Anda di halaman 1dari 38

SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK


TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN
PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS
KECAMATAN JOHAR BARU JAKARTA PUSAT
TAHUN 2016
DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM

WINDA AFDILLA.J
1102014280

PEMBIMBING : dr. Insan Sosiawan A. Tunru,


PhD
PEMBIMBING AGAMA : Amir Mahmud, LC,
LL.M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
TAHUN 2018
LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1995, WHO dan International
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit Union Agains Tuberculosis and Lung
menular yang disebabkan oleh bakteri Menjadi ancaman kesehatan Dunia Disease (IUATLD) telah mengembangkan
berbentuk basil gram positif maupun Indonesia dan (WHO) telah strategi penanggulangan TB yang dikenal
Mycobacterium tuberculosis, yang cara mencanangkan tuberkulosis sebagai sebagai strategi Directly Observed
penularannya melalui droplet (batuk atau “Global Emergency”. Treatment Shortcourse chemotherapy
bersin) (Kemenkes, 2015). (DOTS) untuk meningkatkan keberhasilan
pengobatan TB (Kemenkes,2016)

Indikator yang digunakan dalam Prevalensi perokok di Indonesia sangat


faktor yang mempengaruhi keberhasilan
keberhasilan pengobatan Tuberkulosis tinggi. Dalam sepuluh tahun terakhir,
pengobatan pada pasien TB yaitu faktor
adalah sembuh dan pengobatan lengkap. konsumsi rokok di Indonesia sebesar
internal dan eksternal. Salah satu
Angka keberhasilan pengobatan TB di 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70%
contohnya adalah merokok
Indonesia tahun 2015 sebesar 84%. penduduk Indonesia (Fatmawati, 2006)

Kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang terbesar bagi hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam.
Menjaga kesehatan merupakan bagian dari ibadah, karena kesempatan beribadah dipengaruhi oleh kesehatan.
Tubuh kita pada dasarnya adalah amanah dari Allah yang harus dijaga, tapi dengan rokok dapat menimbulkan
bahaya bagi tubuh, salah satunya mempengaruhi pengobatan TB, yang hukumnya wajib. Akan tetapi untuk
mencapai kesembuhan kita harus usaha yang maksimal. Sesungguhnya Allah mendatangkan penyakit, maka
bersama dengan itu Allah juga mendatangkan obat.
PERTANYAAN Tujuan Penelitian
• Bagaimana perilaku merokok pada pasien • Tujuan Umum
TB di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, • Mengetahui hubungan antara merokok terhadap
Jakarta Pusat? keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis
• Berapa angka keberhasilan pengobatan (TB) di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta
pada pasien TB di Puskesmas Kecamatan Pusat ditinjau dari kedokteran dan Islam
Johar Baru, Jakarta Pusat? • Tujuan Khusus
• Apakah terdapat hubungan antara perilaku • Mengetahui perilaku merokok pada pasien
merokok dengan keberhasilan pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Johar Baru,
pada pasien TB di Puskesmas Kecamatan Jakarta Pusat.
Johar Baru, Jakarta Pusat? • Mengetahui prevalensi keberhasilan pengobatan
pada pasien Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan
• Bagaimanakah hubungan antara perilaku Johar Baru, Jakarta Pusat.
merokok dengan keberhasilan pengobatan
• Mengetahui hubungan antara merokok dengan
pada pasien TB di Puskesmas Kecamatan keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis
Johar Baru Jakarta Pusat Tahun 2016 di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
ditinjau menurut islam?
• Mengetahui hubungan antara merokok dengan
keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis
di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat
Ditinjau dari Islam
MANFAAT PENELITIAN

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau masukan


untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan antara
Manfaat merokok terhadap keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis.
Teoritik

• Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai


hubungan merokok terhadap keberhasilan pengobatan pada pasien
Manfaat Tuberkulosis yang ditinjau dari kedokteran dan Islam.
Metodologik

• Diketahuinya hubungan antara merokok terhadap keberhasilan


pengobatan pada pasien Tuberkulosis sehingga dapat memotivasi
Manfaat masyarakat untuk melakukan pengobatan pada pasien TB lebih baik.
Aplikatif
KERANGKA TEORI
Dimodifikasi dari : (Masniari L, dkk 2007) dan (HS Nurmala, 2009)

