Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

GINJAL DAN CAIRAN TUBUH

Kelompok 10 B:

1. Yonashan Tanak (1861050023)


2. Raden Sulthan Daffa (1861050053)
3. Vanny Shafiera (1861050066)
4. Suryani Putri Millenia(1861050067)
5. Antony Anugrah (181050084)
6. Monica Ratnasari Po (1861050084)
7. Sharon Levita (1861050147)
8. Andi Jesilia Rahmadantia (1861050156)

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………1
I.Tujuan………………………………………………………………………..2
II. Landasan Teori……………………………………………………………. 2
III. Alat dan Bahan…………………………………………………………...
IV. Cara Kerja………………………………………………………………...
V. Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..

DIURESIS (HOMEOSTASIS DAN IMBANGAN CAIRAN)

1
I. TUJUAN

(Sulthan)

II. LANDASAN TEORI


Fungsi ginjal adalah mempertahankan homeostasis tubuh dengan cara mengendalikan cairan
tubuh, yaitu cairan ekstrasel (CES) yang secara langsung “meredam” sel-sel jaringan tubuh,
sehingga sel-sel jaringan tubuh dapat berfungsi normal. Aspek cairan tubuh yang dikendalikan
terutama adalah volume, komposisi, pH. Proses pengendalian oleh ginjal yang dilaksanakan oleh
nefron (unit fungsional ginjal) adalah: filtrasi di glomerulus, reabsorpsi dan sekresi di tubulus
ginjal.

Pengendalian oleh hormon dan konsep umpan balik


Pengendalian hormonal berperan penting dalam proses pengendalian cairan tubuh oleh ginjal,
terutama dalam pengendalian volume CES yang berkaitan erat dengan pengendalian tekanan
darah. Selain melalui pengaturan aliran darah ke glomerulus yang dapat mempengaruhi laju
filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR), pengaturan volume cairan tubuh juga
berlangsung melalui proses reabsorbsi di tubulus ginjal. Mekanisme refleks yang melibatkan
ADH (vasopressin) dan umpan balik negatif merupakan mekanisme pengendali volume cairan
tubuh melalui pengendalian GFR dan reabsorpsi air di tubulus ginjal.

Glukosa darah dan pembentukan urin


Glukosa merupakan zat dalam darah yang difiltrasi bebas di glomerulus, dan akan mengalami
reabsorpbsi di tubulus proksimalis melalui difusi terfasilitasi dengan transporter berupa carrier.

Efek zat diuretikum


Beberapa zat seperti kafein dapat meningkatkan volume urin (efek diuretikum), melalui
pengaruhnya pada transporter Na di tubulus distal convoluted tubule, sehingga reabsorbsi Na
terhambat.

III. ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Air putih 1300cc

2. Air the 300cc

2
3. Air gula (75 gr gula dalam 300 cc air)

4. Gelas palstik penampung urine 250 cc

5. Gelas ukur

6. Carik celup

7. Jalm

8. Timbagan badan

9. Sfigmomanometer air raksa

10. Tisu, sarung tangan

11. Stopwatch

12. Heart rate monitor (PALPASI)

IV. CARA KERJA

1. Tiap golongan dibagi menajadi 11 kelompok ( 9 kelompok perlakuakn dan 2 kelompok


control). Mahsiswa akan melaksanakan 4 macam perlaukan masing masing perlaluakan
dilkasanakan oleh 2 kemlpok

2. Setiap kelompok memnentukan satu orang percobaan (OP) dengen kriteria jenis kelamin
laki laki, sehat, berat badan, usia dna keadan hidrasi dlaam kisaran rata rata golongan.

3. Pagi hari OP minum air sekitar 2-3 gelas. 2 jam sebelum oratikum dimulai OP makan
siang + minum di laboratorium Fisiologi. (HUBUNGI MASISWA, LANGSUN
TENTUKAN OP_

4. Satu jam sebelum pratikum dimuli ditimbang berat badannya

5. Kemudian OP buang air kecil (BAK) dan menampung urinnya. Selnajutnya OP


menjalani rangkaian pemeriksaan berpa :

a. Penimbangan berat badan (usahakan OP menggunakan pakaian dan sepatu


yang sama selama percobaan berlangsung )

b. Pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dalam posisi duduk

c. Pengukurna volme urin menggunakan gelas ukur

3
d. Pengukuran pH dan kadar glukosa dengan menggunakna carik celup

e. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir bari U-pra

6. Saat pratikum dimulai OP buang air kecil dan menjalani rnagkaian pemeriksaan yang
sama dengan langakah 5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0

7. OP menjalan salah satu perlakuan A/B/C/D, sesuai tata cara.

8. Setelah perlakukan, OP buang air kecil dan menjalani ragkaian pemeriksaan sesuai
langkah 5 pada menit ke-30, menit ke – 60, menit ke – 90. Hasil pemeriksaan dicatat pada
formulir laporan baris U- 30, U – 60, U – 90.

