BLOK NEOPLASIA
BENJOLAN DI PAYUDARA
1
SASARAN BELAJAR
LO 1.3 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor predisposisi Kanker Payudara
LO 1.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding Kanker Payudara
LI II. Memahami dan menjelaskan sikap dan tindakan positif dalam menghadapi
penyakit berat dengan tawakal dan taubat
2
LI I. Memahami dan menjelaskan kanker payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang
ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO)
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)
ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
3
penggunaan hormone replacement therapy (HRT) yang dipublikasikan oleh Womens Health
Initiative pada tahun 2002. Diperkirakan akan terjadi 62.280 kasus baru berupa kanker
payudara in situ pada wanita di tahun 2009. Diperkirakan 85% kasus yang terjadi merupakan
ductal carcinoma in situ. Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami
peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara barat maupun pada insiden
rendah seperti di banyak daerah di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada
beberapa daerah di Amerika Serikat (di atas 100/100.000). Angka di bawah itu terlihat pada
beberapa negara Eropa Barat (Swiss 73,5/100.000). Untuk Asia, masih berkisar antara (10-
20/100.000).
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker leher rahim di
Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia
tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat
teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara
ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000). Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker
payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-
1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.
LO 1.3 Memahami dan menjelaskan etiologi dan faktor predisposisi kanker payudara
1. Umur
Risiko Ca mammae bertambah seiring dengan umur. Wanita umur 60 tahun memiliki
risiko terkena ca mammae 100 kali lipat dibanding dengan wanita umur 20 tahun
2. Jenis Kelamin
Risiko terkena ca mammae pada pria sangat rendah, namun prognosisnya lebih buruk
karena cenderung terlambat diagnosis.
3. Herediter
BRCA 1 dan BRCA 2 merupakan gen autosomal dominan yang berperan pada familial
breast cancer. Wanita yang mengalami mutasi BRCA berisiko 60%-80% terkena ca
mammae
4. Prior Cancer
Orang yang pernah didiagnosa dengan ca ovarium atau ca uterus memiliki risiko terkena
ca mammae lebih tinggi.
5. Faktor Makanan
4
a. Alkohol
7. Hormon
Peningkatan estrogen dan androgen darah yang persisten dapat meningkatkan risiko ca
mammae, namun peningkatkan progesteron dapat menurunkan risiko pada wanita
premenopause
a. Kehamilan dan menyusui
Umur saat melahirkan anak pertama (<24 tahun), memiliki anak (7%/anak), dan
menyusui (4,3%/tahun menyusui) dapat menurunkan risiko terkena ca mammae.
5
Terapi estrogen + progesteron memiliki efek signifikan pada ca mammae dan
meningkatkan agresivitas serta prognosis yang lebih buruk, namun apabila terapi
jangka pendek dengan indikasi sindrom menopause, maka tidak ada pengaruh pada
risiko
8. Faktor Lingkungan
a. Perokok pasif
Meningkatkan risiko terkena ca mammae 70% pada wanita premenopause
b. Radiasi
1. Non-invasif
a. Non invasive ductal carcinoma
b. Lobular karsinoma in situ
2. Invasif
a. Karsinoma invasif duktal
b. Karsinoma invasif duktal dengan
komponen
c. Karsinoma
intraduktal invasif lobular
yang predominant
d. Karsinoma mucinous
e. Karsinoma medullary
f. Karsinoma papillary
g. Karsinoma tubular
h. Karsinoma adenoid cystic
i. Karsinoma sekretori (juvenile)
j. Karsinoma apocrine
k. Karsinoma dengan metaplasia
i. Tipe squamous
ii. Tipe spindle-cell
iii. Tipe cartilaginous dan osseous
iv. Mixed type
l. Lain-Lain
3. Paget’s disease of the nipple
6
Berikut penjelasan beberapa tipe histologis dari kanker payudara:
a. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal invasif merupakan kelompok terbesar (78%) dari
seluruh tumor ganas payudara. Secara mikroskopik tampak proliferasi anaplastik
epitel duktus yang dapat memenuhi dan menyumbat duktus. Karsinoma duktal
noninvasif (karsinoma duktal in situ atau karsinoma intraduktal) biasanya terjadi
tanpa membentuk massa karena tidak ada komponen scirrhous.
b. Karsinoma lobular (9%)
Separuh kasus karsinoma lobular ditemukan in situ tanpa tanda-tanda
invasi lokal sehingga sering dianggap premaligna dan disebut neoplasia lobular.
