Anda di halaman 1dari 8

BLOK CAIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Kelompok B-9

Winda Afdilla (1102014280)


Muhammad Aditya Pasya (1102017145)
Muhammad Aqil Irwansyah Tualek (1102017146)
Muhammad Aulia Rachman (1102017147)
Puput Indriani (1102017176)
Putri Alfira (1102017177)
Putri Cempaka (1102017178)
Raudhatul Aisy Fachrudin (1102017189)
Raysha Dhamatri Rasyad (1102017190)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2017/2018
PRAKTIKUM DIURESIS
HOMEOSTASIS DAN IMBANGAN CAIRAN

TUJUAN :
Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami :
1. Konsep homeostasis dan imbangan cairan
2. Mekanisme umpan balik negative yang mendasari homeostasis
3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh Anti Diuretik Hormon (ADH).
Yang mencangkup:
(mencakup rangsangan → reseptor →jaras aferen →efektor →efek)

ALAT YANG DIPERLUKAN :


1. Air 1 L
2. Air teh 300 cc
3. Air gula 300 cc
4. Gelas plastic penampung urine ukuran 250 cc
5. Gelas ukur
6. Multistix
7. Jam
8. Timbangan badan
9. Sfigmomanometer air raksa
10. Tisu, sarung tangan
11. Ergometer sepedda (Monark)
12. Stopwatch
13. Heart rate monitor
14. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)

TATA KERJA

1. Golongan A/B masing-masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan


dan 2 kelompok kontrol) mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masing-
masing perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok.

2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jenis
kelamin laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata-rata
golongan (A/B)

3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang dan minum
dibagian ilmu Faal

4. Pukul 12.00 O.P. ditimbang berat badannya.

5. Kemudian O.P. buang air kecil dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P.menjalani
rangkaian pemeriksaan berupa:

 Penimbangan berat badan (usahakan O.P. menggunakan pakaian dan sepatu yang
sama percobaan berlangsung)

 Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk


 Pengukuran berat jenis (BJ), pH, dan kadar glukosa dengan menggunakan multistix.
(cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol multistix). Hasil
pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra.

6. Pukul 13.00 O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yang sama pada
no.5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0

7. O.P. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D,sesuai tata cara (lihat lembar
selanjutnya).

8. Setelah perlakuan, O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai
no.5 pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan
dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120.

9. Setelah menjalani masing-masing perlakuan O.P. tidak diperkenankan makan dan


minum, serta aktivitas fisik minimal saja.

P.Diur 1. Mengapa aktivitas fisik O.P. dibatasi minimal?


Karena kalau O.P melakukan aktivitas berlebihan, maka sel-sel dalam tubuh akan
mengeluarkan cairan lewat kulit atau udara pernapasan. Sehingga urin yang dikeluarkan
tinggal sedikit

PERLAKUAN A
MINUM AIR

1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, O.P. minum 1 liter air, dalam waktu kurang dari
10 menit.

P. Diur 2. Apa maksud pemberian minum air 1 liter air?


Untuk melihat apakah ada pengaruh antara pemberian minum dan ekskresi urin. Dan
pemberian air ini lebih mengarah ke peningkatan ekskresi urin

2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukan rangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P. Diur 3. Apa efek yang diharapkan terjadi?


Terjadi perubahan pada keseimbangan cairan karena ditambahkannya cairan. Karena volume
air bertambah, tubuh mengurangi sekresi ADH sehingga urin banyak keluar

PERLAKUAN B
MINUM AIR TEH

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10
menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P. Diur 4. Apa efek yang di harapkan terjadi?


Peningkatan volume (hipervolemia) karena adanya glukosa yang masuk dan menyebabkan
ketonusan terganggu

PERLAKUAN C
MINUM AIR GULA

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10
menit.

2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.

P-Diur 5. Apa efek yang diharapkan terjadi?


Urin tidak keluar terlalu banyak karena cairan tertumpuk / terhambat oleh glukosa yang
terlalu tinggi tersebut

PERLAKUAN D
ANAEROBIC EXERCISE (OLAHRAGA ANEROBIK)

1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari 10
menit. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi(menggunakan
heart rate monitor).

2. O.P. melakukan pemanasan mengayuh sepeda selama 5-10 menit dengan caraselang-
seling 30’’ kayuhan maksimal dengan beban dan 30‘’ istirahat (pemberian beban
dilakukan oleh pembimbing). Pemanasan dilakukan sampai denyut nadiO.P.
mencapai ± 150/menit. Denyut nadi pemanasan dicatat.

3. Setelah selesai pemanasan O.P. istirahat 3-5 menit.

4. O.P. mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic
exercise dimulai dengan cara meningkatkan beban hingga maksimal sambil tetap
mempertahankan kayuhan maksimal (dibutuhkan wajtu 3-4 menit untuk mencapai
kecepatan dan beban maksimal). Kemudian O.P. mengayuh dengan beban dan
kecepatan maksimal selama 30 detik. Setelah selesai anaerobic exercise, dilakukan
pencatatan denyut nadi.

5. Pendinginan dilakukan dengan cara mengayuh sepeda kecepatan dan bebanrendah


selama 2-3 menit.