9. Setelah menjalani masing masing perlakuakn, OP tidak diperkenankan makan dan minum,
serta aktivitas fisik minimal saja

PERLAKUAN A-D

I. PERLAKUAN (A) : MINUM AIR

a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 1300 cc air dalam


waktu kuran dari 10 menit.

b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.

II. PERLAUKAN (B) : MINUM AIR TEH

a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 300 cc air the dalam
waktu kuran dari 10 menit.

b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.

III. PERLAUKAN (C) : MINUM AIR GULA

a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 300 cc air gula dalam
waktu kuran dari 10 menit.

4
b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.

IV. PERLAUKAN (D) : KONTROL

a. Setelah menampung U- pra, dan U -0, OP minum 300 cc air putih dalam
waktu kuran dari 10 menit.

b. Tiga puluh menit setelah minum, OP buang air kecil dan melakukan
pemeriksaan seusati tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja langkah 8.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


● OP kelompok kami mendapat jenis perlakuan C yaitu minum air gula).
● Dari 11 kelompok dan dibagi kedalam empat perlakuan, A (minum air), B (minum air
teh), C (minum air gula), D ( kontrol), kami mengambil satu sampel untuk setiap
perlakuan.
● Sampel kelompok yang kami bahas dalam laporan ini antara lain: kelompok 7B untuk
jenis perlakuan A, kelompok 4B untuk jenis perlakuan B, kelompok 6B untuk jenis
perakuan D, dan kelompok kami, 10B untuk jenis perlakuan C.

V.I LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN KONTROL (NIA)

Waktu Volume Periode Laju PH warna glukosa Berat Tekan


pengambilan urin antar Produksi badan an
pengambilan urin darah

U-PRA 1.19 125 ml - 5 kuning negatif 60,5 120/60

U-0 1.41 8ml 22 menit 0,36 6 Bening negatuf 60 120/65


ml/mnt kuning

Pelaksanaan 1.47 s/d 1.49 - - - - - - -


perlakuan

U-30’ pasca 2.19 17 ml 30 menit 0,56 6 Kuning negatif 60 120/70


perlakuan ml/mnt bening

5
U-60’ pasca 2.49 25 ml 30 menit 0,83 5 Kuning negatif 60 120/70
perlakuan ml/mnt bening

U-90’ pasca 3.19 13 ml 30 menit 0,43 6 Kuning negatif 59,8 120/67


perlakuan ml/mnt bening

Pada kontrol tersebut, semua hasilnya Normal. PH urin normal sekitar 4-7 (rata-rata 6). Lalu
warna normal urin adalah kuning kejernihan atau kuning bening. Dan glukosa yang didapat
adalah negatif, dikarenakan dia tidak mengkonkumsi makanan ataupun minuman yang
mengandung glukosa berlebih ataupun fungsi reabsorbsi pada tubulus proksimal ginjalnya
berfungsi dengan baik. Tekanan darah pun yang didapat, normal semua sampai uji coba terakhir.

6
V.II. LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN AIR

Waktu Volum Periode Laju P Warna Glukosa Berat Tekanan


pengambilan e urin antar produksi H Badan darah
(ml) pengambilan urin (kg) (mmHg)
(menit) (ml/menit)

U-PRA 13.17 200 5 Kuning - 57 120/70


muda

U-0 13.33 110 16 6,8 7 kuning,j - 56,5 110/70


ernih

Pelaksanaan Pk.13.40 s/d


perlakuan 13.48

U-30’pasca 14.20 425 32 13,2 7 Jernih - 56,5 120/80


perlakuan

U-60’ pasca 15.00 365 40 9,1 5 Jernih - 56,5 110/80

7
perlakuan

U-90’pasca 15.30 200 30 6,3 7 Jernih - 56 110/70


perlakuan

Volume 990
urin total
setelah
perlakuan

Pada jenis perlakuan inum air sebanyak 1300 cc volume urine meningkat, hal ini dilakukan
ginjal agar terjadi keseimbangan antara volume yang masuk dan volume yang harus dikeluarkan
agak tekanan darah tidak meningkat berlebihan yang bisa menyebabkan edema jika tidak ada
atau sangat sedikit air yang dikeluarkan padahal konsumsi air banyak. Hal ini tercermin dari
tekanan darah OP yang sempat naik dari sebelum perlakuan, yaitu 110/70 mmHg menjadi 120/80
mmHg 30’ pasca perlakuan dan kembali ke nilai 110/80 mmHg. pH urine juga normal, 7, begitu
juga dengan warna karena banyaknya cairan yang dimasukkan.