Secara histologi menunjukkan gambaran sel-sel anaplastik yang semuanya terletak
di dalam lobulus-lobulus.
c. Comedocarcinoma (5%)
Duktus yang diisi oleh tumor sel kecil dan debris sentral.
Sistem TNM
7
TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor, “N”
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum
dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :
Keterangan * :
8
2. Palpable Lymph Node (N):
Node (N)
N0 Kanker belum menyebar ke lymph node
N1 Kanker telah menyebar ke axillary lymph node ipsilateral
N2a Teraba KGB aksila yang terfiksasi atau berkonglomerasi atau melekat ke
struktur lain.
3. Metastase (M) :
Metastase Interpretasi
Mx Metastase jauh belum dapat dinilai
N3a M0 Tidak ada metastase ke organ yang jauh
N3b M1 Metastase
Metastase ke organ
pada KGB jauh
infraklavikula ipsilateral
9
Stadium Klinis
0 Tis (LCIS/DCIS) - -
I T1 N0 M0 93%
IIA T1 N1 M0 72%
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0 72%
T3 N0 M0
T3 N1/N2 M0
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi sel yang
berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma
yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Carsinoma mammae
berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula – mula terjadi hiperplasia
sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel – sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan
menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira
– kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis
dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki mutasi
dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan adalah
dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal. Sindrom kanker
10
payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom
13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja
sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama
disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya. Kanker payudara
dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan kanker yang sudah
menembus membran basal (invasif).
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin
memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen
membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di
serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan
sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa
minggu sampai beberapa tahun.
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.
11
metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v.
Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V.
Mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru
melalui sistem vena,
b. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah
bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
Metastasis ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut beberapa
penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke kelenjar getah
bening sentral.
Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini
adalah paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila
lainnya.
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke
kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila metastase
tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai
payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan kasus dengan
metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa metastasis ke payudara
kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui deep lymphatic fascial plexus
di bawah payudara kontralateral melalui kolateral limfatik.
Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis
karsinoma mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti
bahw metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak
dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes yang
terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat
terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar
getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar tersebut. Penyebaran
ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke
kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui
sentinel nodes.
12
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering
dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kuadran
medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi
metastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila
tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui
sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi
metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa terjadi
aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis hepar.
Metastasis ke tulang belakang. Jika metastase tulang yaitu ke tulang belakang
mungkin terjadi kompresi medula spinalis, metastase otak, limfedema kronis jika
tumor kambuh lagi pada aksila.
Metastasis ke otak. Metastasis jenis ini mempunyai gejala yaitu, nyeri kepala
dan tidak ditemukan adanya rasa mual.
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan tumor pada ca
mammae diantaranya (Brashers, 2008) :
Lob 1
Lob 1 mengandung banyak ssel tidak berdiferensiasi dengan tingkat proliferasi tinggi
dan sangat sensitif terhadap karsinogen
Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah Lob 1 di payudara
BRCA 1
Normalnya gen BRCA1 menghasilkan produk sebagai inhibitor pertumbuhan yang
mengontrol proliferasi sel payudara
Produk gen ini hilang ketika gen mengalami mutasi, lokasi mutasi biasanya pada
kromosom 17 lengan panjmutasi pada gen ini menyebabkan kanker payudara pada
54% wanita usia 60tahun
Mutasi p53
Normalnya, gen ini merupakan regulator transkripsi, penstabil genom, berperan dalam
repair DNA dan fasilitatorapoptosis sel yang rusak
Mutasi sel ini sering menyebabkan ca mammae
13
Normalnya, ER terdapat dalam nukleus sel payudara normal, diperlukan dalam fungsi
sel payudara normal
Penurunan estrogen pada orang menopause misalnya dapat mengakibatkan apoptosis
sel payudara
Pada sel neoplastik, stimulasi ER menyebabkan over ekspresi produksi faktor
pertumbuhan dan ataureseptor mengakibatkan proliferasi sel tidak terkontrol
60% tumor primer dianggap ER positif
Tumor ER negatif terjadi akibat metilasi (penambahan radikal metil) DNA (secara
ekperimental penghambatan metilasi DNA dapat mengembalikan reseptor ER) dan
mampu menstimulasi autokrin estrogen secara mandiri, sehingga resisten terhadap
terapi endokrin dan cenderung menjadi tumr yang lebih agresif
Faktor pertumbuhan epidermal peningkatan mitposis dan resistensi terhadap
tamoksifen
Molekul adhesi
Sel tumor melepaskan diri dari molekul adhesi di membran basal sel normal sehingga
dapat menginvasi
Untuk di payudara molekul adhesi yang penting adalah E-cadherin yang diatur secara
lambat di dalam kanker payudara
14
F. PATHWAYS Ca MAMMAE
Gg pola nafas
Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali ditemukan
secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak keras,batas tidak
tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.
