Kelompok B-9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2017/2018
PRAKTIKUM DIURESIS
HOMEOSTASIS DAN IMBANGAN CAIRAN
TUJUAN :
Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami :
1. Konsep homeostasis dan imbangan cairan
2. Mekanisme umpan balik negative yang mendasari homeostasis
3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh Anti Diuretik Hormon (ADH).
Yang mencangkup:
(mencakup rangsangan → reseptor →jaras aferen →efektor →efek)
TATA KERJA
2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jenis
kelamin laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata-rata
golongan (A/B)
3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang dan minum
dibagian ilmu Faal
5. Kemudian O.P. buang air kecil dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P.menjalani
rangkaian pemeriksaan berupa:
Penimbangan berat badan (usahakan O.P. menggunakan pakaian dan sepatu yang
sama percobaan berlangsung)
6. Pukul 13.00 O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yang sama pada
no.5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0
7. O.P. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D,sesuai tata cara (lihat lembar
selanjutnya).
8. Setelah perlakuan, O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai
no.5 pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan
dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120.
PERLAKUAN A
MINUM AIR
1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, O.P. minum 1 liter air, dalam waktu kurang dari
10 menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukan rangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.
PERLAKUAN B
MINUM AIR TEH
1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10
menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.
PERLAKUAN C
MINUM AIR GULA
1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10
menit.
2. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian
sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8.
PERLAKUAN D
ANAEROBIC EXERCISE (OLAHRAGA ANEROBIK)
1. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari 10
menit. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi(menggunakan
heart rate monitor).
2. O.P. melakukan pemanasan mengayuh sepeda selama 5-10 menit dengan caraselang-
seling 30’’ kayuhan maksimal dengan beban dan 30‘’ istirahat (pemberian beban
dilakukan oleh pembimbing). Pemanasan dilakukan sampai denyut nadiO.P.
mencapai ± 150/menit. Denyut nadi pemanasan dicatat.
4. O.P. mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic
exercise dimulai dengan cara meningkatkan beban hingga maksimal sambil tetap
mempertahankan kayuhan maksimal (dibutuhkan wajtu 3-4 menit untuk mencapai
kecepatan dan beban maksimal). Kemudian O.P. mengayuh dengan beban dan
kecepatan maksimal selama 30 detik. Setelah selesai anaerobic exercise, dilakukan
pencatatan denyut nadi.
6. Tiga puluh menit setelah anaerobic exercise, O.P. buang air kecil dan
melakukanrangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata
kerja nomor 8.
E. KONTROL
1. Setelah menampung U-pra dan U-0, O.P. tidak menjalani perlakuan apapun
2. Tiga puluh menit setelah buang air kecil untuk U-0, O.P. buang air kecil
danmelakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan padatata
kerja nomor 8.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DIURESIS
U-30
Pasca
U-60 50 1,001 Bening 6 - 71 120/80
Pasca
Berat Badan : 48 kg
U-30 50 1,02 6 -
Pasca
U-60
Pasca
KESIMPULAN
Konsep homeostasis dan keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan dipertahankan dengan pengaturan volume dan osmolaritas cairan
ekstrasel. Peningkatan volume cairan ekstrasel akan meningkatkan volume darah dan tekanan
darah, begitu juga sebaliknya.
Bila asupan air berlebih, tubuh akan merespon berupa pengurangan sekresi ADH. Sebaliknya
terjadi peningkatan sekresi ANP yang menimbulkan blokade pada sekresi aldosteron (ekskresi
natrium dan air dalam urin meningkat). Akibat dari meningkatnya tekanan darah baroreseptor
di sinus karotis dan arkus aorta mengirimkan impulsnya pada pusat kardioinhibitor berupa
penurunan tekanan darah, sehingga keadaan homeostasis tercapai.
Pada saat terjadinya penurunan volume cairan ekstrasel akan menurunkan volume darah dan
tekanan darah. Sehingga timbul rangsangan pada sistem RAA yang menyebabkan timbulnya
respon berupa pengurangan produksi urin, serta rangsangan haus dengan tujuan untuk
mencapai keseimbangan.