KELOMPOK 5B
Fanuel Petra Dewandaru Gloria Jessica Wekatano
(1861050020) (1861050102)
Tugas:
Jelaskan wujud kelainan (effloresensi) kulit pada kasus ini.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan menjelaskan :
1. Anatomi, Fisiologi, Histologi Kulit
2. Efloresensi
3. Perbedaan warna kulit fisiologis dan patologis
ANATOMI KULIT
Kulit Tebal Kulit Tipis
● Mengandung banyak kelenjar ● Mengandung kelenjar
keringat keringat dan kelenjar
● Tidak ditemukan folikel sebasea
rambut, kelenjar sebasea, ● Ditemukan folikel rambut
dan serat otot polos ● Menutup sebagian besar
● Terdapat di telapak tangan tubuh
dan kaki
Perbanding Kulit Tipis dan Kulit Tebal
2 lapisan kulit /
cutis:
1. Epidermis
2. Dermis
Dibawah dermis
terdapat hipodermis
/ jaringan subcutis
1. EPIDERMIS
● Lapisan kulit yang senantiasa beregenerasi dan berespon
terhadap rangsangan di luar maupun dalam tubuh manusia.
● Tersusun atas empat populasi sel:
O Keratinosit
O Sel Langerhans
O Melanosit
O Sel Merkel
● Epidermis tersusun atas 5 lapisan utama:
1) Stratum corneum
2) Stratum lucidum
3) Stratum granulosum
4) Stratum spinosum
5) Stratum basale
2. DERMIS
● Suatu lapisan jaringan ikat yang mengandung banyak serat
elastin dan serat kolagen.
● Terdiri dari pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat, dan kelenjar sebasea.
● Dermis tersusun atas 2 lapisan:
1) Stratum papilaris
2) Stratum reticularis
● Di dalam kulit dermis terdapat
ujung-ujung saraf sensorik yaitu:
1) Badan Meissner Badan merkel
Badan meissner
2) Badan Krause
3) Badan Ruffini
Badan ruffini
4) Badan Paccini
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh
dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran(ekskresi)
6. Pembentukan Vitamin D
1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis ( Jaringan Subkutan )
Histologi Kulit
1. Kulit Tebal → Telapak Tangan dan Kaki ( >400 - 600 µl )
Histologi Kulit
1. Kulit Tebal → Telapak Tangan dan Kaki ( >400 - 600 µl )
Histologi Kulit
2. Kulit Tipis → ( >75 - 150 µl )
Histologi Kulit
2. Kulit Tipis → ( >75 - 150 µl )
1. Epidermis
Stratum Korneum
Stratum Lucidum
Stratum Granulosum
Stratum Spinosum
Stratum Basalis
Lapisan Epidermis
Sel - Sel Melanosit Gambaran Melanosit
Fungsi:
2. Lapisan Retikuler:
1. Jaringan Penyambung
jarang yang terbungkus
kolagen.
2. Banyak mengandung
areolar ( pembuluh darah )
dan lemak ( Panniculus
Adiposus )
EFLORESENSI KULIT
EFLORESENSI
❏ Klasifikasi efloresensi
❏ Ef.flo.res.cent : (1).berubah
menjadi bentuk .
(2).berkembang menjadi ruam
(Dorland,29.2017)
❏ Efloresensi/ef·lo·re·sen·si/
/éfloresénsi/ n kelainan kulit
yang mempunyai sifat tertentu;
ruam (KBBI)
CONTOH
EFLORESENSI PRIMER
MAKULA
❏ Makula adalah kelainan
kulit berbatas tegas
berupa perubahan
warna semata-mata.
❏ Contoh :
❏ Eritema
❏ Petekie
❏ Ekimosis
❏ Ukuran : <0,5 cm ,
>0,5 : Patch
PAPUL
❏ Penonjolan
padat diatas
permukaan
kulit
❏ Warna :
bervariasi
❏ Diameter : >
0,5 cm
PLAK
❏ Peninggian di
atas
permukaan,pe
rmukaannya
datar.
❏ Berisi zat
padat
❏ Diameternya 2
cm atau lebih.
NODUL
❏ Masa padat
sirkumskrip
❏ Inflitrat terletak
di kutis atau
subkutis
❏ Diameter >1
cm
VESIKEL BULA
❏ Gelembung
berisi cairan ❏ Vesikel
serum. dengan
❏ Ukuran < 0,5 ❏ ukuran > 0,5
PUSTUL
❏ Adalah vesikel
yang berisi nanah
❏ Bila nanah
mengendap
dibawah vesikel
disebut hipopion
❏ Ukuran bervariasi
KISTA
❏ Ruang
berdinding
❏ Berisi cairan,
sel,maupun
sisa sel
URTIKA
❏ Edema
setempat yang
timbul
mendadak dan
hilang
perlahan.