Perubahan kulit
Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu memendek hingga
kulit setempat menjadi cekung disebut „tanda cekung‟
15
Perubahan kulit jeruk (peau d‟orange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke bawah
tampak sebagai tanda kulit jeruk.
16
Gambar 2. Dimpling, nipple discharge dan retraksi papilla mammae
Sumber : www.sitim037.blogspot.com
Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub papilar
Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.
Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak aerola,papilla
mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.
Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi.
LO 1.7 Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding kanker payudara
A. Anamnesis
Riwayat keluarga
Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi
Keluhan-keluhan, gejala klinis
B. Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada kurang lebih 1 minggu dari
siklus menstruasi
a) Inspeksi
Menurut Muchlis (2002) baiknya dilakukan pada posisi duduk
Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan warna
Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa cekungan kulit
akibat terperangkapnya ligamentum Cooper segmental), peau d‟orange (terjadinya
oenyumbatan aliran limf sehingga kulit menjadi smebab dan menebal) kemerahan,
ulser,
17
b) Palpasi mamae
Dilakukan pada posisi berbaring
Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV
Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial, tengah dan
profunda)
Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga 6) atau sirkuler (dari
papilla ke puncak axilla atau sebaliknya)
c) Palpasi KGB
Dilakukan pada posisi duduk
Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada tangan
pemeriksa dan dipalpasi oleh jari tangan yang satunya
18
Palpasi Limfonodus pada Puncak Axilla (Oxfrd, 2010)
d) Lokalisasi benjolan
C. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor padat penting
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada penyulit kanker
atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan terapi yang akan dilakukan baik itu
tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan,
antara lain :
a. Darah lengkap
b. Urin lengkap imunoglobulin
c. Tes fungsi hati SGOT SGPT jika tinggi berarti ada metastase ke liver
d. Tes fungsi ginjal
e. Gula darah
f. Faal hemostatik
g. Protein serum
19
h. Alkali fosfatase jika tinggi dalam darah mengindikasikan adanya metastasis ke
liver, saluran empedu dan tulang
i. Elektrolit serum
j. LDH
k. Asam urat
l. Serum
m. Tumor marker ca mammae Carsinoembrionik antigen (CEA), cancer antigen
(CA) 15-3, dan CA 27-29, sensitif tapi tidak spesifik
2) Sitologi
Pemeriksaannya meliputi : Aspirasi jarum halus, needle core biopsy dengan jarum
silverman, biopsi eksisi, dan pemeriksaan frozen section saat operasi. Pada umumnya
pungsi dengan jarum halus (FNAB/Fine Needle Aspiration Biopsy) sering dipakai.
Pemeriksaan ini juga dapat menentukan perlu tidaknya segera pembedahan dengan
sediaan beku atau dilanjutkan dengan pemeriksaan lain ataupun langsung dilakukan
ekstirpasi. Penentuan derajat differensiasi histologis :
- G1 : Derajat keganasan rendah.
- G2 : Derajat keganasan sedang.
- G3 : Derajat keganasan tinggi.
Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab
hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu
dapat terjadi.