M. Tuberculosis Berhasil atau


yang ditularkan tidak berhasil Faktor Keberhasilan Pengobatan
Faktor Intrinsik :
melalui inhalasi - Usia
droplet - Jenis Kelamin
Pengobatan TB - Merokok
menggunakan - Pengetahuan
Obat Anti - Pendapatan
- Kepatuhan Berobat
TUBERKULOSIS Tuberkulosis (OAT)
Faktor Ekstrinsik
- Pengawas Minum Obat (PMO)
Diagnosis : - Lingkungan
Manifestasi Klinis Anamnesis - Komunitas
BERTEMU TB Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependen

Hipotesis Operasional
H0 :Tidak ada hubungan antara merokok dengan keberhasilan
pengobatan pada pasien Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Kecamatan
Johar Baru, Jakarta Pusat
H1 :Ada hubungan antara merokok dengan keberhasilan pengobatan
pada pasien Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Kecamatan Johar Baru,
Jakarta Pusat.
METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN Kuantitatif non-eksperimental

RANCANGAN PENELITIAN Cross-sectional

POPULASI Pasien TB di puskesmas Kecamatan Johar Baru berjumlah 125 orang

SAMPEL Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

CARA PENETAPAN SAMPEL Metode simple random sampling

PENETAPAN BESAR SAMPEL Menggunakan rumus slovin, maka didapatkan jumlah sampel 56 orang

JENIS DATA Data primer dan sekunder

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Informed consent, catetan medis, kuesioner

ANALISSI DATA SPSS 23.0 for windows.


BAB IV
PEMBAHASAN DAN
HASIL
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Respoden

Variabel Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-Laki 30 53,6

Perempuan 26 46,4

Total 56 100

Umur

<40 Th 29 51,8

>40 Th 27 48,2

Total 56 100

Pendidikan Terakhir

Tidak Tamat SD 3 5,4

SD 18 32,1

SMP 13 23,2

SMA 18 32,1

Akademi/Sarjana 4 7,1

Total 56 100

Pekerjaan

Bekerja 28 50

Tidak Bekerja 28 50

Total 56 100
4.1.2 Analisis Univariat

Gambaran Perilaku Merokok di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta


Pusat tahun 2016

Variabel Jumlah Persentase (%)

Merokok 24 42,9

Tidak Merokok 32 57,1

Total 56 100
Gambaran Jenis Perokok berdasarkan Jumlah Rokok yang dihisap di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat Tahun 2016

Variabel Jumlah Persentase (%)

Perokok Ringan 14 58,3

Perokok Sedang 7 29,2

Perokok Berat 3 12,5

Total 24 100
Gambaran Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Jakarta Pusat tahun 2016

Variabel Jumlah Persentase (%)

Berhasil 45 80,4

Tidak Berhasil 11 19,6

Total 56 100
4.1.3 Analisis Bivariat

Hubungan Perilaku Merokok Terhadap Keberhasilan Pengobatan Pada Pasien


Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat Tahun 2016

Keberhasilan Pengobatan
Perilaku Merokok P
Berhasil Tidak Total

Berhasil

Merokok Jumlah 20 5 25

0,69
% 76,0 24,0 100

Tidak Jumlah 25 6 31
Merokok

% 83,9 16,1 100


PEMBAHASAN

Hasil uji statistik menggunakan uji chi square


menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara hubungan perilak merokok dengan
keberhasilan pengobatan nillai P > 0,05 yaitu 0,69.
Hal ini menyatakan bahwa HO diterima

Penelitian yang dilakukan oleh Berin (2011) yang menyatakan bahwa pengobatan pasien
tuberkulosis yang memiliki kebiasaan merokok didapatkan lebih banyak yang gagal
dibandingkan yang sembuh P = 0,42. Penelitian Suprijono (2005) juga mengatakan bahwa
konsumsi bahan toksik yang salah satunya adalah merokok tidak memiliki pengaruh
terhadap kejadian konversi dahak secara bermakna (p=0,81).
Pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara hubungan
perilaku merokok terhadap keberhasilan pengobatan pada pasien tuberkulosis karena, pada
responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini, setelah didiagnosis tuberkulosis oleh
dokter mereka mayoritas langsung berhenti merokok, sehingga memungkinkan tidak adanya
hubungan merokok dengan keberhasilan pengobatan tuberkulosis.

