Anda di halaman 1dari 38

PBL SKENARIO 1

BLOK NEOPLASIA
BENJOLAN DI PAYUDARA

ADITYA SURYA PRATAMA


1102013009 – FK A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

1
SASARAN BELAJAR

LI I. Memahami dan menjelaskan Kanker Payudara

LO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi Kanker Payudara

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan epidemiologi Kanker Payudara

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor predisposisi Kanker Payudara

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi Kanker Payudara

LO 1.5 Memahami dan menjelaskan patogenesis dan patofisiologi Kanker Payudara

LO 1.6 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis Kanker Payudara

LO 1.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding Kanker Payudara

LO 1.8 Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan Kanker Payudara

LO 1.9 Memahami dan menjelaskan komplikasi Kanker Payudara

LO 1.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan Kanker Payudara

LO 1.11 Memahami dan menjelaskan prognosis Kanker Payudara

LI II. Memahami dan menjelaskan sikap dan tindakan positif dalam menghadapi
penyakit berat dengan tawakal dan taubat

2
LI I. Memahami dan menjelaskan kanker payudara

LO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi kanker payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang
ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO)
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)
ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit.

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan epidemiologi kanker payudara

Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami


peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden
rendah seperti di banyak daerah di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada
beberapa daerah di Amerika Serikat ( di atas 100/100.000 ). Angka di bawah itu terlihat pada
beberapa negara Eropa Barat ( Swiss 73,5/100.000 ). Untuk Asia, masih berkisar antara ( 10-
20/100.000 ). Yang menarik, angka ini ternyata akan berubah bila populasi dari daerah
dengan insiden rendah melakukan migrasi ke daerah yang insidennya lebih tinggi, suatu bukti
adanya peran faktor lingkungan pada proses terjadinya kanker payudara. Faktor insiden usia
bergerak naik terus sejak usia 30 tahun.
American Cancer Society memperkirakan sekitar 1,4 juta kasus baru kanker payudara
di tahun 2008. Insidens kanker payudara pada wanita bervariasi secara global dengan
peningkatan sebesar 2,5 kali. Kisarannya antara 3,9 kasus per 100.000 di Mozambique
sampai 101,1 kasus per 100.000 di Amerika Serikat. Dalam jangka waktu 25 tahun terakhir,
insidens kanker payudara meningkat secara global dengan peningkatan tertinggi terjadi pada
Negara-negara barat. Hal ini terjadi diakibatkan terjadinya perubahan pada pola reproduksi,
peningkatan skrining, perubahan pola makan dan penurunan aktivitas. Walaupun insidensnya
cenderung meningkat secara global, mortalitasnya cenderung menurun, terutama pada Negara
maju.
Di Amerika Serikat, diperkirakan 192.370 kasus baru dari kanker payudara invasive
akan terjadi pada wanita ditahun 2009. Setelah dua decade terakhirterjadi peningkatan
insidens kanker payudara, justru dari tahun 1999 sampai ke 2005 terjadi penurunan kasus
kanker payudara baru pada wanita sebesar 2,2% per tahun. Hal ini terjadi akibat menurunnya

3
penggunaan hormone replacement therapy (HRT) yang dipublikasikan oleh Womens Health
Initiative pada tahun 2002. Diperkirakan akan terjadi 62.280 kasus baru berupa kanker
payudara in situ pada wanita di tahun 2009. Diperkirakan 85% kasus yang terjadi merupakan
ductal carcinoma in situ. Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami
peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden
rendah seperti di banyak daerah di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada
beberapa daerah di Amerika Serikat (di atas 100/100.000). Angka di bawah itu terlihat pada
beberapa negara Eropa Barat (Swiss 73,5/100.000). Untuk Asia, masih berkisar antara (10-
20/100.000).
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di
Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia
tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat
teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara
ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker
payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-
1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor predisposisi kanker payudara

1. Umur

Risiko Ca mammae bertambah seiring dengan umur. Wanita umur 60 tahun memiliki
risiko terkena ca mammae 100 kali lipat dibanding dengan wanita umur 20 tahun

2. Jenis Kelamin

Risiko terkena ca mammae pada pria sangat rendah, namun prognosisnya lebih buruk
karena cenderung terlambat diagnosis.

3. Herediter

BRCA 1 dan BRCA 2 merupakan gen autosomal dominan yang berperan pada familial
breast cancer. Wanita yang mengalami mutasi BRCA berisiko 60%-80% terkena ca
mammae
4. Prior Cancer

Orang yang pernah didiagnosa dengan ca ovarium atau ca uterus memiliki risiko terkena
ca mammae lebih tinggi.

5. Faktor Makanan

4
a. Alkohol

 Mengkonsumsi alkohol 1-2 gelas/hari memiliki risiko terkena ca mammae 150%


dibanding normal dan mengkonsumsi alkohol 6 gelas/hari memiliki risiko terkena ca
mammae 330% dibanding normal.

 Alkohol dapat meningkatkan :



Kadar estrogen dan androgen

Kerentanan gen terhadap bahan carcinogenik

Kerusakan DNA mammae

Potensi metastase

Proses angiogenesis tumor
b. Intake Lemak

 Tidak terdapat pengaruh signifikan pada ca mammae, namun berdasarkan statistik,


orang dengan diet rendah lemak memiliki risiko yang lebih rendah Penggunaan
kontrasepsi hormonal jangka panjang meningkatkan risiko terkena ca mammae
 daripada diet tinggi lemak

 Intake lemak yang tinggi kemungkinan hanya berpengaruh pada wanita


premenopause
c. Iodine

 Iodine dapat menurunkan sensitivitas reseptor estrogen, mengurangi pertumbuhan sel


tumor, dan menyebabkan apoptosis pada sel yang malignant.
6. Obesitas

Peningkatan berat badan setelah menopause dapat meningkatkan risiko terkena ca


mammae.