V.III LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN AIR TEH


Waktu Volume Periode antar Laju P Warna Glukosa Berat Tekanan
Pengambilan Urin pengambilan produksi H badan darah
(ml) (menit) urin (Kg) (mmHg)
(ml/menit
)
U-PRA 12.15 45 5 Kuning - 66,7 kg 125/80
jernih
U-0 13.31 11 16 0,68 5 Bening - 66,7 kg 120/80
Pelaksanaan Pk. 13.39 s/d
perlakuan 13.40
U-30’ Pasca 14.11 159 31 5,12 5 Bening - 66,5 120/70
perlakuan
U-60’ pasca 14.42 200 31 6,45 5 Bening - 66,5 120/75
perlakuan
U-90’ pasca 15.12 115 30 3,83 5 Bening - 66,5 110/70
perlakuan
Volume 474

8
urine
total
setelah
perlakua
n

Dari hasil yang didapatkan jumlah jumlah urin 474 ml setelah diberikan air teh, jumlah tersebut
lebih banyak dibandingkan jumlah urin kontrol dan air gula, tetapi masih lebih sedikit bila
dibandingkan dengan percobaan dengan 1300 ml air. Produksi urin cukup tinggi akibat zat kafein
pada teh yang menghambat reabsorpsi natrium di tubuus distal. Jumlah urin 474 ml tidaklah
murni hasil dari efek diuretikum karena teh dilarutkan dalam 300 ml air.

V.IV. LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN AIR GULA

Waktu Volume Periode Laju PH Warna Glukosa Berat Tekanan


Pengambilan Urin antar produksi badan darah
(ml) pengambilan urin (Kg) (mmHg)
(menit) (ml/menit)
U-PRA 13.16 133 6 Kuning - 60 kg 100/70
tua
U-0 13.33 6 17 0.35 6 Kuning - 59 kg 100/70
tua
Pelaksana Pk. 13.39 s/d
an 13.40
perlakuan
U-30’ 14.11 12 30 0,4 6 Kuning - 60 kg 100/70
Pasca tua
perlakuan
U-60’ 14.42 6 30 0,2 6 Kuning - 60 kg 100/70
pasca tua
perlakuan
U-90’ 15.12 7 30 0,2 6 Kuning - 60 kg 100/70
pasca tua
perlakuan
Volume 25
urine
total
setelah
perlakua
n

9
Dari hasil yang didapatkan, volume urine total setelah perlakuan adalah 25ml. Urin normal pada
umumnya sedikit asam yaitu dengan nilai pH ± 6. Urin yang normal tampak jenih dan berwarna
kuning pucat, namun pada hasil di atas warna urine OP berwarna kuning tua. Lalu dalam urin
yang normal tidak ditemukan glukosa karena pada tubulus ginjal akan dilakukan proses
reabsorpsi molekul glukosa untuk kembali masuk ke dalam sirkulasi darah. Jadi menurut hasil
yang didapatkan, dapat dikatakan bahwa pH, warna dan kandungan glukosa pada urine OP
adalah normal. Glukosa dapat meningkatkan tekanan darah karena glukosa meretensi Na, Na
teretensi begitu pula dengan air. Sehingga terjadi peningkatan tekanan darah di pembuluh darah
akibat peningkatan volume air.

Tabel Hasil Perbandingan Jenis Perlakuan dengan Kontrol

I.TABEL PERBANDINGAN AIR DENGAN KONTROL (ACIN) beserta jawaban dari


pertanyaannya.

AIR PUTIH Kontrol Keterangan

Laju produksi urin 6,3 - 13,2 0,36-0,83 Laju terendah hingga tertinggi
(ml/menit)

pH 7 6 Normal

Warna Jernih Kuning bening Normal

10
Glukosa Negatif (-) Negatif (-) Normal

Berat badan (kg) 57 - 56 Kg 60 Kg

Tek.darah (mmHg) 120/80 120/65

1. Apa tujuan pemberian 1300 cc air ?


Asupan cairan yang lebih ini memicu ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak volume urin
sebagai respon untuk menjaga osmolaritas cairan tubuh.

2. Apa yang diharapkan terjadi pada pembentukan urine dan bagaimana mekanismenya ?
Konsumsi air dalam jumlah besar → kelebihan air harus dikeluarkan dari tubuh tanpa
mengeluarkan solute di dalamnya yang penting untuk menjaga homeostasis tubuh →
Ginjal megeluarkan air dalam jumlah besar, namun partikel solute tidak dikeluarkan
dalam jumlah besar → pengeluaran urine yang encer dalam jumlah besar → BJ urin

Air yg masuk melalui sistem pencernaan → dialokasikan menjadi plasma darah


→ kenaikan yang cukup besar dalam jumlah volume plasma darah → meningkatnya
Tekanan darah

Berdasarkan hasil → peningkatan TD tidak terlalu besar → tubuh melakukan kompensasi


untuk menjaga agar TD tidak begitu tinggi

Air yg masuk melalui sistem pencernaan → dialokasikan menjadi plasma darah →


kenaikan yang Cukup besar dalam jumlah volume plasma darah → meningkatnya TD

Berdasarkan hasil → peningkatan TD tidak terlalu besar → tubuh melakukan


kompensasi untuk menjaga agar TD tidak tinggi sekali.

II. TABEL PERBANDINGAN AIR TEH DENGAN KONTROL (Antony)

3. Zat apa dalam teh yang diharapkan berpengaruh pada pembentukan urin dan bagaimana
mekanismenya?

11
Jawab: Zat yang terdapat dalam teh adalah Kafein, kafein dapat memberikan efek diuretikum
melalui pengaruhnya pada transporter Natrium di Tubulus distal convoluted tubule, sehingga
reabsorbsi Natrium terhambat.

III. TABEL PERBANDINGAN AIR GULA DENGAN KONTROL

AIR GULA Kontrol Keterangan

Laju produksi urin 0,20- 0,40 0,36-0,83 Laju terendah hingga tertinggi
(ml/menit)

pH 6 6 Normal

Warna Kuning tua Kuning bening Normal

Glukosa Negatif (-) Negatif (-) Normal

Berat badan (kg) 60 60

Tek.darah (mmHg) 100/60 120/65

Laju produksi urin OP dengan jenis perlakuan air gula lebih rendah dibandingkan laju produksi
urin dengan control karena akibat pemberian 75 gram gula sehingga terjadi peningkatan beban
solute berupa glukosa yang memperlambat laju produksi urin OP. Pada pemeriksaan pH kedua
jenis perlakuan memiliki pH yang sama, apabila pada OP dengan jenis perlakuan air gula
memiliki pH rendah, maka angka prevalensi pada level toleransi glukosa abnormal meningkat
secara signifikan. Oleh karena itu pengukuran pH urin bisa menjadi bukti yang berguna untuk
mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi terkena diabetes (1).

Pada hasil tekanan darah, OP dengan jenis perlakuan air gula memiliki tekanan darah yang
lebih rendah dibandingkan tekanan darah OP control. Hasil ini tidak sesuai dengan teori, dimana
seharusnya terjadi peningkatan tekanan darah karena glukosa menginhibisi aktivasi 11ß-
hydroxysteroid dehydrogenase (11ßHSD) yang bekerja untuk mengubah cortisol menjadi bentuk
metabolic inaktifnya, cortisone. Akibatnya cortisol atau corticosterone akan mengokupasi
reseptor mineralokortikoid (tipe 1) dan iniliah yang menyebabkan retensi dan hipertensi (2).

12
Hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teori mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik
ekstrinsik maupun kondisi tubuh OP tersebut.

II. TABEL PERBANDINGAN AIR TEH DENGAN KONTROL

Teh Kontrol Keterangan

Laju produksi urin 0,68-6,45 0,36-0,83 Laju produksi urin pada


(ml/menit) percobaan teh meningkat , hal itu
disebabkan karna terhambatnya
penyerapan Na yang merupakan
zat diuretic sehingga volume urine
bertambah .

pH 5 6 pH urin pada percobaan air dan


control normal

Warna Bening Kuning bening Warna urin pada percobaan air dan
control normal

Glukosa Negatif (-) Negatif (-) Negative pada kedua percobaan

Berat badan (kg) 66,5 60 Dipercobaan air teh berat


badan op mengalami
penurunan sebanyak 0,5kg

Tek.darah (mmHg) 120/75 120/65

3. zat apa dalam teh yang diharapkan berpengaruh pada pembentukan urin dan
bagaimana mekanismenya ?

13
zat diuretic banyak terdapat pada teh. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik
ini maka akan menghambat proses reabsorpsi.seharusnya Na di serap tetapi teh yang
merupakan zat diuretic menghambat penyerapan Na , sehingga volume urine
bertambah .

Kepustakaan
1. Relationship between urine pH and abnormal glucose tolerance in a community‐based study.
Yoshida, Satoshi et al. 4, s.l. : JDI, 2017, Vol. 9.

2. Effects of Glucose on Blood Pressure and Production of Vascular Aldosterone and


Corticosterone. Zhang, Yongsheng et al. s.l. : HORMON RESEARCH, 2004, Vol. 61, p. 289.

14
15

Anda mungkin juga menyukai