Keterbatasan penelitian ini antara lain sulitnya menemukan alamat responden karena
tempat tinggal di pemukiman padat penduduk ataupun ada alamat yang pindah. Kemudian
setelah menemukan alamat, ada beberapa responden yang tidak ada di rumah ataupun
bekerja.
BAB V
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK
TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN
PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU
JAKARTA PUSAT TAHUN 2016 DITINJAU
MENURUT ISLAM
Puskesmas Menurut Pandangan Islam

Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan yang digagas pemerintah untuk


memberikan bantuan berupa penyembuhan, pencegahan suatu penyakit untuk masyarakat
yang didalamnya terdapat tenaga medis salah satunya dokter (Depkes, 2014). Dengan adanya
puskesmas, kita dapat mengobati segala penyakit maupun mencegahnya.

Daruriyah (primer)
Maslahah
Hajjiyah (sekunder)
Tahsiniyyah (tersier)

Pusekesmas sendiri menempati urutan kedua yaitu Hajjiyah (sekunder) yang merupakan
segala sesuatu yang sangat dihajatkan oleh manusia untuk menghilangkan kesulitan dan
menolak segala halangan (Alaiddin, 2004)
ُ ‫الص َّةَّح ُ َا ْالرَ َرا‬ ِ َّ‫ير ِمنَ الن‬
ِ ، ‫اس‬ ٌ ُ‫ان َم ْغب‬
ٌ ِ‫ون فِي ِه َما َكث‬ ِ َ‫ت‬
Artinya: “Dari Ibnu Abbās ra berkata bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:‟Banyak
manusia merugi karena dua nikmat; kesehatan dan waktu luang” (H.R. Bukhari).
Tuberkulosis Menurut Pandangan Islam

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri


Mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang organ paru-paru dengan
cara penularan melalui inhalasi yang mengandung droplet nuclei yang terdapat
pada pasien tuberkulosis (PDPI, 2006).
Dalam hal ini, Islam menganjurkan kita untuk mencegah penyakit menular
agar orang sehat menghindari orang sakit. Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-
nya dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

Artinya : “Jauhilah orang yang terkena lepra. Seperti kamu menjauhi


singa”(HR. Al-Bukhari)
Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Menurut
Pandangan Islam

Pada dasarnya semua penyakit berasal dari Allah, maka yang dapat menyembuhkan juga
hanya Allah. Akan tetapi untuk mencapai kesembuhan tersebut tentunya dengan usaha yang
maksimal. Sesungguhnya Allah mendatangkan penyakit, maka bersama dengan itu Allah juga
mendatangkan obat. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

‫َما أَ ْنزَ َل هللاُ ِم ْن َداءٍ ِإالَّ أ َ ْنزَ َل لَهُ ِشفَاء‬


Artinya :“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Merokok Menurut Pandangan Islam

Tubuh kita pada dasarnya adalah amanah dari Allah yang harus dijaga, tapi dengan rokok
dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh sebagai mana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum rokok, diantaranya: pertama, pendapat yang
mengharamkan. Pada dasarnya, terdapat nash bersifat umum yang menjadi patokan hukum
merokok, yakni larangan melakukan segala sesuatu yang dapat membawa kerusakan,
kemudharatan, atau kemafsadatan, sebagaimana dalam Al-Qur’an:

Artinya : “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (Q.S. Al-Baqarah
(2): 195)
Argumen yang mengharamkan rokok

Berbaagai Illat (alasan) haramnya rokok antara lain:


1. Bersifat adiktif dan dikategorikan pada batasan memabukkan dan merusak
2. Membahayakan kesehatan (dharar bagi agama, badan, nyawa, harta, akal,
nasab).
3. Termasuk khabais (sesuatu yang tidak baik)

Artinya: “… Dan Allah mengharamkan atas mereka segala yang buruk-buruk...”


(QS. Al-A’raf :157).