3) Mammografi
Merupakan teknik pemeriksaan soft tissue, menggunakan X-ray dosis rendah
Tanda keganasan primer fibrosis reaktif, cornet sign, dan mikrokalsifikasi
Tanda keganasan sekunder retraksi, perubahan kulit, bertambahan vaskularisasi
perubahan posisi papilla
Dapat untuk mendeteksi tumor yang secara tidak teraba
Cukup mahal
Ketepatan 83% - 95% tergantung teknisi dan radiologist. Terkadang terjadi negatif
palsu dikarenakan jaringan payudara mirip dengan jaringan kanker, tapi harus
perhatikan tanda-tanda klinisinya
Mammografi dapat direkomendasikan untuk skrening maupun untuk diagnosis
20
Untuk skrening dilakukan minimal usia 40tahun , dilakukan tiap 1-2 tahun
Untuk diagnosis apabila ditemukan abnormalitas payudara baik melalui SADARI maupun
melalui pemeriksaan oleh dokter
4) Termografi
Suhu karsinoma mammae meningkat dari jaringan sekitarnya
Darah vena yang keluar yang memperdarahi karsinoma mammae lebih panas dari
darah arteri
5) Xerografi ketepatan diagnosis 95,3%
6) Scintimammografi
Teknik radionuklir menggunakan TC 99m sestambi
Sensitifitas tingkat
Untuk menilai aktifitas dari karsinoma
Mendeteksi lesi multiple dan keterlibatan KGB regional
21
Diagnosis pasti
a. Eksisional biopsi
Untuk stadium dini
Dilakukan pemeriksaan PA
Keakuratan 97,65% (Muchlis, 2002)
Tidak ada false positive
22
ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard. Aspirasi kista juga bisa
dilakukan dengan bantuan ultrasound
Nipple Discharge Smear (NDS)
Setelah menekan daerah putting maka akan keluar cairan. Cairan yag keluar
bisa diusap pada gelas kaca difiksasi dan dilihat untuk dievaluasi secara sitologi.
Dilaporkan, sitologi dari NDS memiliki hasil negative palsu sebesar 18% dan positif
palsu sebesar 2,5% jadi dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam
menginterpretasi hasil tersebut.
Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari putting sering terkait dengan gatal atau nipple
discharge biasa diperbolehkan untuk dilakukan biopsi puting. Sebuah potongan
nipple atau areola complex bisa dieksisi dalam local anstesia dengan tepi yang
minimal.
Bila pada pemeriksaan klinis maupun penunjang tidak ada kelainan di payudara
dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. bila hanya termogram dan
USG yang mencurigakan, lakukan pemeriksaan ulang 6 bulan lagi.
Diagnosis Banding
1. Fibroadenoma
Tumor jinak di payudara (tidak ada metastase)
Konsistensi padat kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitar, bulat
lonjong, dan berbatas tegas
Pertumbuhannya lambat, tidak ada perubahan pada kulit
Umumnya tidak berhubungan dengan siklus menstruasi
Tidak disertai rasa nyeri
Dialami oleh usia muda (15-30 tahun)
Dapat bilateral maupun multiple
Terapi: eksisi
2. Kelainan Fibrokistik
Biasa multiple dan bilateral
Nyeri terutama menjelang haid
Ukuran dapat berubah yaitu menjelang haid terasa lebih besar dan penuh
dan rasa sakit bertambah dan setelah menstruasi sakit hilang atau
berkurang dan tumor mengecil
Tidak berbatas tegas (kecuali kista soliter)
Konsistensi padat kenyal dan dapat pula ksitik
Dipengaruhi oleh faktor hormonal
Terapi: umumnya diberikan medikamentosa simptomatis. Operasi
dilakukan apabila medikamentosa tidak menghilangkan keluhan nyeri dan
atau kelainan ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.
23
3. Kistosarkoma filoides (Cystosarcoma philloides)
Gambaran klinis seperti fibroadenoma mammae yang besar
Bentuk bulat lonjong, permukaan berbenjol, batas tegas, ukuran mencapai
20-30 cm
Konsistensi padat kenyal tapi ada bagian yang kistik
Tidak ada perlekatan ke dasar atau kulit
Kulit payudara tegang dan berkilat dan venektasi lebar
Merupakan tumor jinak sehingga tidak ada metastase, tetapi sebagian kecil
(27%) bisa menjadi bentuk ganas (malignant cystosarcoma philloides)
Terapi: simple mastektomi untuk mencegah residif. Pada orang
muda/belum berkeluarga dapat dipertimbangkan untuk mastektomi
subkutan.
4. Galactocele
Suatu massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran/duktus
laktiferus pada ibu-ibu yang sedang atau baru selesai masa laktasi
Tumor ini berisi air susu yang mengental
Tumor berbatas tegas, bulat dan kistik
5. Mastitis
Suatu infeksi pada kelenjar payudara
Biasa terjadi pada wanita menyusui
Ditemukan tanda radang lengkap
Sering sudah menjadi abses
24
LO 1.8 Memahami dan menjelaskan tata laksana kanker payudara
25
kanker pada pasien yang tidak mungkin sembuh. Ketika tujuan terapi adalah sebagai paliatif,
maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus diminimalisir.
Terapi pada kanker payudara tergantung dari stadiumnya. Adapun jenis-jenis
terapinya adalah:
1. Pembedahan
Pada stadium I, II dan III terapi bersifat kuratif. Semakin dini terapi dimulai, semakin
tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium I, II, dan III adalah operasi primer, sedangkan
terapi lain bersifat adjuvant.
Untuk stadium I dan II, pengobatan adalah radikal mastektomi atau radikal
mastektomi modifikasi dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Terapi radiasi dan
sitostatika adjuvant diberikan jika kelenjar getah bening aksila mengandung metastasis.
Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2 cm di sekitarnya,
glandula mammae (seluruh payudara), fasia M. pectoralis mayor, M. pectoralis
mayor, M. pectoralis minor disertai dengan diseksi aksila. Diseksi aksila adalah
pengangkatan semua isi rongga aksila kecuali arteri, vena dan saraf yang bermakna.
Teknik operasi ini dapat pula di modifikasi menjadi mastektomi radikal modifikasi
Madden, dimana M. pektoralis mayor tidak diangkat.
Operasi ini bersifat kuratif dan dilakukan untuk tumor yang berada pada stadium
operable yaitu stadium I, II dan III awal. Mastektomi radikal dapat diikuti dengan
atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant tergantung dari keadaan KGB aksila
(berdasarkan protokol di RSCM atau FKUI)
Mastektomi Sederhana atau Simple Mastectomy
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit di atas tumor dan 2 cm di sekitarnya,
dan glandula mammae. Pada stadium IIIa, operasi berupa mastektomi sederhana.
Teknik operasi ini hampir sama dengan teknik pada operasi mastektomi radikal,
namun pada teknik ini tidak dilakukan diseksi aksila. Setiap mastektomi sederhana
harus diikuti oleh radiasi (radioterapi) untuk mengatasi mikrometastasis atau
metastasis ke kelenjar getah bening. Kombinasi mastektomi sederhana dengan radiasi
mempunyai efektivitas yang sama dengan mastektomi radikal.
2. Breast Conservating Treatment
Pengangkatan tumor dengan batas sayatan bebas (tumorektomi, segmentektomi, atau
kwadrantektomi) dan diseksi aksila diikuti dengan radiasi kuratif. Operasi ini dilakukan untuk
26
tumor stadium dini yaitu stadium I dan II dengan ukuran tumor 3 cm; untuk yang lebih besar
belum dikerjakan dan mempunyai prognosis lebih buruk dari terapi radikal.
3. Kemoterapi
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada
kanker payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker
payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi, yang bersifat adjuvant. Kanker payudara
stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik. Terapi ini berupa kemoterapi
dan terapi hormonal. Radiasi kadang diperlukan untuk paliatif pada daerah-daerah tulang
yang mengandung metastasis.
Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula oleh terapi lokal yang dapat dilakukan,
keadaan umum pasien, reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena terapi sistemik bersifat
paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas yang potensial terjadi. Kanker payudara dapat
berespons terhadap agen kemoterapi, antara lain anthrasikin, agen alkilasi, taxane, dan
antimetabolit. Kombinasi dari agen tersebut dapat memperbaiki respon namun hanya memilki
efek yang sedikit untuk meningkatkan survival rate. Pemilihan kombinasi agen kemoterapi
tergantung pada kemoterapi adjuvant yang telah diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah
mendapat kemoterapi adjuvant dengan agen Cyclophosphamide, Methotrexat dan 5-
Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak mendapat agen yang sama dengan yang didapat
sebelumnya.
Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi intravena (IV).
Cara pemberian kemoterapi IV bervariasi, tergantung pada jenis obat.
Adapun jenis-jenis kombinasi kemoterapi yang diberikan adalah :
FEC (Fluorourasil, Eprubisin, Cyclophosphamide)
o Indikasi
Terapi adjuvant, neoadjuvant maupun pada kanker payudara yang sudah
metastasis.
o Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Pasien dengan usia di atas 60 tahun atau ada riwayat penyakit jantung,
sebelum kemoterapi harus dilakukan pemeriksaan echocardiogram atau
multiple gated acquisition test of cardiac output (MUGA) untuk menjamin
bahwa fungsi ventrikel kiri masih baik.
- Periksa fungsi hati. Jika ada insufisiensi hati, maka dosis 5-FU di kurangi.
- Periksa fungsi ginjal. Jika ada insufisiensi ginjal, dosis epirubisin
dikurangi.
27
- Periksa darah rutin lengkap. Jika netrofil < 1500/mm3, atau AT <
100.000/mm3, maka kemoterapi ditunda.
- Berikan antiemetik yang kuat sebelum kemoterapi.
- Kontrol dosis epirubisin, untuk menghindari kardiotoksisitas bila dosis
kumulatif epirubisin >900 mg/m2
- Beritahu pasien tentang kemungkinan rambut dapat rontok akibat
kemoterapi.
o Dosis
- 5-FU 500 mg/m2 pada hari 1.
- Epirubisin 60 mg/m2 pada hari 1
- Siklofosfamid 500 mg/m2
o Cara Pemberian
- 5-FU dan siklofosfamid disuntikan secara IV pelan-pelan atau dilarutkan
dalam NaCl 0,9% 100 ml dan diinfuskan dalam 10-20 menit.
- Epirubisin disuntikan lewat selang infus salin.
o Siklus dan Jumlah siklus
- Lama siklus 21 hari
- Jumlah siklus 6
o Efek Samping
- Mielosupresi
- Alopesia
- Mual dan muntah
- Mukositis
- Kardiomiopati
- Sistitis hemoragik, bila dosis siklofosfamid tinggi
4. Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan
kontraindikasi atau menolak operasi.
Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi
dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,
28
dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi pasca
operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.
Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.
5. Terapi hormonal
Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah
berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena dalam,
karsinoma endometrium.
Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau
mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.
Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui
umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal,
andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen dengan hasil
turunya kadar estrogen.
a. Sindroma Paraneoplastik
29
dihasilkan oleh tumor adalah hormone, sitokinese, dan berbagai protein lainnya. Zat-zat
tersebut mempengerahui organ atau jaringan melalui efek kimianya. Bagaimana tepatnya
kanker mengenai sisi yang jauh belum sepenuhnya dimengerti. Beberapa kanker
mengeluarkan zat ke dalam aliran darah yang merusak jaringan yang jauh melalui suatu
reaksi autoimun. Kanker lainnya mengeluarkan zat yang secara langsung mempengaruhi
fungsi dari organ yang berbeda atau merusak jaringan. Bisa terjadi kadar gula darah yang
rendah, diare, dan tekanan darah tinggi.
Beberapa gejala dapat diobati secara langsung tetapi untuk mengobati sindroma
paraneoplastik biasanya harus dilakukan pengendalian terhadap kanker penyebabnya.
Kedaruratan
Yang termasuk dalam kedaruratan kanker adalah :
Tamponade jantung
Efusi pleura
Sindroma vena kava superior
Sindroma penekanan tulang belakang
Sindroma hiperkalemik
30
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan
primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[25]
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui
mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi
keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap
dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi
setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia
50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara
hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara
dini menjadi 75%.