❏ Akibat infiltrasi
pada dermis
SEKUNDER
EROSI
❏ Kehilangan
jaringan yang
tidak
melampaui
stratum basale
ULKUS
❏ Hilangnya jaringan lebih
dalam dari eskoriasis
KRUSTA
❏ Cairan tubuh
yang mengering
diatas kulit.
SKUAMA
❏ Stratum
korneum yang
terlepas dari
kulit.
❏ Jenis skuama :
❏ Skuama Halus
❏ Skuama Kasar
ESKORIASIS
❏ Hilangnya jaringan hingga
ujung papila dermis.
❏ Sering kali linier
FISURA
Hilangnya epidermis dan dermis
linier dengan dinding yang hampir
vertikal dan berbatas tajam
LIKENIFIKASI
❏ Penebalan Kulit
disertai dengan relief
yang semakin nyata
SKAR
❏ Pembentukan jaringan ikat
yang tidak normal yang
menunjukkan kerusakan
kulit; setelah cedera
❏ Atau bekas luka operasi
awalnya tebal dan merah
muda tetapi seiring waktu
menjadi putih dan atrofi
TELANGIECTASIA
❏ Adalah pelebaran pembuluh
dara superfisial
ATROPI
❏ Tekanan pada kulit akibat
penipisan epidermis atau
dermis
WARNA
WARNA LESI
❏ Eritema
❏ Purpura
❏ Hipopigmentasi
❏ Hiperpigmentasi
❏ Depigmentasi
UKURAN LESI
❏ Milier : sebesar
kepala jarum pentul
❏ Lentikuler :Sebesar
biji jagung
❏ Numular : Sebesar
uang logam
,diameter 3-5 cm
❏ Plakat : > numular
BENTUK ATAU
SUSUNAN
BATAS LESI
❏ Tegas (sirkumskripta)
❏ Tidak tegas (difus)
PERBEDAAN WARNA KULIT
FISIOLOGIS
Warna Kulit
Ditentukan oleh:
● Oxyhemoglobin yang berwarna merah
● Melanin yang berwarna coklat
● Pigmen empedu dan karoten dalam lemak subkutan yang memberi warna kekuningan
● Ras
● Individu
● Lingkungan
Proses pembentukan melanin
PERBEDAAN WARNA KULIT
PATOLOGIS
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen. Yang berperan pada penentuan warna kulit adalah (1)
hemoglobin bentuk reduksi, (2) oksihemoglobin, (3) karotenoid, dan (4) melanin. Yang paling berperan dalam
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin, dan variasi dalam jumlah dan distribusi melanin di kulit
merupakan dasar dari tiga warna kulit manusia: hitam, coklat, dan putih.
Patfisiologi Perubahan
Warna Kulit
Kelainan Pigmen
Hipermelanosis Hipomelanosis
1. LENTIGO
DEFINISI
PATOGENESIS
2. MELASMA
DEFINISI
PATOGENESIS
LESI KULIT
● Sinar UV menginduksi reactive oxygen species (ROS)
dengan mengaktivasi inducibble nitric oxide →
● Makula berwarna kecoklatan
Melanogenesis meningkat dengan bentuk tidak teratur,
● Pengaruh faktor hormonal batas tegas, simetris
Mengenai bagian epidermis dan dermis, terjadi peningkatan ● Berkonfluens membentuk
reseptor progesteron di epidermis dan peningkatan ekspresi protein gambaran patch retikular
reseptor progesteron di dermis dan di sekitar
hiperpigmentasi
Hipomelanosis
1. Vitiligo
DEFINISI
hipomelanosis idiopatik dapat ditandai dengan adanya makula putih yang dapat meluas. Dapat
mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya rambut dan mata.
Makula
PATOGENESIS putih
1. Hipotesis Autoimun → Bahwa melanosit yang terpilih dihancurkan oleh limfosit
tertentu yang telah diaktifkan.
2. Hipotesis Neurohumoral → menghambat produksi melanin.
3. Hipotesis Autotok sik → Sel melanosit membentuk melanin melalui oksidasi tirosin
ke DOPA dan DOPA ke dopakinon yg dioksidasi menjadi
radikal bebas. Secara in vitro dibuktikan tirosin, dopa dan
dopakrom merupakan sitotoksik terhadap melanosit.
4. Terpapar bahan kimia → depigmentasi kulit terjadi karena detergen yg
mengandung fenol
Hipomelanosis
2. Albinisme
DEFINISI
Albino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga
hypomelanism atau hypomelanosis, adalah salah satu bentuk dari
hypopigmentary congenital disorder.
Patogenesis
● Mutasi gen
● Dogma Central Genetika Molekuler