6. Tiga puluh menit setelah anaerobic exercise, O.P. buang air kecil dan
melakukanrangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata
kerja nomor 8.

P-Diur 6. Apa efek yang diharapkan terjadi?


Urin lebih sedikit dari sebelum excersice, karena sebenarnya cairan sudah keluar lewat
keringat

E. KONTROL

1. Setelah menampung U-pra dan U-0, O.P. tidak menjalani perlakuan apapun

2. Tiga puluh menit setelah buang air kecil untuk U-0, O.P. buang air kecil
danmelakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan padatata
kerja nomor 8.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DIURESIS

Nama O.P : Muhammad Aulia Rachman Tanggal Pratikum : 20 Februari 2018


Kelompok : B-9 Jenis Perlakuan : A(MINUM AIR)

Berat Badan : 140 kg Tinggi Badan : 177 cm

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan (kg) darah
(mmHg)
U-Pra 100 1025 Kuning 6,5 - 140 140/90

U-30 50 1025 Kuning 6,5 - 140 120/80


Pasca
U-60 100 1025 Kuning 6,5 - 140 140/90
Pasca Pucat

Nama O.P : Muhammad Aqil I. T Tanggal Pratikum : 20 Februari 2018


Kelompok : B-9 Jenis Perlakuan : B (AIR TEH)

Berat Badan : 95 kg Tinggi Badan : 177 cm

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan (kg) darah
(mmHg)
U-Pra 100 1030 Kuning 6,5 - 95 140/90

U-30 10 1030 Kuning 6,0 - 95 140/100


Pasca Orange
U-60 20 1030 Kuning 6,0 - 95 120/90
Pasca
Nama O.P : Muhammad Aditya Pasya Tanggal Pratikum : 20 Februari 2018
Kelompok : B-9 Jenis Perlakuan : C (AIR GULA)

Berat Badan : 48 kg Tinggi Badan : 168 cm

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan (kg) darah
(mmHg)
U-Pra 250 1,01 Kuning 6 - 71 120/80
bening

U-30
Pasca
U-60 50 1,001 Bening 6 - 71 120/80
Pasca

Nama O.P : Muhammad Aditya Pasya Tanggal Pratikum : 20 Februari 2018


Kelompok : B-9 Jenis Perlakuan :D

Berat Badan : 48 kg

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan (kg) darah
(mmHg)
U-Pra 50 1,00 6,5 - 110/75/

U-30 50 1,02 6 -
Pasca
U-60
Pasca

Nama O.P : Putri Alfira Tanggal Pratikum : 20 Februari 2018


Kelompok : B-9 Jenis Perlakuan : D (KONTROL)

Berat Badan : 60 kg Tinggi Badan : 156 cm

Volume BJ Warna pH Glukosa Berat Tekanan


urin (ml) Badan (kg) darah
(mmHg)
U-Pra 50 1025 Kuning 6,5 - 60 110/70
Orange
U-30 10 1025 Kuning 6,5 - 60 110/60
Pasca Orange
U-60
Pasca

KESIMPULAN
Konsep homeostasis dan keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan dipertahankan dengan pengaturan volume dan osmolaritas cairan
ekstrasel. Peningkatan volume cairan ekstrasel akan meningkatkan volume darah dan tekanan
darah, begitu juga sebaliknya.
Bila asupan air berlebih, tubuh akan merespon berupa pengurangan sekresi ADH. Sebaliknya
terjadi peningkatan sekresi ANP yang menimbulkan blokade pada sekresi aldosteron (ekskresi
natrium dan air dalam urin meningkat). Akibat dari meningkatnya tekanan darah baroreseptor
di sinus karotis dan arkus aorta mengirimkan impulsnya pada pusat kardioinhibitor berupa
penurunan tekanan darah, sehingga keadaan homeostasis tercapai.
Pada saat terjadinya penurunan volume cairan ekstrasel akan menurunkan volume darah dan
tekanan darah. Sehingga timbul rangsangan pada sistem RAA yang menyebabkan timbulnya
respon berupa pengurangan produksi urin, serta rangsangan haus dengan tujuan untuk
mencapai keseimbangan.

Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis


Peningkatan osmolaritas plasma dan cairan interstisium menimbulkan refleks umpan balik
negatif cairan ekstrasel yang disensori oleh osmoreseptor di sistem saraf pusat yang
merangsang kelenjar untuk menghasilkan ADH di hipotalamus dan di sekresikan dari ujung-
ujung saraf pada kelenjar hipofisis posterior. Peningkatan ADH plasma akan meningkatkan
reabsorpsi air di tubulus ginjal.

Pengaturan keseimbangan cairan yang diatur oleh ADH


ADH atau Arginin Vasopressin merupakan hormon yang dihasilkan di hipotalamus dan di
sekresikan melalui hipofisis posterior ke dalam darah. Target hormon ini adalah sel-sel pada
tubulus distal dan duktus koligen ginjal. Hormon ini berperan dalam retensi air dengan
menurunkan permeabelitas sel sehingga reabsorpsi air meningkat. ADH juga berperan dalam
pengaturan keseimbangan cairan dengan mengendalikan ekskresi air oleh ginjal.

Anda mungkin juga menyukai