7. Hormon

Peningkatan estrogen dan androgen darah yang persisten dapat meningkatkan risiko ca
mammae, namun peningkatkan progesteron dapat menurunkan risiko pada wanita
premenopause
a. Kehamilan dan menyusui

 Umur saat melahirkan anak pertama (<24 tahun), memiliki anak (7%/anak), dan
menyusui (4,3%/tahun menyusui) dapat menurunkan risiko terkena ca mammae.

 Hamil pertama saat umur 30 tahun mengalamin peningkatan risiko terkena ca


mammae dua kali lipat dibanding pada umur <25 tahun. Tidak mempunyai anak
meningkatkan risiko terkena ca mammae sebesar tiga kali lipat
b. Kontrasepsi hormonal
c. Terapi pengganti hormon

5
 Terapi estrogen + progesteron memiliki efek signifikan pada ca mammae dan
meningkatkan agresivitas serta prognosis yang lebih buruk, namun apabila terapi
jangka pendek dengan indikasi sindrom menopause, maka tidak ada pengaruh pada
risiko
8. Faktor Lingkungan
a. Perokok pasif
 Meningkatkan risiko terkena ca mammae 70% pada wanita premenopause
b. Radiasi

 Wanita umur <30 tahun yang menerima radiasi ionisasi dosis


tinggi berisiko terkena ca mammae lebih tinggi dibanding normal

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi kanker payudara

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara

1. Non-invasif
a. Non invasive ductal carcinoma
b. Lobular karsinoma in situ
2. Invasif
a. Karsinoma invasif duktal
b. Karsinoma invasif duktal dengan
komponen

c. Karsinoma
intraduktal invasif lobular
yang predominant
d. Karsinoma mucinous
e. Karsinoma medullary
f. Karsinoma papillary
g. Karsinoma tubular
h. Karsinoma adenoid cystic
i. Karsinoma sekretori (juvenile)
j. Karsinoma apocrine
k. Karsinoma dengan metaplasia
i. Tipe squamous
ii. Tipe spindle-cell
iii. Tipe cartilaginous dan osseous
iv. Mixed type
l. Lain-Lain
3. Paget’s disease of the nipple

6
Berikut penjelasan beberapa tipe histologis dari kanker payudara:

a. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal invasif merupakan kelompok terbesar (78%) dari
seluruh tumor ganas payudara. Secara mikroskopik tampak proliferasi anaplastik
epitel duktus yang dapat memenuhi dan menyumbat duktus. Karsinoma duktal
noninvasif (karsinoma duktal in situ atau karsinoma intraduktal) biasanya terjadi
tanpa membentuk massa karena tidak ada komponen scirrhous.
b. Karsinoma lobular (9%)
Separuh kasus karsinoma lobular ditemukan in situ tanpa tanda-tanda
invasi lokal sehingga sering dianggap premaligna dan disebut neoplasia lobular.
Secara histologi menunjukkan gambaran sel-sel anaplastik yang semuanya terletak
di dalam lobulus-lobulus.

c. Comedocarcinoma (5%)
Duktus yang diisi oleh tumor sel kecil dan debris sentral.

d. Karsinoma medular (4%)


Gambaran histologi menunjukkan stroma yang sedikit dan penuh berisi
kelompok sel yang belum berdifferensiasi, tidak teratur dan tidak jelas
membentuk kelenjar atau pertumbuhan kapiler. Terdapat banyak sebukan limfosit
yang menjolok pada stroma di dalam tumor.

e. Karsinoma koloid (3%)


Duktus dihambat oleh sel-sel karsinoma dan kista proksimal berkembang.

f. Karsinoma mukoid/musinus (3%)


Tumor ini tumbuh perlahan-lahan dan secara mikroskopik sel tumor yang
menghasilkan musin tersusun membentuk asinus pada beberapa tempat. Juga
tampak sel-sel cincin stempel (signet ring cells).
g. Karsinoma skirus (schirrous)
Pada pemeriksaan mikroskopik tumor terdiri dari stroma yang padat
dengan kelompok sel epitel yang terlepas atau membentuk kelenjar. Sel-sel
berbentuk bulat atau poligonal, hiperkromatik.
h. Karsinoma inflamasi (1%)
Karsinoma ini memiliki prognosis paling buruk. Sistem limfa dipenuhi
oleh tumor memicu perubahan payudara dan kulit yang mirip infeksi.

i. Penyakit Paget (1%)


Merupakan karsinoma intraduktus pada saluran ekskresi utama yang
menyebar ke kulit puting susu dan areola, sehingga terjadi kelainan menyerupai
ekzema yaitu adanya krusta di daerah papil dan areola. Jika tidak ditemukan
massa tumor di bawahnya penyakit ini termasuk karsinoma insitu, tapi jika ada
massa tumor termasuk karsinoma duktal invasif. Kelainan ini ditemukan pada
wanita berusia lebih tua dari penderita kanker payudara umumnya dan bersifat
unilateral. Tanda khas adalah adanya penyebukan epidermis oleh sel ganas yang
disebut sel paget. (Mangunkusumo, 1992, Harris, 1993

Sistem TNM

7
TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor, “N”
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum
dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

1. Ukuran Tumor (T) :


Ukuran Tumor (T) Interpretasi
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor (Tidak terdapat
tumor primer)
Tis LCIS, DCIS, atau Paget‟s disease*
T1 Diameter tumor ≤ 2cm

T1a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis


(Tumor ≤ 0,5 cm.)

Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis (Tumor


T1b ≥ 0,5 cm dan ≤ 1 cm.)
T2 Diameter
Tumor ≥ 1tumor 2-5≤cm
cm dan 2 cm.
T1c
T2a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis
T3
T2b Diameter tumor ≤ 5ke
Dengan perlekatan cmfasia atau otot pektoralis

T3a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis


T4
T3b Bebepa pun
Dengan diameternya,
perlekatan ke fasiatumor telahpektoralis
atau otot melekat pada

T4a dinding dada dan mengenai pectoral lymph node

T4b Dengan fiksasi ke dinding toraks

T4c Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit

T4d Gabungan T4a dan T4b

Karsinoma inflamasi (mastitis karsinomatosa)

Keterangan * :

Tis : Karsinoma insitu

 Tis (DCIS) : karsinoma in situ hanya ductal


 Tis (LCIS) : karsinoma in situ hanya lobular
 Tis (Paget) : penyakit Paget dari puting susu tanpa tumor (Catatan:
Paget penyakit yang terkait dengan tumor diklasifikasikan menurut
ukuran tumor)

8
2. Palpable Lymph Node (N):

Palpable Lymph Interpretasi

Node (N)
N0 Kanker belum menyebar ke lymph node
N1 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral

dan dapat digerakkan


N2 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral

dan melekat antara satu sama lain (konglumerasi) atau

melekat pada struktru lengan

N2a Teraba KGB aksila yang terfiksasi atau berkonglomerasi atau melekat ke
struktur lain.

Secara klinis metastase hanya dijumpai pada KGB mamari interna


N2b ipsilateral dan tidak terdapat metastase pada KGB aksila.

N3 Metastase pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa


keterlibatan KGB aksila atau klinis terdapat metastase pada KGB
mamaria interna ipsilateral dan secara klinis terbukti adanya metastase
pada KGB aksila atau adanya metastase pada KGB supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria
interna .

3. Metastase (M) :

Metastase Interpretasi
Mx Metastase jauh belum dapat dinilai
N3a M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh
N3b M1 Metastase
Metastase ke organ
pada KGB jauh
infraklavikula ipsilateral

Metastase pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila

N3c Metastase pada KGB supraklavikula

9
Stadium Klinis

Stadium T N M 5 year survival rate

0 Tis (LCIS/DCIS) - -

I T1 N0 M0 93%

IIA T1 N1 M0 72%

T2 N0 M0

IIB T2 N1 M0 72%

T3 N0 M0

IIIA T1/T2 N2 M0 41%

T3 N1/N2 M0

IIIB T4 Any N M0 41%

IV Any T Any N M1 18%

LO 1.5 Memahami dan menjelaskan patogenesis dan patofisiologi kanker payudara

Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi sel yang
berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma
yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Carsinoma mammae
berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula – mula terjadi hiperplasia
sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel – sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan
menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira
– kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis
dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.

Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki mutasi
dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan adalah
dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal. Sindrom kanker

10
payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom
13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja
sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama
disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya. Kanker payudara
dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan kanker yang sudah
menembus membran basal (invasif).

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

a. Fase induksi: 15-30 tahun

Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin
memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen
membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.

b. Fase in situ: 1-5 tahun

Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di
serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.

c. Fase invasi

Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan
sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa
minggu sampai beberapa tahun.

d. Fase diseminasi: 1-5 tahun

Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.

Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :


a. Metastasis melalui sistem vena
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan
terjadinya metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi

11
metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v.
Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V.
Mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru
melalui sistem vena,
b. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah
bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
 Metastasis ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut beberapa
penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke kelenjar getah
bening sentral.
 Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
 Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
 Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini
adalah paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila
lainnya.
 Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke
kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila metastase
tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai
payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan kasus dengan
metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa metastasis ke payudara
kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui deep lymphatic fascial plexus
di bawah payudara kontralateral melalui kolateral limfatik.
 Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis
karsinoma mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti
bahw metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak
dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes yang
terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat
terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar
getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar tersebut. Penyebaran
ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke
kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui
sentinel nodes.

12
 Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering
dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kuadran
medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
 Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi
metastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila
tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui
sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi
metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi
aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis hepar.
 Metastasis ke tulang belakang. Jika metastase tulang yaitu ke tulang belakang
mungkin terjadi kompresi medula spinalis, metastase otak, limfedema kronis jika
tumor kambuh lagi pada aksila.
 Metastasis ke otak. Metastasis jenis ini mempunyai gejala yaitu, nyeri kepala
dan tidak ditemukan adanya rasa mual.
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan tumor pada ca
mammae diantaranya (Brashers, 2008) :
 Lob 1
 Lob 1 mengandung banyak ssel tidak berdiferensiasi dengan tingkat proliferasi tinggi
dan sangat sensitif terhadap karsinogen
 Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah Lob 1 di payudara

 BRCA 1
 Normalnya gen BRCA1 menghasilkan produk sebagai inhibitor pertumbuhan yang
mengontrol proliferasi sel payudara
 Produk gen ini hilang ketika gen mengalami mutasi, lokasi mutasi biasanya pada
kromosom 17 lengan panjmutasi pada gen ini menyebabkan kanker payudara pada
54% wanita usia 60tahun

 Mutasi p53
 Normalnya, gen ini merupakan regulator transkripsi, penstabil genom, berperan dalam
repair DNA dan fasilitatorapoptosis sel yang rusak
 Mutasi sel ini sering menyebabkan ca mammae

 Reseptor estrogen (ER)

13
 Normalnya, ER terdapat dalam nukleus sel payudara normal, diperlukan dalam fungsi
sel payudara normal
 Penurunan estrogen pada orang menopause misalnya dapat mengakibatkan apoptosis
sel payudara
 Pada sel neoplastik, stimulasi ER menyebabkan over ekspresi produksi faktor
pertumbuhan dan ataureseptor mengakibatkan proliferasi sel tidak terkontrol
 60% tumor primer dianggap ER positif
 Tumor ER negatif terjadi akibat metilasi (penambahan radikal metil) DNA (secara
ekperimental penghambatan metilasi DNA dapat mengembalikan reseptor ER) dan
mampu menstimulasi autokrin estrogen secara mandiri, sehingga resisten terhadap
terapi endokrin dan cenderung menjadi tumr yang lebih agresif
 Faktor pertumbuhan epidermal peningkatan mitposis dan resistensi terhadap
tamoksifen
 Molekul adhesi
 Sel tumor melepaskan diri dari molekul adhesi di membran basal sel normal sehingga
dapat menginvasi
 Untuk di payudara molekul adhesi yang penting adalah E-cadherin yang diatur secara
lambat di dalam kanker payudara

