Anda di halaman 1dari 86

SKENARIO 1 BLOK 13

KELOMPOK 5B
Fanuel Petra Dewandaru Gloria Jessica Wekatano
(1861050020) (1861050102)

Gabriella Hikmah Pasalli Nafisah Erica Maulidiani


(1861050050) (1861050133)

Vanny Shafiera Christian Adi Kusumo


(1861050066) (1861050146)

Winia Justicia Ngantung


(1861050088)
WUJUD KELAINAN KULIT

Tugas:
Jelaskan wujud kelainan (effloresensi) kulit pada kasus ini.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan :
1. Anatomi, Fisiologi, Histologi Kulit
2. Efloresensi
3. Perbedaan warna kulit fisiologis dan patologis
ANATOMI KULIT
Kulit Tebal Kulit Tipis
● Mengandung banyak kelenjar ● Mengandung kelenjar
keringat keringat dan kelenjar
● Tidak ditemukan folikel sebasea
rambut, kelenjar sebasea, ● Ditemukan folikel rambut
dan serat otot polos ● Menutup sebagian besar
● Terdapat di telapak tangan tubuh
dan kaki
Perbanding Kulit Tipis dan Kulit Tebal
2 lapisan kulit /
cutis:

1. Epidermis
2. Dermis

Dibawah dermis
terdapat hipodermis
/ jaringan subcutis
1. EPIDERMIS
● Lapisan kulit yang senantiasa beregenerasi dan berespon
terhadap rangsangan di luar maupun dalam tubuh manusia.
● Tersusun atas empat populasi sel:
O Keratinosit
O Sel Langerhans
O Melanosit
O Sel Merkel
● Epidermis tersusun atas 5 lapisan utama:
1) Stratum corneum
2) Stratum lucidum
3) Stratum granulosum
4) Stratum spinosum
5) Stratum basale
2. DERMIS
● Suatu lapisan jaringan ikat yang mengandung banyak serat
elastin dan serat kolagen.
● Terdiri dari pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea.
● Dermis tersusun atas 2 lapisan:
1) Stratum papilaris
2) Stratum reticularis
● Di dalam kulit dermis terdapat
ujung-ujung saraf sensorik yaitu:
1) Badan Meissner Badan merkel
Badan meissner

2) Badan Krause
3) Badan Ruffini
Badan ruffini
4) Badan Paccini

● Musculus arrector pili → Badan paccini

menegakkan rambut saat tubuh


kedinginan atau terpapar
lingkungan bersuhu rendah
● Dermal modification
1) Lipatan jari
(flexion creases)
2) Sidik jari
(friction ridges)
3) Garis dermatomal
(cleavage lines)
● Dermal modification
3. HIPODERMIS
● Kulit melekat ke jaringan dibawahnya melalui hipodermis atau
jaringan subkutis.
● Mengandung banyak jaringan areolar dan jaringan adiposa.
Bagian perut dan pinggul memiliki lapisan yang tebal karena
mengandung banyak jaringan adiposa yang disebut Panniculus
adiposus.
RAMBUT
KELENJAR DI KULIT
KUKU
FISIOLOGI KULIT
1. Pelindung atau proteksi

berguna untuk menutupi jaringan-jaringan tubuh di sebelah dalam dan


melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan serangan
kuman.
2. Penerima rangsang

Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan


dengan suhu panas atau dingin, tekanan maupun rabaan. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi
3. Thermoregulasi

Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh
dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran(ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar


keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja
disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis
sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelejar lemak

6. Pembentukan Vitamin D

Pembentukan vitamin D dibentuk di kulit melalui aktivitas UVB (7-


dihidroxycholesterol pada jaringan adiposa).
HISTOLOGI KULIT
Lapisan Kulit

1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis ( Jaringan Subkutan )
Histologi Kulit
1. Kulit Tebal → Telapak Tangan dan Kaki ( >400 - 600 µl )
Histologi Kulit
1. Kulit Tebal → Telapak Tangan dan Kaki ( >400 - 600 µl )
Histologi Kulit
2. Kulit Tipis → ( >75 - 150 µl )
Histologi Kulit
2. Kulit Tipis → ( >75 - 150 µl )
1. Epidermis
Stratum Korneum

Stratum Lucidum

Stratum Granulosum

Stratum Spinosum

Stratum Basalis
Lapisan Epidermis
Sel - Sel Melanosit Gambaran Melanosit

Fungsi:

Menghasilkan Eumelanin dan


Pheomelanin

Eumelanin → Pigmen warna cokelat

Pheomelanin → Pigmen warna merah


2. Dermis
→ Jaringan Penyambung padat irreguler yang menyokong
epidermis dan berikatan padat dengan jaringan subcutan.
1. Lapisan Papiler:

-. Sebagai penghubung epidermis ke


dermis.