4. Merupakan perbuatan tabzir/ menyia-nyiakan harta


5. Bau tidak sedap
6. Rokok bukan makanan atau obat, tetapi “penyakit” dan racun
Argumen yang memakhruhkan rokok Argumen yang menghalalkan rokok
Alasannya hampir sama dengan 1. Dasar dari sebagian ulama yang
menghalalkan merokok sesuai
argumen para ulama yang
dengan kaidah hukum Islam bahwa
menyatakan hukumnya haram asal segala sesuatu adalah boleh
dengan pemahaman bahwa dlarar/ kecuali ada dalil yang
madharatnya belum sampai mengharamkanya. Menurut
ketingkat yang layak diharamkan, mereka tidak ada nash yang
menghamburkan atau mengurangi mengharamkannya, hal itu sesuai
harta, bau mulut, mengurangi dengan kaidah hukum Islam.
muruah 2. Keharaman dan makruhnya
sesuatu harus ada dalil yang
menjelaskannya, baik itu dari Al-
Quran, Hadits, Ijma’ khusus, Qiyas.
3. Unsur memabukkan, adiktif, dan
merusak tidak mutlak.
4. Semua yang di bumi halal kecuali
ada dalil yang mengharamkanya.

Dengan demikian, melihat adanya berbagai macam pandangan terhadap rokok, maka dapat
disimpulkan bahwa merokok dalam Islam adalah haram jika dilihat dari zat-zat yang terkandung
didalamnya dan berdampak buruk bagi kesehatan, namun bisa juga berubah jadi sunnah ataupun
halal jika digunakan untuk mengobati penyakit tertentu demi kesehatan.
Hubungan Perilaku Merokok Terhadap Keberhasilan Pengobatan Pada Pasien
Tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2016
menurut pandangan Islam

Qiyas menurut ulama’ Ushul ialah menghubungkan suatu


kejadian yang tidak ada nashnya kepada kejadian lain
yang ada nashnya, dalam hukum yang telah ditetapkan
oleh nash karena adanya kesamaan dua kejadian itu dalam
illat hukumnya.

Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara perilaku


merokok terhadap keberhasilan pengobatan tuberkulosis.
Hal ini menandakan bahwa Qiyas ma’al fariq ditolak yang
merupakan qiyas yang batil karena perbedaan yang sangat
jauh antara al-ashl dan al-far dalam hal illat, sehingga
tidak bisa disamakan hukumnya (Rijal, 2015).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

1. Pada penelitian ini gambaran perilaku merokok pada pasien Tuberkulosis di


Puskesman Kecamatan Johar Baru tahun 2016 tedapat 24 orang (42,9%)
responden yang merokok dan 32 orang (57,1%) responden yang tidak merokok.
2. Angka keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis di Puskesmas
Kecamatan Johar Jakarta Pusat tahun 2016 adalh 67%. Berdasarkan penelitian ini
keberhasilan pengobatan Tuberkulosis menunjukkan 45 orang responden berhasil
pengobatan (80,4%) dan 11 orang responden tidak berhasil pengobatan (19,6%)
3. Berdasarkan hasil penelitian ini tidak ada hubungan antara perilaku merokok
dengan keberhasilan pengobatan pada pasien Tuberkulosis di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2016
4. Menurut pandangan Islam tuberkulosis merupakan salah satu contoh penyakit
menular dan setiap penyakit kita harus berobat karena
padadasarnyasemuapenyakitberasaldari Allah, maka yang dapat menyembuhkan
juga hanya Allah. Akan tetapi untuk mencapai kesembuhan tersebut tentunya
dengan usaha yang maksimal. Pada dasarnya segala sesuatu yang dapat merusak
tubuh kita hukumnya haram salah satu contohnya adalah merokok.
SARAN

Diharapkan terus adanya selalu menjaga kesehatan Apabila memiliki kecukupan

Peneliti Selanjutnya
Instansi Kesehatan

Responden
peningkatan mutu dan tubuh dan kesehtan dana dan waktu sebaiknya
kualitas pelayanan kesehatan lingkungan sekitar tempat jumlah sampel lebih
khusunya dalam perbaikan tinggal, selalu rutin diperbanyak dan cakupan
sarana dan prasarana serta memeriksakan dirinya ke wilayah lebih luas tidak
petugas kesehatan yang puskesmas untuk mencegah hanya disatu kecamatan.
menangani tuberkulosis. agar tidak terserang penyakit
dan sebaiknya kita sebagai
umat agam Islam selalu
menjalankan segala perintah
dan larangan yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT,
salah satu larangannya
adalah merokok karena
hukumnya haram. Merokok
dapat menimbulkan
mudharat oleh karena itu
sebaiknya ditinggalkan atau
berhenti.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan terjemahnya. 2013. Kementerian Agama Republik Indonesia

Aditama,TY. 2003. Rokok dan Tuberkulosis Paru. Medika. No 5 Th. XIX, pp: 327-326-323.

Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) p.123

Amaliah, Rita. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan konversi penderita TB paru BTA
positif pengobatan fase intensif di Kabupaten Bekasi tahun 2010, Tesis, Universitas Indonesia.

Castillo, Richard. Cell-Mediated Deficiency. 2005. http://arapaho.nsuok.edu/~castillo/Cell-


mediateddeficiency..html . Diakses tanggal 24 Desember 2016.

Crofton, John. 2002. Tuberkulosis Klinik, Jakarta: Widya Medika.

Davies PD, Barnes PF, Gordon SB. Clinical tuberculosis. Hodder A, editor. London: Euston road; 2008 .

Departement Kesehatan RI 2008. Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis pada Anak. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI

Departement Kesehatan RI 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


364/MENKES/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB).

Departemen Kesehatan RI 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI

Department Kesehatan RI 2013. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hari-tanpa-tembakau-
sedunia.pdf . Diakses tanggal 1 April 2017.
Departement Kesehatan RI 2014. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
http://spiritia.or.id/dokumen/pedoman-tbnasional2014.pdf. Diakses tanggal 1 April 2017

Departement Kesehatan RI 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014.


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2014.pdf Diakses tanggal 9 April 2017

Departement Kesehatan RI 2015. Tuberkulosis: Temukan dan Obati Sampai


Sembuh.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin_tb.pdf
Diakses tanggal 10 November 2016

Departement Kesehatan RI 2015. Rokok Illegal Merugikan Bangsa dan Negara


http://www.depkes.go.id/article/view/15060900001/rokok-illegal merugikan-bangsa-dan-
negara.html. Diakses tanggal 10 Desember 2016

Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa
Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir
Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M]Sumber: https://almanhaj.or.id/4010-adab-adab-
menguap-dan-bersin.html

Djojodibroto, D .2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.

Enarson DA, Chen YC, Murray JF. 2004. Global epidemiology of tuberculosis. In: Rom WN, Garay SM,
Blomm BR, editors. Tuberculosis. Philadelphia: Lippincott william& wilkins;p. 13-27

Han, M.Y., Chen, W.Q., et all .2011. Differences of smoking knowledge, attitudes and behavior between medical and
non-medical students. International Journal Behavior Medicine. doi: 10.1007 s/d 12529-010-9140-7.

Hercline, T.E.2013. Tuberculosis. http://emedicine.medscape.com/article/230802-overview . Diakses


tanggal 3 Maret 2017

International Standards for Tuberculosis Care. 2006 . Diagnosis, Treatment, Public Health. Tuberculosis
Coalition for Technical Assistance (TBCTA).

Lestari SH, et al. Pola Resistensi Kuman Mycobacterium TBC Terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) Di Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Available in: Sains Kesehatan 17 (2). April 2004
Lin, H. 2007. Harvard School of Public Health. Available from:
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=c
ybermed|0|0|5|4438. Diakses pada tanggal 12 April 2017.

Lulul, L. 2015. Hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian Gagal Konversi Pasien Tuberkulosis
Paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang : UNNES

Ki-Moon, B. 2007.Children and the Millenium Development Goals. New York: UNICEF

Kurniati, Iis .2010. Angka Konversi Penderita Tuberkulosis Paru yang Diobati dengan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) Paket Kategori satu di BP4 Garut, Vol. 42, No.1.

Mandal, Bibhat K., Wilkins, Edmund G.L. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga

Mehta, H, Nazzal K, Sadikot1R. 2008. Cigarette smoking and innate immunity. Inflamm Res J.;57:497– 503

Nainggolan, Helena RN .2013.Faktor yang Berhubungan Dengan Gagal Konvers pasien TB Paru kategori I
Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan, Tesis, Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Nawi. 2006. Penderita Tuberkulosis, Berhentilah Merokok. http://www.coalisi.org_detail.htm. Diakses


tanggal 20 Februari 2017

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia .2006. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan TB (Konsesus TB)
di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html. Diakses tanggal 27 Januari 2017

Pertiwi R, Wuryanto MA, Sutiningsih D. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Praktik Hygiene dan
Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Tuberculosis Di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011.
Semarang: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2012.

Renee Nijenbandring dee Boer et al. 2014. Delayed culture conversion due to cigarette smoking in active
pulmonary tuberculosis patients, Tuberculosis 94 (2014) 87-91.