 Gen resistensi obat ganda / multidrug resistance gene, MDR1  menurunkan


konsentrasi agen anti kanker intrasel
 Metaloproteinase matriks dan cathepsin  kanker payudara mengandung proteinase
ekstra sel yang mengatur interaksi membran basal sel dan dapat menghancurkan
membran sehingga memungkinkan invasi dan metastasis.

14
F. PATHWAYS Ca MAMMAE

Faktor predisposisi dan resiko tinggi


Hiper plasia pada sel mammae

Mendesak Mendesak Mendesak


jaringan sekitar Sel syaraf Pembuluh darah

Interupsi sel saraf


Menekan jaringan sel Aliran darah
Mensuplai pada mammae terhambat
nyeri
nutrisi ke
jaringan ca Peningkatan
konsistensi hipoxia
mammae
Hipermetabolis ke
jaringan Necrose
Mammae
Ukuran jaringan
membengkak
mammae
Suplai nutrisi abnormal
Bakteri Patogen
jaringan lain Massa tumor
mendesak ke
jaringan luar Mammae Kurang
Berat badan turun Infeksi
asimetrik pengetahuan
Perfusi jaringan
Nutrisi kurang dari
terganggu
kebutuhan Gg body cemas
image
Ulkus
Infiltrasi pleura
parietale
Gg integritas kulit/
Expansi paru
jaringan
menurun

Gg pola nafas

LO 1.6 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis kanker payudara

Massa tumor

Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali ditemukan
secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak keras,batas tidak
tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.

Perubahan kulit

 Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu memendek hingga
kulit setempat menjadi cekung disebut „tanda cekung‟

15
 Perubahan kulit jeruk (peau d‟orange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke bawah
tampak sebagai tanda kulit jeruk.

Gambar 1. Peau d‟orange dan retraksi papilla mammae


Sumber : www.earthwidesurgicalfoundation.blogspot.com
 Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing membentuk
nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul tersebar,secara klinis disebut
tanda satelit.
 Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan atau
gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.
 Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah bengkak,mirip
peradangan,dapat disebut juga “tanda peradangan”.Tipe ini sering pada kanker mammae waktu
hamil atau laktasi.

16
Gambar 2. Dimpling, nipple discharge dan retraksi papilla mammae
Sumber : www.sitim037.blogspot.com

Perubahan papilla mammae

 Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub papilar
 Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.
 Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak aerola,papilla
mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.

Perubahan kelenjar limfe regional

Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.

LO 1.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding kanker payudara

A. Anamnesis
 Riwayat keluarga
 Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi
 Keluhan-keluhan, gejala klinis
B. Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada kurang lebih 1 minggu dari
siklus menstruasi
a) Inspeksi
 Menurut Muchlis (2002) baiknya dilakukan pada posisi duduk
 Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan warna
 Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa cekungan kulit
akibat terperangkapnya ligamentum Cooper segmental), peau d‟orange (terjadinya
oenyumbatan aliran limf sehingga kulit menjadi smebab dan menebal) kemerahan,
ulser,

17
b) Palpasi mamae
 Dilakukan pada posisi berbaring
 Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV
 Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial, tengah dan
profunda)
 Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga 6) atau sirkuler (dari
papilla ke puncak axilla atau sebaliknya)

.Palpasi Vertikal pada Payudara (WHO-IARC, 2012)

.Palpasi sirkular pada payudara (oxford, 2010)

c) Palpasi KGB
 Dilakukan pada posisi duduk
 Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada tangan
pemeriksa dan dipalpasi oleh jari tangan yang satunya

18
Palpasi Limfonodus pada Puncak Axilla (Oxfrd, 2010)

d) Lokalisasi benjolan

.Pembagian Kuadran Payudara

Menurut Haagensen (2002), lokalisasi benjolan karsinoma ppayudara kebanyakan terdapat


pada upper outer quadrant / lateral atas

C. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor padat penting
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada penyulit kanker
atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan terapi yang akan dilakukan baik itu
tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan,
antara lain :
a. Darah lengkap
b. Urin lengkap imunoglobulin
c. Tes fungsi hati  SGOT SGPT jika tinggi berarti ada metastase ke liver
d. Tes fungsi ginjal
e. Gula darah
f. Faal hemostatik
g. Protein serum

19
h. Alkali fosfatase jika tinggi dalam darah mengindikasikan adanya metastasis ke
liver, saluran empedu dan tulang
i. Elektrolit serum
j. LDH
k. Asam urat
l. Serum
m. Tumor marker ca mammae  Carsinoembrionik antigen (CEA), cancer antigen
(CA) 15-3, dan CA 27-29, sensitif tapi tidak spesifik

2) Sitologi
Pemeriksaannya meliputi : Aspirasi jarum halus, needle core biopsy dengan jarum
silverman, biopsi eksisi, dan pemeriksaan frozen section saat operasi. Pada umumnya
pungsi dengan jarum halus (FNAB/Fine Needle Aspiration Biopsy) sering dipakai.
Pemeriksaan ini juga dapat menentukan perlu tidaknya segera pembedahan dengan
sediaan beku atau dilanjutkan dengan pemeriksaan lain ataupun langsung dilakukan
ekstirpasi. Penentuan derajat differensiasi histologis :
- G1 : Derajat keganasan rendah.
- G2 : Derajat keganasan sedang.
- G3 : Derajat keganasan tinggi.
Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab
hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu
dapat terjadi.