-. Mengandung kapiler darah untuk


menutrisi kulit.

-. Mengandung Meissner’s corpuscles


(suhu ) dan ujung saraf ( nyeri dan suhu)

2. Lapisan Retikuler:

Memberikan kekuatan dan elastisitas kulit


3. Hipodermis / Subkutan
Tersusun atas:

1. Jaringan Penyambung
jarang yang terbungkus
kolagen.
2. Banyak mengandung
areolar ( pembuluh darah )
dan lemak ( Panniculus
Adiposus )
EFLORESENSI KULIT
EFLORESENSI
❏ Klasifikasi efloresensi
❏ Ef.flo.res.cent : (1).berubah
menjadi bentuk .
(2).berkembang menjadi ruam
(Dorland,29.2017)
❏ Efloresensi/ef·lo·re·sen·si/
/éfloresénsi/ n kelainan kulit
yang mempunyai sifat tertentu;
ruam (KBBI)
CONTOH
EFLORESENSI PRIMER
MAKULA
❏ Makula adalah kelainan
kulit berbatas tegas
berupa perubahan
warna semata-mata.
❏ Contoh :
❏ Eritema
❏ Petekie
❏ Ekimosis
❏ Ukuran : <0,5 cm ,
>0,5 : Patch
PAPUL
❏ Penonjolan
padat diatas
permukaan
kulit
❏ Warna :
bervariasi
❏ Diameter : >
0,5 cm
PLAK
❏ Peninggian di
atas
permukaan,pe
rmukaannya
datar.
❏ Berisi zat
padat
❏ Diameternya 2
cm atau lebih.
NODUL
❏ Masa padat
sirkumskrip
❏ Inflitrat terletak
di kutis atau
subkutis
❏ Diameter >1
cm
VESIKEL BULA
❏ Gelembung
berisi cairan ❏ Vesikel
serum. dengan
❏ Ukuran < 0,5 ❏ ukuran > 0,5
PUSTUL
❏ Adalah vesikel
yang berisi nanah
❏ Bila nanah
mengendap
dibawah vesikel
disebut hipopion
❏ Ukuran bervariasi
KISTA
❏ Ruang
berdinding
❏ Berisi cairan,
sel,maupun
sisa sel
URTIKA
❏ Edema
setempat yang
timbul
mendadak dan
hilang
perlahan.
❏ Akibat infiltrasi
pada dermis
SEKUNDER
EROSI
❏ Kehilangan
jaringan yang
tidak
melampaui
stratum basale
ULKUS
❏ Hilangnya jaringan lebih
dalam dari eskoriasis
KRUSTA
❏ Cairan tubuh
yang mengering
diatas kulit.
SKUAMA
❏ Stratum
korneum yang
terlepas dari
kulit.
❏ Jenis skuama :
❏ Skuama Halus
❏ Skuama Kasar
ESKORIASIS
❏ Hilangnya jaringan hingga
ujung papila dermis.
❏ Sering kali linier
FISURA
Hilangnya epidermis dan dermis
linier dengan dinding yang hampir
vertikal dan berbatas tajam
LIKENIFIKASI
❏ Penebalan Kulit
disertai dengan relief
yang semakin nyata
SKAR
❏ Pembentukan jaringan ikat
yang tidak normal yang
menunjukkan kerusakan
kulit; setelah cedera
❏ Atau bekas luka operasi
awalnya tebal dan merah
muda tetapi seiring waktu
menjadi putih dan atrofi
TELANGIECTASIA
❏ Adalah pelebaran pembuluh
dara superfisial
ATROPI
❏ Tekanan pada kulit akibat
penipisan epidermis atau
dermis
WARNA
WARNA LESI
❏ Eritema
❏ Purpura
❏ Hipopigmentasi
❏ Hiperpigmentasi
❏ Depigmentasi
UKURAN LESI
❏ Milier : sebesar
kepala jarum pentul
❏ Lentikuler :Sebesar
biji jagung
❏ Numular : Sebesar
uang logam
,diameter 3-5 cm
❏ Plakat : > numular
BENTUK ATAU
SUSUNAN
BATAS LESI
❏ Tegas (sirkumskripta)
❏ Tidak tegas (difus)
PERBEDAAN WARNA KULIT
FISIOLOGIS
Warna Kulit
Ditentukan oleh:
● Oxyhemoglobin yang berwarna merah
● Melanin yang berwarna coklat
● Pigmen empedu dan karoten dalam lemak subkutan yang memberi warna kekuningan