31
TUJUAN SADARI
Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.
1.Ciri-ciri Tumor Payudara
Adanya benjolan
Keras
Dan mastalgia (rasa sakit) pada payudara (Nugroho, 2010)
4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya sebagai
produksi susu setelah melahirkan
32
C.Pijatan melingkar (Circular)
c. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi
walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah
jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif.
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli
kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka
kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih
mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.SADARI, pemeriksan
payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat
untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi
resiko kanker payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti estrogen di
dalam jaringan payudara.tamoxifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan
pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa
digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua
payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang
memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat
33
karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan
wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
0 100%
I 100%
IIA 92%
IIB 81%
IIIA 67%
IIIB 54%
IV 20%
LI. II. Memahami dan menjelaskan sikap dan tindakan positif dalam menghadapi
penyakit berat dengan tawakal dan taubat
Keutamaan Tobat
Setiap manusia pasti tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik yang disengaja maupun
tidak. Karena itulah kita disyariatkan untuk selalu memohon ampunan kepada Allah, dan
segera bertobat bila melakukan kesalahan. Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala berfirman :
2:222﴾
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang
yang menyucikan diri“(QS.Al-Baqarah:222)
34
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-
Zumar:53)
Demikianlah, Allah Subhaanahu wa Ta‟Ala membukakan pintu ampunan dengan seluas-
luasnya bagi seluruh orang yang berdosa dan melakukan kesalahan. Meskipun dosa
mereka setinggi langit sekalipun. Sebagaimana sabda Rasulullah Shollallahu „alayhi wa
Sallam :
“Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan(dosa) hingga kesalahan kalian itu sampai
ke langit, kemudian kalian bertobat, niscaya Allah akan memberikan tobat pada
kalian.“(Riwayat Ibnu Majah).
35
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Qur‟an (QS. 8 : 61)
“Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk
bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang
kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
“Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik Pelindung."
"Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana".
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan
memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di
akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan
hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.
36
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3):
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Daftar Pustaka
Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S Kanker Dharmais.2003.
Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1.Jakarta:Pustaka Obor
DeVita, Vincent T., Hellman, Samuel, Rosenberg, Steven A.2005.Cancer: Principles & Practice of
Oncology, 7th Edition.Lippincott Williams & Wilkins
Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. EGC. Jakarta
37
Michaelson JS, Satija S, Kopans D, et al.2003. Gauging the impact of breast carcinoma screening in
terms of tumor size and death rate. Cancer
WHO-IARC (International Agency for Research on Cancer). 2012. “Breast Cancer/ Breast Self
Examination”. Diakses pada 25 Maret 2015 melalui http://screening
.iarc.fr/breastselfexamination.php
Ho, Evelyn. Yeoh, Ernest. “Breast Cancer Signs – What does it look like?” diakses pada 25 Maret
2015 melalui http://www.radiologymalaysia.org/breasthealth/sbe/sbe_breast cancersigns.htm
Brashers, Valentina L. 2008 “Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen” Jakarta :
EGC
Muchlis, Ramli. Umbas, Rainy. 2002. “Deteksi Dini Kanker”. Jakarta : FKUI
Fauci, Anthony S. Braunwald, Eugene. et all. 2009. “Harrison‟s Manual of Medicine”. 17th edition.
America : Mc Graw Hill
Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Bedah.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Halaman:108-114
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Sudoyo, W aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5.Jakarta:Interna Publishing
Umar, Ummu.2009.Saat Tepat Memulai Tobat. Diakses pada 25 Maret 2015 melalui
http://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/
Setiati, Eni, 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.
Saryono, dkk. 2009. Perawatan Payudara Cetakan Medika. Yogyakarta : Mitra Cendika
Primary Care Guide to Managing a Breast Mass : Triple Diagnosis for Management of the Solid
Breast Mass. Diakses melalui http://www.medscape.com/viewarticle/443381_12 pada 25
Maret 2015
Mayer, Mark et all. 2011 Breast Disorders and Breast Cancer Screening. Diakses melalui
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/womens-
health/breast-disorders-and-cancer-screening/ pada 25 Maret 2015
38