3) Mammografi
 Merupakan teknik pemeriksaan soft tissue, menggunakan X-ray dosis rendah
 Tanda keganasan primer  fibrosis reaktif, cornet sign, dan mikrokalsifikasi
 Tanda keganasan sekunder  retraksi, perubahan kulit, bertambahan vaskularisasi
perubahan posisi papilla
 Dapat untuk mendeteksi tumor yang secara tidak teraba
 Cukup mahal
 Ketepatan 83% - 95%  tergantung teknisi dan radiologist. Terkadang terjadi negatif
palsu dikarenakan jaringan payudara mirip dengan jaringan kanker, tapi harus
perhatikan tanda-tanda klinisinya
Mammografi dapat direkomendasikan untuk skrening maupun untuk diagnosis

20
Untuk skrening  dilakukan minimal usia 40tahun , dilakukan tiap 1-2 tahun
Untuk diagnosis  apabila ditemukan abnormalitas payudara baik melalui SADARI maupun
melalui pemeriksaan oleh dokter

4) Termografi
 Suhu karsinoma mammae meningkat dari jaringan sekitarnya
 Darah vena yang keluar yang memperdarahi karsinoma mammae lebih panas dari
darah arteri
5) Xerografi  ketepatan diagnosis 95,3%
6) Scintimammografi
 Teknik radionuklir menggunakan TC 99m sestambi
 Sensitifitas tingkat
 Untuk menilai aktifitas dari karsinoma
 Mendeteksi lesi multiple dan keterlibatan KGB regional

Tanda-tanda resiko karsinoma mammae yag segera memerlukan eksisional bipsy /


jarum halus FNAB :
1. Keluarnya darah segar hitam dari papilla
2. Kista mengeluarkan cairan darah
3. Pada mammogram terlihat bayangan batas tidak tegas, bentuk stellata, spikula
dengan distorsi struktur arsitektur payudara dan mikrokalsifikasi

21
Diagnosis pasti
a. Eksisional biopsi
 Untuk stadium dini
 Dilakukan pemeriksaan PA
 Keakuratan 97,65% (Muchlis, 2002)
 Tidak ada false positive

b. Insisional biopsi  untuk stadium ganas atau lanjut


c. FNAB
d. Needle-Guided Biopsy (NGB)
Skrinning mammografi bisa digunakan untuk melihat lesi yang mencurigakan
sebelum muncul secara klinis. Dan haltersebut bisa dijadikan patokan dalam melakukan
biopsy jarum dengan bantuan mammografi. Tehnik ini dilakukan atas dasar prinsip
menghilangkan lesi secara presisi tanpa mengorbankan jaringan sehat sekitarnya. Pasien
dilakukan mammografi yang disesuaikan dengan film aslinya dan dilakukan introduksi
berdasarkan gambaran film tersebut. Jadi bisa disimpulkan NGB merupakan biopsy dengan
bantuan mammografi
 Ultrasound-Guided Biopsy (UGB)
Untuk lesi yang tidak teraba namun, terlihat gambarannya melalui ultrasound.
Bisa dilakukan biopsy dengan bantuan ultrasound. UGB dilakukan dengan pasien
pada posisi supine, dan payudara discan menggunakan transducer. Lalu kulitnya

22
ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard. Aspirasi kista juga bisa
dilakukan dengan bantuan ultrasound
 Nipple Discharge Smear (NDS)
Setelah menekan daerah putting maka akan keluar cairan. Cairan yag keluar
bisa diusap pada gelas kaca difiksasi dan dilihat untuk dievaluasi secara sitologi.
Dilaporkan, sitologi dari NDS memiliki hasil negative palsu sebesar 18% dan positif
palsu sebesar 2,5% jadi dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam
menginterpretasi hasil tersebut.
 Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari putting sering terkait dengan gatal atau nipple
discharge biasa diperbolehkan untuk dilakukan biopsi puting. Sebuah potongan
nipple atau areola complex bisa dieksisi dalam local anstesia dengan tepi yang
minimal.
Bila pada pemeriksaan klinis maupun penunjang tidak ada kelainan di payudara
dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. bila hanya termogram dan
USG yang mencurigakan, lakukan pemeriksaan ulang 6 bulan lagi.

Diagnosis Banding
1. Fibroadenoma
 Tumor jinak di payudara (tidak ada metastase)
 Konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitar, bulat
lonjong, dan berbatas tegas
 Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit
 Umumnya tidak berhubungan dengan siklus menstruasi
 Tidak disertai rasa nyeri
 Dialami oleh usia muda (15-30 tahun)
 Dapat bilateral maupun multiple
 Terapi: eksisi
2. Kelainan Fibrokistik
 Biasa multiple dan bilateral
 Nyeri terutama menjelang haid
 Ukuran dapat berubah yaitu menjelang haid terasa lebih besar dan penuh
dan rasa sakit bertambah dan setelah menstruasi sakit hilang atau
berkurang dan tumor mengecil
 Tidak berbatas tegas (kecuali kista soliter)
 Konsistensi padat kenyal dan dapat pula ksitik
 Dipengaruhi oleh faktor hormonal
 Terapi: umumnya diberikan medikamentosa simptomatis. Operasi
dilakukan apabila medikamentosa tidak menghilangkan keluhan nyeri dan
atau kelainan ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.

23
3. Kistosarkoma filoides (Cystosarcoma philloides)
 Gambaran klinis seperti fibroadenoma mammae yang besar
 Bentuk bulat lonjong, permukaan berbenjol, batas tegas, ukuran mencapai
20-30 cm
 Konsistensi padat kenyal tapi ada bagian yang kistik
 Tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit
 Kulit payudara tegang dan berkilat dan venektasi lebar
 Merupakan tumor jinak sehingga tidak ada metastase, tetapi sebagian kecil
(27%) bisa menjadi bentuk ganas (malignant cystosarcoma philloides)
 Terapi: simple mastektomi untuk mencegah residif. Pada orang
muda/belum berkeluarga dapat dipertimbangkan untuk mastektomi
subkutan.

4. Galactocele
 Suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran/duktus
laktiferus pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi
 Tumor ini berisi air susu yang mengental
 Tumor berbatas tegas, bulat dan kistik
5. Mastitis
 Suatu infeksi pada kelenjar payudara
 Biasa terjadi pada wanita menyusui
 Ditemukan tanda radang lengkap
 Sering sudah menjadi abses

Konsistensi Batas Nyeri Mobile Terapi


FAM padat-kenyal tegas tidak ya eksisi
padat-kenyal medika mentosa
Fibrokistik difus saat haid
kistik simptomatis
Kistosarkoma padat-kenyal
tegas tidak ya mastektomi simple
foloides >> FAM

24
LO 1.8 Memahami dan menjelaskan tata laksana kanker payudara

Pengobatan stadium dini akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan


hidup yang baik. Secara umum, pengobatan pada penderita kanker meliputi 2 tujuan, yaitu :
a. Terapi Kuratif
Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker untuk menghilangkan
kanker tersebut. Dalam pelaksanaannya, terapi pada pasien kanker tidak dapat
mempertahankan asas primum non nocere karena dalam pemberian terapi kuratif, akan
diberikan sejumlah terrtentu zat kemoterapi atau radiasi yang bersifat toksik terhadap bagian
tubuh lain yang tidak terkena kanker. Terapi kuratif dapat berupa bedah radikal, kemoterapi,
radiasi, imunoterapi atau kombinasi dari keempat modalitas tersebut.
b. Terapi Paliatif
Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak tercapai, Tujuan terapi
paliatif adalah untuk mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan

25
kanker pada pasien yang tidak mungkin sembuh. Ketika tujuan terapi adalah sebagai paliatif,
maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus diminimalisir.
Terapi pada kanker payudara tergantung dari stadiumnya. Adapun jenis-jenis
terapinya adalah:
1. Pembedahan
Pada stadium I, II dan III terapi bersifat kuratif. Semakin dini terapi dimulai, semakin
tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium I, II, dan III adalah operasi primer, sedangkan
terapi lain bersifat adjuvant.
Untuk stadium I dan II, pengobatan adalah radikal mastektomi atau radikal
mastektomi modifikasi dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Terapi radiasi dan
sitostatika adjuvant diberikan jika kelenjar getah bening aksila mengandung metastasis.
 Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2 cm di sekitarnya,
glandula mammae (seluruh payudara), fasia M. pectoralis mayor, M. pectoralis
mayor, M. pectoralis minor disertai dengan diseksi aksila. Diseksi aksila adalah
pengangkatan semua isi rongga aksila kecuali arteri, vena dan saraf yang bermakna.
Teknik operasi ini dapat pula di modifikasi menjadi mastektomi radikal modifikasi
Madden, dimana M. pektoralis mayor tidak diangkat.
Operasi ini bersifat kuratif dan dilakukan untuk tumor yang berada pada stadium
operable yaitu stadium I, II dan III awal. Mastektomi radikal dapat diikuti dengan
atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant tergantung dari keadaan KGB aksila
(berdasarkan protokol di RSCM atau FKUI)
 Mastektomi Sederhana atau Simple Mastectomy
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit di atas tumor dan 2 cm di sekitarnya,
dan glandula mammae. Pada stadium IIIa, operasi berupa mastektomi sederhana.
Teknik operasi ini hampir sama dengan teknik pada operasi mastektomi radikal,
namun pada teknik ini tidak dilakukan diseksi aksila. Setiap mastektomi sederhana
harus diikuti oleh radiasi (radioterapi) untuk mengatasi mikrometastasis atau
metastasis ke kelenjar getah bening. Kombinasi mastektomi sederhana dengan radiasi
mempunyai efektivitas yang sama dengan mastektomi radikal.
2. Breast Conservating Treatment
Pengangkatan tumor dengan batas sayatan bebas (tumorektomi, segmentektomi, atau
kwadrantektomi) dan diseksi aksila diikuti dengan radiasi kuratif. Operasi ini dilakukan untuk

