………………………………………………………………...
V. Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..
1
I. TUJUAN
(Sulthan)
2
3. Air gula (75 gr gula dalam 300 cc air)
5. Gelas ukur
6. Carik celup
7. Jalm
8. Timbagan badan
11. Stopwatch
2. Setiap kelompok memnentukan satu orang percobaan (OP) dengen kriteria jenis kelamin
laki laki, sehat, berat badan, usia dna keadan hidrasi dlaam kisaran rata rata golongan.
3. Pagi hari OP minum air sekitar 2-3 gelas. 2 jam sebelum oratikum dimulai OP makan
siang + minum di laboratorium Fisiologi. (HUBUNGI MASISWA, LANGSUN
TENTUKAN OP_
3
d. Pengukuran pH dan kadar glukosa dengan menggunakna carik celup
6. Saat pratikum dimulai OP buang air kecil dan menjalani rnagkaian pemeriksaan yang
sama dengan langakah 5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0
8. Setelah perlakukan, OP buang air kecil dan menjalani ragkaian pemeriksaan sesuai
langkah 5 pada menit ke-30, menit ke – 60, menit ke – 90. Hasil pemeriksaan dicatat pada
formulir laporan baris U- 30, U – 60, U – 90.
9. Setelah menjalani masing masing perlakuakn, OP tidak diperkenankan makan dan minum,
serta aktivitas fisik minimal saja
PERLAKUAN A-D
b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.
a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 300 cc air the dalam
waktu kuran dari 10 menit.
b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.
a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 300 cc air gula dalam
waktu kuran dari 10 menit.
4
b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.
a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 300 cc air putih dalam
waktu kuran dari 10 menit.
b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.
5
U-60’ pasca 2.49 25 ml 30 menit 0,83 5 Kuning negatif 60 120/70
perlakuan ml/mnt bening
Pada kontrol tersebut, semua hasilnya Normal. PH urin normal sekitar 4-7 (rata-rata 6). Lalu
warna normal urin adalah kuning kejernihan atau kuning bening. Dan glukosa yang didapat
adalah negatif, dikarenakan dia tidak mengkonkumsi makanan ataupun minuman yang
mengandung glukosa berlebih ataupun fungsi reabsorbsi pada tubulus proksimal ginjalnya
berfungsi dengan baik. Tekanan darah pun yang didapat, normal semua sampai uji coba terakhir.
6
V.II. LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN AIR
7
perlakuan
Volume 990
urin total
setelah
perlakuan
Pada jenis perlakuan inum air sebanyak 1300 cc volume urine meningkat, hal ini dilakukan
ginjal agar terjadi keseimbangan antara volume yang masuk dan volume yang harus dikeluarkan
agak tekanan darah tidak meningkat berlebihan yang bisa menyebabkan edema jika tidak ada
atau sangat sedikit air yang dikeluarkan padahal konsumsi air banyak. Hal ini tercermin dari
tekanan darah OP yang sempat naik dari sebelum perlakuan, yaitu 110/70 mmHg menjadi 120/80
mmHg 30’ pasca perlakuan dan kembali ke nilai 110/80 mmHg. pH urine juga normal, 7, begitu
juga dengan warna karena banyaknya cairan yang dimasukkan.
8
urine
total
setelah
perlakua
n
Dari hasil yang didapatkan jumlah jumlah urin 474 ml setelah diberikan air teh, jumlah tersebut
lebih banyak dibandingkan jumlah urin kontrol dan air gula, tetapi masih lebih sedikit bila
dibandingkan dengan percobaan dengan 1300 ml air. Produksi urin cukup tinggi akibat zat kafein
pada teh yang menghambat reabsorpsi natrium di tubuus distal. Jumlah urin 474 ml tidaklah
murni hasil dari efek diuretikum karena teh dilarutkan dalam 300 ml air.
9
Dari hasil yang didapatkan, volume urine total setelah perlakuan adalah 25ml. Urin normal pada
umumnya sedikit asam yaitu dengan nilai pH ± 6. Urin yang normal tampak jenih dan berwarna
kuning pucat, namun pada hasil di atas warna urine OP berwarna kuning tua. Lalu dalam urin
yang normal tidak ditemukan glukosa karena pada tubulus ginjal akan dilakukan proses
reabsorpsi molekul glukosa untuk kembali masuk ke dalam sirkulasi darah. Jadi menurut hasil
yang didapatkan, dapat dikatakan bahwa pH, warna dan kandungan glukosa pada urine OP
adalah normal. Glukosa dapat meningkatkan tekanan darah karena glukosa meretensi Na, Na
teretensi begitu pula dengan air. Sehingga terjadi peningkatan tekanan darah di pembuluh darah
akibat peningkatan volume air.
Laju produksi urin 6,3 - 13,2 0,36-0,83 Laju terendah hingga tertinggi
(ml/menit)
pH 7 6 Normal
10
Glukosa Negatif (-) Negatif (-) Normal
2. Apa yang diharapkan terjadi pada pembentukan urine dan bagaimana mekanismenya ?
Konsumsi air dalam jumlah besar → kelebihan air harus dikeluarkan dari tubuh tanpa
mengeluarkan solute di dalamnya yang penting untuk menjaga homeostasis tubuh →
Ginjal megeluarkan air dalam jumlah besar, namun partikel solute tidak dikeluarkan
dalam jumlah besar → pengeluaran urine yang encer dalam jumlah besar → BJ urin
3. Zat apa dalam teh yang diharapkan berpengaruh pada pembentukan urin dan bagaimana
mekanismenya?
11
Jawab: Zat yang terdapat dalam teh adalah Kafein, kafein dapat memberikan efek diuretikum
melalui pengaruhnya pada transporter Natrium di Tubulus distal convoluted tubule, sehingga
reabsorbsi Natrium terhambat.
Laju produksi urin 0,20- 0,40 0,36-0,83 Laju terendah hingga tertinggi
(ml/menit)
pH 6 6 Normal
Laju produksi urin OP dengan jenis perlakuan air gula lebih rendah dibandingkan laju produksi
urin dengan control karena akibat pemberian 75 gram gula sehingga terjadi peningkatan beban
solute berupa glukosa yang memperlambat laju produksi urin OP. Pada pemeriksaan pH kedua
jenis perlakuan memiliki pH yang sama, apabila pada OP dengan jenis perlakuan air gula
memiliki pH rendah, maka angka prevalensi pada level toleransi glukosa abnormal meningkat
secara signifikan. Oleh karena itu pengukuran pH urin bisa menjadi bukti yang berguna untuk
mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi terkena diabetes (1).
Pada hasil tekanan darah, OP dengan jenis perlakuan air gula memiliki tekanan darah yang
lebih rendah dibandingkan tekanan darah OP control. Hasil ini tidak sesuai dengan teori, dimana
seharusnya terjadi peningkatan tekanan darah karena glukosa menginhibisi aktivasi 11ß-
hydroxysteroid dehydrogenase (11ßHSD) yang bekerja untuk mengubah cortisol menjadi bentuk
metabolic inaktifnya, cortisone. Akibatnya cortisol atau corticosterone akan mengokupasi
reseptor mineralokortikoid (tipe 1) dan iniliah yang menyebabkan retensi dan hipertensi (2).
12
Hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teori mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik
ekstrinsik maupun kondisi tubuh OP tersebut.
Warna Bening Kuning bening Warna urin pada percobaan air dan
control normal
3. zat apa dalam teh yang diharapkan berpengaruh pada pembentukan urin dan
bagaimana mekanismenya ?
13
zat diuretic banyak terdapat pada teh. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik
ini maka akan menghambat proses reabsorpsi.seharusnya Na di serap tetapi teh yang
merupakan zat diuretic menghambat penyerapan Na , sehingga volume urine
bertambah .
Kepustakaan
1. Relationship between urine pH and abnormal glucose tolerance in a community‐based study.
Yoshida, Satoshi et al. 4, s.l. : JDI, 2017, Vol. 9.
14
15