Pigmen Melanin ditentukan oleh:

● Ras
● Individu
● Lingkungan
Proses pembentukan melanin
PERBEDAAN WARNA KULIT
PATOLOGIS
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen. Yang berperan pada penentuan warna kulit adalah (1)
hemoglobin bentuk reduksi, (2) oksihemoglobin, (3) karotenoid, dan (4) melanin. Yang paling berperan dalam
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin, dan variasi dalam jumlah dan distribusi melanin di kulit
merupakan dasar dari tiga warna kulit manusia: hitam, coklat, dan putih.
Patfisiologi Perubahan
Warna Kulit
Kelainan Pigmen

Hipermelanosis Hipomelanosis

Penurunan melanin di epidermis disebut


Meningkatnya melanin dalam epidermis
hypomelanosis.

● Peningkatan jumlah melanosit di


● Penurunan jumlah atau tidak adanya
epidermis menghasilkan peningkatan
melanosit pada epidermis menghasilkan tingkat
tingkat melanin, yang disebut
tidak ada atau menurun melanin. Ini disebut
hypermelanosis melanocytotic (contoh
melanocytopenic hypomelanosis (contoh
adalah lentigo).
adalah vitiligo).
● Peningkatan produksi melanin saja, yang
● Tidak ada penurunan melanosit tetapi penurunan
disebut hypermelanosis melanotik
produksi melanin hanya itu disebut
(contoh adalah melasma).
hypomelanosis melanopenic (contoh adalah
albinisme).
Hipermelanosis

1. LENTIGO

DEFINISI

Lentigo adalah makula coklat atau coklat kehitaman berbentuk


bulat atau polisiklik. Lentiginosis adalah kedaan timbulnya lentigo
dalam jumlah yang banyak atau dengan distribusi tertentu

PATOGENESIS

Lentigo disebabkan karena bertambahnya jumlah melanosit pada


taut dermo epidermal tanpa adanya proliferasi lokal.

Sinar matahari → mutasi gen → produksi melanin meningkat →


Lentigo
Hipermelanosis

2. MELASMA
DEFINISI

Melasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa


makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua,
mengenai area yang terpajan sinar ultra violet dengan tempat predileksi
pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu

PATOGENESIS
LESI KULIT
● Sinar UV menginduksi reactive oxygen species (ROS)
dengan mengaktivasi inducibble nitric oxide →
● Makula berwarna kecoklatan
Melanogenesis meningkat dengan bentuk tidak teratur,
● Pengaruh faktor hormonal batas tegas, simetris
Mengenai bagian epidermis dan dermis, terjadi peningkatan ● Berkonfluens membentuk
reseptor progesteron di epidermis dan peningkatan ekspresi protein gambaran patch retikular
reseptor progesteron di dermis dan di sekitar
hiperpigmentasi
Hipomelanosis

1. Vitiligo

DEFINISI

hipomelanosis idiopatik dapat ditandai dengan adanya makula putih yang dapat meluas. Dapat
mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya rambut dan mata.
Makula
PATOGENESIS putih
1. Hipotesis Autoimun → Bahwa melanosit yang terpilih dihancurkan oleh limfosit
tertentu yang telah diaktifkan.
2. Hipotesis Neurohumoral → menghambat produksi melanin.
3. Hipotesis Autotok sik → Sel melanosit membentuk melanin melalui oksidasi tirosin
ke DOPA dan DOPA ke dopakinon yg dioksidasi menjadi
radikal bebas. Secara in vitro dibuktikan tirosin, dopa dan
dopakrom merupakan sitotoksik terhadap melanosit.
4. Terpapar bahan kimia → depigmentasi kulit terjadi karena detergen yg
mengandung fenol
Hipomelanosis

2. Albinisme
DEFINISI

Albino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga
hypomelanism atau hypomelanosis, adalah salah satu bentuk dari
hypopigmentary congenital disorder.

Patogenesis

● Mutasi gen
● Dogma Central Genetika Molekuler

Anda mungkin juga menyukai