26
tumor stadium dini yaitu stadium I dan II dengan ukuran tumor 3 cm; untuk yang lebih besar
belum dikerjakan dan mempunyai prognosis lebih buruk dari terapi radikal.
3. Kemoterapi
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada
kanker payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker
payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi, yang bersifat adjuvant. Kanker payudara
stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik. Terapi ini berupa kemoterapi
dan terapi hormonal. Radiasi kadang diperlukan untuk paliatif pada daerah-daerah tulang
yang mengandung metastasis.
Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula oleh terapi lokal yang dapat dilakukan,
keadaan umum pasien, reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena terapi sistemik bersifat
paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas yang potensial terjadi. Kanker payudara dapat
berespons terhadap agen kemoterapi, antara lain anthrasikin, agen alkilasi, taxane, dan
antimetabolit. Kombinasi dari agen tersebut dapat memperbaiki respon namun hanya memilki
efek yang sedikit untuk meningkatkan survival rate. Pemilihan kombinasi agen kemoterapi
tergantung pada kemoterapi adjuvant yang telah diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah
mendapat kemoterapi adjuvant dengan agen Cyclophosphamide, Methotrexat dan 5-
Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak mendapat agen yang sama dengan yang didapat
sebelumnya.
Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi intravena (IV).
Cara pemberian kemoterapi IV bervariasi, tergantung pada jenis obat.
Adapun jenis-jenis kombinasi kemoterapi yang diberikan adalah :
 FEC (Fluorourasil, Eprubisin, Cyclophosphamide)
o Indikasi
Terapi adjuvant, neoadjuvant maupun pada kanker payudara yang sudah
metastasis.
o Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Pasien dengan usia di atas 60 tahun atau ada riwayat penyakit jantung,
sebelum kemoterapi harus dilakukan pemeriksaan echocardiogram atau
multiple gated acquisition test of cardiac output (MUGA) untuk menjamin
bahwa fungsi ventrikel kiri masih baik.
- Periksa fungsi hati. Jika ada insufisiensi hati, maka dosis 5-FU di kurangi.
- Periksa fungsi ginjal. Jika ada insufisiensi ginjal, dosis epirubisin
dikurangi.
27
- Periksa darah rutin lengkap. Jika netrofil < 1500/mm3, atau AT <
100.000/mm3, maka kemoterapi ditunda.
- Berikan antiemetik yang kuat sebelum kemoterapi.
- Kontrol dosis epirubisin, untuk menghindari kardiotoksisitas bila dosis
kumulatif epirubisin >900 mg/m2
- Beritahu pasien tentang kemungkinan rambut dapat rontok akibat
kemoterapi.
o Dosis
- 5-FU 500 mg/m2 pada hari 1.
- Epirubisin 60 mg/m2 pada hari 1
- Siklofosfamid 500 mg/m2
o Cara Pemberian
- 5-FU dan siklofosfamid disuntikan secara IV pelan-pelan atau dilarutkan
dalam NaCl 0,9% 100 ml dan diinfuskan dalam 10-20 menit.
- Epirubisin disuntikan lewat selang infus salin.
o Siklus dan Jumlah siklus
- Lama siklus 21 hari
- Jumlah siklus 6
o Efek Samping
- Mielosupresi
- Alopesia
- Mual dan muntah
- Mukositis
- Kardiomiopati
- Sistitis hemoragik, bila dosis siklofosfamid tinggi
4. Radioterapi
 Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan
kontraindikasi atau menolak operasi.
 Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi
dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,

28
dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi pasca
operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.
 Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.
5. Terapi hormonal
 Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah
berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena dalam,
karsinoma endometrium.
 Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau
mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.
 Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui
umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal,
andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen dengan hasil
turunya kadar estrogen.

LO 1.9 Memahami dan menjelaskan komplikasi kanker payudara

a. Sindroma Paraneoplastik

Sindroma Paraneoplastik adalah sekumpulan gejala yang bukan disebabkan oleh


tumornya sendiri, tetapi oleh zat-zat yang dihasilkan oleh kanker. Beberapa zat yang dapat

29
dihasilkan oleh tumor adalah hormone, sitokinese, dan berbagai protein lainnya. Zat-zat
tersebut mempengerahui organ atau jaringan melalui efek kimianya. Bagaimana tepatnya
kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa kanker
mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan yang jauh melalui suatu
reaksi autoimun. Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung mempengaruhi
fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan. Bisa terjadi kadar gula darah yang
rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.

Beberapa gejala dapat diobati secara langsung tetapi untuk mengobati sindroma
paraneoplastik biasanya harus dilakukan pengendalian terhadap kanker penyebabnya.

 Kedaruratan
Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah :
 Tamponade jantung
 Efusi pleura
 Sindroma vena kava superior
 Sindroma penekanan tulang belakang
 Sindroma hiperkalemik

LO 1.10 Memahami dan menjelaskan pencegahan kanker payudara

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,


yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog
sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:

30
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan
primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[25]
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui
mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi
keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap
dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
 Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
 Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
 Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia
50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara
hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara
dini menjadi 75%.

Deteksi Dini Kanker Payudara Sendiri dengan SADARI


PENGERTIAN SADARI
 Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh wanita
itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau
deteksi dini. (Romauli, Suryati, 2009 : 166)

31
TUJUAN SADARI
 Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.
1.Ciri-ciri Tumor Payudara
 Adanya benjolan
 Keras
 Dan mastalgia (rasa sakit) pada payudara (Nugroho, 2010)

2.Ciri-ciri Kanker Payudara


 Adanya benjolan di payudara
 Adanya borok atau luka yang tidak sembuh (Romauli, Suryati, 2009 : 165)
 Keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan berupa nanah, darah, cairan
encer atau keluar air susu pada wanita yang tidak hamil dan menyusui
 Perubahan bentuk dan besarnya payudara
 Kulit putting susu dan areola menekuk ke dalam atau berkerut
 Nyeri dipayudara (Setiati, Eni, 2009:51).

3. Penyebab kanker payudara


 Pola makan yang tidak baik atau mengkonsumsi lemak terlalu banyak
 Merokok
 Minum minuman alcohol
 Tidak menyusui (ibu menyusui yang ASInya tidak disusukan)
 Faktor keturunan

4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya sebagai
produksi susu setelah melahirkan

WAKTU MELAKUKAN SADARI


 Dengan mengikuti cara yang sama setiap bulan, sekitar 1 minggu sesudah menstruasi
terhitung sejak hari pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak.
Pada wanita yang umurnya lebih dari 20 tahun, melakukan SADARI tiap 3 bulan
sekali. (Saryono, 2009)
 Beberapa cara melakukan pijatan payudara
A.Ke atas kebawah (Up and Down)
B.Pijatan menuju puting (Wedge)

32
C.Pijatan melingkar (Circular)

c. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi
walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah
jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif.
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli
kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka
kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih
mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.SADARI, pemeriksan
payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat
untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi
resiko kanker payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti estrogen di
dalam jaringan payudara.tamoxifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan
pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa
digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua
payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang
memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat

33
karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan
wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).

LO 1.11 Memahami dan menjelaskan prognosis kanker payudara


Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti
karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas, keinginan untuk
hidup, dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk
menentukan prognosis penyakit ini. Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun
digambarkan dalam five-year survivak rate (Imaginis, 2009)

Tabel 2.7 Five-Year Survival Rate Pasien Kanker Payudara

Stadium Five-Year Survival


Rate

0 100%

I 100%

IIA 92%

IIB 81%

IIIA 67%

IIIB 54%

IV 20%

LI. II. Memahami dan menjelaskan sikap dan tindakan positif dalam menghadapi
penyakit berat dengan tawakal dan taubat

Keutamaan Tobat
Setiap manusia pasti tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja maupun
tidak. Karena itulah kita disyariatkan untuk selalu memohon ampunan kepada Allah, dan
segera bertobat bila melakukan kesalahan. Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala berfirman :

2:222﴾
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang
yang menyucikan diri“(QS.Al-Baqarah:222)

34
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-
Zumar:53)
Demikianlah, Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala membukakan pintu ampunan dengan seluas-
luasnya bagi seluruh orang yang berdosa dan melakukan kesalahan. Meskipun dosa
mereka setinggi langit sekalipun. Sebagaimana sabda Rasulullah Shollallahu „alayhi wa
Sallam :
“Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan(dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai
ke langit, kemudian kalian bertobat, niscaya Allah akan memberikan tobat pada
kalian.“(Riwayat Ibnu Majah).

Diantara keutamaan orang-orang yang bertobat adalah Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala


menugaskan para malaikat muqarrabin untuk beristigfar bagi mereka serta berdoa kepada
Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala agar Dia menyelamatkan mereka dari azab neraka dan
memasukkan mereka ke dalam surga, serta menyelamatkan mereka dari keburukan.
Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala berfirman,

“(Malaikat-malaikat) yang memikul „arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya


bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya, serta memintakan ampun
bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), “Ya Tuhan kami, rahmat dan
ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang
bertobat dan mengikuti jalan-Mu dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga „Adn yang telah
Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih diantara bapak-bapak
mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau-lah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan)
kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada
hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya, dan itulah
kemenangan yang besar ” (QS.Ghafir:7-9)

Makna Dan Hakekat Tawakal


Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata „tawakala‟ yang memiliki arti; menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal
adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya
hanya kepada Allah SWT. Sebagian ulama salafuna shaleh lainnya memberikan komentar
beragam mengenai pernak pernik tawakal, diantaranya adalah ungkapan : Jika dikatakan
bahwa Dinul Islam secara umum meliputi dua aspek; yaitu al-isti‟anah (meminta
pertolongan Allah) dan al-inabah (taubat kepada Allah), maka tawakal merupakan
setengah dari komponen Dinul Islam. Karena tawakal merupakan repleksi dari al-isti‟anah
(meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT) : Seseorang yang hanya meminta
pertolongan dan perlindungan kepada Allah, menyandarkan dirinya hanya kepada-Nya,
maka pada hakekatnya ia bertawakal kepada Allah.

35
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Qur‟an (QS. 8 : 61)

“Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”

2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)

Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk
bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,

3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.


Allah berfirman (QS. 3 : 122) :

Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mu‟min bertawakal.

4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang
kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)


Allah berfirman (QS. 3: 173)

“Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik Pelindung."

6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.


Allah berfirman (QS. 8 : 49):

"Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana".

7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)


Allah berfirman (QS. 16: 41-42):
*

Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan
memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di
akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan
hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.

36
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3):

Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Daftar Pustaka

Corwin, Elizabeth J.2009.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC.

Mansjoer, Arif.2008.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II.Jakarta:Media Aesculapius FKUI

Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S Kanker Dharmais.2003.
Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1.Jakarta:Pustaka Obor

Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7.Jakarta:EGC

Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2007.Buku Ajar Patologi. Edisi 7.Jakarta:EGC

Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi.Jakarta:EGC

DeVita, Vincent T., Hellman, Samuel, Rosenberg, Steven A.2005.Cancer: Principles & Practice of
Oncology, 7th Edition.Lippincott Williams & Wilkins

Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. EGC. Jakarta

Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI

37
Michaelson JS, Satija S, Kopans D, et al.2003. Gauging the impact of breast carcinoma screening in
terms of tumor size and death rate. Cancer

WHO-IARC (International Agency for Research on Cancer). 2012. “Breast Cancer/ Breast Self
Examination”. Diakses pada 25 Maret 2015 melalui http://screening
.iarc.fr/breastselfexamination.php

Ho, Evelyn. Yeoh, Ernest. “Breast Cancer Signs – What does it look like?” diakses pada 25 Maret
2015 melalui http://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast cancersigns.htm

Brashers, Valentina L. 2008 “Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen” Jakarta :
EGC

Muchlis, Ramli. Umbas, Rainy. 2002. “Deteksi Dini Kanker”. Jakarta : FKUI

Fauci, Anthony S. Braunwald, Eugene. et all. 2009. “Harrison‟s Manual of Medicine”. 17th edition.
America : Mc Graw Hill

Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Bedah.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Halaman:108-114

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.

Sudoyo, W aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5.Jakarta:Interna Publishing

Umar, Ummu.2009.Saat Tepat Memulai Tobat. Diakses pada 25 Maret 2015 melalui
http://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/

Maulan, Rikza.2009.Makna Tawakal. Diakses pada 25 Maret 2015 melalui


http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htm

Romauli, Suryati, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Setiati, Eni, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.

Saryono, dkk. 2009. Perawatan Payudara Cetakan Medika. Yogyakarta : Mitra Cendika

Primary Care Guide to Managing a Breast Mass : Triple Diagnosis for Management of the Solid
Breast Mass. Diakses melalui http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12 pada 25
Maret 2015

Mayer, Mark et all. 2011 Breast Disorders and Breast Cancer Screening. Diakses melalui
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-
health/breast-disorders-and-cancer-screening/ pada 25 Maret 2015

38

Anda mungkin juga menyukai