Rijal, Muhammad. 2015. Ngalap Berkah Kiai dengan Dalil dan Analogi Batil. Makalah
dipresentasikan pada Asy-Syariah edisi 110. Yogyakarta
R Pant, KR Pandey, M Joshi, S Sharma, T Pandey, S Pandey. Risk Factor Assessment of Multi Drug Resistant
Tuberculosis.Available in: J Nepal Health Res Counc 2009 Oct;7(15):89-92

Sherwood, Lauralee. 2015.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 8. Jakarta: EGC

Somantri, I. Keperawatan Medikal Bedah. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Suprijono, Dwitiya .2005. Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Konversi Dahak Setelah
Pengobatan Fase Awal pada Penderita Baru Tuberkulosis Paru Bakteri Tahan Asam (BTA) Positif.
Tesis. Universitas Diponegoro : Semarang.

Taufik, M. 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta. CV Infomedika

Tirtana, Bertin Tanggap. 2011. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan pada pasien
TB Paru dengan Resistensi Obat TBC DI Wilayang Jateng. (Artikel Ilmiah). Semarang: FK. UNDIP.

Tjandra Y.A .1994. Masalah Tuberkulosis Paru dan penanggulangannya, Universitas Indonesia. Jakarta.

Uddin, Jurnalis .2009. Pedoman Penulisan, Usulan Penelitian, Laporan Penelitian, dan Makalah Ilmiah. Jakarta:
Universitas Yarsi.

Werdhani, Retno A. 2008. Patofisiologi, Diagnosis dan Klasifikasi Tuberkulosis. Departement Ilmu Kedokteran
Komunitas, Okupasi, dan Keluarga: FKUI

WHO Internasional. Global Tuberculosis Report 2012. http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/.


Diakses pada tanggal 25 Desember 2016

Wijaya, Agung A .2012. Merokok dan Tuberkulosis. Vol. 8, Maret 2012

Zuhroni, Riani Nur, Nazaruddin Nirwan . 2003. Islam Untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran. Jakarta:
Bagian Agama Universitas Yarsi

Zuhroni. 2010. Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehata . Jakarta: Bagian Agama
Universitas Yarsi

Zuhroni. 2016. Bahan Kuliah Agama Islam “Penelitian Dalam Perspektif Islam”. Jakarta: Bagian Agama
Universitas Yarsi

Zuhroni. 2016. Bahan Kuliah Agama Islam “Adiksi Rokok ditinjau dari Kedokteran Islam”. Jakarta: Bagian Agama
Universitas Yarsi
ANGGARAN PENELITIAN

Item Biaya

Anggaran Persiapan Penelitian

1. Percetakan Proposal Rp. 250.000,00

2. Penjilidan Rp. 15.000,00

Anggaran Pelaksanaan Penelitian

1. Percetakan Kuesioner dan Informed Consent Rp. 75.000,00

2. Buah Tangan untuk Responden Rp. 2.800.000


@ 50.000,00 x 56 Responden

3. Transportasi Peneliti Rp. 500.000,00

Anggaran Pelaporan Penelitian

1. Pembuatan Laporan Rp. 350.000,00

2. Penjilidan Rp. 250.000,00

Total Pengeluaran Rp. 4.240.000,00


BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Winda Afdilla.j


Nomor Induk Mahasiswa : 1102014280
Tempat, Tanggal Lahir : Kumbayau, 09 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas/Program Studi : Kedokteran / kedokteran umum
Alamat Rumah : Jl. M.Yamin blok A no 08 dusun parigi, Desa
sijantang koto Kec Talawi, Kota Sawahlunto
Sumatera Barat
Riwayat Pendidikan :
2000 – 2002 TK Kasih Ibu Sijantang Koto, Sumatera Barat
2002 – 2008 SD Negeri 19 Sijantang koto, Sumatera Barat
2008 – 2011 SMP Negeri 3 Sawahlunto, Sumatera Barat
2011 – 2014 SMA Negeri 2 Sawahlunto, Sumatera Barat
2014 – sekarang Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Alamat email : windaafdilla@yahoo.co.id
LAMPIRAN

Informd Consent
Kuesioner
Contoh kartu TB03 di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru Jakarta
Pusat
Hasil Analisis SPSS
Surat Izin
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai